BAB V ANALISA
5.3. Analisa Sistem MRP (Material Requirement Planning)
5.3 Analisa Sistem MRP (Material Requirement Planning)
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem yang
dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item-item dependent yakni persediaan barang yang permintaannya memiliki hubungan antar suatu permintaan barang dengan barang lainnya yang
kedudukannya lebih tinggi dapat diatur secara lebih baik dan efisien. Disamping itu, sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan produksi dan pembelian, mengatur aliran bahan baku dan persediaan dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang kebutuhannya bersifat dependent, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal produksi untuk produk akhirnya. Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu (Time-phase requirements planning).
Time phased MRP dimulai dengan mendaftar item pada MPS untuk:
1) Menentukan jumlah semua komponen dan material yang dibutuhkan untuk produksi
2) Menentukan waktu komponen dan material dibutuhkan
MRP merupakan suatu konsep dalam sistem produksi untuk menentukan cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan material dalam proses produksi, sehingga material yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang dijadwalkan. Tujuannya untuk mengurangi kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan material, karena kebutuhan material didasarkan atas rencana jumlah produksi. MRP mulai digunakan secara meluas dalam sistem produksi seiring dengan semakin berkembangnya pemakaian komputer dalam bidang apapun.
Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan mulai dari rancangan produk sampai pada pengiriman merupakan suatu pertimbangan strategik yang sangat penting dari manajemen. Sistem MRP secara garis besar mengatur perencanaan dan pengendalian terkomputerisasi.
PT. DKR menerapkan sistem MRP dalam pengendalian persediaannya agar terpenuhinya produksi tepat waktu, tanpa adanya keterlambatan karena pengaruh kurangnya bahan baku ataupun keterlambatan pengiriman bahan baku, sehingga mempengaruhi pengiriman produk jadi yang tidak tepat waktu kepada pelanggan. Dengan menerapkan metode MRP close up system PT.DKR berusaha melakukan proses produksi dengan persediaan yang ada dan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan permintaan, Pemesanan bahan baku yang sesuai dengan data dari hasil forcasting.
Gambar 5.1 Close – Loop MRP
Dari hasil pengolahan data perhitungan sistem MRP dengan berbagai metode analisa yakni FOQ, FPD, EOQ dan LFL untuk bahan baku produk
DK FIX C-800 yaitu Danfix T-8 dan Caustic soda pada PT. DKR akan dibandingkan dengan metode yang selama ini diterapkan di perusahaan, sehingga dapat diketahui waktu pemesanan yang tepat dan biaya yang dikeluarkan dari tiap metode lot sizing.
Pemilihan berbagai metode lot sizing pada pemesanan bahan baku untuk produk DK FIX C-800, dilihat dari jumlah permintaan bahan bakunya dikatakan bersifat dinamik, sehingga coba dilakukan metode lot sizing yang sederhana (simple), dimana kuantitas pemesanan tidak berdasarkan pada biaya yang optimal. Metode lot sizing simpel ini cukup luas dalam pemakaiaanya, terutama dalam sistem MRP dalam suatu manufaktur.
Adapun metode lot sizing dengan teknik Fixed Order Quantity (FOQ) dan Economic Order Quantity (EOQ) yang merupakan metode lot sizing untuk permintaan yang bersifat statis, dilakukan perhitungan dan dianalisa untuk dibandingkan dan diketahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk permintaan yang bersifat dinamis.
Tabel 5.1 Perbandingan Model Lot Sizing Bahan Baku Danfix T-8
Metode Analisa Waktu Pemesanan Biaya pemesanan (US$) Biaya persediaan (US$) Total Biaya (US$) FOQ 7 kali 3.290 1.643,2 4.933,2 FPD 4 kali 1.880 2.173,6 4.053,6 EOQ 2 kali 940 9.349,1 10.289,1 LFL 12 kali 5.640 0 5.640 Perusahaan DKR 7 kali 3.290 4.316 7.606
Tabel 5.2 Perbandingan Model Lot sizing Bahan Baku Caustic Soda
Metode Analisa Waktu Pemesanan Biaya pemesanan (US$) Biaya persediaan (US$) Total Biaya (US$) FOQ 4 kali 180 41,283 221,283 FPD 4 kali 180 25,515 205,515 EOQ 1 kali 45 398,736 443.736 LFL 12 kali 540 0 540 Perusahaan DKR 4 kali 180 46,683 226,683
5.3.1 Analisa Metode Fixed Order Quantity (FOQ)
Pada metode analisa FOQ ini, pemesanan Danfix T-8 dilakukan sebanyak 7 kali dengan kuantitas setiap kali pemesanan diasumsikan sama. Penetapan kuantitas pemesanan sebesar 6000 kg dianggap untuk pemenuhan persediaan bahan baku 2 bulan ke depan, terjadinya permintaan bahan baku yang tiba-tiba meningkat dapat dilakukan pemesanan kembali dengan kuantitas yang sama. Diperoleh biaya total yang dikeluarkan sebesar US$ 4.933,2. Teknik ini sesuai untuk digunakan pada item yang bersifat individual dan berdasarkan pada kuantitas. Sedangkan untuk Bahan baku caustic soda pemesanan sebanyak 4 kali untuk pemenuhan selama 3 atau 4 bulan, karena biaya pemesanan yang cukup rendah, maka pemesanan dapat dilakukan ketika bahan baku tidak mencukupi untuk periode selanjutnya, dengan pembelian bahan baku 250 kg mengeluarkan biaya total sebesar US$ 221,283.
5.3.2 Analisa Metode Fixed Periodic Demand (FPD)
Metode analisa FPD dilakukan dengan menghitung kebutuhan bersih untuk beberapa periode pada bahan baku Danfix T-8, sehingga pembelian bahan baku dilakukan dengan periode pemesanan yang sama yakni setiap 3 bulan sekali. Pemesanan dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun sehingga mengurangi biaya pemesanan. Pemesanana Caustic soda dengan metode ini dilakukan sebanyak 4 kali pula untuk memenuhi 3 periode. Metode FPD ini biaya total yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pada metode FOQ, karena biaya pemesanan kecil dan penyimpanan bahan baku yang sedikit dan persediaan yang dipesan akan habis dalam waktu 2 bulan saja. Biaya Total yang dikeluarkan pada metode FPD ini sebesar US$ 4.053,6 untuk Danfix T-8 dan US$ 205,515 untuk Caustic soda.
5.3.3 Analisa Metode Economic Order Quantity (EOQ)
Untuk metode analisa EOQ total biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku Danfix T-8 lebih besar dibandingkan metode FOQ dan FPD yakni sebesar US$ 10.289,1, karena pemesanan yang dilakukan sebanyak 2 kali tidak mempengaruhi jumlah biaya yang dikeluarkan, namun berpengaruh besar pada biaya penyimpanan persediaan. Adapun kelemahan pada metode ini, yaitu ketika terjadinya permintaan yang berfluktuasi harus adanya persediaaan yang cukup agar proses produksi tetap berjalan, maka harus adanya safety stock yang tentunya akan menambah biaya penyimpanan. Teknik ini cocok untuk dipakai pada
permintaan yang bersifat statis/tetap. Untuk Caustik soda pemesanan pada kuantitas yang ekonomis dilakukan hanya 1 kali dengan menelan biaya total sebesar US$ 443.736 biaya yang paling tinggi dikeluarkan jika dibandingkan dengan metode FOQ dan FPD, karena besarnya kuantitas penyimpanan persediaan.
5.3.4 Analisa Metode Lot For Lot (LFL)
Adapun metode LFL dimana pemesanan dilakukan pada setiap periode dengan kapasitas pemesanan yang sama untuk memenuhi pada periode itu saja sesuai dengan kebutuhan bersih yang diperlukan. Biaya total yang dikeluarkan untuk bahan baku Danfix T-8 lebih besar dari analisa FOQ dan FPD yakni US$ 5.640, meskipun tidak adanya biaya penyimpanan. Hal ini terjadi karena besarnya biaya pemesanan yang mengakibatkan jika dilakukannya pemesanan sesering mungkin akan terus meningkatkan biaya pengeluaran. Resiko lain yakni bila adanya permintaan yang tiba-tiba meningkat pada periode tertentu, sedangkan kebutuhan bahan baku pada pemasok langka, sehingga terjadinya kekurangan bahan baku yang dibutuhkan pada proses produksi yang berdampak pada keterlambatan produksi berdampak pula pada keterlambatan pengiriman produk jadi kepada pelanggan. Hal ini perlu diatasi dengan menyediakan stok persediaan bahan baku di gudang ataupun dengan mencari pemasok lain yang menyediakan bahan baku yang dibutuhkan. Pemesanan bahan baku Caustic soda tidak dapat menerapkan metode LFL ini, karena pemesanan terpaku pada minimum
pemesanan yakni 100 kg. Metode LFL ini juga menelan biaya yang cukup besar untuk biaya pemesanannya yakni sebesar US$ 540.
5.3.5 Analisa Metode Perusahaan
Perusahaan menerapkan metode lot sizing berupa pendekatan antara 2 metode lot sizing yakni LFL dan FPD, dimana pemesanan bahan baku dilakukan ketika tidak adanya stok. Pada sisi lain pemesanan dilakukan untuk memenuhi beberapa periode dari permintaan. Tentunya mengeluarkan biaya yang besar karena banyaknya dilakukan pemesanan dan penyimpanan persediaan.
Dari beberapa metode analisa yang telah dibahas dan dibandingkan dengan metode yang selama ini diterapkan oleh perusahaan, maka diperoleh metode MRP terbaik yang cocok untuk pemesanan bahan baku Danfix T-8 dan Caustic soda yang bisa diterapkan di perusahaan PT.DKR yakni dengan metode Fixed Period Demand (FPD). Pada metoda FPD biaya pemesanan dapat diminimisasi sedikit mungkin dimana pemesanan dilakukan untuk memenuhi 3 periode saja dan metode ini akan menelan sedikit biaya penyimpanan. Adapun peningkatan jumlah permintaan dapat diantisipasi dengan pemesanan sejumlah permintaan ditambah dengan safety stok. Dari segi biaya metode ini mengeluarkan biaya yang paling kecil.
Dalam beberapa kasus pengendaliaan persediaan metode FPD ini sangat cocok untuk diterapkan pada perusahaan yang memiliki permintaan yang bersifat dinamik dan yang memiliki biaya pemesanan yang besar. Biaya yang dikeluarkan pun cukup rendah dibandingkan dengan metode lot sizing yang telah dibahas.
Dari pengolahan data jika perusahaan menerapkan sistem MRP dengan metode FPD dapat menghemat biaya pengeluaran perusahaan.
Tabel 5.3 Perbandingan Biaya Total terhadap Penghematan Bahan baku
Metode Danfix T-8 Caustic soda
Fixed Period Demand US$ 4.053,6 US$ 205,515
Perusahaan DKR US$ 7.606 US$ 226,683
Penghematan US$ 3.552,4 US$ 21,168
% Penghematan 46,71 % 9,34 %
Penghematan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam pembelian bahan baku Danfix T-8 cukup besar yakni sekitar 46,71% dan untuk Caustic soda sebesar 9,34%. Metode ini dapat diterapkan guna mengefisiensikan tingkat pengeluaran pembelian.
5.4 Implementasi MRP dengan MetodeFixed Period Demand (FPD) Untuk tahun 2009, implementasi metode FPD pada perusahaan untuk perencanaan kebutuhan bahan baku Danfix T-8 dan Caustic soda, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.4 Data Perencanaan Pemesanan Danfix T-8
Periode Kebutuhan Bersih hasil forcast MA 3-Bulanan Rencana Pemesanan Kebutuhan actual Persediaan ditangan (kg) (kg) (kg) (kg) Des 2008 0 6800 Jan 3000 3000 3800 Feb 2667 3000 800
Mar 3000 9000 3000 6800 Apr 3000
Mei 3000 Jun
Tabel 5.5 Data Perencanaan Pemesanan Caustic soda
Periode Kebutuhan Bersih hasil forcast MA 3-Bulanan Rencana Pemesanan Kebutuhan actual Persediaan ditangan (kg) (kg) (kg) (kg) Des 2008 0 60 Jan 68 204 68 196 Feb 60 128 Mar 68 60 Apr 68 Mei Ket : Data perhitungan forecasting dapat dilihat pada lampiran
Rencana pemesanan periode selanjutnya
Dari data hasil forecasting dengan metode MA 3-bulanan di peroleh kebutuhan bahan baku seperti diperlihatkan pada tabel diatas. Untuk bahan baku Danfix T-8 pada saat sejumlah persediaan masih ada yakni 6800 dari sisa persediaan tahun 2008, bahan baku Danfix T-8 dapat digunakan untuk proses produksi pada periode januari dan februari, lalu dilakukan pemesanan kembali pada bulan maret untuk pemenuhan bahan baku 3 bulan kedepan yakni maret, april dan mei sejumlah 9000 kg sesuai data hasil forecasting. Dan rencana pemesanan akan dilakukan kembali pada 3 periode selanjutnya. Selain melihat pada data jumlah forecast, pemesanan bahan baku dapat dilakukan lebih awal yakni pada bulan februari untuk menjaga bila terjadinya permintaan yang tiba-tiba, dimana permintaan mengalami peningkatan tidak sesuai dengan hasil
forecast. Untuk tahap selanjutnya pada periode mendatang pemesanan bahan baku
dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan bahan baku yang direncanakan. Karena lead time 1 bulan, maka pemesanan harus melakukan pemesanan 1 – 1.5 bulan
sebelumya, agar ketika bahan baku yang dibutuhkan telah ada dapat langsung digunakan untuk proses produksi, tanpa adanya penyimpanan persediaan yang tentunya akan menelan biaya penyimpanan. Untuk pemesanan bahan baku Caustic soda dilakukan dengan metode yang sama yakni FPD dengan kuantitas kebutuhan untuk 3 periode ke depan.
Penerapan sistem MRP dipengaruhi oleh struktur produk dan lead time tiap komponen. Penerapan Sistem MRP dimaksudkan untuk memberikan:
a. Kebutuhan-kebutuhan persediaan berkurang.
Dengan MRP dapat ditentukan berapa banyaknya komponen yang diperlukan dan waktu pemenuhan terhadap jadwal induknya.
b. Waktu tenggang (lead time) produksi dan waktu tenggang penyerahan yang dikurangi pada para pelanggan. Adanya MRP dapat diidentifikasikan bahan dan komponen yang diperlukan (jumlah dan waktunya), persediaan bahan dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi batas waktu penyerahan. c. Komitmen penyerahan yang realistis kepada pelanggan.
Dengan menggunakan MRP, bagian produksi dapat memberikan kepada bagian pemasaran informasi yang tepat waktu mengenai kemungkinan waktu penyerahan kepada calon pelanggan.
Pada MRP dapat terjadi pengkoordinasian berbagai departemen dan pusat-pusat kerja ketika pembuatan produksi berlangsung melalui departemen pusat kerja tersebut. Akibatnya produksi dapat berjalan dengan personil lebih sedikit tidak langsung seperti ekspeditor bahan dan terjadinya ganguan produksi yang tidak direncanakan lebih kecil karena MRP mendorong dan mendukung efisiensi produksi.
Agar MRP dapat dioperasikan secara aktif, maka harus diperhatikan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Lead time untuk seluruh item yang diketahui atau dapat diperkirakan. b. Setiap persediaan selalu dalam kontrol.
c. Semua komponen untuk suatu perakitan harus tersedia pada saat suatu pesanan untuk perakitan tersebut dilakukan, sehingga jumlah dan waktu kebutuhan kotor dari suatu perakitan dapat ditentukan.
d. Pengadaan dan pemakaian terhadap persediaan bersifat diskrit.
e. Proses pembuatan suatu item dengan item yang lain bersifat independen Ditinjau dari segi realisasi, feasibility, workability dengan kondisi yang ada metode Fixed Period Demand (FPD) ini dapat diterapkan dalam sistem MRP pada perusahaan, karena dalam pembelian bahan baku yang sebagian besar diimpor dari Jepang ini dapat diketahui waktu impornya, sehingga pembelian bahan baku dapat dikendalikan dengan melakukan pemesanan setiap 3 bulan sesuai metode FPD dengan jumlah yang dipesan sebanyak kebutuhan bahan baku untuk 3 bulan ke depan. Tetapi jika metode ini diterapkan memiliki keterbatasan diantaranya jika saat pemesanan bahan baku untuk 3 bulan ke depan memakan tempat untuk
menyimpan bahan baku, lot size yang besar akan menumpukkan bahan baku dalam gudang, adanya quantity discount ikut mempengaruhi kuantitas pemesanan bahan baku, apabila bahan baku yang dibeli dalam jumlah yang banyak.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari analisa yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab semua yang jadi tujuan dari penelitian ini, dan memberiakan saran yang bermanfaat untuk perusahaan dalam perbaikan sistem persediaan. 6.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, pengumpulan dan pengolahan data serta dianalisa pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penentuan kuantitas pemesanan bahan baku Danfix T-8 dan Caustic soda
yang tepatuntuk produk DK FIX C-800 adalah dengan metode Lot sizing Fixed Period Demand (FPD), dimana pemesanan dilakukan untuk memenuhi 3 periode.
2. Biaya total dapat diketahui dimana dalam pembeliaan bahan baku dengan metode lot sizing yang dipilih dari sistem MRP perusahaan dapat melakukan penghematan untuk Danfix T-8 sebesar 46,71% dan sebesar 9,34% untuk Caustic soda.
Penerapan teknik FPD pada sistem MRP diperusahaan tentunya dapat lebih terkendali, dimana perencanaan pembelian bahan baku dapat diketahui kuantitas kebutuhan dan waktu pemesanannya yang tepat.
6.2. Saran
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang proses dan penerapan sistem MRP, maka disarankan dilakukan kajian dan penelitian tentang :
1. Metode lot sizing lain yang bersifat dinamik, seperti Wagner-Whitin, Silver meal, Least Unit Cost, Part Periode Balancing sebagai perbandingan dalam pengeluaran biaya persediaan yang minimum, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengeluaran.
2. Perlu dipertimbangkan kembali untuk penerapan sistem Fixed Periode Demand (FPD) pada perusahaan dalam melakukan perbaikan pada sistem perencanaan dan pengendalian persediaan.
xiv
Arman Hakim Nasution. Manajemen Industri, Andi offset, Yogyakarta, 2006.
Arman Hakim Nasution. Perencanaan & Pengendaliaan produksi, Guna Ilmu, Yogyakarta, 2008.
Arnold, Tony and Chapman, Stephen. Intoduction to material manajemen, Fifth edition, Pearson, New Jersey. 2004.
Heizer, Jay and Render, Barry. Manajemen Operasi, edisi ketujuh. Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Oegik, Soegihardjo. Studi kasus perbandingan antara Lot-for-lot dan Economic Order Quantity sebagai metode perencanaan penyediaan bahan baku, Jurna Teknik Mesin vol.1, Universitas Kristen Petra, 2000.
Sipper, Daniel; Robert L & Bulfin JR. Production Planning control and Integration, McGraw-Hill Int. Compenies, Singapore, 2000.
Gaspersz, Vincent. Production Planing and Inventory control, berdasarkan pendekatan sistem terintegrasi MRP II dan JIT Menuju manufacturing 21, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Nama Material : Danfix T-8 Lot size : 6000 kg
Lead time : 1 bulan Safety stock : 0
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 3000 3600 5000 3800 5200 3000 3000 3000 3000 4000 2000 3000
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 0 3000 5400 400 2600 3400 400 3400 400 3400 5400 3400
Kebutuhan bersih 3000 600 0 3400 2600 0 2600 0 2600 600 0 0
Penerimaan pesanan terencana 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
Pelepasan pesanan terencana 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
Nama Material : Costik soda Lot size : -
Lead time : 2 minggu Safety stock : 0
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 68 81 113 86 117 68 68 68 68 90 45 68
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 0 182 101 238 152 35 217 149 81 13 173 128
Kebutuhan bersih 68 0 12 0 0 33 0 0 0 77 0 0
Penerimaan pesanan terencana 250 250 250 250
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 3000 3600 5000 3800 5200 3000 3000 3000 3000 4000 2000 3000
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 0 8600 5000 0 8200 3000 0 3000 3000 0 5000 3000
Kebutuhan bersih 3000 0 0 3800 0 0 3000 0 0 4000 0 0
Penerimaan pesanan terencana 11600 12000 9000 9000
Pelepasan pesanan terencana 11600 12000 9000 9000
Nama Material : Costik soda Lot size : -
Lead time : 2 minggu Safety stock : 0
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 68 81 113 86 117 68 68 68 68 90 45 68
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 0 194 113 0 185 68 0 136 68 0 113 68
Kebutuhan bersih 68 0 0 86 0 0 68 0 0 90 0 0
Penerimaan pesanan terencana 262 271 204 203
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 3000 3600 5000 3800 5200 3000 3000 3000 3000 4000 2000 3000
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 0 24423 20823 15823 12023 6823 3823 823 25246 22246 18246 16246
Kebutuhan bersih 3000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penerimaan pesanan terencana 27423 27423
Pelepasan pesanan terencana 27423 27423
Nama Material : Costik soda Lot size : 1770
Lead time : 2 minggu Safety stock : 0
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 68 81 113 86 117 68 68 68 68 90 45 68
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 0 1702 1621 1508 1422 1305 1237 1169 1101 1033 943 898
Kebutuhan bersih 68 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penerimaan pesanan terencana 1770
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 3000 3600 5000 3800 5200 3000 3000 3000 3000 4000 2000 3000
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan bersih 3000 3600 5000 3800 5200 3000 3000 3000 3000 4000 2000 3000
Penerimaan pesanan terencana 3000 3600 5000 3800 5200 3000 3000 3000 3000 4000 2000 3000
Pelepasan pesanan terencana 3000 3600 5000 3800 5200 3000 3000 3000 3000 4000 2000 3000 -
Nama Material : Costik soda Lot size : -
Lead time : 2 minggu Safety stock : 0
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 68 81 113 86 117 68 68 68 68 90 45 68
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan bersih 68 81 113 86 117 68 68 68 68 90 45 68
Penerimaan pesanan terencana 68 81 113 86 117 68 68 68 68 90 45 68
Bulan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec MAD Kebutuhan 3000 3600 5000 3800 5200 3000 3000 3000 3000 4000 2000 3000 MA 2-bulan 3300 4300 4400 4500 4100 3000 3000 3000 3500 3000 Absolute 1700 500 800 1500 1100 0 0 1000 1500 0 810.00 MA 3-bulan 3867 4133 4667 4000 3733 3000 3000 3333 3000 Absolute 67 1067 1667 1000 733 0 1000 1333 0 762.96
Dilihat dari nilai MAD untuk 3 bulanan menghasilkan nilai yang rendah, maka untuk 2009 dilakukan forecasting dengan MA-3 bulanan :
Bulan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Forcast (3 bulan) 3000 2667 3000 3000 3000
Aktual 3000 3000 3000
Selanjutnya untuk perhitungan periode april dan periode selanjutnya, perhitungan forecasting berdasarkan pada kebutuhan aktual dari 3 periode sebelumnya.
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 3000 2667 3000
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 6800 3800 1133 10133
Kebutuhan bersih 0 0 0
Penerimaan pesanan terencana 9000
Pelepasan pesanan terencana 9000
Dari data hasil kebutuhan material Caustic soda yang aktual tahun lalu yakni 2008, dibuat perhitungan forecasting untuk tahun 2009 dengan menggunakan Metode forecasting Moving Average 2 bulanan atau 3 bulanan. dapat dilihat dibawah ini :
Bulan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec MAD
Kebutuhan 68 81 113 86 117 68 68 68 68 90 45 68
MA 2-bulan 75 97 100 102 93 68 68 68 79 68
Absolute 87 93 105 90 84 68 68 75 68
MA 3-bulan 39 11 18 34 25 0 0 22 34 1 18.15
Forcast (3 bulan) 68 60 68 68
Aktual 68 68 68
Selanjutnya untuk perhitungan periode april dan periode selanjutnya, perhitungan forecasting berdasarkan pada kebutuhan aktual dari 3 periode sebelumnya.
Perhitungan Teknik Fixed Period Demand (FPD)
Nama Material : Caustic soda
Lead time : 2 minggu Lot size : -
Persediaan ditangan : 60 Safety stock : 0
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Kotor 68 68 68
Penerimaan yang dijadwal
Persediaan ditangan 60 60 196 128
Kebutuhan bersih 8
Penerimaan pesanan terencana 204
Pelepasan pesanan terencana 204
Rencana pelepasana pemesanan untuk 3 periode.