• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis terhadap data yang diperoleh dilakukan dengan cara analisis kualitatif yaitu analisis yang dilakukan secara deskriftif yakni penggambaran argumentasi dari data yang diperoleh di dalam penelitian. Dari hasil analisis tersebutdilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara deduktif yaitu suatu cara berfikir yang didasarkan pada realitas yang bersifat umum yang kemudian disimpulkan secara khusus.

…Jangan Menyerah Atas Apa Yang Kamu Yakini Benar, Jika Ada 1000 Alasan Untuk Menyerah, Ada 1001 Alasan Untuk

Terus Berjuang…

-Penulis-1. Tim Penguji

Ketua : Firganefi, S.H., M.H. ...

Sekretaris/Anggota : Tri Andrisman, S.H., M.H. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Gunawan Jatmiko, S.H., M.H. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heriyandi, S.H., M.S. NIP 196211091987031003

Dengan ketulusan dan kerendahan hati kupersembahkan karya kecil ini kepada orang-orang yang terkasih dan mengasihiku :

Kedua orang tuaku tercinta, untuk tiap tetes keringat yang keluar untuk keberhasilanku dan untuk semangat, nasihat, dorongan dan doa disetiap shalat dan sujudnya.

MELANGGAR KESUSILAAN DI MEDIA TERKAIT KETENTUAN PASAL 153 (3) KITAB UNDANG-UNDANG

HUKUM ACARA PIDANA Nama Mahasiswa : Ade Suhendra

No. Pokok Mahasiswa : 0642011013 Bagian : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Firganefi, S.H., M.H. Tri Andrisman, S.H., M.H.

NIP 196312171988032003 NIP 196112311989031023 2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Diah Gustiniati, S.H., M.H. NIP 196208171987032003

Penulis dilahirkan di Kenali, pada tanggal 3 Januari 1988. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ruzman dan Ibu Hasmaini.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri I Liwa yang diselesaikan tahun 2000, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 9 Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2003, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2006.

Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswi di Fakultas Hukum Universitas Lampung dan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Hukum (PKLH) dengan mengikuti Studi Banding Jakarta - Bandung pada tahun 2009.

Bismillahirrohmanirrohim.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Analisis Yuridis Penerapan Pasal 282 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terhadap Tindak Pidana Melanggar Kesusilaan Di Media Terkait Ketentuan Pasal 153 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Heriyandi, S.H., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

2. Ibu Diah Gustiniati, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Firganefi, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan masukan-masukan yang membangun, memotifasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

4. Bapak Tri Andrisman, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan masukan-masukan yang membangun, memotifasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

menyempurnakan skripsi ini;

6. Bapak Ahmad Irzal F., S.H., M.H. selaku Dosen Pembahas II atas waktu, saran, masukan dan kritik membangunnya kepada penulis untuk dapat menyempurnakan skripsi ini;

7. Bapak Dr. Heriyandi, S.H., M.S. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis;

8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah mendidik, membimbing serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis;

9. Teman-temanku di Fakultas Hukum Universitas Lampung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas persahabatannya;

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Bandar Lampung, 20 Februari 2012 Penulis

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan dalam penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan Pasal 282 KUHP terhadap tindak pidana melanggar kesusilaan dapat diterapkan jika perbuatan menyebarkan atau mempertunjukkan gambar gambar atau objek tertentu yang sifanya melanggar kesusilaan atau isinya yang memuat kecabulan di muka umum. Perbuatan yang dimaksud harus dilakukan langsung pada benda gambarnya diatas kertas atau semacamnya. Selain itu dampak dari tulisan atau gambar tersebut antara lain menimbulkan keresahan, ketidaknyamanan dan rasa tidak menyenangkan bagi masyarakat karena dapat mengancam kebobrokan moral dan mengandung kata-kata atau kalimat-kalimat yang termasuk kategori melanggar kesopanan dan kesusilaan, cabul/perbuatan cabul, pornoaksi dan pornografi.

2. Dasar pertimbangan hakim dalam melaksanakan persidangan secara terbuka dikarenakan hakim berpendapat bahwa dalam kasus pelanggaran terhadap Pasal 282 KUHP, persidangan berjalan secara tertutup seperti pada ketentuan Pasal 153 KUHAP padahal kasus pornografi bukan tindak kesusilaan biasa walaupun pengaturannya berada di Bab Tindak Pidana Kesusilaan sehingga seharusnya persidangan dapat dilaksanakan secara terbuka. Dapat dikatakan

sebagai tindak pidana kesusilaan apabila berhubungan langsung dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar kesusilaan, berbeda kalau hanya menerbitkan majalah atau mengedarkan sesuatu yang didalamnya memuat perbuatan yang melanggar kesusilaan. Jadi hakim harus membedakan antara melakukan perbuatan yang melanggar kesusilaan dengan hanya mempublikasikan perbuatan tersebut.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian dan mengetahui hasil penelitian maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan persidangan kasus kesusilaan seharusnya Hakim sejak awal telah membaca berkas sebelum pelaksanaan persidangan, dan mengetahui bahwa kasus yang disidangkan adalah kasus kesusilan maka harus dibedakan antara melakukan perbuatan yang melanggar kesusilaan dengan hanya mempublikasikan perbuatan tersebut sehingga persidangan tidak harus dilaksanakan dengan sidang tertutup, sesuai dengan ketentuan pasal 153 ayat 3 KUHAP dan hakim harus tegas.

2. Perbedaan pendapat hakim dalam melaksanakan persidangan pada kasus kesusilaan dikarenakan aturan yang kurang jelas, padahal sebenarnya sudah jelas disebutkan di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau disingkat KUHAP dan dengan tegas mengatur, tapi masih ada juga hakim yang membuka sidang secara terbuka, karena tidak semua pelaksanaan persidangan dilaksanakan secara tertutup. Sehingga perlu adanya pembaharuan dalam KUHAP mengenai pasal-pasal mana saja yang

pelaksanaan persidangannya dilaksanakan secara terbuka dan pasal mana yang,dilaksanakan,secara,tertutup.

Dokumen terkait