• Tidak ada hasil yang ditemukan

27 27,5 28 0 24 48 72 96 120 S U H U ( °C ) Waktu (JAM) A B C D K

17 3.1.7 Nilai pH Media Air Pengangkutan

Hasil pengamatan derajat keasaman (pH) pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. pH media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam

Gambar 4. menunjukkan bahwa pH pada media pengangkutan mengalami penurunan hingga jam ke-24. Terjadi fluktuasi setelah jam ke-24, yaitu mengalami peningkatan hingga jam ke-48 dan selanjutnya cenderung menurun hingga jam ke-120. Adapun kisaran pH media pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam pengangkutan adalah 6,5–7,3.

Hasil analisis statistik (Lampiran 10) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap pH. Pada jam ke-0, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan K, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan C dan perlakuan D. Perlakuan B tidak berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D, sedangkan perlakuan C tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan D hanya berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan K. Perlakuan K hanya berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D. 6 6,5 7 7,5 0 24 48 72 96 120 p H Waktu (JAM) A B C D K

18 3.1.8 Konsentrasi CO2 Media Air Pengangkutan

Hasil pengukuran konsentrasi CO2 dalam media pengangkutan ikan Black Ghost dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Konsentrasi CO2 media air pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam

Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai konsentrasi CO2 pada media pengangkutan ikan Black Ghost terus mengalami peningkatan dengan bertambahnya waktu. Adapun nilai konsentrasi CO2 pada media pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 13,32 mg/ℓ

sampai 69,9 mg/ℓ. Hasil analisis statistik selama uji pengangkutan sampai dengan 120 jam (Lampiran 12) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil tidak berpengaruh nyata terhadap CO2.

3.1.9 Konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) Media Air Pengangkutan Hasil pengamatan konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 6.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 24 48 72 96 120 C O2 (m g /ℓ ) Waktu (JAM) A B C D K

19 Gambar 6. Konsentrasi konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai konsentrasi TAN pada media pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan dari awal perlakuan (Jam ke-0) hingga jam ke-72. Konsentrasi TAN mengalami penurunan pada jam ke-72 hingga jam ke-96 dan kembali meningkat hingga perlakuan berakhir (jam ke-120). Adapun nilai konsentrasi TAN pada media pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,09 mg/ℓ sampai 7,29 mg/ℓ.

Hasil analisis statistik (Lampiran 14) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap TAN yang hanya terjadi pada awal perlakuan (jam ke-0). Pada jam ke-0, perlakuan A hanya berbeda nyata dengan perlakuan B. Perlakuan C, perlakuan D dan perlakuan K tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan.

3.1.10 Konsentrasi NH3 Media Air Pengangkutan

Data amonia (NH3) diperoleh dari data konsentrasi TAN dengan memerhitungkan nilai pH dan suhu pada setiap unit percobaan dengan menggunakan tabel persentase amonia tak ter-ionisasi (Tabel 2).

0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 24 48 72 96 120 T A N ( m g /ℓ )

Waktu (JAM Ke-)

20 Gambar 7. Konsentrasi amonia (NH3) media air pengangkutan dengan waktu

pengangkutan sampai dengan 120 jam

Gambar 7. menunjukkan bahwa nilai konsentrasi NH3 pada media pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan dari awal perlakuan (Jam ke-0) hingga jam ke-48. Konsentrasi NH3 relatif mengalami penurunan setelah jam ke-48. Adapun nilai konsentrasi NH3 pada media pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,0013 mg/ℓ

sampai 0,0364 mg/ℓ. Hasil analisis statistik (Lampiran 16) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil tidak berpengaruh nyata antar perlakuan terhadap NH3.

3.1.11 Konsentrasi Nitrit (NO2

ˉ

) Media Air Pengangkutan

Pengamatan konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) hanya pada awal dan akhir perlakuan. Hasil pengamatan konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 8.

0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04 0 24 48 72 96 120 N H 3 ( m g /ℓ ) Waktu (JAM) A B C D K

21 Gambar 8. Konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) media air pengangkutan dengan waktu

pengangkutan sampai dengan 120 jam

Gambar 8. menunjukkan bahwa nilai konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media pengangkutan ikan Black Ghost mengalami penurunan. Adapun nilai konsentrasi konsentrasi Nitrit (NO2ˉ) pada media pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,10 mg/ℓ sampai 2,25 mg/ℓ.

Hasil analisis statistik (Lampiran 18) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap NO2ˉ hanya pada awal perlakuan (jam ke-0). Hasil uji lanjut diperoleh hasil berbeda nyata pada jam ke-0. Pada jam ke-0 tersebut, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B dan perlakuan C. Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan K.

Pada jam ke-120, Perlakuan A tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan D. Perlakuan C tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan B dan K. Perlakuan K hanya berbeda nyata dengan perlakuan D.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 0 120 N O2 -(m g /ℓ ) Waktu (JAM) A B C D K

22 3.1.12 Nilai Kesadahan Media Air Pengangkutan

Pengamatan kesadahan hanya pada awal dan akhir perlakuan. Hasil pengamatan kesadahan pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Kesadahan media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam

Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa nilai kesadahan di media pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan terhadap semua perlakuan. Adapun nilai kesadahan pada media pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 17,24 mg/ℓ sampai 118,20 mg/ℓ CaCO3.

Hasil analisis statistik (Lampiran 20) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil yang berpengaruh nyata terhadap kesadahan. Pada jam ke-0, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan K. Perlakuan C hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan D hanya berbeda nyata dengan perlakuan K. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A, perlakuan B dan perlakuan D. Perbedaan antar perlakuan tersebut juga terjadi pada jam ke-120.

0 20 40 60 80 100 120 140 0 120 K E S A D A H A N ( m g /ℓ C aC O3 ) Waktu (JAM) A B C D K

23 3.1.13 Nilai Konduktivitas Media Air Pengangkutan

Pengamatan kesadahan hanya pada awal dan akhir perlakuan. Hasil pengamatan kesadahan pada media pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Konduktivitas media air pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam

Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas di media pengangkutan ikan Black Ghost mengalami peningkatan terhadap semua perlakuan. Adapun nilai konduktivitas pada media pengangkutan dengan waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam berkisar pada 0,34 µmhos/cm sampai 0,97 µmhos/cm.

Hasil analisis statistik (Lampiran 22) pada selang kepercayaan 95%, diperoleh hasil berpengaruh nyata terhadap kesadahan dimulai pada awal perlakuan (jam ke-0). Perlakuan A hanya berbeda nyata dengan perlakuan B. Perlakuan B hanya berbeda nyata dengan perlakuan A. Perlakuan C, perlakuan D dan perlakuan K tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Pada jam ke-120, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K. Perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D. Perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan C dan perlakuan K. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan D.

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 0 120 K O N D U K T IV IT A S ( µ m h o s/ cm )

Waktu (JAM Ke-)

24 3.1.14 Tingkat Kelangsungan Hidup (KH) Ikan Black Ghost pada

Pemeliharaan Pasca Pengangkutan

Perbedaan tingkat kelangsungan hidup (KH) pemeliharaan pasca pengangkutan mulai terjadi pada hari ke-1. KH pemeliharaan pasca pengangkutan terbesar ikan Black Ghost pada penelitian ini yang diamati selama 10 hari adalah perlakuan D sebesar 73,33%, sedangkan terendah adalah perlakuan K sebesar 48,89%.

Tabel 7. Tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost selama pemeliharaan

Hari Ke-

Nilai KH (%) Pemeliharaan per Perlakuan

A B C D K 0 100 a 100 a 100 a 100 a 100 a 1 91.11±7.70a 82.22±3.85a 86.67±6.67a 88.89±3.85a 80.00±6.67a 2 84.44±3.85a 77.78±10.18a 75.56±7.70a 82.22±7.70a 73.33±6.67a 3 84.44±3.85a 77.78±10.18a 71.11±7.70a 82.22±7.70a 71.11±10.18a 4 84.44±3.85a 73.33±6.67a 71.11±7.70a 82.22±7.70a 66.67±17.64a 5 84.44±3.85b 73.33±6.67ab 62.22±10.18a 73.33±6.67ab 64.44±16.78ab 6 82.22±3.85b 66.67±17.64ab 60.00±13.33a 73.33±6.67ab 60.00±24.04ab 7 80.00±6.67a 62.22±25.24a 60.00±7.70a 73.33±6.67a 53.33±29.06a 8 77.78±10.18b 60.00±29.06ab 55.56±7.70a 73.33±6.67ab 53.33±29.06ab 9 75.56±7.70b 57.78±26.94ab 55.56±7.70a 73.33±6.67b 48.89±30.79ab 10 71.11±3.85a 53.33±23.09abc 53.33±6.67bc 73.33±6.67a 42.22±31.51c Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada

setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda (P<0,05)

Dari hasil uji statistik (Tabel 7), terlihat perbedaan yang nyata antar perlakuan dimulai hari ke-5. Pada hari ke-5, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan C, sedangkan perlakuan lainnya tidak berbeda nyata antar perlakuan. Pada hari ke-10, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan C dan perlakuan K. Perlakuan B tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan. Perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan DC, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan C dan perlakuan K. Perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan A dan perlakuan C.

3.1.15 Laju Pertumbuhan Harian pada Pemeliharaan Pasca Pengangkutan Laju pertumbuhan harian (LPH) tertinggi pada penelitian ini yang diamati selama 10 hari adalah perlakuan D sebesar 0,48%. Nilai LPH terendah, yaitu pada

perlakuan B sebesar sebesar 0,37%, sedan data LPH (Lampira berpengaruh nyata pengangkutan dapat di Gambar 11. Laju pe pasca pe 3.2 Pembahasan 3.2.1 Penelitian Pend Berdasarkan ni uji pengangkutan (La dibandingkan dengan relatif lebih mendeka keasaman (pH) yang derajat keasaman ne rendah dibandingkan dalam dosis yang tida hidup ikan. Menurut E

0,37 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 A L P H ( % d ar i b ob ot t u b u h p er h ar i)

ab

ar 0,19%. Adapun laju pertumbuhan haria angkan perlakuan K sebesar 0,34%. Dari hasil piran 36) pada selang kepercayaan 95%,

a terhadap LPH. Hasil pengamatan LPH t dilihat pada Gambar 11.

pertumbuhan harian ikan Black Ghost pada a pengangkutan

ndahuluan

n nilai parameter lingkungan dari kualitas air ba Lampiran 1), purewater memiliki nilai yang r gan air sumur. Nilai derajat keasaman (pH) kati netral dibandingkan air sumur. Menurut g cocok untuk ikan Black Ghost sekitar 6,6 netral). Kandungan zat toksik pada purewat

kan air sumur. Kandungan zat toksik seperti am tidak dapat ditoleransi sangat berbahaya bag ut Effendi (2003), amonia jarang ditemukan pad

,37 0,19 0,28 0,48 B C D Perlakuan

b

a

a

b

25 rian perlakuan A il analisis statistik , diperoleh hasil PH pada media da pemeliharaan

baku untuk media relatif lebih baik ) dari purewater

ut Indriani (2001), (mendekati nilai

ater relatif lebih amonia dan nitrit bagi kelangsungan pada perairan yang

0,34

K

26 mendapat cukup pasokan oksigen. Purewater memiliki kandungan oksigen terlarut yang cukup tinggi, yaitu sampai dengan 8 mg/ℓ pada suhu 20°C (Purewatercleo, 2010). Hal tersebut diduga menyebabkan kandungan amonia di

purewater jarang ditemukan. Nilai kesadahan dan TDS pada air sumur relatif lebih tinggi dari purewater menunjukan bahwa kandungan logam berat/ion, senyawa-senyawa kimia ataupun bahan-bahan lain yang terkandung dalam air sumur lebih tinggi dibandingkan purewater. Hal tersebut diperkuat dengan nilai kandungan alumunium dan besi yang terdapat pada air sumur, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan purewater. Kandungan-kandungan tersebut diduga dapat menurunkan nilai kelarutan oksigen ataupun dapat bersifat toksik secara langsung bagi ikan. Mikroorganisme yang terdapat dalam air sumur pun relatif lebih tinggi dibandingkan dengan purewater. Mikroorganisme tersebut diduga dapat menjadi parasit ataupun carrier penyakit yang merugikan bagi kehidupan ikan. Purewater

bebas dari mikroorganisme penyakit karena proses pembuatannya yang telah terintegrasi dengan baik dan tingkat higienis yang tinggi (Lampiran 2).

Sebelum uji transportasi, ikan Black Ghost dipuasakan selama 2 hari. Menurut Sampson dan Machintos (1986) dalam Supendi (2006), tujuan dari pemuasaan ikan tersebut selain memaksa ikan mengosongkan lambung adalah untuk membiasakan ikan pada keadaan padat seperti dalam pengangkutan.

Berdasarkan hasil uji pemuasaan ikan Black Ghost, baik pada media air sumur maupun media purewater diketahui bahwa ikan Black Ghost mampu bertahan selama 7 hari. Kematian ikan Black Ghost di media air sumur ditemukan pada hari ke-5, sedangkan di media purewater ditemukan pada hari ke- 6. Kondisi ikan sampai hari ke-7 masih dalam kondisi normal/berenang aktif. Hal tersebut menunjukan bahwa ikan Black Ghost dapat bertahan hidup dalam pengangkutan sampai hari ke-7 dalam kondisi puasa.

Hasil uji tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata 2 g pada kedua media, didapatkan nilai yang berbeda (Gambar 2). Konsumsi oksigen oleh ikan sangat bergantung pada jenis, ukuran, aktivitas ikan, toleransi terhadap stress, suhu, pH, CO2 dan amonia (Boyd, 1992). Media air sumur memiliki tingkat konsumsi oksigen lebih tinggi daripada ikan pada media air purewater. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai TKO rata-rata ikan Black Ghost

27 pada media air sumur 0,15+0,08 mg O2. g-1. jam-1, sedangkan pada media air

purewater 0,14+0,08 mg O2. g-1. jam-1. Berdasarkan hasil tersebut, maka dalam pengangkutan dengan waktu sampai dengan 120 jam, diperlukan oksigen untuk respirasi 40 ekor ikan ukuran 2 g adalah 1.440 mg O2. Kebutuhan oksigen ikan- ikan kecil per satuan berat lebih besar daripada kebutuhan ikan-ikan ukuran besar (Gerbhards, 1965). Oksigen yang dimasukan ke dalam kantong packing sebanyak 3ℓ, berdasarkan rumus PV = nRT, akan didapat oksigen sebanyak 1.970 mg O2. Dengan demikian, dari jumlah oksigen yang diberikan dan yang dikonsumsi masih seimbang.

Hasil uji laju ekskresi TAN terlihat bahwa ikan pada media air sumur memiliki tingkat ekskresi TAN lebih tinggi daripada ikan pada media air

purewater. Hal tersebut terlihat dari nilai laju ekskresi TAN rata-rata ikan Black Ghost dengan bobot rata-rata 2 g pada media air sumur 0,0067+0,003 mg .ℓ-1. jam-1, sedangkan pada media air purewater 0,0060+0,003 mg .ℓ-1. jam-1. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam waktu pengangkutan sampai dengan 120 jam TAN yang diekskresikan ikan Black Ghost sebanyak 30 ekor ukuran 2 g pada media air sumur sebesar 19,43 mg/ℓ, sedangkan pada media air purewater

sebesar 17,30 mg/ℓ. Ghozali (2010) menyatakan bahwa dalam wadah pengangkutan ekskresi TAN penting diketahui karena akumulasinya akan berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup organisme yang diangku. Laju ekskresi TAN dalam media pengangkutan dipengaruhi oleh laju metabolisme ikan uji dan menurut Spotte (1970) dalam Ghozali (2007) mengemukakan bahwa laju metabolisme hewan air tawar yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat dibandingkan hewan yang lebih besar pada spesies yang sama.

3.2.2 Penelitian Utama

Berdasarkan hasil yang didapat pada Tabel 5 menunjukan bahwa tingkat kelangsungan hidup (KH) ikan Black Ghost saat uji transportasi mengalami penurunan selama perlakuan berlangsung. Faktor yang mempengaruhi KH uji pengangkutan ikan Black Ghost adalah kualitas air media pengangkutan dan kondisi ikan. Menurut Huct (1971) dalam Ghozali (2007), pengangkutan ikan pada dasarnya adalah usaha menempatkan ikan pada lingkungan baru yang

28

Dokumen terkait