• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.4

Analisis data yang diperoleh dilakukan melalui analisis kualitatif, yang dilakukan dengan cara menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun secara sistematis, sehingga dapat diperoleh

4

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA, 2008, cet. IV) hlm. 244

36

gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan metode induktif untuk menarik suatu kesimpulan terhadap hal-hal atau peristiwa- peristiwa dari data yang telah dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang bisa digeneralisasikan (ditarik ke arah kesimpulan umum), maka jelas metode induktif ini untuk menilai fakta-fakta empiris yang ditemukan lalu dicocokan dengan teori-teori yang ada.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tindakan pihak kepolisian di wilayah hukum Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung dalam melakukan penegakan hukum pidana terhadap masyarakat yang melanggar fungsi jalan sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi jalan selama ini adalah berdasarkan diskresi kepolisian. Pihak kepolisian belum pernah melakukan tindakan berdasarkan kepada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan ataupun Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Masyarakat menganggap penggunaan jalan untuk kegiatan pribadi tidak perlu menggunakan izin dari pihak kepolisian sehingga mereka dengan seenaknya saja menutup jalan tersebut. Padahal untuk hal ini sudah ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Begitu pula dengan pembangunan alat pembatas kecepatan. Pihak Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung belum pernah menindak secara tegas terhadap pembangunan alat pembatas kecepatan ini. Sehingga, masyarakat menganggap pembangunan alat pembatas kecepatan bisa sesuai dengan kehendaknya saja tanpa memperhatikan regulasi yang ada, yang tentunya hal ini menimbulkan kerugian bagi para pengguna jalan.

57

2. Terdapat beberapa kendala bagi pihak kepolisian di wilayah hukum Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung dalam melakukan upaya penegakan hukum pidana terhadap pelanggar yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan, antara lain karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan fungsi jalan selain untuk kegiatan lalu lintas, yang berpotensi menyebabkan kemacetan terhadap lalu lintas, bahkan kecelakaan lalu lintas. Hal ini dapat terjadi karena tingginya mobilitas masyarakat di Kota Bandar Lampung. Selain itu, kendala lainnya adalah tidak tahu nya masyarakat terkait penggunaan izin untuk menggunakan jalan selain untuk kegiatan lalu lintas, dan juga polisi menghindari terjadinya konflik dengan masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan jalan tanpa izin dari pihak Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis mencoba memberi sumbangan pemikiran berupa saran-saran antara lain:

1. Dalam tindakannya, pihak Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung berdasarkan diskresi kepolisian. Pada dasarnya tindakan seperti ini memang baik, karena pihak kepolisian bertujuan untuk memberikan kebijakan terhadap pelaku pelanggaran fungsi jalan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan. Namun, apabila tindakan yang diambil ke depannya tetap berdasarkan diskresi kepolisian, ditakutkan akan terjadi tindakan pelanggaran fungsi jalan yang makin sewenang-wenang yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan di sekitarnya. Perlu dipertimbangkan bagi pihak kepolisian

58

untuk bertindak berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sehingga menimbulkan efek jera bagi masyarakat yang akan menggunakan jalan untuk kegiatan pribadinya tanpa menggunakan izin dari pihak Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung.

2. Pihak Kepolisian dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat terhadap

peraturan tentang penggunaan jalan selain untuk kegiatan lalu lintas, agar masyarakat tahu hal itu merupakan tindak pelanggaran apabila tidak memiliki izin dari pihak Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan tentunya memiliki sanksi pidana. Dan kelak masyarakat Kota Bandar Lampung akan menggunakan izin untuk menyelenggarakan kegiatan pribadinya yang menggunakan jalan. Begitu pula dengan Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, yang nampaknya kurang menyosialisasikan aturan pembangunan alat pembatas kecepatan, yang sering meresahkan pengguna jalan. Seharusnya, Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung mampu mengedukasi masyarakat Bandar Lampung terkait pembangunan alat pembatas kecepatan, seperti memasang spanduk-spanduk yang berisikan aturan tentang pembangunan alat pembatas kecepatan, dll.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Ali, Zainuddin. 2011. Metode Penelitian Hukum. Jakarta. Sinar Grafika.

Andrisman, Tri. 2010. Buku Ajar Sistem Peradilan Pidana. Lampung. Penerbit Universitas Lampung.

Arief, Barda Nawawi. 1996. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung. Citra Aditya Bakti.

__________. 1998. Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

J.M. van Bemmelen. 1987. Hukum Pidana 1. Hukum Pidana Material Bagian Umum. Bandung. Binacipta.

Marpaung, Leden. 2005. Asas Teori Praktik Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika.

Mertokusumo, Sudikno dan A. Pitlo, 1993. Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum. Yogyakarta. PT. Citra Aditya Bakti.

Moeljatno. 2008. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta. Rieneka Cipta.

Muhammad, Abdul Kadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti.

Muladi dan Barda Nawawi Arief. 2005. Teori-Teori dan Kebijakan Hukum Pidana. Bandung. Alumni.

Purnomo, Bambang. 1998. Pola Dasar Teori Asas Umum Hukum Acara Pidana dan Penegakan Hukum Pidana. Yogyakarta. Liberty.

Puspa, Yan Pramadya. 1977. Kamus Hukum. Semarang. Aneka Ilmu.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta. Rajawali Pers.

__________. 1983. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

__________. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

__________. 1996. Kejahatan dan Penegakan Hukum di Indonesia. Jakarta. Rineka

Cipta.

__________. 2010. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. UI Press.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengaturan Lalu Lintas Dalam Keadaan Tertentu Dan Penggunaan Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Lintas.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 3 Tahun 1994 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan.

Dokumen terkait