• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisa Swot Bancassurance Takaful

Berikut analisa SWOT untuk mengetahui kondisi Takafulsaat ini, yaitu sebagai

berikut :

STRENGTHS :

1. Takaful masih menjadi leader dalam usaha asuransi syariah, khususnya dalam bidang

kegiatan bancassurance.

Perusahaan asuransi syariah lain yang mulai menjadi kompetitor kita dalam

bancassurance ini adalah PT. Asuransi Syariah Great Eastren, MAA (Jawa dan

Sumatera), dan yang perlu diwaspadai adalah AJB Bumi Putra unit Syariah dan PT.

Jasindo Takaful.

2. Network (Jaringan) yang luas.

Kantor Cabang Takaful masih lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan

asuransi syariah lainnya. Hal ini memungkinkan Takaful untuk meraih pasar

bancassurance di daerah.

3. Konsep Sinergi (ATK – ATU)

Konsep Sinergi memungkinkan kita untuk menawarkan produk asuransi jiwa dan

kerugian secara komprehensif.

4. On Line System

Sistem TI yang dirancang dengan sistem on-line memungkinkan Takaful untuk dapat

memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat kepada klien.

5. Sumber Daya Manusia yang Besar

SDM Takaful, khususnya bagian Pemasaran, yang besar apabila diberikan pendidikan

dan pelatihan yang baik merupakan sumber yang potensial untuk meningkatkan

pendapatan premi dimasa yang akan datang

6. Tingkat kepercayaan pasar yang masih baik

7. Takaful mempunyai pasar tradisional dalam bidang Bancassurance

Bank Muamalat Indonesia, Bank Danamon Syariah. WEAKNESSES :

1. Sasaran strategis perusahaan terhadap pengembangan bancassurance masih belum jelas.

Hal ini berdampak kepada :

− Penentuan segmentasi dan penentuan target market tidak jelas. Pasar Takaful adalah semua lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Dengan semakin

berkembangnya pasar, Takaful akan semakin kesulitan dalam memberikan pelayanan

terhadap seluruh pasarnya.

− Sistem distribusi yang tidak jelas. SK Bersama Direksi tentang Bancassurance belum dijalankan, sehingga sistem distribusi dan pelayanan di kantor cabang Takaful tidak

berjalan dengan baik.

− Sistem organisasi bancassurance di pusat dan daerah tidak jelas.

− Tidak adanya koordinasi yang baik antar bagian di Takaful untuk menunjang kegiatan bancassurance.

− Penentuan biaya pemasaran dan remunerasi yang tidak standard. Hal ini sudah menimbulkan demotivasi bagi bancassurance officer yang ada.

− Penentuan produk dan ketentuan manajemen resiko yang tidak jelas.

2. Tidak ada perjanjian kerjasama yang kuat antara Takaful dengan Klien secara terpusat.

Hal ini berakibat tidak semua cabang-cabang klien di daerah memberikan bisnis ke

Takaful dan posisi tawar menawar Takaful yang rendah.

3. Tidak ada lembaga Riset dan Pengembangan

− Tidak ada lembaga yang secara khusus melakukan analisa terhadap pengembangan ide dan produk bancassurance serta perilaku pasar. Takaful selama ini hanya

bertindak reaktif terhadap pasar dan dari masih terfokus pada produk credit life saja.

− Respon Takaful terhadap pasar selalu reaktif. Takaful tidak mengetahui kebijakan Bank mitra kita berkaitan dengan pembiayaan atau kegiatan lainnya, sehingga sering

terlambat dalam mengantisipasi perkembangan pasar.

− Hal ini berdampak kepada kebijakan manajemen resiko yang akan dipilih.

4. Database peserta pembiayaan yang besar belum ditindak lanjuti untuk mengembangkan

pasar.

5. Konsep pendidikan dan pelatihan yang lemah dan tidak terstruktur.

Hal ini mengakibatkan kelemahan aparat pemasaran kita terhadap product knowledge, kesalahan penjualan produk dan pemborosan biayan pelatihan.

6. Konsep Sinergi dengan ATU belum berjalan dengan sempurna.

7. Cara pendekatan sales oriented yang masih digunakan pada aparat pemasaran.

Untuk program bancassurance selain pemasaran (bukan sekedar pelayanan) juga pelayanan yang menyeluruh.

8. Sistem administrasi yang masih bersifat sentralisasi, belum dapat memberikan pelayanan

yang optimal untuk seluruh klien yang ada.

9. Data Peserta belum valid sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi secara rekonsiliasi.

10.Sistem promosi yang belum efektif.

11.Antisipasi yang lemah terhadap perkembangan kantor cabang klien yang sangat pesat

OPPORTUNITIES :

1. Pasar bancassurance yang masih luas

Bank-bank syariah baru yang makin banyak bermunculan dan juga ditambah dengan

gencarnya pembukaan kantor-kantor cabang bank di daerah membuat pasar bagi

bancassurance yang semakin luas.

2. Timbulnya kesadaran dari pihak bank bahwa kerjasama bancassurance akan memberikan

keuntungan tidak saja untuk pihak asuransi tetapi juga pihak bank. (BSM dan Bank

Danamon Syariah).

3. Emotional market yang cukup terbina dengan baik.

Adanya kedekatan.hubungan personal yang cukup baik antara beberapa kepala cabang, bancassurance officer dengan kepala cabang Bank mitra dapat meningkatkan pasar bancassurance Takaful.

Kedekatan emotional dengan tradisional market (seperti Bank Muamalat, Bank IFI, Bank

Danamon) dapat membantu untuk peningkatan pasar.

4. Pihak bank mulai menjajagi untuk membuat produk bersama yang melibatkan Takaful

(produk Takaful Wisata dan Takaful ATM untuk BSM, Produk Musafir dengan BII,

Tabungan Mabrur, Fulinves, Tabungan Pendidikan dll).

5. Kebijakan bank untuk menyalurkan kredit melalui BPR/S atau lembaga keuangan lainnya

(Leasing, Modal Ventura) dapat memperluas target pasar yang dapat dibidik Takaful.

6. Belum semua bank syariah mempunyai sister company yang bergerak dibidang asuransi.

7. Bank bank non syariah mulai melirik asuransi syariah sebagai salah satu alternatif

pengelolaan resiko mereka.

8. Database peserta pembiayaan yang potensial untuk meningkatkan pemasaran asuransi.

9. Kebijakan ekonomi yang diperkirakan membaik setelah pemilu 2004, khususnya dalam

bidang kebijakan kredit.

THREATS

1. Belum samanya visi bancassurance antara bank (khususnya di daerah) dengan Takaful

mengenai bisnis yang telah terjalin selama ini.

2. Mulai timbulnya perusahaan asuransi syariah lain yang bermain dalam pasar tradisional

bancassurance Takaful selain yang sudah ada. Yang harus diwaspadai adalah Jasindo

Takaful, AJB Bumi Putera Syariah, Tripakarta Syariah.

3. Adanya MOU antara BSM dengan Jasindo Takaful.

4. Kemungkinan akan dibentuknya perusahaan asuransi syariah yang merupakan sister

company dari bank syariah, misalnya Asuransi AXA-Mandiri, BNI Life, Bringin

Sejahtera.

5. Persaingan tarip yang tidak sehat oleh perusahaan asuransi kompetitor (syariah dan non

syariah).

Tarip asuransi pembiayaan yang rendah dan discount premi yang cukup besar dari perusahaan asuansi kompetitor.

6. Pelayanan dalam hal entertain terhadap individual AO bank yang gencar dilakukan oleh

bank kompetitor.

7. Kebijakan seleksi resiko yang longgar dari perusahaan kompetitor besar.

8. Masuknya perusahaan asuransi kerugian dan Perum Penjaminan Kredit yang mulai

menggarap bancassurance sektor jiwa.

9. Kondisi rasionalisasi perusahaan di Indonesia dalam jangka pendek dan menengah dapat

merupakan ancaman untuk produk asuransi kredit dan tabungan.

Dokumen terkait