ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Data
Kemput
Tahun Stasiun Hujan
Xrencana (mm)
Beran Kemput
2001 134 125 130
2002 101 165 133
2003 93 92 93
2004 169 125 147
2005 144 161 153
2006 144 145 145
2007 92 25 59
2008 129 0 65
2009 467 12 240
2010 155 0 78
2011 377 8 193
2012 543 100 322
2013 109 35 72
2014 121 150 136
2015 92 165 129
2016 163 158 161
2017 228 163 196
2018 130 146 138
2019 104 111 108
2020 184 96 140
(Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak)
Selanjutnya mencari jenis distribusi probabilitas dari data hujan tersebut dengan melakukan perhitungan stastistik curah hujan maksimum sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2 Perhitungan Statistik Curah Hujan
No. Tahun Xi (X i - X rerata) (X i - X rerata)2 (X i - X rerata)3 (X i - X rerata)4
1 2001 129.50 -12.0250 144.6006 -1738.8225 20909.3408
2 2002 133.00 -8.5250 72.6756 -619.5597 5281.7465
3 2003 92.50 -49.0250 2403.4506 -117829.1669 5776574.9068
4 2004 147.00 5.4750 29.9756 164.1165 898.5381
5 2005 152.50 10.9750 120.4506 1321.9456 14508.3531
6 2006 144.50 2.9750 8.8506 26.3306 78.3336
7 2007 58.50 -83.0250 6893.1506 -572303.8306 47515525.5389 8 2008 64.50 -77.0250 5932.8506 -456977.8194 35198716.5386 9 2009 239.50 97.9750 9599.1006 940471.8837 92142732.8089 10 2010 77.50 -64.0250 4099.2006 -262451.3200 16803445.7640 11 2011 192.50 50.9750 2598.4506 132456.0206 6751945.6506 12 2012 321.50 179.9750 32391.0006 5829570.3375 1049176921.4888 13 2013 72.00 -69.5250 4833.7256 -336064.7741 23364903.4178
No. Tahun Xi (X i - X rerata) (X i - X rerata)2 (X i - X rerata)3 (X i - X rerata)4
14 2014 135.50 -6.0250 36.3006 -218.7113 1317.7354
15 2015 128.50 -13.0250 169.6506 -2209.6994 28781.3346
16 2016 160.50 18.9750 360.0506 6831.9606 129636.4526
17 2017 195.50 53.9750 2913.3006 157245.4012 8487320.5316
18 2018 138.00 -3.5250 12.4256 -43.8003 154.3962
19 2019 107.50 -34.0250 1157.7006 -39390.7638 1340270.7371
20 2020 140.00 -1.5250 2.3256 -3.5466 5.4085
Jumlah 2830.50 0.00 73779.24 5278236.18 1286759929.02
Kemudian mencari parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi probabilitas yang digunakan.
π₯Μ = 1
πβππ=1π₯πΌ
= 1
20Γ 2830,5
= 141,525 π = β 1
πβ1βππ=1(π₯πβ π₯Μ )2
= β 1
20β1Γ 73779,24
= 62,315 πΆπ£ = π
π₯
= 141,525
62,315
= 0,440 πΆπ = (
π
(πβ1)(πβ2)βππ=1(π₯πβπ₯Μ )3) π3
= (
20
(20β1)(20β2) Γ5278236,18 ) (62,315)3
= 1,276
πΆπ = π
2
(πβ1)(πβ2)(πβ3)π4βππ=1(π₯πβ π₯Μ )4
= 20
2
(20β1)(20β2)(20β3)()4Γ 1286759929,02
= 5,871
Selanjutnya mencari jenis distribusi probabilitas berdasarkan nilai parameter statistik yang telah diperoleh. Persyaratan parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini.
No Distribusi Parameter Hasil Ket
1 Normal πΆπ β 0
πΆπβ 3 0 1,104
3,944 2 Log Normal πΆπ β πΆπ£3+ 3πΆπ£= 0,167
πΆπβ πΆπ£8+ 6πΆπ£6+ 15πΆπ£4+ 16πΆπ£2+ 3 = 3,049 3 0,717 3,375
3 Gumbel πΆπ β 1,14
πΆπβ 5,4 0.266 1,104
3,944
4 Log Pearson III Selain dari nilai diatas 3.126 - Dipilih
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui tidak ada parameter yang memenuhi persyaratan sehingga digunakan distribusi probabilitas Log-Person III. Selanjutnya perlu dilakukan uji distribusi probabilitas terhadap jenis distribusi yang telah terpilih menggunakan uji Chi-Kuadrat. Berikut adalah uji Chi-Kuadrat untuk distribusi probabilitas Log-Person III.
Langkah awal adalah mengurutkan nilai data hujan maksimum harian dari kecil ke besar atau sebaliknya serta menghitung parameter statistik untuk distribusi Log-Person III. Perhitungan stastistik dengan logaritmik dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikuti ini.
Tabel 5.4 Perhitungan Statistik Curah Hujan dengan Logaritmik
No. Tahu
n Xi Log Xi (Log Xi - rerata Log X) (Log Xi - rerata Log X)2 (Log Xi - rerata Log X)3 (Log Xi - rerata Log X)4
1 2001 130 2.1123 -0.0008 0.0000 0.0000 0.0000
2 2002 133 2.1239 0.0108 0.0001 0.0000 0.0000
3 2003 93 1.9661 -0.1470 0.0216 -0.0032 0.0005
4 2004 147 2.1673 0.0542 0.0029 0.0002 0.0000
5 2005 153 2.1833 0.0702 0.0049 0.0003 0.0000
6 2006 145 2.1599 0.0468 0.0022 0.0001 0.0000
7 2007 59 1.7672 -0.3459 0.1197 -0.0414 0.0143
8 2008 65 1.8096 -0.3035 0.0921 -0.0280 0.0085
9 2009 240 2.3793 0.2662 0.0709 0.0189 0.0050
10 2010 78 1.8893 -0.2238 0.0501 -0.0112 0.0025
11 2011 193 2.2844 0.1713 0.0294 0.0050 0.0009
12 2012 322 2.5072 0.3941 0.1553 0.0612 0.0241
13 2013 72 1.8573 -0.2558 0.0654 -0.0167 0.0043
14 2014 136 2.1319 0.0188 0.0004 0.0000 0.0000
15 2015 129 2.1089 -0.0042 0.0000 0.0000 0.0000
16 2016 161 2.2055 0.0924 0.0085 0.0008 0.0001
17 2017 196 2.2911 0.1781 0.0317 0.0056 0.0010
18 2018 138 2.1399 0.0268 0.0007 0.0000 0.0000
19 2019 108 2.0314 -0.0817 0.0067 -0.0005 0.0000
20 2020 140 2.1461 0.0330 0.0011 0.0000 0.0000
Jumlah 2831 42.2619 0.0000 0.6637 -0.0088 0.0612
Kemudian mencari nilai parameter statistik untuk hitungan logaritmik sebagai berikut
πΆπ = (
π
(πβ1)(πβ2)βππ=1(π¦π β π¦Μ )3) π3
ππ
= (20β1)(20β2) (0,187)3
= -0,079 π¦π = π¦Μ + πΎπ Γ ππ¦
= 0,088 + (0,837) Γ 0,187
= 2,270 π₯π = πππ πππ π¦π
= πππ πππ 2,270
= 186,03
Selanjutnya menghitung jumlah kelas (K), derajat kebebasan (Dk), dan Chi- Kuadrat Kritik (Ο2), maka didapatkan perhitungan sebagai berikut.
Jumlah data (n) = 20
Kelas distribusi (K) = 1 + 1,332 log n
= 1+ 1,322 log 20
= 5,322 β 6
Parameter (π) = 2
Derajat kebebasan (DK) = K β (p + 1)
= 6 β (2 + 1)
= 3
πΌ = 5%
Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 20, πΌ = 5%, dan DK = 3 sebesar 7,815.
Kelas distribusi = 1
πΎ Γ 100%
= 1
5 Γ 100%
= 17%
Interval distribusi = 17%, 33%, 50%, 67%, 83%
Persentase 17%
T = 1
ππ₯
= 1
17%
= 6 tahun Persentase 33%
T =
ππ₯
= 1
33%
= 3 tahun Persentase 50%
T = 1
ππ₯
= 1
50%
= 2 tahun Persentase 67%
T = 1
ππ₯
= 1
67%
= 1,5 tahun Persentase 83%
T = 1
ππ₯
= 1
83%
= 1,2 tahun
Distribusi probabilitas log Pearson III digunakan untuk menentukan interval kelas. Hasil perhitungan statistik logaritma sebelumnya didapatkan nilai Cs sebesar -0,079 yang digunakan untuk menentukan nilai KT dari nilai T untuk periode ulang.
T = 6, maka KT = 0,924 T = 3, maka KT = 0,398 T = 2, maka KT = 0,013 T = 1,5, maka KT = -0,497 T = 1,2, maka KT = -1,000 Standar deviasi (π) = 0,187
Log ππ = π¦ + (KTΓππ₯)
= 2,113 + (0,924 Γ 0,187)
= 2,286 Arc log ππ = 10πππππ
ππ
= 193,128
Sehingga didapatkan interval kelas adalah sebagai berikut.
X6 = 193,128 mm
X3 = 153,977 mm
X2 = 130,498 mm
X1,5 = 104,763 mm
X1,2 = 84,364 mm
Untuk perhitungan P(X) yang lainnya dicari dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.5 dibawah ini.
Tabel 5.5 Nilai Interval Kelas Data Hujan Maksimum
P(%) T Cs Kt Log X X (mm)
16,67 6 -0,079 0,924 2,286 193,128 33,33 3 -0,079 0,398 2,187 153,977 50,00 2 -0,079 0,013 2,116 130,498 66,67 1.5 -0,079 -0,497 2,020 104,763 83,33 1.2 -0,079 -1,000 1,926 84,364
Langkah terakhir yaitu mencari nilai Chi-Kuadarat (X2), berikut dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini.
Tabel 5.6 Pengujian Chi-Kuadrat
No Interval OF EF (OF - EF)2 (OF - EF)2 / EF
1 < 84.364 4 3,33 0,44 0,133
2 84.364 < X < 104.763 1 3,33 5,44 1,633 3 104.763 < X < 130.498 3 3,33 0,11 0,033 4 130.498 < X < 153.977 7 3,33 7,11 2,133 5 153.977 < X < 193.128 2 3,33 1,78 0,533
6 > 193.128 3 3,33 0,11 0,033
Jumlah 20 20 6,400
Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai Chi-Kuadrat (X2) sebesar 6,4 dan nilai Chi-Kuadrat Kritik (Ο2 ) sebesar 7,815. Karena Chi-Kuadrat yang didapat dari hasil analisis lebih kecil dari Chi- Kuadrat Kritik dapat disimpulkan bahwa sampel distribusi yang digunakan dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Dengan rekapitulasi hujan rancangan kala ulang 2 dan 5 tahun disajikan pada Tabel 5.7 sebagai berikut.
Periode ulang (Tahun) Distribusi Log Pearson Tipe III (mm)
2 130,50
5 186,03
5.1.3. Analisis Debit Rancangan 1. Koefisien Limpasan (C)
Dalam satu catchment area biasanya terdiri dari beberapa jenis permukaan lahan. Karena memiliki permukaan lahan yang beragam maka akan memiliki koefisien limpasan yang beragam juga, sehingga perlu mencari nilai koefisien gabungan terlebih dahulu pada setiap catchment area. Berikut adalah perhitungan koefisien limpasan untuk catchment area pada saluran 1.
C1 (FIAI) = 0,9
A1 (FIAI) = 0,285 ha
C2 (Paving) = 0,5
A2 (Paving) = 0,112 ha C3 (Halaman) = 0,17 A3 (Halaman) = 0,450 ha CΜ =
β CiβAn i i= 1
βn Ai i=1
= C1βA1 + C2βA2 + C3βA3
A1+A2 + A3
= 0,9β0,285 + 0,5β0,112 + 0,17β0,450
0,285+0,112+0,450
= 0,459
Koefisien limpasan pada catchment area saluran 1 diperoleh sebesar 0,459.
Untuk koefisien limpasan yang lain dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikuti ini.
No. Saluran Keterangan C A
(ha) CΜ
1
Atap FIAI 0,90 0,285
0,459
Paving 0,50 0,112
Halaman 0,17 0,450
2 Jalan 0,60 0,069 0,60
3 Halaman 0,17 0,714 0,17
4
Saluran 1 0,459 0,847
0,346
Saluran 2 0,60 0,069
Saluran 3 0,170 0,714
Atap GOR 0,90 0,163
Paving 0,50 0,132
Halaman 0,17 0,630
Jalan 0,60 0,048
5
Atap FTI 0,90 0,315
0,353
Perumahan 0,45 0,248
Halaman 0,17 0,844
Parkiran 0,50 0,640
Jalan 0,60 0,086
6 Jalan 0,60 0,074 0,60
7
Saluran 5 0,353 2,133
0,357
Saluran 6 0,60 0,074
Halaman 0,17 0,102
Jalan 0,60 0,041
8
Atap Bangunan 0,90 0,087
0,517
Halaman 0,17 0,126
Jalan 0,60 0,126
9
Atap LAB TERPADU 0,90 0,196
0,333
Paving 0,50 0,061
Halaman 0,17 0,920
Jalan 0,60 0,108
10
Atap FMIPA 0,90 0,147
0,431
Atap LAB FK 0,90 0,080
Paving 0,50 0,130
Halaman 0,17 0,579
Parkiran 0,50 0,258
Jalan 0,60 0,105
11
Atap FH 0,90 0,460
0,603
Halaman 0,17 0,316
Jalan 0,60 0,043
12 Halaman 0,17 0,165
0,26
Jalan 0,60 0,043
13 Jalan 0,60 0,072 0,60
14
Atap REKTORAT 0,90 0,119
0,474
Atap GKU 0,90 0,123
Atap HI 0,90 0,204
Atap D3 EKONOMI 0,90 0,127
Atap FIAI (Baru) 0,90 0,128
Halaman 0,17 1,011
Jalan 0,60 0,072
15 Jalan 0,60 0,065 0,60
16
Atap LAB TBK 0,90 0,133
0,556
Atap FPSB 0,90 0,366
Paving 0,50 0,055
No. Saluran Keterangan C A
(ha) CΜ
16
Halaman 0,17 0,381
Parkiran 0,50 0,446
Jalan 0,60 0,065
17 Jalan 0,60 0,027 0,60
18
Atap ULIL ALBAB 0,90 0,200
0,673
Parkiran 0,50 0,250
Jalan 0,60 0,027
19 Jalan 0,60 0,082 0,60
20
Atap PERPUSTAKAAN 0,90 0,190
0,408
Halaman 0,17 0,445
Jalan 0,60 0,065
21
Halaman 0,17 0,172
0,386
Parkiran 0,50 0,228
Jalan 0,60 0,053
22
Saluran 21 0,386 0,453
0,373
Atap ASRAMA PUTRI 0,90 0,113
Atap Perumahan 0,90 0,103
Halaman 0,17 0,818
Parkiran 0,50 0,159
Jalan 0,60 0,112
23
Atap BOOKSTORE 0,90 0,153
0,395
Atap Perumahan 0,90 0,038
Paving 0,50 0,038
Halaman 0,17 0,658
Parkiran 0,50 0,026
Jalan 0,60 0,220
24 Jalan 0,60 0,220 0,60
2. Waktu Konsentrasi (tc)
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik kontrol).
Waktu konsentrasi dapat dicari dengan menggunakan persamaan 3.17. Berikut adalah perhitungan waktu konsentrasi pada saluran nomor 1.
A = AAtap FIAI + APaving + AHalaman
= 0,00285 + 0,00112 + 0,00450
= 0,00847 km2 tc = 0,76 β π΄0,38
= 0,76 β 0,008470,38
= 0,1240 Jam
Berdasarkan perhitungan di atas, rekapitulasi hasil perhitungan waktu konsentrasi (tc) dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut ini.
No. Saluran A (km2) tc (jam)
1 0,00847 0,1240
2 0,00069 0,0478
3 0,00714 0,1162
4 0,00989 0,1315
5 0,02133 0,1761
6 0,00074 0,0491
7 0,00165 0,0666
8 0,00339 0,0876
9 0,01285 0,1453
10 0,01299 0,1459
11 0,00819 0,1224
12 0,00208 0,0727
13 0,00072 0,0486
14 0,01784 0,1646
15 0,00065 0,0467
16 0,01446 0,1519
17 0,00027 0,0334
18 0,00477 0,0997
19 0,00082 0,0511
20 0,00700 0,1153
21 0,00453 0,0578
22 0,01310 0,1463
23 0,01133 0,1385
24 0,00220 0,0743
3. Intensitas Hujan (I)
Selanjutnya mencari besar intensitas hujan menggunakan persamaan Mononobe seperti pada persamaan 3.16 dengan asumsi nilai dari durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi (tc). Besar curah hujan maksimum selama 24 jam (R24) merupakan nilai hujan rancangan dengan kala ulang 5 tahun yaitu 186,027 mm/hari. Berikut adalah perhitungan intensitas hujan pada saluran 1.
R24 = 186,027 mm tc = 0,1240 Jam I = π 24β 24
2 3 24βππ
= 186,027β 24 2 3 24β0,1240
= 259,358 mm/jam
mm/jam. Berdasarkan perhitungan yang sama diperoleh hasil rekapitulasi perhitungan intensitas hujan seperti pada Tabel 5.10 berikut ini.
Tabel 5.10 Rekapitulasi Intensitas Hujan Kala Ulang 5 Tahun
No. Saluran R24 (mm) tc (jam) I (mm/jam)
1 186,027 0,1240 259.358
2 186,027 0,0478 489.540
3 186,027 0,1162 270.827
4 186,027 0,1315 195.153
5 186,027 0,1761 205.251
6 186,027 0,0491 480.940
7 186,027 0,0666 200.275
8 186,027 0,0876 327.074
9 186,027 0,1453 233.368
10 186,027 0,1459 232.728
11 186,027 0,1224 261.576
12 186,027 0,0727 370.158
13 186,027 0,0486 484.290
14 186,027 0,1646 214.755
15 186,027 0,0467 497.002
16 186,027 0,1519 226.492
17 186,027 0,0334 620.894
18 186,027 0,0997 299.966
19 186,027 0,0511 468.594
20 186,027 0,1153 272.190
21 186,027 0,0578 303.915
22 186,027 0,1463 215.555
23 186,027 0,1385 240.930
24 186,027 0,0743 364.935
4. Debit Rancangan (Q)
Nilai debit rancangan didapatkan dengan menggunakan metode Rasional.
Berikut adalah salah satu contoh uraian perhitungan debit limpasan pada catchment area di saluran 1.
CΜ = 0,459
I = 258,358 mm/jam A = 0,8470 ha
Q1 = 0,002778 β CΜ β πΌ β π΄
= 0,002778 β 0,459 β 258,358 β 0,8470
= 0,280 m3/det
mencari besar debit limpasan di saluran yang lain dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut ini.
Tabel 5.11 Rekapitulasi Perhitungan Debit Limpasan Saluran Drainase
No. Saluran CΜ I (mm/jam) A (ha) Q1 (mΒ³/det)
1 0,459 259,358 0,8470 0,280
2 0,600 489,540 0,069 0,056
3 0,170 270,827 0,7140 0,091
4 0,346 195,153 2,603 0,488
5 0,353 205,251 2,133 0,430
6 0,600 480,940 0,074 0,059
7 0,357 200,275 2,350 0,467
8 0,517 327,074 0,339 0,159
9 0,333 233,368 1,285 0,278
10 0,431 232,728 1,299 0,362
11 0,603 261,576 0,819 0,359
12 0,259 370,158 0,208 0,055
13 0,600 484,290 0,072 0,058
14 0,474 214,755 1,784 0,505
15 0,600 497,002 0,065 0,054
16 0,556 226,492 1,446 0,506
17 0,600 620,894 0,027 0,028
18 0,673 299,966 0,477 0,268
19 0,600 468,594 0,082 0,064
20 0,408 272,190 0,700 0,216
21 0,386 303,915 0,453 0,148
22 0,373 215,555 1,758 0,393
23 0,395 240,930 1,133 0,300
24 0,600 364,935 0,220 0,134
5.1.4. Dimensi Saluran Tanpa Sumur Resapan
Setelah debit limpasan setiap saluran diketahui, selanjutnya adalah menghitung dimensi saluran drainase yang ekonomis. Berikut adalah contoh perhitungan pada saluran 1.
Q = 0,280 m3/det n = 0,012
So = 0,0049
h = (π β π
2 1 3βππ12
)
8
= (0,280 β 0,012 2
1 3β0,0049
1 2
)
3 8
= 0,294 π
B = 2h
= 2 β 0,294 = 0,588 m β 59 cm f = 0,4 m H = h + f
= 0,294 + 0,4 = 0,694 m β 69 cm
A = B H
= 59 β 69 = 4071 cm2
Diperoleh dimensi saluran yang ekonomis dengan lebar penampang (B) 59 cm, tinggi penampang (H) 69 cm dan luas penampang (A1) 4071 cm2. Pada saluran yang lain dilakukan perhitungan dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut ini.
No.
Saluran
Q (mΒ³/det)
f (m)
So
(m) h (m) B
(cm)
H (cm)
A1 (cm2)
1 0,280 0,4 0,0049 0,294 59 69 4071
2 0,056 0,4 0,0270 0,117 23 52 1196
3 0,091 0,4 0,0177 0,151 30 55 1650
4 0,488 0,4 0,0060 0,348 70 75 5250
5 0,430 0,4 0,0120 0,292 58 69 4002
6 0,059 0,4 0,0217 0,124 25 52 1300
7 0,467 0,5 0,0102 0,310 62 71 4402
8 0,159 0,4 0,0087 0,213 43 61 2623
9 0,278 0,4 0,0174 0,231 46 63 2898
10 0,362 0,4 0,0193 0,250 50 65 3250
11 0,359 0,4 0,0294 0,230 46 63 2898
12 0,055 0,4 0,0299 0,114 23 51 1173
13 0,058 0,4 0,0102 0,142 28 54 1512
14 0,505 0,4 0,0235 0,273 55 67 3685
15 0,054 0,4 0,0223 0,119 24 52 1248
16 0,506 0,4 0,0028 0,407 81 81 6561
17 0,028 0,4 0,0122 0,104 21 50 1050
18 0,268 0,4 0,0051 0,287 57 69 3933
19 0,064 0,4 0,0274 0,122 24 52 1248
20 0,216 0,4 0,0315 0,188 38 59 2242
21 0,148 0,4 0,0086 0,208 42 61 2562
22 0,393 0,4 0,0176 0,262 52 66 3432
23 0,300 0,4 0,0119 0,255 51 66 3366
24 0,134 0,4 0,0082 0,202 40 60 2400
5.1.5. Dimensi dan Jumlah Sumur Resapan 1. Nilai permeabilitas tanah
Pada penelitian ini sumur resapan direncanakan untuk menyerap limpasan air hujan yang jatuh di atap bangunan saja. Oleh karena itu letak sumur resapan tidak akan jauh dari bangunan. Nilai permeabilitas tanah tiap lokasi bangunan yang direncanakan menggunakan sumur resapan tentunya berbeda β beda.
Untuk menentukan nilai permeabilitas tanah di setiap bangunan, digunakan nilai permeabilitas dari lokasi pengujian permeabilitas tanah yang paling dekat dengan bangunan yang ditinjau. Sebagai contoh posisi Masjid Ulil Albab
yang digunakan adalah 6,51 Γ 10β6 m/detik. Untuk bangunan yang lain, nilai permeabilitas tanahnya dapat dilihat pada Tabel 5.13 berikut ini.
Tabel 5.13 Nilai Permeabilitas Tanah di Lokasi Bangunan
No. Nama Gedung No. Lokasi
Pengujian
Permeabilitas Tanah
1 FIAI 2 1,04 β 10β5
2 GOR 1 6,60 β 10β6
3 FTI 2 1,04 β 10β5
4 LAB TERPADU 8 4,90 β 10β5
5 FMIPA 8 4,90 β 10β5
6 LAB FK 8 4,90 β 10β5
7 FH 6 7,98 β 10β5
8 REKTORAT 8 4,90 β 10β5
9 GKU 3 1,64 β 10β5
10 HI 4 6,51 β 10β6
11 D3 EKONOMI 3 1,64 β 10β5
12 FIAI (Baru) 4 6,51 β 10β6
13 LAB TBK 8 4,90 β 10β5
14 FPSB & FK 4 6,51 β 10β6
15 ULIL ALBAB 4 6,51 β 10β6
16 PERPUSTAKAAN 4 6,51 β 10β6
17 ASRAMA PUTRI 4 6,51 β 10β6
18 BOOKSTORE 5 5,54 β 10β5
2. Besar beban hujan yang jatuh di atap bangunan
Selanjutnya menghitung besar debit limpasan dari atap bangunan. Tapi sebelumnya perlu mencari nilai Intensitas hujan terlebih dahulu dengan asumsi lama durasi hujan (Td) adalah 2 jam.
R24 = 186,027 mm Td = 2 Jam I = π 24 β 24
2 3 24 β(ππ)
= 186,027 β 24 2 3 24 β(2)
Selanjutnya menghitung debit limpasan air hujan pada atap bangunan yang dialirkan ke sumur resapan. Koefisien limpasan atap sebesar 0,9, intensitas hujan sebesar 26,827 mm/jam, dan luas atap bangunan diperoleh dari Google Maps. Berikut perhitungan debit limpasan yang jatuh di atap bangunan FIAI.
Catap = 0,9
I = 40,627 mm/jam Aatap = 0,285 ha
Qatap = 0,002778 β πΆππ‘ππ β πΌ β π΄ππ‘ππ = 0,002778 β 0,9 β 40,627 β 0,285 = 0,02871 m3/detik
Debit limpasan dari atap bangunan FIAI diperoleh sebesar 0,02871 m3/detik.
Untuk bangunan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut ini.
Tabel 5.14 Debit Limpasan pada Atap Bangunan
No. Nama Bangunan C I
(mm/jam)
A atap
(km2)
Q atap
(m3/det)
1 FIAI 0,90 40,627 0.285 0.02871
2 GOR 0,90 40,627 0.163 0.01642
3 FTI 0,90 40,627 0.315 0.03174
4 LAB TERPADU 0,90 40,627 0.196 0.01975
5 FMIPA 0,90 40,627 0.147 0.01481
6 LAB FK 0,90 40,627 0.080 0.00806
7 FH 0,90 40,627 0.460 0.04634
8 REKTORAT 0,90 40,627 0.119 0.01199
9 GKU 0,90 40,627 0.123 0.01239
10 HI 0,90 40,627 0.204 0.02055
11 D3 EKONOMI 0,90 40,627 0.127 0.01280
12 FIAI (Baru) 0,90 40,627 0.128 0.01290
13 LAB TBK 0,90 40,627 0.133 0.01340
14 FPSB & FK 0,90 40,627 0.366 0.03687
15 ULIL ALBAB 0,90 40,627 0.200 0.02015
16 PERPUSTAKAAN 0,90 40,627 0.190 0.01914
17 ASRAMA PUTRI 0,90 40,627 0.113 0.01138
Jumlah 0,35282 3. Jumlah maksimum sumur resapan yang bisa dibangun
Keterbatasan lahan membuat jumlah sumur resapan yang dibutuhkan tidak dapat dibangun seluruhnya. Jika dalam perhitungan diperoleh jumlah sumur resapan yang dibutuhkan melebihi jumlah maksimum yang bisa dibangun, maka kedalaman sumur resapan perlu dibuat lebih dalam lagi.
Gambar 5.2 Tata Letak Sumur Resapan
Dengan menggunakan diameter sumur resapan 1,5 m dan jarak antar sumur resapan 4 m seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.7, maka dapat diketahui untuk 1 sumur resapan bisa mewakili lahan seluas 30,25 m2. Berikut adalah contoh perhitungan jumlah sumur resapan yang dimungkinkan bisa dibangun pada lahan bangunan FIAI.
A Lahan Tersedia = 572 m2 A Lahan 1 sumur = 30,25 m2 n Sumur max = π΄πΏπβππ ππππ ππππ
π΄πΏπβππ 1 ππ’ππ’π
= 572
30,25
= 18,91
β 18 buah
Dari hasil yang diperoleh jumlah maksimum sumur yang bisa dibangun hanya
Tabel 5.15 Jumlah Maksimum Sumur Resapan No. Nama Bangunan Luas Lahan Tersedia
(m2)
n sumur max
1 FIAI 572 18
2 GOR 1011 33
3 FTI 768 25
4 LAB TERPADU 640 21
5 FMIPA 475 15
6 LAB FK 324 10
7 FH 981 32
8 REKTORAT 310 10
9 GKU 256 8
10 HI 382 12
11 D3 EKONOMI 814 26
12 FIAI (Baru) 458 15
13 LAB TBK 310 10
14 FPSB & FK 427 14
15 ULIL ALBAB 650 21
16 PERPUSTAKAAN 910 30
17 ASRAMA PUTRI 366 12
18 BOOKSTORE 349 11
4. Dimensi dan jumlah sumur resapan yang dipakai
Sumur resapan direncanakan memakai diameter 1,5 m dengan kedalaman sumur menyesuaikan kebutuhan di setiap bangunan. Berikut adalah contoh perhitungan jumlah sumur resapan pada bangunan FIAI dengan lama waktu durasi hujan (Td) 2 jam.
nsumur max = 18 buah
Qatap = 0,0287 m3/detik
K = 1,04β10-5 m/detik
Td = 7200 detik
R = 0,75 m
F = 2π β π
= 2π β 0,75
Trial 1
H = 3 m
Q1 sumur = πΉβπΎβπ»
(1βπβπΉβπΎβππ ππ 2 )
= 4.7124β1.04β10β5β3 (1βπβ4.7124β1.04β10β5β7200
πβ0.752 )
= 0,000812 m3/detik
nsumur = πππ‘ππ
π1 π π’ππ’π
= 0,0287
0,000812
= 35,35 buah
β 35 buah (n sumur pakai > n sumur max) Trial 2
H = 6 m
Q1 sumur = πΉβπΎβπ»
(1βπβπΉβπΎβππ ππ 2 )
= 4.7124β1.04β10β5β4 (1βπβ4.7124β1.04β10β5β7200
πβ0.752 )
= 0,00162 m3/detik
nsumur = πππ‘ππ
π1 π π’ππ’π
= 0,0287
0,00162
= 17,68 buah
β 18 buah (n sumur pakai < n sumur max)
Dari hasil yang diperoleh dibutuhkan sumur resapan sebanyak 18 buah dengan diameter 1,5 m dan kedalaman 4 m untuk meresapkan seluruh debit limpasan pada atap bangunan FIAI. Jumlah sumur resapan pada bangunan yang lain dapat dilihat pada Tabel 5.16 berikut ini.
No. Nama Bangunan Q atap (m3/det)
D (m)
H (m)
h sumur (m)
n sumur pakai
1 FIAI 0.0287 1.5 107.01 4 18
2 GOR 0.0164 1.5 63.40 3 21
3 FTI 0.0317 1.5 118.27 3,5 20
4 LAB TERPADU 0.0197 1.5 52.60 3 18
5 FMIPA 0.0148 1.5 39.45 3 14
6 LAB FK 0.0081 1.5 21.47 3 8
7 FH 0.0463 1.5 97.46 3 25
8 REKTORAT 0.0120 1.5 33.58 3 9
9 GKU 0.0124 1.5 43.70 4 8
10 HI 0.0206 1.5 80.03 4,5 12
11 D3 EKONOMI 0.0128 1.5 45.12 3 15
12 FIAI (Baru) 0.0129 1.5 49.83 3,5 13
13 LAB TBK 0.0134 1.5 37.53 3 10
14 FPSB & FK 0.0369 1.5 143.59 7 13
15 ULIL ALBAB 0.0201 1.5 77.87 3 20
16 PERPUSTAKAAN 0.0191 1.5 73.97 3 25
17 ASRAMA PUTRI 0.0114 1.5 43.99 3 11
18 BOOKSTORE 0.0154 1.5 39.00 3 10
5.1.6. Debit Aliran Setelah Ada Sumur Resapan 1. Koefisien aliran tanpa luasan atap
Nilai koefisian limpasan gabungan sebelum dan sesudah adanya sumur resapan akan berbeda. Karena air hujan yang jatuh di atap bangunan dialirkan ke dalam sumur resapan, sehingga atap bangunan tidak lagi memberi pengaruh koefisien limpasan gabungan pada suatu catchment area. Berikut adalah perhitungan koefisien limpasan gabungan untuk catchment area pada saluran 1.
C1 (FIAI) = 0,9 A1 (FIAI) = 0 ha C2 (Paving) = 0,5 A2 (Paving) = 0,112 ha C3 (Halaman) = 0,17 A3 (Halaman) = 0,450 ha
πΆ =
βπ π΄π π=1
= πΆπβπ΄π + πΆπβπ΄π + πΆπβπ΄π
π΄1 + π΄2 + π΄3
= 0,9β0 + 0,5β0,112 + 0,17β0,450 0 + 0,112 + 0,450
= 0,236
Koefisien limpasan gabungan pada catchment area saluran 1 diperoleh sebesar 0,236. Koefisien limpasan yang lain dapat dilihat pada Tabel 5.17 berikut ini.
Tabel 5.17 Koefisien Limpasan Sesudah Ada Sumur Resapan No.
Saluran
Keterangan C A CΜ
1
Atap FIAI 0,90 -
0,236
Paving 0,50 0,112
Halaman 0,17 0,450
2 Jalan 0,60 0,069 0,60
3 Halaman 0,17 0,714 0,17
4
Saluran 1 0,459 0,562
0,231
Saluran 2 0,60 0,069
Saluran 3 0,17 0,714
Atap GOR 0,90 -
Paving 0,50 0,132
Halaman 0,17 0,630
Jalan 0,60 0,048
5
Atap FTI 0,90 -
0,149
Perumahan 0,45 0,248
Halaman 0,17 0,844
Parkiran 0,50 0,64
Jalan 0,60 0,086
6 Jalan 0,60 0,074 0,60
7
Saluran 5 0,149 1,818
0,176
Saluran 6 0,60 0,074
Halaman 0,17 0,102
Jalan 0,60 0,041
8
Atap Bangunan 0,90 0,087
0,517
Halaman 0,17 0,126
Jalan 0,60 0,126
Atap LAB TERPADU 0,90 -
Paving 0,50 0,061
9 0,231
Jalan 0,60 0,108
10
Atap FMIPA 0,90 -
0,332
Atap LAB FK 0,90 -
Paving 0,50 0,130
Halaman 0,17 0,579
Parkiran 0,50 0,258
Jalan 0,60 0,105
11
Atap FH 0,90 -
0,222
Halaman 0,17 0,316
Jalan 0,60 0,043
12 Halaman 0,17 0,165
0,259
Jalan 0,60 0,043
13 Jalan 0,60 0,072 0,60
14
Atap REKTORAT 0,90 -
0,199
Atap GKU 0,90 -
Atap HI 0,90 -
Atap D3 EKONOMI 0,90 -
Atap FIAI (Baru) 0,90 -
Halaman 0,17 1,011
Jalan 0,60 0,072
15 Jalan 0,60 0,065 0,60
16
Atap LAB TBK 0,90 -
0,374
Atap FPSB 0,90 -
Paving 0,50 0,055
Halaman 0,17 0,381
Parkiran 0,50 0,446
Jalan 0,60 0,065
17 Jalan 0,60 0,027 0,60
18
Atap ULIL ALBAB 0,90 -
0,510
Parkiran 0,50 0,250
Jalan 0,60 0,027
19 Jalan 0,60 0,082 0,60
20
Atap PERPUSTAKAAN 0,90 -
0,225
Halaman 0,17 0,445
Jalan 0,60 0,065
21
Halaman 0,17 0,172
0,386
Parkiran 0,50 0,228
Jalan 0,60 0,053
Saluran 21 0,386 0,453
22 Atap Perumahan 0,90 0,103 0,336
Halaman 0,17 0,818
Parkiran 0,50 0,159
Jalan 0,60 0,112
23
Atap BOOKSTORE 0,90 -
0,316
Atap Perumahan 0,90 0,038
Paving 0,50 0,038
Halaman 0,17 0,658
Parkiran 0,50 0,026
Jalan 0,60 0,220
24 Jalan 0,60 0,220 0,60
2. Debit rancangan setelah ada sumur resapan
Debit rancangan pada catchment area dihitung menggunakan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, hanya saja menggunakan koefisien limpasan gabungan (CΜ ) yang baru, yaitu tanpa beban hujan yang jatuh di atap. Berikut adalah contoh perhitungan debit rancangan pada catchment area di saluran 1.
πΆ = 0,236
I = 259,358 mm/jam A = 0,562 ha
Q2 = 0,002778 β πΆ β πΌ β π΄
= 0,002778 β 0,236 β 259,358 β 0,562
= 0,09556 m3/detik
Besar debit limpasan pada catchment area di saluran 1 diperoleh sebesar 0,09556 m3/detik. Untuk besar debit limpasan pada catchment area di saluran yang lain hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.18 berikut ini.
Tabel 5.18 Debit Rancangan Setelah Ada Sumur Resapan
No. Saluran CΜ I (mm/jam) A (ha) Q2 (mΒ³/det)
1 0,236 259,358 0,562 0,09556
2 0,600 489,540 0,069 0,05630
3 0,170 270,827 0,714 0,09132
4 0,231 195,153 2,155 0,26988
5 0,149 205,251 1,818 0,15445
6 0,600 480,940 0,074 0,05932
8 0,517 327,074 0,339 0,15925
9 0,231 233,368 1,089 0,16308
10 0,332 232,728 1,072 0,23010
11 0,222 261,576 0,359 0,05791
12 0,259 370,158 0,208 0,05540
13 0,600 484,290 0,072 0,05812
14 0,199 214,755 1,083 0,12858
15 0,600 497,002 0,065 0,05385
16 0,374 226,492 0,947 0,22285
17 0,600 620,894 0,027 0,02794
18 0,510 299,966 0,277 0,11772
19 0,600 468,594 0,082 0,06405
20 0,225 272,190 0,510 0,08677
21 0,386 303,915 0,453 0,14763
22 0,336 215,555 1,645 0,33098
23 0,316 240,930 0,980 0,20727
24 0,600 364,935 0,220 0,13382
5.1.7. Dimensi Saluran Setelah Ada Sumur Resapan
Selanjutnya adalah menghitung dimensi saluran drainase yang ekonomis menggunakan debit limpasan yang baru. Berikut adalah perhitungan di saluran 1.
Q2 = 0,09556 m3/detik n = 0,012
So = 0,0049 h = (π2βπ
2 1 3βππ12
)
= (0.09556β0.012 2
1 3β0.0049
1 2
)
= 0,196 m B = 2 β β
= 2 β 0,196
= 0,39 m β 39 cm
f = 0,4 m H = h + f
= 0,37 + 0,4
= 0,59 m
A2 = π΅ β π»
= 39 β 60
= 2340 cm2
Diperoleh dimensi penampang saluran yang ekonomis dengan lebar penampang (B) 39 cm, tinggi penampang (H) 60 cm dan luas penampang (A2) 2340 cm2. Hasil perhitungan dari saluran yang lain dapat dilihat pada Tabel 5.19 berikut ini.
Tabel 5.19 Dimensi Saluran Setelah Ada Sumur Resapan No.
Saluran
Q2 (mΒ³/det)
f (m)
So
(m) h (m) B
(cm)
H (cm)
A2 (cm2)
1 0.09556 0,40 0,0049 0,196 39 60 2340
2 0.05630 0,40 0,0270 0,117 23 52 1196
3 0.09132 0,40 0,0177 0,152 30 55 1650
4 0.26988 0,40 0,0060 0,279 56 68 3808
5 0.15445 0,40 0,0120 0,199 40 60 2400
6 0.05932 0,40 0,0217 0,124 25 52 1300
7 0.19927 0,40 0,0102 0,225 45 63 2835
8 0.15925 0,40 0,0087 0,213 43 61 2623
9 0.16308 0,40 0,0174 0,189 38 59 2242
10 0.23010 0,40 0,0193 0,211 42 61 2562
11 0.05791 0,40 0,0294 0,116 23 52 1196
12 0.05540 0,40 0,0299 0,114 23 51 1173
13 0.05812 0,40 0,0102 0,142 28 54 1512
14 0.12858 0,40 0,0235 0,163 33 56 1848
15 0.05385 0,40 0,0223 0,119 24 52 1248
16 0.22285 0,40 0,0028 0,299 60 70 4200
17 0.02794 0,40 0,0122 0,104 21 50 1050
18 0.11772 0,40 0,0051 0,211 42 61 2562
19 0.06405 0,40 0,0274 0,122 24 52 1248
20 0.08677 0,40 0,0315 0,134 27 53 1431
21 0.14763 0,40 0,0086 0,208 42 61 2562
22 0.33098 0,40 0,0176 0,246 49 65 3185
23 0.20727 0,40 0,0119 0,222 44 62 2728
24 0.13382 0,40 0,0082 0,202 40 60 2400