• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Tindakan – Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan dengan Baik dalam Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi pada Proyek

Pembangunan Gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang

Rekap data yang didapat dari kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4-18 Analisa Tindakan – Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan Baik dalam Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi pada Proyek

Pembangunan Gedung Poltekkes 5 Lantai di Tembalang

No Kelompok

Tindakan - Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan

dengan Baik dalam Penerapan Sistem Kerja

Manajemen Konstruksi ∑ Xi X IKR Keterangan R a nk ing 1 P ( P la n n in g ) / Per en ca n aa n 1

Selalu membuat pengajuan gambar kerja dengan terencana dan teratur

98 3,267 0,817 Berpengaruh 12

2

Mengecek dan mengontrol harga material sebelum diajukan ke pemilik

92 3,067 0,767 Berpengaruh 18

3

Memberikan spesifikasi material yang jelas pada RAB sehingga jelas yang akan dipakai dalam pelaksanaan

99 3,300 0,825 Berpengaruh 10

4

Mendata pekerjaan baik dari tambahan pekerjaan sehingga lebih mudah dalam pengalihan ke pekerjaan lain

99 3,300 0,825 Berpengaruh 9

5

Memberikan informasi yang jelas tentang pelaksanaan proyek 96 3,200 0,800 Berpengaruh 14 2 O ( Org a n iz in g ) / Pen g o rg an is asian 1

Cepat merespon dan berkomunikasi dengan pemilik proyek jika ada informasi yang tidak jelas dalam persyaratan kontrak kerja

100 3,333 0,833 Berpengaruh 7

2

Menerapkan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaanya dalam pembagian rangkaian pekerjaan 105 3,500 0,875 Sangat Berpengaruh 3 3

Disiplin saat koordinasi antara jasa konstruksi yang terlibat agar dapat

mengetahui masalah yang terjadi dan perkembangan proyek

4

Merekrut tenaga kerja yang ahli yang sesuai bidangnya dan berpengalaman dalam konstruksi proyek

100 3,333 0,833 Berpengaruh 8

5

Memberikan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga lebih cepat dan tepat 94 3,133 0,783 Berpengaruh 17 3 A ( A ctu a tin g ) / Pen g g er ak an 1

Kebutuhan tenaga kerja yang memadai yang sesuai pekerjaannya sehingga tidak ada pekerjaan dalam konstruksi yang terabaikan

98 3,267 0,817 Berpengaruh 11

2

Pengalihan menggunakan metode lain dalam

pekerjaan khusus di proyek sehingga dapat dialihkan dengan menggunakan alat yang lain

90 3,000 0,750 Berpengaruh 19

3

Pengalihan pekerjaan yang lain yang dapat dikerjakan saat kondisi cuaca sedang buruk

102 3,400 0,850 Berpengaruh 5

4

Menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi proyek

89 2,967 0,742 Berpengaruh 20

5

Membuat jadwal pengajuan material sehingga tidak terjadi keterlambatan material 97 3,233 0,808 Berpengaruh 13 4 C ( C o n tr o lin g ) / Pen g en d alian 1 Mengantisipasi dan

memantau kondisi lapangan dengan cermat

107 3,567 0,892 Sangat

Berpengaruh 1

2

Mengkontrol mutu material dengan merekrut staf

quality control yang

berpengalaman dan bisa dipertanggung jawabkan 104 3,467 0,867 Berpengaruh 4 3 Dibentuknya sistem keselamatan (K3) agar dapat terpantau

keselamatan para tenaga kerja

94 3,133 0,783 Berpengaruh 16

4

Pengalihan material lain jika di pasaran sudah tidak ada dengan mutu bahan yang sama atau setara

101 3,367 0,842 Berpengaruh 6

5

Mengejar proses pengerjaan di lapangan dengan cepat dan tepat dalam

menyelesaikan masalah keterlambatan proses pengerjaan

106 3,533 0,883 Sangat

Berpengaruh 2

Dari hasil analisa yang didapat diketahui bahwa sebagian besar pertanyaan yang diberikan memiliki pengaruh terhadap kepribadian diri responden masing - masing. Hal ini ditunjukkan dari nilai mean setiap pertanyaan yang diajukan, dari total pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan (100%) memiliki nilai diatas 2,50 sedangkan yang memiliki nilai mean dibawah 2,50 hanya (0%).

Dari hasil analisa faktor tingkat kepentingan atau pengaruh penerapan manajemen kontruksi diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari total 20 pertanyaan tersebut terhadap pengaruh dari responden dengan pertanyaan uji sebagai berikut :

1. Mengantisipasi dan memantau kondisi lapangan dengan cermat, memiliki IKR

0,892 dengan nilai rata – rata (mean) 3,567 nilai ini termasuk antara lain 3,50 ≤ X < 4,00 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan sangat

berpengaruh. Kondisi lapangan yang baik menjadikan langkah – langkah yang

diambil dari proses pekerjaan menjadi lebih mudah.

2. Mengejar proses pengerjaan di lapangan dengan cepat dan tepat dalam menyelesaikan masalah keterlambatan proses pengerjaan, memiliki IKR 0,883

dengan nilai rata – rata (mean) 3,533 nilai ini termasuk antara lain 3,50 ≤ X < 4,00 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan sangat

berpengaruh. Terlambat dalam proses pengerjaan menimbulkan banyak

kerugian bagi banyak pihak yang terlibat dalam suatu pembangunan konstruksi dari segi biaya dan waktu juga. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan proses pengerjaan yang cepat agar selesai dengan tepat waktu.

3. Menerapkan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaanya dalam pembagian rangkaian pekerjaan, memiliki IKR 0,875 dengan nilai rata – rata (mean)

3,500 nilai ini termasuk antara lain 3,50 ≤ X < 4,00 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan sangat berpengaruh. Orang yang benar ditempat yang tepat seperti yang dikatakan oleh pepatah sehingga menjadikan pekerjaan konstruksi tertangani dengan baik dan tepat.

4. Mengkontrol mutu material dengan merekrut staf quality control yang berpengalaman dan bisa dipertanggung jawabkan, memiliki IKR 0,867

dengan nilai rata – rata (mean) 3,467 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh.

Mutu material menjadi syarat pokok dalam proses pekerjaan konstruksi, maka adanya pengawas yang berkompeten sangat diperlukan.

5. Pengalihan pekerjaan yang lain yang dapat dikerjakan saat kondisi cuaca sedang buruk, memiliki IKR 0,850 dengan nilai rata – rata (mean) 3,400 nilai

ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Kondisi cuaca memang tak bisa diprediksi tetapi dengan pengalihan pekerjaan lain yang tidak berpengaruh dengan kondisi cuaca. Misal kegiatan pekerjaan konstruksi di dalam gedung seperti pemasangan plafon atau keramik dan lainnya.

6. Pengalihan material lain jika di pasaran sudah tidak ada dengan mutu bahan yang sama atau setara, memiliki IKR 0,842 dengan nilai rata – rata (mean)

3,367 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Terkadang banyak material yang disyaratkan susah di cari atau produk sudah tidak diproduksi lagi. Pemecahannya biasanya menggunakan material lain dengan bentuk dan kualitas yang sama dengan corak yang membedakannya saja seperti contoh keramik dengan ukuran yang sama dengan kualitas yang sama dengan merk yang sama tetapi hanya berbeda coraknya saja sehingga tidak menunda waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

7. Cepat merespon dan berkomunikasi dengan pemilik proyek jika ada informasi yang tidak jelas dalam persyaratan kontrak kerja, memiliki IKR 0,833 dengan

nilai rata – rata (mean) 3,333 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Kejelasan dalam sistem administratif bersifat mengikat antara pihak – pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek konstruksi. Jadi informasi yang dituangkan harus jelas dan dapat dimengerti oleh pihak – pihak yang terkait agar tidak merugikan salah satu pihak dan menghambat dalam pelaksanaan konstruksi.

8. Merekrut tenaga kerja yang ahli yang sesuai bidangnya dan berpengalaman dalam konstruksi proyek, memiliki IKR 0,833 dengan nilai rata – rata (mean)

3,333 nilai ini termasuk antara lain 2,50 < X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Dengan tenaga ahli yang berpengalaman dengan bidangnya maka akan lebih mudah dan cepat dalam

mengerjakan pekerjaan konstruksi sehingga dapat menghasilkan suatu proyek konstruksi dengan performa terbaik.

9. Mendata pekerjaan baik dari tambahan pekerjaan sehingga lebih mudah dalam pengalihan ke pekerjaan lain, memiliki IKR 0,825 dengan nilai rata –

rata (mean) 3,300 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Dengan tertata dan tersusun rapi rencana pekerjaan akan lebih mudah untuk mengetahui pekerjaan yang belum dilaksanakan serta dapat mengetahui mengalihkan pekerjaan yang satu ke pekerjaan lain karena ada masalah yang belum terselesaikan. Jadi tidak menyia-nyiakan waktu saat ada pekerjaan lain yang terhambat.

10. Memberikan spesifikasi material yang jelas pada RAB sehingga jelas yang

akan dipakai dalam pelaksanaan, memiliki IKR 0,825 dengan nilai rata – rata

(mean) 3,300 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran kegiatan pekerjaan konstruksi adalah mudah untuk mendapatkan material dengan spesifikasi yang sudah diketahui.

11. Kebutuhan tenaga kerja yang memadai yang sesuai pekerjaannya sehingga

tidak ada pekerjaan dalam konstruksi yang terabaikan, memiliki IKR 0,817

dengan nilai rata – rata (mean) 3,267 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Dengan adanya tenaga kerja yang sudah memenuhi setiap kebutuhan rangkaian kegiatan pekerjaan konstruksi tentu saja akan efisiensi waktu dan pekerjaan konstruksi pun lancar tanpa ada pekerjaan yang terbengkalai karena tidak ada tenaga kerja yang mengerjakannya.

12. Selalu membuat pengajuan gambar kerja dengan terencana dan teratur, memiliki IKR 0,817 dengan nilai rata – rata (mean) 3,267 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Dalam suatu manajemen konstruksi yang baik, pembuatan gambar kerja menjadi berpengaruh untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam gambar perencanaan. Gambar kerja biasanya digunakan dalam pekerjaan tambah. Sebelum pekerjaan tambah dilaksanakan maka harus

dibuatkan gambar kerja sebagai dasar dari pelaksanaan pekerjaan dan perhitungan biaya.

13. Membuat jadwal pengajuan material sehingga tidak terjadi keterlambatan

material, , memiliki IKR 0,808 dengan nilai rata – rata (mean) 3,233 nilai ini

termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Keterlambatan material bisa menimbulkan kerugian dalam pekerjaan konstruksi karena bahan material merupakan faktor utama dalam pekerjaan konstruksi.

14. Memberikan informasi yang jelas tentang pelaksanaan proyek, memiliki IKR 0,800 dengan nilai rata – rata (mean) 3,200 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan

berpengaruh. Dengan diketahuinya informasi pelaksanaan yang jelas akan

membuat para pekerja dapat menghitung dan merencanakan rangkaian pekerjaan yang begitu banyaknya sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

15. Disiplin saat koordinasi antara jasa konstruksi yang terlibat agar dapat

mengetahui masalah yang terjadi dan perkembangan proyek, memiliki IKR

0,792 dengan nilai rata – rata (mean) 3,167 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan

berpengaruh. Koordinasi antara jasa konstruksi memang sangat diperlukan

mengingat setiap pekerjaan pasti ada masalah yang akan muncul. Dengan adanya koordinasi bisa mengetahui perkembangan proyek dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi pada proyek sehingga dapat ditangani dengan cepat tanpa menunda waktu pelaksanaan.

16. Dibentuknya sistem keselamatan (K3) agar dapat terpantau keselamatan para

tenaga kerja, memiliki IKR 0,783 dengan nilai rata – rata (mean) 3,133 nilai

ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Rasa nyaman tanpa rasa takut untuk pekerja dalam keselamatannya mendukung para pekerja meningkatkan performa terbaiknya dalam mengerjakan suatu pekerjaan dengan harapan dapat menghasilkan pekerjaan dengan kualitas yang terbaik.

17. Memberikan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

(mean) 3,133 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Semakin cepat dan tepat dalam mengambil keputusan maka semakin baik manajemen konstruksi yang ada.

18. Mengecek dan mengontrol harga material sebelum diajukan ke pemilik, memiliki IKR 0,767 dengan nilai rata – rata (mean) 3,067 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Harga menjadi dasar dalam mengajukan sebuah anggaran maka setiap perhitungan harus disampaikan kepada pemilik yang terkait dengan anggaran yang digunakan.

19. Pengalihan menggunakan metode lain dalam pekerjaan khusus di proyek

sehingga dapat dialihkan dengan menggunakan alat yang lain, memiliki IKR

0,750 dengan nilai rata – rata (mean) 3,000 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan

berpengaruh. Mencari alat yang susah dicari karena mungkin ditempat yang

terpencil maupun alat khusus dapat menunda pekerjaan sehingga waktu akan terbuang. Dengan menggunakan metode lain agar pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga dapat selesai dengan tepat waktu.

20. Menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi proyek, memiliki IKR 0,742 dengan nilai rata – rata (mean) 2,967 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan

berpengaruh. Teknologi yang sesuai berarti sesuai dengan pekerjaan yang

dilakukan dengan dasar kegunaan, biaya dan waktu sehingga efisiensi waktu dapat teratasi dengan bantuan teknologi yang memudahkan dalam melakukan pekerjaan konstruksi.

Berikut penjelasan tindakan yang paling berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi yang dikelompokkan menurut fungsi manajemen :

1. P ( Planning ) / Perencanaan

Tabel 4-19 Tindakan – Tindakan yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi menurut Fungsi P (Planning) / Perencanaan

berdasarkan Peringkat Ranking

Kelompok

Tindakan - Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan dengan Baik dalam Penerapan Sistem Kerja

Manajemen Konstruksi Xi X IKR Keterangan R a nk ing P ( P la n n in g ) / Per en ca n aa n 1

Mendata pekerjaan baik dari tambahan pekerjaan sehingga lebih mudah dalam pengalihan ke pekerjaan lain

99 3,300 0,825 Berpengaruh 9

2

Memberikan spesifikasi material yang jelas pada RAB sehingga jelas yang akan dipakai dalam pelaksanaan

99 3,300 0,825 Berpengaruh 10

3

Selalu membuat pengajuan gambar kerja dengan terencana dan teratur

98 3,267 0,817 Berpengaruh 12

4 Memberikan informasi yang jelas

tentang pelaksanaan proyek 96 3,200 0,800 Berpengaruh 14

5

Mengecek dan mengontrol harga material sebelum diajukan ke pemilik

92 3,067 0,767 Berpengaruh 18

Rata - Rata (Mean) 96,8 3,227 0,807 Berpengaruh

Menurut Tabel 4-19, pada pembahasan perencanaan terdapat 5 (lima) pertanyaan yang semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 ≤ X < 3,50, artinya pertanyaan tersebut berpengaruh dalam tindakan di penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam pembangunan gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang dengan faktor yang mempunyai peringkat paling tinggi dalam fungsi manajemen perencanaan (planning) adalah Mendata pekerjaan baik dari tambahan pekerjaan

sehingga lebih mudah dalam pengalihan ke pekerjaan lain, karena dengan tertata

dan tersusun rapi rencana pekerjaan akan lebih mudah untuk mengetahui pekerjaan yang belum dilaksanakan serta dapat mengetahui mengalihkan pekerjaan yang satu ke pekerjaan lain karena ada masalah yang belum terselesaikan. Jadi tidak menyia-nyiakan waktu saat ada pekerjaan lain yang terhambat.

2. O ( Organizing ) / Pengorganisasian

Tabel 4-20 Tindakan – Tindakan yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi menurut Fungsi O ( Organizing ) / Pengorganisasian

berdasarkan Peringkat Ranking

Kelompok

Tindakan - Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan dengan Baik dalam Penerapan Sistem Kerja

Manajemen Konstruksi Xi X IKR Keterangan R a nk ing O ( Org a n iz in g ) / Pen g o rg an is asian 1

Menerapkan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaanya dalam pembagian rangkaian pekerjaan

105 3,500 0,875 Sangat

Berpengaruh 3

2

Cepat merespon dan

berkomunikasi dengan pemilik proyek jika ada informasi yang tidak jelas dalam persyaratan kontrak kerja

100 3,333 0,833 Berpengaruh 7

3

Merekrut tenaga kerja yang ahli yang sesuai bidangnya dan berpengalaman dalam konstruksi proyek

100 3,333 0,833 Berpengaruh 8

4

Disiplin saat koordinasi antara jasa konstruksi yang terlibat agar dapat mengetahui masalah yang terjadi dan perkembangan proyek

95 3,167 0,792 Berpengaruh 15

5

Memberikan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga lebih cepat dan tepat

94 3,133 0,783 Berpengaruh 17

Rata - Rata (Mean) 98,8 3,293 0,823 Berpengaruh

Menurut Tabel 4-20, pada pembahasan pengorganisasian terdapat 5 (lima) pertanyaan yang semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 ≤ X < 3,50, artinya pertanyaan tersebut sangat berpengaruh dalam tindakan di penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam pembangunan gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang dengan faktor yang mempunyai peringkat paling tinggi dalam fungsi manajemen pengorganisasian (organizing) adalah menerapkan tenaga ahli yang sesuai dengan

pekerjaanya dalam pembagian rangkaian pekerjaan, karena seperti pepatah

mengatakan orang yang benar ditempat yang tepat sehingga menjadikan pekerjaan konstruksi tertangani dengan baik dan tepat.

3. A ( Actuating ) / Pelaksanaan

Tabel 4-21 Tindakan – Tindakan yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi menurut Fungsi A ( Actuating ) / Pelaksanaan

berdasarkan Peringkat Ranking

Kelompok

Tindakan - Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan dengan

Baik dalam Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi

Xi X IKR Keterangan R a nk ing A ( Actu atin g ) / Pela k san aa n 1

Pengalihan pekerjaan yang lain yang dapat dikerjakan saat kondisi cuaca sedang buruk

102 3,400 0,850 Berpengaruh 5

2

Kebutuhan tenaga kerja yang memadai yang sesuai

pekerjaannya sehingga tidak ada pekerjaan dalam konstruksi yang terabaikan

98 3,267 0,817 Berpengaruh 11

3

Membuat jadwal pengajuan material sehingga tidak terjadi keterlambatan material

97 3,233 0,808 Berpengaruh 13

4

Pengalihan menggunakan metode lain dalam pekerjaan khusus di proyek sehingga dapat dialihkan dengan menggunakan alat yang lain

90 3,000 0,750 Berpengaruh 19

5 Menggunakan teknologi yang

sesuai dengan kondisi proyek 89 2,967 0,742 Berpengaruh 20

Rata - Rata ( Mean ) 95,2 3,173 0,793 Berpengaruh

Menurut Tabel 4-21, pada pembahasan pelaksanaan terdapat 5 (lima) pertanyaan yang semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 ≤ X < 3,50, artinya pertanyaan tersebut berpengaruh dalam tindakan di penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam pembangunan gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang dengan faktor yang mempunyai peringkat paling tinggi dalam fungsi manajemen pelaksanaan (actuating) adalah pengalihan pekerjaan yang lain yang dapat

dikerjakan saat kondisi cuaca sedang buruk, karena kondisi cuaca yang memang tak

bisa diprediksi tetapi dengan pengalihan pekerjaan lain yang tidak berpengaruh dengan kondisi cuaca dapat terus dilaksanakan tanpa harus menunda waktu lagi.

4. C ( Controling ) / Pengendalian

Tabel 4-22 Tindakan – Tindakan yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi menurut Fungsi C ( Controling ) / Pengendalian

berdasarkan Peringkat Ranking

Kelompok

Tindakan - Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan dengan

Baik dalam Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi

∑ Xi X IKR Keterangan R a nk ing C ( C o n tr o lin g ) / Pen g en d alian 1 Mengantisipasi dan

memantau kondisi lapangan dengan cermat 107 3,567 0,892 Sangat Berpengaruh 1 2

Mengejar proses pengerjaan di lapangan dengan cepat dan tepat dalam menyelesaikan masalah keterlambatan proses pengerjaan 106 3,533 0,883 Sangat Berpengaruh 2 3

Mengkontrol mutu material dengan merekrut staf quality

control yang berpengalaman

dan bisa dipertanggung jawabkan 104 3,467 0,867 Berpengaruh 4 4

Pengalihan material lain jika di pasaran sudah tidak ada dengan mutu bahan yang sama atau setara

101 3,367 0,842 Berpengaruh 6 5 Dibentuknya sistem

keselamatan (K3) agar dapat terpantau keselamatan para tenaga kerja

94

3,133

0,783 Berpengaruh 16

Rata - Rata ( Mean ) 102,4

3,413

0,853 Berpengaruh

Menurut Tabel 4-22, pada pembahasan pengendalian terdapat 5 (lima) pertanyaan yang semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 ≤ X < 3,50, artinya pertanyaan tersebut sangat berpengaruh dalam tindakan di penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam pembangunan gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang dengan faktor yang mempunyai peringkat paling tinggi dalam fungsi manajemen pengendalian (controling) adalah mengantisipasi dan memantau kondisi lapangan

dengan cermat, karena kondisi lapangan yang baik menjadikan langkah – langkah

yang diambil dari proses pekerjaan menjadi lebih mudah.

Berdasarkan analisa data tersebut semua dapat diketahui nilai paling berpengaruh dan paling rendah dalam tindakan – tindakan yang dilakukan agar berjalan dengan

baik dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi berdasarkan peringkat

rankingnya dengan penjelasannya sebagai berikut :

1. Mengantisipasi dan memantau kondisi lapangan dengan cermat, merupakan tindakan yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dengan peringkat ranking tertinggi.

2. Menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi proyek, merupakan tindakan yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dengan peringkat ranking terendah.

Sedangkan pada hasil analisis menurut fungsi manajemen mengenai tindakan – tindakan yang dilakukan agar berjalan dengan baik dalam penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi, dapat diketahui bahwa total nilai rata-rata dari perencanaan (planning), Organisasi (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengendalian (Controlling) semuanya memiliki total nilai rata-rata diatas 3. Untuk data keseluruhan total nilai rata-rata di tampilkan pada table berikut ini :

Tabel 4-23 Nilai Pengaruh Tindakan yang berpengaruh dalam penerapan Manajemen Konstruksi menurut Fungsi Manajemen

No Fungsi Manajemen Nilai Rata - Rata Keterangan

1 Perencanaan (Planning) 3,227 Berpengaruh

2 Organisasi (Organizing) 3,293 Berpengaruh

3 Pelaksanaan (Actuating) 3,173 Berpengaruh

4 Pengendalian (Controling) 3,413 Berpengaruh

Dari hasil analisis mengenai tindakan – tindakan yang berpengaruh dalam penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi yang sudah di kelompokan diantara ke 4 kelompok fungsi tersebut, bahwa fungsi manajemen Pengendalian (Controling) memiliki nilai paling berpengaruh dalam tindakan penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi ini, karena faktor dari fungsi pengendalian berpengaruh dalam mengendalikan mutu, biaya dan waktu, kemudian dilanjutkan dengan Organisasi (Organizing), Perencanaan (Planning) dan Pelaksanaan (Actuating).

Grafik 4-11 Analisa Tindakan - Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan dengan Baik dalam Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi

Dokumen terkait