• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data penulisan dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif sebagai analisis utamanya, artinya analisis kualitatif yaitu dengan cara menguraikan hasil penelitian secara sistematis sehingga memperoleh arti dan kesimpulan untuk menjawab permasalahan berdasarkan penelitian.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya di dalam skripsi ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dasar pertimbangan hakim menjatuhkan sanksi pidana yang lebih tinggi dari tuntutan penuntut umum terhadap pelaku tindak pidana pencabulan dalam putusan Nomor: 75/Pid.B/2012/PN.TK, dimana hakim menjatuhkan sanksi pidana selama 2 (dua) tahun sedangkan penuntut umum menuntut selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan penjara yaitu karena sudah terpenuhinya Pasal 183 KUHAP mengenai pembuktian yang sah sekurang-kurang ada 2 (dua) alat bukti yang sah sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 184 angka 1 KUHAP diantaranya adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Alat bukti yang di dapat dalam persidangan perkara terdakwa Aulia Rahman yaitu keterangan saksi dari korban, keterangan ahli yaitu keterangan Visum et repertum oleh dr. Laisa Muliati, keterangan saksi dari ketiga rekan terdakwa, keterangan terdakwa.

Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana pencabulan yang divonis pidana selama 2 (dua) tahun berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang Nomor: 75/Pid.B/2012/PN.TK

adalah terpenuhinya seluruh unsur-unsur pasal yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum yaitu unsur-unsur dari Pasal 289 KUHP. Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Barang siapa;

2. Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang perempuan; 3. Untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul

.

Hakim menjatuhkan pidana penjara selama 2 (dua) tahun selain karena unsur-unsur Pasal 289 KUHP yang sudah terpenuhi, hakim juga memperhatikan hal-hal yang memberatkan terdakwa

Hal-hal yang memberatkan, yaitu:

a) Perbuatan terdakwa mencemarkan nama baik dan masa depan korban; b) Perbuatan terdakwa dapat mencemarkan nama baik Lembaga Kepolisian

Republik Indonesia khususnya Kepolisian Daerah Lampung;

c) Terdakwa sebagai anggota Polisi yang bertugas untuk melindungi seluruh masyarakat, akan tetapi melakukan perbuatan yang sangat meresahkan masyarakat.

2. Mekanisme penjatuhan sanksi pidana sebagaimana yang diatur dalam hukum positif Indonesia yang diatur dalam hukum positif Indonesia dalam putusan No. 75/Pid.B/2012/PN.TK, dimana mekanisme penjatuhan saksi dipersidangan belum diatur secara eksplisit dalam hukum yang berlaku di Indonesia, pedoman pemidanaan di Indonesia masih terdapat dalam RUU KUHP 2012 yang menjadi aturan bagi hakim dalam memberi putusannya dalam kebebasannya sebagai hakim, dan juga batasnya yang ditetapkan secara

obyektif. Pedoman pemidanaan yang terdapat dalam RUU KUHP ini, nanti akan sangat membantu hakim dalam melakukan pemeriksaan dan penjatuhan sanksi terhadap terdakwa setalah terbukti bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan yang didakwakan terhadap terdakwa. Pedoman ini juga akan membantu hakim dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana yang dijatuhkan, sehingga akan memudahkan hakim dalam menetapkan takaran pemidanaan. Dengan adanya pedoman yang terdapat dalam KUHAP ini, diharapkan pidana yang dijatuhkan oleh hakim dapat lebih proporsional yang dapat dipahami oleh masyarakat maupun terpidana itu sendiri, sehingga menciptakan keputusan bijaksana yang berdasarkan keadilan.

B.Saran

Adapun saran yang akan diberikan penulis berkaitan dengan analisis pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana yang lebih tinggi dari tuntutan penuntut umum terhadap pelaku tindak pidana pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang No.75/Pid.B/2012/PN.TK adalah sebagai berikut :

1. Hakim dalam memeriksa suatu perkara di persidangan harus lebih selektif, proporsional dan bijaksana seperti yang telah diamanatkan oleh undang-undang yang berlaku.

Jaksa yang telah diberikan tugas oleh negara untuk melakukan penuntutan terhadap terdakwa dipersidangan harus melaksanakan tugasnya dengan baik,

lebih cermat dan bijaksana dalam melakukan suatu penuntutan terhadap pelaku tindak pidana dan tidak ada diskriminatif.

2. Mekanisme penjatuhan sanksi yang terdapat dalam pedoman pemidanaan RUU KUHP 2012 semoga dilaksanakan oleh hakim dengan sebaik-baiknya dengan rasa tanggungjawab dan berdasarkan keadilan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adji, Oemar Seno. 1979. Hukum Hakim Pidana. Jakarta: Erlangga.

Andrisman, Tri. 2009. Hukum Pidana. Bandar Lampung: Universitas Lampung. 2011. Hukum Pidana Asas-Asas dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia. Bandar Lampung: Penerbit Universitas Lampung.

Atmasasmita, Romli. 2001. Reformasi Hukum, HAM dan Penegakan Hukum. Bandung: Mandar Maja.

Bassar, Soedrajat. 1999. Tindak-tindak Pidana Tertentu. Bandung: Ghalian.

Christiansen, Karl O. dalam Barda Nawawi Arief. 1998. Teori-teori dan Kebijakan Pidana. Bandung: Alumni.

Hamzah, A. dan Irdan Dahlan. 1987. Upaya Hukum Dalam Perkara Pidana. Jakarta: Bina Aksara.

Hulsman, LHC , The Dutch Criminal Justice System from A Comperative legal perspective, Barda Nawawi Arief. Kapital Selekta Hukum Pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Husein, Harun M. 1990. Surat Dakwaan Teknik Penyusunan Fungsi dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Renika Cipta.

Kanter, E.Y dan S.R. Sianturi. 2002. Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia Dan Penerapannya. Jakarta: Storia Grafika.

Lamintang. 1981. Kitab Pelajaran Hukum Pidana; Leeboek Van Het Nederlanches Straftrecht. Bandung: Pionir Jaya.

Moeljatno. 1993. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: PT. Bima Aksara.

Muladi. 1992. Bunga Rampai Hukum Pidana (Sumbangan Perguruan Tinggi terhadap Administrasi Peradilan Pidana). Bandung: Alumni.

Muladi & Barda Nawawi Arief. 1984. Pidana dan Pemidanaan. BP Undip. 2005. Teori-Teori dan Kebijakan Pidana. Bandung: Alumni.

Mulyadi, Lilik. 2007. Penerapan Putusan Hakim Pada Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta : Ikahi.

Nasution, A. Karim. 1972. Masalah surat Tuduhan Dalam Proses Pidana.

Nawawi, Arief Barda. 1966. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Bahan Kuliah Sistem Pemidanaan dalam Ketentuan Umum Buku I RUU KUHP 2004.

Nawawi, Arief Barda dan Muladi. 1998. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung:Penerbit Alumni.

PAF, Lamintang. 1997. Dasar-dasar untuk mempelajari Hukum Pidana yang Berlaku di Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Prakoso, Djoko. 1984. Tugas dan Peran Jaksa Dalam Pembangunan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prodjodikoro, Wiryono. 1986. Tindakan-Tindakan pidana Tertentu di Indonesia. Bandung: Erosco.

2002. Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Jakarta: PT. Refika Aditama.

Rahardjo, Satjipto. 1976. Hukum Masyarakat dan Pembangunan. Bandung: Alumni

Progresif. Jakarta: Sinar Grafika.

R.M., Suharto. 1996. Hukum Pidana Materiil, Jakarta: Sinar Grafika.

Sakidjo, Aruan & Bambang Poernomo. 1998. Hukum Pidana Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Kodifikasi. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Saleh, Roeslan. 1981. Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Jakarta: Aksara Baru.

Saleh, Roeslan. 1987. Stelsel Pidana Indonesia. Jakarta: Aksara Baru.

Soekanto, Soerjono. 1983. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penegakan hukum. Jakarta: Rajawali.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia. Press.

Sudarsono. 1992. Kamus Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarto. 1986. Kapita Selekta Hukum Pidana. Cet 2. Bandung: Penerbit Alumni. Sudarto. 1987. Majalah Masalah-masalah Hukum, Pemidanaan, Pidana dan

Tindakan. Semarang:BP Undip.

Sudarto. 1987. Masalah-masalah Hukum (Majalah). Pemidanaan, Pidana, dan Tindakan FH Undip.

Sudarto. 1990. Hukum Pidana. Purwokerto:Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Tahun Akademik 1990-1991.

Sudirdja, H. Eddy Djunaidi Karna. 1984. Standar Pemidanaan.

Surayin. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Yramawidya.

Surbakti, Edi. 1997. Permasalahan dan Asas-Asas Pertanggungjawaban Pidana. Bandung: Alumni.

Utrecht, 1986. Hukum Pidana 1. Surabaya: Pustaka Tinta Mas.

Yahya, M Harahap. 2010. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Edisi Kedua. Jakarta: Sinar Grafika.

http://lawmetha.wordpress.com

Undang-Undang

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Undang-Undang No 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 2012

Dokumen terkait