• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4.2 Analisis Aspek Finansial

Dalam melakukan anallisis finansial diperlukan kriteria investasi yang digunakan untuk menyatakan layak atau t daknya suatu usaha. Kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Returns (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP). Analisis kelayakan

investasi dilakukan terlebih dahulu menyusun aliran tunai diskontokan (discounted cashflow) karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang atau semua biaya dan manfaat yang akan datang harus diperhitungkan.

Pelaksanaan analisis finan sial dari suatu proyek dapat menggunakan metode-metode atau kriteria -kriteria penilaian investasi. K riteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Melalui metode -metode ini dapat diketahui apa kah suatu proyek layak untuk dilaksanakan dilihat dari aspek profitabilitas komersialnya.

4.4.2.1 Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan manfaat bersih yang diterima selama

umur proyek pada tingkat diskonto tertentu . Ukuran ini bertujuan untuk mengurutkan alternative yang dipilih karena adanya kendala biaya modal, dimana proyek ini memberikan NPV biaya yang sama atau NPV penerimaan yang kurang lebih sama setiap tahun. Proyek dinyatakan layak atau bermanfaat jika NPV lebih besar dari nol. Jika NPV sama dengan nol, berarti biaya dapat dikembalikan persis sama besar oleh proyek. Pada kondisi ini proyek tidak untung tidak rugi. NPV lebih kecil dari nol, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan ini berarti proyek t ersebut tidak layak dilakukan (Gray, 1992).

Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut:

……….(1)

Dimana: Bt= Penerimaan (Benefit) tahun ke-t Ct= Biaya (Cost) tahun ke-i

n = Umur ekonomis proyek

i = Tingkat suku bunga/discount rate t = 1,2,3,...n

Kriteria Penilaian:

Jika NPV > 0, maka kegiatan investasi layak untuk dilaksanakan

Jika NPV < 0, maka kegiatan investasi tidak layak untuk dilaksanakan, karena manfaat lebih kecil daripada biaya

JIka NPV = 0, maka kegiatan investasi bergantung kepada penilaian subjektif pengambil keputusan.

Penerimaan Budi Fish Farm adalah penerimaan dari usaha pemasok ikan hias air tawar. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usaha pemasok ikan hias air tawar ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke -0 dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk pe ralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel dikeluarkan pada tahun ke-1, dimana diimulai kegiatan produksi. umur proyek usaha pemasok ikan hias air tawar adalah 10 tahun, hal ini berdasarkan umur ekonomis akuarium dan kolam penampungan dalam usaha tersebut.

4.4.2.2 Internal Rate of Returns (IRR)

Internal Rate of Returns (IRR) menunjukkan rata-rata tingkat keuntungan

internal tahunan perusahaan yang mela ksanakan investasi dan dinyatakan dalam persen. IRR adalah tingkat suku bunga yang membuat nilai NPV proyek sama dengan nol. Investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto, maka pr oyek tersebut tidak layak dilakukan. Tingkat IRR mencerminkan tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumber daya yang digunakan. Suatu investasi dikatakank layak jika IRR yang dihasilkan lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku. Rumus IRR adalah sebagai berikut:

)

Dimana: i+ = Tingkat Suku Bunga yang menghasilkan NPV positif i- = Tingkat suku bunga yan g menghasilkan NPV negati f NPV+= NPV yang bernilai positif

NPV-= NPV yang bernilai negati f

Kriteria penilaian:

Investasi dinilai layak, jika IRR lebih besar dari tingk at diskonto yang ditetapkan oleh bank. Sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto yang ditetapkan olah bank, maka investasi tidak layak dilakukan.

4.4.2.3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio adalah besarnya manfaat tambahan pada setiap

tambahan biaya sebesar satu satuan. Net B/C merupakan perbandingan antara total nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat positif (Bt-Ct>0) dengan total nilai sekarang dari penerimaan yang bersifat negatif (Bt-Ct<0).

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya penerimaan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur proyek. Proyek dikatakan layak apabila Net B/C ratio yang dihasilkan lebih besar dari satu (Gray, 1992).

Adapun rumus Net B/C adalah sebagai berikut:

Untuk Bt– Ct<0 Untuk Bt– Ct:> 0

………. (3)

Dimana: Bt= Penerimaan (Benefit) tahun ke-t Ct= Biaya (Cost) tahun ke-i

n = Umur ekonomis proyek

i = Tingkat suku bunga/ discount rate t = 1,2,3,...n

Kriteria investasi berdasarkan Net B/C Ratio :

Net B/C > 1, proyek menguntungkan dan layak untuk diusahakan Net B/C < 1, proyek merugikan dan tidak layak untuk diusahakan

Penerimaan Budi Fish Farm diperoleh dari penjualan ikan hias air tawar.

Biaya yang dikeluarkan dalam usaha ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke -0 dan biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatan -peralatan sudah habis umur ekonomisnya. B iaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya opersional ini dikeluarkan pada taun ke -1 pada saat kegiatan usaha dimulai.

4.4.2.4 Payback Period (PP)

Payback period atau analisis waktu pengembalian investasi merupakan

kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi. Perhitungan dilakukan dengan cara nilai manfaat bersih yang terdapat pada cashflow didiskontokan dan dikumulatifkan. Semakin kecil angka yang dihasilkan berarti semakin cepat tingkat pengembalian investasiinya, sehingga usaha yang dijalankan semakin baik untuk dikembangkan. Adapun rumus payback period ini sebagai berikut:

Payback Period =

4.4.5 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk menguji secara sistematis apa saja yang terjadi pada penerimaan dan biaya usaha apabila terjadi perubahan -perubahan yang tidak terduga yang berbeda dengan perkiraan dalam perencanaan. Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat bagaimana hasil analisis atau kegiatan usaha bila terdapat kesalahan atau perubahan-perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan manfaat (Kadariah et al, 1999).

Analisis ini dilakukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan ya ng berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis. Tujuan analisis ini adalah untuk melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi atau aktivitas ekonomi, apakah ada perubahan dan apabila terjadi kesalahan atau adanya perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam kegiatan investasi, perhitungan didasarkan pada proyek -proyek yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang (Gittinger, 1986).

Gittinger (1986) mengatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching value). Pada analisis sensitivitas secara langsung memilih sejumlah nilai yang den gan nilai tersebut dapat dilakukan perubahan terhadap masalah yang dianggap p enting pada analisis proyek dan kemudian dapat menentukan pengaruh perubahan tersebut terhadap daya tarik proyek.

Analisis sensitivitas dalam penelitian usaha pemasok ikan hias air tawar pada Budi Fish Farm dilakukan untuk menguji kepekaan perubaha n terhadap kelayakan investasi. Dalam analisis kelayakan proyek banyak asumsi yang

digunakan. Penggunaan asumsi ini memiliki ketidakpastian yang sudah diminimalkan berdasarkan nilai aktual yang terjadi dilapangan. Untuk menguji sensitivitas proyek terhadap peruba han asumsi pendapatan dan biaya operasional, digunakan 2 pola usaha, yaitu:

1. Pola 1 Usaha mengalami peningkatan biaya produksi yang dalam penelitian ini biaya tersebut adalah harga pakan ikan hias yaitu cacing sutera, sedangkan biaya dan komponen lain te tap.

2. Pola 2 Terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Biaya BBM disini digunakan sebagai operasional kegiatan pengiriman barang, pada kondisi ini diasumsikan komponen lainnya termasuk pendapatan adalah tetap.

Dokumen terkait