• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan biologi dan fisik dari kutu lak serta inangnya tidak berdampak negatif terhadap lingkungan masyarakat dan lingkungan hidup sekitar lokasi. Adanya proyek ini, malah dapat memberikan keuntungan ganda bagi masyarakat sekitar dan lingkungan hidup. Tanaman kesambi yang tumbuh di kawasan hutan dapat menjaga sumber air, dan penahan erosi. Bagi masyarakat sekitar hutan, adanya proyek ini dapat menjadi salah satu sumber penghasilan. Ranting sisa pemanenan lak batang dapat dijadikan sebagai kayu bakar untuk konsumsi rumah tangga atau untuk dijual. Budidaya lebah madu juga dapat dimanfaatkan pada kawasan hutan kesambi yang ditulari kutu lak. Embun madu hasil ekskresi dari kutu lak dapat dijadikan bahan pangan bagi lebah madu dan oleh lebah, pakan ini dapat dijadikan madu. Budidaya lebah dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar hutan. Sehingga berdasarkan analisis aspek lingkungan, proyek ini juga layak untuk dilaksanakan.

Penanganan limbah pada pabrik juga sudah diperhatikan. Sistem penanganan limbah di pabrik lak Banyukerto (Anisah 2001) terbagi atas :

1. Limbah Padat

Limbah padat berupa kotoran kayu, ditumpuk di suatu tempat penampungan di lokasi pabrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan kayu bakar.

2. Limbah Cair

Limbah cair yang berasal dari air pencucian ditampung di dalam bak limbah yang telah disediakan. Di samping berfungsi sebagai bak penampungan limbah, juga berfungsi untuk memisahkan air dengan kotoran atau limbah padat yang masih ada. Sampai sekarang limbah cair tersebut belum dapat dimanfaatkan cacara optimal.

3. Limbah Udara

Pembuangan limbah udara yang berupa debu menggunakan blower. Sampai dengan saat ini, masalah limbah pabrik belum menjadi suatu masalah yang meresahkan masyarakat sekitar pabrik, namun dimasa yang akan datang hal ini harus lebih diperhatikan lagi terutama untuk penanggulangan limbah udara dan cair.

Berdasarkan analisis deskripsi terhadap aspek lingkungan menunjukkan budidaya kutu lak layak untuk dilaksanakan.

Strategi Pengembangan Budidaya Kutu Lak

Analisis Strategi

Persaingan di dunia bisnis yang semakin ketat dan kondisi yang kian tidak menentu, menuntut perusahaan mempersiapkan diri secara matang. Langkah awal, perusahaan perlu melakukan perencanaan strategi untuk menyelenggarakan suatu manajemen strategi. Penyusunan perencanaan strategi dituntut tidak hanya difokuskan pada usaha target pangsa pasar atau volume penjualan yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu. Perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam kebijakan ekonomi makro yang dilakukan pemerintah harus diperhitungkan, karena itu perusahaan mau tak mau harus memiliki wawasan yang luas. Perusahaan harus mampu memprediksi segala kemungkinan yang akan terjadi, lebih-lebih lagi perubahan teknologi informasi yang semakin canggih. Perencanaan strategi harus dibuat fleksibel, tidak kaku, agar mampu menyesuaikan diri dengan segala kemungkinan yang terjadi.

menghasilkan peubah-peubah yang bersifat strategis unsur internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang berpengaruh terhadap usaha budidaya kutu lak. Hasil-hasil analisis strategi dalam budidaya kutu lak di KPH Probolinggo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan

Peubah-peubah unsur kekuatan yang bersifat strategis berpengaruh terhadap usaha budidaya kutu lak, nilai pengaruhnya ditunjukkan pada Tabel 19. Peubah-peubah bersifat strategis dari unsur kekuatan ini harus perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan peran dan fungsinya sehingga budidaya kutu lak dapat terus berkembang dan lebih berhasil.

Tabel 19 Peubah-peubah unsur kekuatan dan nilai pengaruhnya

No. Peubah Nilai

Pengaruh 1 Manfaat lak sebagai pelitur, pita kaset, bahan kosmetik dan

lain-lain 0.581

2 Keadaan alam/iklim mikro di Probolinggo 0.516

3 Pelatihan dan pengembangan SDM 0.498

4 Budidaya kutu lak yang mudah dilakukan 0.462 5 Salah satu sumber penghasilan yang besar 0.427

6 Input modal yang rendah 0.400

Jumlah 2.884

Peubah-peubah strategi unsur kekuatan diuraikan secara rinci sebagai berikut : a. Manfaat lak sebagai pelitur, pita kaset, bahan kosmetik dan lain-lain

Lak merupakan hasil akhir dari budidaya kutu lak. Lak yang dipasarkan dari pabrik lak Banyukerto berupa lak butiran. Lak butiran dapat langsung digunakan sebagai plitur dengan penambahan zat lain sebagai pengencer. Namun, saat ini penggunaan lak tidak hanya sebagai bahan pelitur atau pernis untuk bahan meuble. Tetapi lak mempunyai manfaat dan fungsi lain yang sangat besar. Saat ini, lak dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pembuatan pita kaset, bahan kosmetik, dan kapsul obat. Di luar negeri, misalnya saja di Jepang, lak digunakan sebagai bahan pelapis makanan (coklat dan permen) serta untuk industri farmasi. Lak juga banyak digunakan sebagai bahan isolasi listrik, bahan piringan hitam, bahan tinta

cetak, bahan perekat, bahan campuran dalam industri semir sepatu, dan bahan penyamak kulit.

Manfaat lak yang sangat bervariasi, mengidentifikasikan bahwa hingga kini lak merupakan salah satu bahan baku yang sangat dibutuhkan di pasaran. Belum banyaknya produsen lak, sangat menguntungkan Perum Perhutani karena permintaan lak dipasaran sangat tinggi dan kadang kala tidak dapat dipenuhi karena terbatasnya stok.

b. Keadaan alam/iklim mikro di Probolinggo

Saat ini, kesambi merupakan salah satu tanaman inang yang dibudidayakan sebagai tanaman inang kutu lak. Kawasan hutan KPH Probolinggo yang terletak di Kabupaten Situbondo merupakan salah satu lahan dimana tanaman kesambi dapat tumbuh dengan baik. Iklim mikro di Kabupaten Situbondo juga cocok untuk kehidupan kutu lak. Kondisi alam dan iklim yang mendukung pertumbuhan tanaman inang dan kutu lak merupakan salah satu faktor pendukung dalam budidaya kutu lak ini.

c. Pelatihan dan pengembangan SDM

Sumberdaya manusia yang ada di KPH Probolinggo khususnya mantri, mandor dan pekerja yang menangani budidaya kutu lak umumnya merupakan sumberdaya yang sudah sangat paham dan cekatan dalam membudidayakan kutu lak. Namun demikian, Perum Perhutani masih terus melakukan pelatihan untuk karyawannya sehingga mereka mendapat pengetahuan yang lebih mengenai budidaya kutu lak. Selain itu, Perum Perhutani juga sering mendapat kunjungan dari masyakat NTB yang membudidayakan kutu lak secara alami.

d. Budidaya kutu lak yang mudah dilakukan

Teknik budidaya kutu lak relatif lebih mudah dipelajari. Pemeliharaan tanaman inang dan kutu lak merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam budidaya kutu lak. Diperlukan keterampilan dan ketelitian dalam pelaksanaan budidaya kutu lak sehingga diperoleh hasil panen seperti yang diharapkan.

e. Salah satu sumber penghasilan yang besar

Lak dapat dijadikan salah satu komoditi eksport dan sumber devisa dari hasil hutan non kayu. Kebutuhan lak dari dalam dan luar negeri cukup tinggi, hal ini dikarenakan produsen lak masih kurang dan belum ada produk sintesis pengganti lak. Harga lak butiran juga cukup tinggi yaitu sebesar Rp 20 640.00 per kg. Bila kita membudidayakan lak dalam luasan satu hektar maka akan diperoleh lak butiran sebanyak 162 kg, berarti dalam satu hektar dapat diperoleh penghasilan sebesar Rp 3 343 680.00.

f. Input modal yang rendah

Dalam membudidayakan lak dibutuhkan lahan, tanaman inang dan kutu lak. Perum Perhutani memiliki modal awal berupa lahan yang bisa digarap, sehingga modal yang diperlukan tidak terlalu besar. Namun, tidak demikian halnya bila kita akan mengusahakannya dari awal. Hal ini membutuhkan modal yang cukup besar.

2. Kelemahan

Peubah-peubah bersifat strategis unsur kelemahan yang berpengaruh dalam budidaya kutu lak dan nilai pengaruhnya ditunjukkan pada Tabel 20. Peubah-peubah strategis unsur kelemahan ini perlu diperbaiki dan dilakukan penangan sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengembangan usaha budidaya kutu lak.

Tabel 20 Peubah-peubah unsur kelemahan dan nilai pengaruhnya

No. Peubah Nilai

Pengaruh

1 Kuantitas lak butiran yang rendah 0.350

2 Kuantitas lak cabang yang rendah 0.322

3 Keterbatasan modal 0.253

4 Tingkat pendidikan dan keterampilan SDM 0.239

5 Kualitas lak cabang yang rendah 0.227

6 Kualitas lak butiran yang rendah 0.219

7 Kurangnya publikasi usaha lak butiran melalui iklan 0.214 8 Teknologi pascapanen lak cabang menjadi lak butiran yang

kurang 0.207

Peubah-peubah strategi unsur kelemahan diuraikan secara rinci sebagai berikut : a. Kuantitas lak butiran yang rendah

Pengelolaan lak batang menjadi lak butiran masih menghasilkan rendemen yang rendah yakni hanya sebesar 18 %. Kuantitas lak butiran dipengaruhi oleh lak batang karena lak batang merupakan salah satu faktor penentu hasil akhir lak butiran. Bila semua lak batang yang dipanen memiliki mutu Klas I maka kuantitas lak butiran yang dihasilkan juga tinggi. Kuantitas lak butiran harus lebih dipehatikan karena sangat menetukan hasil akhir suatu produksi, semakin besar lak butiran yang dapat dihasilkan maka semakin besar pula keuntungan yang didapatkan.

b. Kuantitas lak cabang yang rendah

Kuantitas lak cabang sangat berhubungan dengan kuantitas bibit lak dan kuantitas lak butiran yang dihasilkan. Lak batang yang memiliki mutu Klas I sebelum diolah, terlebih dahulu akan dijadikan bibit untuk menulari tanaman kesambi lainnya. Bila lak batang yang dipanen sedikit maka kebutuhan bibit juga akan berkurang.

c. Keterbatasan modal

Walaupun sampai dengan saat ini modal bukan merupakan suatu kelemahan besar yang dimiliki oleh Perum Perhutani, namun bagi pengusaha yang baru akan memulai membudidayakan kutu lak membutuhkan modal yang besar walaupun keuntungan akhir yang akan diperoleh jauh lebih besar. d. Tingkat pendidikan dan keterampilan SDM

Sampai dengan saat ini, Perum Perhutani masih terus mengusahakan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia yang ada. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pelatihan untuk menambah keterampilan para pekerja. Sumberdaya manusia merupakan salah satu modal dalam pelaksanakan budidaya kutu lak ini.

e. Kualitas lak cabang yang rendah

Kualitas lak cabang yang rendah sangat berpengaruh terhadap kualitas bibit dan kualitas lak butiran. Bila kualitas lak cabang rendah, mungkin saja akan terjadi kekurangan lak batang yang dapat dijadikan bibit. Begitu pula

halnya dengan lak butiran, bila kualitas lak cabangnya rendah maka lak butiran yang dihasilkan juga akan rendah.

f. Kualitas lak butiran yang rendah

Ada dua tipe kualitas lak butiran yaitu kualitas dengan mutu P dan D. Selama ini, Perhutani menghasilkan lak dengan kualitas P, bahkan negara India yang juga merupakan salah satu pengahasil lak masih mengimpor lak dari Indonesia karena lak yang dihasilkan oleh Perum Perhutani mempunyai warna yang lebih menarik.

g. Kurangnya publikasi usaha lak butiran melalui iklan

Publikasi dalam penjualan atau promosi lak butiran melalui iklan belum dilakukan, namun Perum Perhutani sering mengikuti pameran dengan tujuan untuk mempromosikan produk-produk yang dihasilkan oleh Perum Perhutani. Namun, walaupun promosi dengan cara iklan belum dilakukan, Perum Perhutani masih kewalahan untuk memenuhi permintaan konsumen akan lak butiran.

h. Teknologi pascapanen lak cabang menjadi lak butiran yang kurang

Pemanenan lak cabang yang selama ini dilakukan masih terbilang sangat sederhana. Hanya memerlukan parang dan keranjang sebagai alat dalam memanen lak cabang sehingga belum diperlukan teknologi yang sangat canggih dalam pemanenan ini. Proses pengelolaan lak cabang menjadi lak butiran, juga masih sederhana. Secara umum hingga kini, teknologi yang digunakan untuk budidaya lak masih sangat sederhana. Namun perlu ditemukan teknologi yang dapat menjadikan lak batang menjadi lak butiran dengan rendemen yang lebih besar dari rendemen yang sekarang dihasilkan. 3. Peluang

Peubah-peubah bersifat strategis unsur peluang yang berpengaruh dalam budidaya kutu lak dan nilai pengaruhnya ditunjukkan pada Tabel 21. Peubah-peubah strategis unsur peluang ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengembangan usaha budidaya kutu lak dimasa yang akan datang.

Tabel 21 Peubah-peubah unsur peluang dan nilai pengaruhnya

No. Peubah Nilai Pengaruh

1 Harga lak yang cukup tinggi 0.344

2 Meningkatnya jumlah produk yang menggunakan lak sebagai bahan dasar 0.340 3 Permintaan pasar terhadap produk lak yang terus bertambah 0.335

4 Hubungan yang baik dengan SDM 0.333

5 Meningkatnya produksi lak cabang 0.303

6 Kualitas lak yang terus meningkat 0.301

7 Peningkatan luas areal 0.214

8 Adanya perhatian dari pemerintah 0.212

9 Tidak adanya aturan yang membebani perusahaan 0.181

Jumlah 2.563

Peubah-peubah strategi unsur peluang diuraikan secara rinci sebagai berikut : a. Harga lak yang cukup tinggi

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, lak memiliki harga jual yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp 20 640.00 per kg. Sehingga, budidaya lak ini dapat dijadikan salah satu potensi yang dapat dikembangkan sebagai salah satu sumberdaya hasil hutan non kayu.

b. Meningkatnya jumlah produk yang menggunakan lak sebagai bahan dasar Dahulu, lak hanya dikenal sebagai pelitur untuk meuble. Namun, dengan semakin meningkatnya pengetahuan akan banyaknya fungsi lain dari lak selain sebagai pelitur, lak dapat dijadikan salah satu primadona komoditi ekspor. Apalagi ditambah dengan belum banyaknya negara yang menghasilkan atau memproduksi lak.

c. Permintaan pasar terhadap produk lak yang terus bertambah

Pada tahun 1998, Amerika Serikat memerlukan lak sebanyak 500 ton. Namun masyarakat NTT yang pada saat itu juga membudidayakan lak hanya dapat memenuhi 4 % yaitu sebanyak 20 ton dari permintaan yang ada. Ditambah lagi dengan banyaknya produk yang menjadikan lak sebagai salah satu bahan dasar. Semua ini dapat dijadikan peluang yang menguntungan dalam pembudidayaan kutu lak.

d. Hubungan yang baik dengan SDM

pelatihan dan penghargaan bagi pekerja yang berprestasi dan pemberian insentif yang memuaskan akan membuat pekerja dapat bekerja dengan baik dan nyaman. Dengan demikian diharapan dapat memperoleh hasil seperti yang diinginkan.

e. Meningkatnya produksi lak cabang

Peningkatan permintaan harus diikuti dengan meningkatnya produksi lak cabang. Pemeliharaan kutu lak dan tanaman inang akan menentukan hasil lak cabang yang akan panen. Pengetahuan yang dimiliki oleh SDM Perum Perhutani mengenai teknik budidaya kutu lak dapat dijadikan peluang dalam menentukan bagaimana cara meningkatkan produksi lak batang. Peningkatan produksi lak cabang berarti pula peningkatan penghasilan.

f. Kualitas lak yang terus meningkat

Perum Perhutani telah menghasilkan lak dengan kualitas mutu P. Ini merupakan peluang yang harus terus ditingkatkan sehingga konsumen akan selalu membeli lak butiran yang diproduksi oleh Perhutani.

g. Peningkatan luas areal

Penambahan luas areal berarti penambahan lahan yang dapat ditanami kesambi dan ditulari kutu lak. Areal yang diperluas dapat dijadikan peluang untuk meningkatkan produksi.

h. Adanya perhatian dari pemerintah

Saat ini, pemerintah belum terlalu memperhatikan produk hasil hutan non kayu. Produk hasil hutan non kayu belum dijadikan primadona utama seperti halnya kayu. Bila saja pemerintah lebih memperhatikan produk-produk yang dihasilkan oleh hutan selain kayu, maka produk-produk hasil hutan non kayu (misalnya lak) akan lebih dikembangkan karena dapat dijadikan sebagai salah satu sumber devisa.

i. Tidak adanya aturan yang membebani perusahaan

Sampai saat ini belum ada peraturan yang membatasi perusahaan dalam pengembangan budidaya lak. Hal ini dapat dijadikan peluang untuk terus meningkatkan produksi.

4. Ancaman

Peubah-peubah bersifat strategis unsur ancaman yang berpengaruh dalam budidaya kutu lak dan nilai pengaruhnya ditunjukkan pada Tabel 22. Peubah-peubah strategis unsur ancaman ini perlu dihindari dan ditanggulangi dengan sebaik mungkin sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengembangan usaha budidaya kutu lak dimasa yang akan datang.

Tabel 22 Peubah-peubah unsur ancaman dan nilai pengaruhnya

No. Peubah Nilai

Pengaruh

1 Tidak adanya stok bibit kutu lak 0.378

2 Hama/musuh alami kutu lak 0.351

3 Tingkat persaingan dalam industri dan pasar 0.321 4 Tidak adanya standar harga dalam pemasaran 0.318

5 Kenaikan harga BBM 0.264

6 Berkurangnya / bertambah tua umur tanaman inang kutu

lak 0.262

7 Turunnya kualitas lak cabang 0.224

8 Munculnya teknologi baru 0.170

9 Adanya produk lak sintesis 0.101

Jumlah 2.389

Peubah-peubah strategi unsur ancaman diuraikan secara rinci sebagai berikut : a. Tidak adanya stok bibit kutu lak

Tidak adanya stok bibit kutu lak merupakan ancama utama dalam budidaya lak. Bila stok bibit sudah tidak ada berarti sudah tidak ada lagi tanaman kesambi yang dapat ditulari oleh kutu lak dan tidak ada pula lak batang yang dapat dipanen.

b. Hama / musuh alami kutu lak

Musuh alami kutu lak, baik berupa hama maupun penyakit merupakan ancaman dalam budidaya kutu lak. Bila tularan kutu lak diserang oleh musuh alaminya maka tularan akan gagal. Hal ini akan menyebabkan kegagalan panen.

c. Tingkat persaingan dalam industri dan pasar

Walaupun sampai saat ini tingkat persaingan dalam industri dan pasar belum begitu terlihat tetapi hal ini merupakan suatu ancaman yang perlu diwaspadai di masa yang akan datang.

d. Tidak adanya standar harga dalam pemasaran

Sampai dengan saat ini, standar harga juga belum merupakan suatu ancaman yang berarti. Namun demikian, standar harga perlu ditetapkan. Perhutani telah melakukan standar harga yang diberlakukan untuk mutu lak yang dihasilkan dan standar harga untuk tujuan pemasaran di dalam dan luar negeri.

e. Kenaikan harga BBM

Kenaikan harga BBM berpengaruh terhadap biaya produksi (pengeluaran). Bila harga jual lak butiran tidak dapat menutupi biaya produksi amak perusahaan akan mengalami kerugian yang besar.

f. Berkurangnya / bertambah tua umur tanaman inang kutu lak

Saat ini, tanaman kesambi yang tumbuh di kawasan hutan KPH Probolinggo ada yang berumur lebih dari 30 tahun dan masih berproduksi. Namun, bila permudaan kesambi tidak diperhatikan sejak awal, maka ini dapat menjadi suatu ancaman dalam pengembangan budidaya kutu lak di masa yang akan datang.

g. Turunnya kualitas lak cabang

Turunnya kualitas lak cabang akan berpengaruh terhadap kualitas lak bibit dan lak butiran yang dihasilkan. Turunnya kualitas lak cabang, misalnya disebabkan karena serangan hama perlu diperhatikan agar tidak mengancam kelangsungan budidaya kutu lak.

h. Munculnya teknologi baru

Walaupun teknologi yang saat ini diterapkan dalam budidaya kutu lak masih sangat sederha, mempelajari teknologi-teknologi baru dalam pengembangan budidaya kutu lak perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar produksi dan kualitas lak yang dihasilkan dapat terus meningkat.

i. Adanya produk lak sintesis

Produk lak sintesis pada saat ini belum merupakan suatu ancaman. Namun, dimasa yang akan datang keberadaanya harus lebih diperhatikan.

Matriks SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Sebelum membuat matriks SWOT terlebih dahulu dibuat diagram SWOT. Diagram SWOT disusun dengan cara mencari selisih total dari pengaruh unsur internal yaitu berupa kekuatan dan kelemahan serta selisih total dari pengaruh unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman, dari hasil tersebut, diperoleh diagram SWOT seperti berikut :

Gambar 44 Diagram SWOT budidaya kutu lak

Diagram SWOT pada Gambar 44 menunjukkan bahwa usaha budidaya kutu lak berada pada sel 1. Menurut Rangkuti (2000), pada posisi sel 1 harus menerapkan strategi SO (Strength opprortunities). Strategi SO diterapkan dengan cara menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

0.9 0.2 (0.9;0.2) Sel 1 Sel 3 Sel 2 Sel 4 Ancaman (T) Kelemahan (W) Peluang (O) Kekuatan (S)

Tabel 23 Matriks SWOT Budidaya Kutu Lak UNSUR INTERNAL UNSUR EKSTERNAL STRENGTH-S 1. Manfaat lak sebagai

pelitur, pita kaset, bahan kosmetik dan lain-lain 2. Keadaan alam/iklim

mikro di Probolinggo 3. Pelatihan dan

pengembangan SDM 4. Budidaya kutu lak yang

mudah dilakukan 5. Salah satu sumber

penghasilan yang besar 6. Input modal yang

rendah

WEAKNESS-W 1. Kuantitas lak butiran

yang rendah 2. Kuantitas lak cabang

yang rendah 3. Keterbatasan modal 4. Tingkat pendidikan dan

keterampilan SDM 5. Kualitas lak cabang yang

rendah

6. Kualitas lak butiran yang rendah

7. Kurangnya publikasi usaha lak butiran melalui iklan

8. Teknologi pascapanen lak cabang menjadi lak butiran yang kurang OPPORTUNITIES-0

1. Harga lak yang cukup tinggi 2. Meningkatnya jumlah

produk yang menggunakan lak sebagai bahan dasar 3. Permintaan pasar terhadap

produk lak yang terus bertambah

4. Hubungan yang baik dengan SDM

5. Meningkatnya produksi lak cabang

6. Kualitas lak yang terus meningkat

7. Peningkatan luas areal 8. Adanya perhatian dari

pemerintah

9. Tidak adanya aturan yang membebani perusahaan

STRATEGI S-O

1. Peningkatan pembinaan terhadap SDM yang ada (S,O4,O5,O6) 2. Mempertahankan harga (S5,O1,O2,O3) 3. Pengembangan Budidaya Lak (S1,S2,O1, O3,O5,O6) STRATEGI W-O 1. Meningkatkan produksi lak cabang (O5,W) 2. Memanfaatkan peluang

pasar (O3,O7)

THREAT-T

1. Tidak adanya stok bibit kutu lak

2. Hama / musuh alami kutu lak

3. Tingkat persaingan dalam industri dan pasar

4. Tidak adanya standar harga dalam pemasaran

5. Kenaikan harga BBM 6. Berkurangnya / bertambah

tua umur tanaman inang kutu lak

7. Turunnya kualitas lak cabang

8. Munculnya teknologi baru 9. Adanya produk lak sintesis

STRATEGI S-T 1. Meningkatkan budidaya kutu lak (S4,T) 2. Meningkatkan sumber penghasilan (S5, T3) STRATEGI W-T 1. Peningkatan teknologi dalam budidaya lak (W8,T8)

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas lak (W1,W2,W5,W6,T2,T7)

Matrik SWOT yang disajikan pada Tabel 23 menjelaskan berbagai strategi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dan mengembangkan budidaya kutu lak. Dari diagram SWOT, strategi SO adalah salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan budidaya kutu lak dimasa yang akan datang. Kekuatan yang sudah dimiliki oleh Perum Perhutani dalam mengelola budidaya kutu lak yang selama ini dilaksanakan dapat diterapkan dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.

Peningkatan pembinaan SDM yang ada, kurangnya produsen lak dan banyaknya permintaan lak butiran merupakan modal yang dapat dimanfaatkan oleh Perum Perhutani untuk meningkatkan produksi dan kualitas lak batang serta dapat dijadikan peluang bisnis.

Dokumen terkait