• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Akuntabilitas Kinerja

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Pelaksanaan analisis capaian kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Tahun 2017 dilakukan melalui hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menpan dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk TeknisPerjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tolok ukur keberhasilan capaian kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak seluruhnya dapat dituangkan dalam grafik dan angka-angka. Namun demikian pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Agama tahun 2017 telah dilakukan dengan cara membandingkan antara target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017 dan realisasi capaian indikator sasaran. Tingkat capaian kinerja masing-masing sasaran strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017 dapat dilihat sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Kualitas dan Ketersediaan Bimbingan dan Fasilitas Keagamaan

Untuk mengukur tingkat keberhasilan sasaran strategis ini, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menetapkan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu : (1) jumlah penyuluh agama yang berkualitas, (2) jumlah lembaga keagamaan, lembaga sosial keagamaan dan ormas keagamaan yang difasilitasi dalam memenuhi standar minimal lembaga keagamaan, (3) jumlah sarana dan prasarana keagamaan yang memenuhi standard, dan (4) jumlah pembinaan/bimbingan keagamaan.

Tabel 4

Capaian Sasaran Strategis 1

Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

1. Jumlah penyuluh agama berkualitas 2. Jumlah lembaga keagamaan,

lembaga sosial keagamaan dan ormas keagamaan yang difasilitasi dalam memenuhi standar minimal lembaga keagamaan

3. Jumlah sarana dan prasarana keagamaan yang memenuhi standar

4. Jumlah pembinaan/bimbingan keagamaan 283 orang 74 lembaga 8 lokasi 18 kegiatan 273 orang 74 lembaga 8 lokasi 18 kegiatan 96,47 % 100 % 100 % 100 %

Rata-rata Capaian Kinerja 99,12 %

Tugas pokok penyuluh agama adalah melaksanakan dan mengembangkan kagiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap penyuluh mempunyai kelompok/daerah binaan, dengan pola dan pendekatan yang telah ditetapkan.Indikator jumlah penyuluh agama berkualitas memperoleh capaian kinerja sebesar 96,47%. Jumlah penyuluh agama non PNS yang diberikan tunjangan (honorarium) pada tahun 2017 sebanyak 273 orang. Jumlah ini tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 283 orang.Untuk memperlancar pelaksanaan tugas penyuluhan agama, kepada setiap penyuluh agama non PNS diberikan tunjangan honor bulanan. Berdasarkan observasi lapangan terhadap penyuluh agama terdapat indikasi adanya peningkatan bimbingan atau kepenyuluhan. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas kepenyuluhan diantaranya adalah :

- Tingkat pendidikan para penyuluh agam non PNS sebagian besar adalah sarjana. - Terdapat seleksi, baik seleksi administrasi maupun seleksi tertulis (ujian tertulis).

Dalam rangka meningkatkan kualitas penyuluhan, dilaksanakan juga pembinaan-pembinaan rutin bagi para penyuluh tenaga penyuluh non PNS. Penyuluh agama non PNS juga melakukan bimbingan/kepenyuluhan kepada masyarakat, baik yang bersifat rutin, maupun tentatif karena adanya kepentingan yang mendesak.

Salah satu indikator untuk mengukur peningkatan kualitas dan ketersediaan bimbingan dan fasilitas keagamaan adalah peningkatan kualitas/standar minimal lembaga keagamaan, lembaga sosial keagamaan dan ormas keagamaan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan terhadap lembaga keagamaan, lembaga sosial keagamaan dan ormas keagamaan. Pemberian bantuan ini dilaksanakan dalam bentuk bantuan sarana dan prasarana/bantuan operasional dan pembinaan lembaga keagamaan. Pada tahun 2017, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menetapkan target pemberian fasilitasi bagi 74 lembaga. Fasilitasi lembaga keagamaan, lembaga sosial keagamaan dan ormas keagamaan yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017, selain dalam bentuk pemberian bantuan, juga dilaksanakan dalam bentuk pembinaan. Pemberian bantuan dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan peralatan maupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh lembaga sosial keagamaan maupun ormas keagamaan dalam melaksanakan tugas pelayanan keagamaan bagi masyarakat beragama. Selain itu juga dengan memberikan bantuan operasional bagi lembaga keagamaan, lembaga sosial keagamaan dan ormas keagamaan. Sedangkan pembinaan, dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada lembaga sosial keagamaan maupun ormas keagamaan.

Selain meningkatkan kualitas lembaga keagamaan, lembaga sosial keagamaan dan ormas keagamaan, salah satu indikator yang mendapat perhatian Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah peningkatan kualitas fasilitas keagamaan. Peningkatan kualitas fasilitas keagaaman yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 adalah dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana/peralatan bagi tempat-tempat ibadah keagamaan. Peningkatan kualitas fasilitas keagamaan ini bertujuan

2. Sasaran Strategis 2 :Meningkatnya Harmoni Sosial dan Kerukunan Antar Umat Beragama

Untuk mengukur tingkat keberhasilan sasaran strategis ini, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menetapkan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu : (1) nilai indeks kerukunan umat beragama, (2) jumlah fasilitasi sarana dan prasarana sekretariat bersama FKUB yang memenuhi standar, (3) jumlah aliran sempalan yang terbina, dan (4) jumlah pembinaan kerukunan intern dan antar umat beragama.

Tabel 5

Capaian Sasaran Strategis 2

Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

1. Nilai Indeks Kerukunan Umat Beragama

2. Jumlah fasilitasi sarana dan

prasarana Sekretariat Bersama FKUB yang memenuhi standar

3. Jumlah aliran sempalan yang terbina 4. Jumlah pembinaan kerukunan intern

dan antar umat beragama

85 3 paket 2 lokasi 22 kegiatan 83 3 paket 2 lokasi 22 kegiatan 97,65 % 100 % 100 % 100 %

Rata-rata Capaian Kinerja 99,41 %

Pada tahun 2017, nilai indeks kerukunan umat beragama di Provinsi Nusa Tenggara Timur memperoleh capaian nilai sebesar 83 dengan kategori capaian bernilai baik. Capaian nilai tersebut tidak terlepas dari kerjasama berbagai unsur, yaitu unsur pemerintah, unsur keagamaan dan unsur masyarakat. Unsur pemerintah dalam hal ini adalah adanya fasilitasi dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan berbagai pembinaan dalam bentuk bantuan pembinaan, bantuan operasional dan bantuan sarana dan prasarana. Sedangkan unsur keagamaan dalam hal ini adalah tokoh-tokoh agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Selain itu, untuk meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan dan pembinaan kerukunan umat beragama dengan melibatkan tokoh-tokoh agama dan masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk : orientasi, penyediaan sarana dan prasarana, pemberian bantuan, dialog, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dengan

tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kerukunan hidup umat beragama di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), pada tahun 2017 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan Program Kerukunan Umat Beragama, dengan beberapa kegiatan di antaranya :

- Pembinaan kerukunan hidup umat beragama, dengan output : pembinaan aktor-aktor kerukunan umat beragama, pengembangan KUB, dan paket bantuan operasional SEKBER FKUB.

- Pembinaan administrasi kerukunan hidup umat beragama, dengan output : pembinaan administrasi kerukunan hidup umat beragama

Program pembinaan kerukunan umat beragama dilaksanakan secara rutin oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2016, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur juga melaksanakan program pembinaan kerukunan umat beragama, dengan jenis dan kegiatan yang sama. Sedangkan pada tahun 2017 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapatkan alokasi anggaran dengan jumlah yang lebih besar.

Pembinaan aliran sempalan dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya konflik baik intern maupun antar umat beragama.Pembinaan aliran sempalan dilaksanakan dalam bentuk beberapa kegiatan, di antaranya pembinaan terhadap kelompok-kelompok sempalan, pencegahan pembentukan kelompok-kelompok sempalan, penanganan korban aliran sempalan, dll. Pada tahun 2017, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan 2 kegiatan penanganan korban aliran sempalan, dengan persentase capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%.

Pembinaan kerukunan intern dan antar umat beragama dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama, baik secara intern maupun antar

Capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%, dengan jumlah kegiatan sebanyak 22 kegiatan.

3. Sasaran Strategis 3 :Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama

Untuk mengukur tingkat keberhasilan sasaran strategis ini, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menetapkan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu : (1) nilai indeks kerukunan umat beragama, (2) jumlah fasilitasi sarana dan prasarana sekretariat bersama FKUB yang memenuhi standar, (3) jumlah aliran sempalan yang terbina, dan (4) jumlah pembinaan kerukunan intern dan antar umat beragama

Tabel 6

Capaian Sasaran Strategis 3

Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

1. Jumlah Kantor Urusan Agama yang memenuhi standar pelayanan dalam memberikan layanan administrasi keagamaan pada masyarakat

2. Jumlah penyebaran kitab suci kepada umat beragama

3. Jumlah tempat ibadah yang terfasilitasi. 4. Jumlah sertifikasi produk halal

5. Jumlah penghulu yang berkualitas 6. Jumlah pelaksanaan hisab ru’yat 7. Jumlah pembinaan event keagamaan

100 lokasi 780 exp. 7 lokasi 1 kegiatan 50 orang 3 kegiatan 2 kegiatan 100 lokasi 780 exp. 7 lokasi 1 kegiatan 100 orang 3 kegiatan 2 kegiatan 100 % 100 % 100 % 100 % 200 % 100 % 100 %

Rata-rata Capaian Kinerja 114,29 %

Pada tahun 2017, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan KUA agar memenuhi standar pelayanan. Untuk melaksanakan hal tersebut, pada tahun 2017dilaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan KUA kepada masyarakat.

Di samping pelayanan administrasi keagamaan juga terdapat berbagai bentuk dan jenis layanan lain pada Kantor Urusan Agama (KUA), seperti layanan perwakafan, produk halal, layanan hisab ruk’yat, layanan data dan informasi keagamaan, bimbingan haji, konsultasi keluarga sakinah, dan lain-lain. Selain menggunakan aplikasi SIMKAH, KUA juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas aplikasi layanan berbasis IT lainnya, seperti Sistem Informasi Manajemen Nikah

(SIMKAH), Sistem Informasi Wakaf (SIWAK), Sistem Informasi Masjid (SIMAS), Sistem Informasi Manajemen Penerangan Agama Islam (SIMPENAIS).

Indikatorjumlah Kantor Urusan Agama yang memenuhi standar pelayanan dalam memberikan layanan administrasi keagamaan pada masyarakat memiliki capaian kinerja sebesar 100%. Untuk mencapai capaian kinerja tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan beberapa kegiatan, di antaranya : Bimbingan Teknis Standarisasi Layanan KUA, Peningkatan Kualitas Layanan KUA, Pengadaan Sarana dan Prasarana KUA, Monitoring dan Evaluasi Pembangunan KUA SBSN, Uji Kompetensi Kepala KUA Non Penghulu. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan tersebut melibatkan seluruh unsur yang terdapat pada Kantor Urusan Agama (KUA). Sehingga diharapkan dapat terjadi peningkatan pelayanan keagamaan pada masyarakat.Capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%.

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menargetkan penyebaran kitab suci Al-Quran sebanyak 780 eksemplar. Penyebaran dilaksanakan dengan melakukan pembagian kitab suci Al-Quran melalui Kantor Urusan Agama di masing-masing kabupaten/kota se Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pembagian kitab suci Al-Quran dimaksudkan untuk memperdalam ajaran-ajaran keagamaan islam bagi umat beragama muslim di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menargetkan fasilitasi tempat ibadah sebanyak 7 (tujuh) lokasi. Fasilitasi tempat ibadah yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 adalah dalam bentuk pemberian bantuan rehabilitasi rumah ibadah, yaitu bantuan rehabilitasi rumah ibadah katolik sebanyak 3 lokasi dan bantuan rehabilitasi rumah ibadah hindu sebanyak 4 lokasi.

Pemberian bantuan rehabilitasi tempat ibadah yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 mengalami peningkatan apabila dibandingkan pada tahun 2016. Pada tahun 2016,

Sebagai salah satu tindak lanjut dari terbentuknya Badan Penyelenggara Jaminan

Produk Halal, Kementerian Agama mempunyai tugas melaksanakan

penyelenggaraan jaminan produk halal. Dalam melaksanakan tugas tersebut, terdapat beberapa fungsi yang harus dilaksanakan, yaitu : (1) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penyelenggaraan jaminan produk halal; (2) pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal; (3) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan di bidang penyelenggaraan jaminan produk halal; (4) pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan jaminan produk halal; dan (5) pelaksanaan administrasi Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.

Pada tahun 2017, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah mulai melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan jaminan produk halal, dengan menyelenggarakan kegiatan pemberian bantuan sertifikasi produk halal bagi UMKM pada 1 lokasi. Tahun 2017 merupakan tahun pertama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan jaminan produk halal, sehingga diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang akan lebih banyak kegiatan-kegiatan penyelenggaraan jaminan produk halal di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk meningkatkan fungsi layanan publik, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 2017 melakukan berbagai upaya, di antaranya meningkatkan kualitas tenaga-tenaga teknis lapangan yang langsung berhubungan dengan pelayanan publik, salah satunya adalah penghulu. Penghulu sebagai salah satu tenaga teknis yang langsung bersentuhan dengan kepentingan masyarakat, harusmemiliki kompetensi yang sudah diwajibkan. Dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga penghulu, pada tahun 2017 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu : (1) Bimbingan Teknis SIMPONI, dan (2) Assesmen Penghulu. Hal ini dilakukan agar para penghulu dapat selalu belajar dan tidak akan kehilangan kemampuan dan keahliannya. Pada tahun 2017, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah mencoba meningkatkan kompetensi penghulu sebanyak 100 orang. Capaian kinerja pada indikator ini mencapai 200%, karena target awal peningkatan kompetensi penghulu hanya 50 orang.

Salah satu layanan administrasi keagamaan yang rutin dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah pelaksanaan hisab ru’yat. Layanan administrasi keagamaan hisab ru’yat dilaksanakan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi tentang penentuan awal bulan ramadhan dan 1 syawal. Perbedaan penetapan awal bulan ramadhan dan 1 syawal sering terjadi pada beberapa ormas-ormas islam dan lembaga kepemerintahan di Indonesia. Sedangkan untuk menentukan masuknya 1 ramadhan dan 1 syawal ormas islam atau organisasi keagamaan ada yang lebih memilih untuk menggunakan salah satu dari metodenya yakni antara hisab maupun ru’yat saja. Namun ada juga yang menggunakan kolaborasi kedua metode tersebut (hisab dan ru’yat).

Salah satu layanan administrasi keagamaan yang rutin dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah pelaksanaan hisab ru’yat. Layanan administrasi keagamaan hisab ru’yat dilaksanakan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi tentang penentuan awal bulan ramadhan dan 1 syawal. Terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam rangka meningkatkan layanan administrasi keagamaan hisab ru’yat, yaitu : melaksanakan sidang isbat/penetapan jadwal imsyakiah dan awal bulan hijriyah, menyediakan pembiayaan tim pelaksanaan kegiatan ru’yatul hilal awal ramadhan, syawal dan djulhijah, serta membentuk tim hisab ru'yat.

4. Sasaran Strategis 4 :Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan

Indikator kinerja utama yang ditetapkan untuk mengukur capaia kinerja sasaran strategis ini adalah jumlah pengelolaan dana zakat tahunan yang terhimpun. Pada tahun 2017, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menetapkan target pengelolaan dana zakat tahunan yang terhimpun adalah sebesar Rp. 7.000.000.000,-.

Tabel 7

Capaian Sasaran Strategis 4

Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

1. Jum lah pengelolaan dana zakat tahunan yang terhimpun

7.000.0000.0000 7.120.497.824 101,72 % Rata-rata Capaian Kinerja

Indikator jumlah pengelolaan dana zakat tahunan yang terhimpun memperoleh capaian kinerja sebesar 101,72%.Hal ini dapat dijelaskan bahwa penerimaan zakat dari target sebesar Rp. 7.000.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 7.120.497.824,-. Data tersebut merupakan gabungan data dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Capaian kinerja tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya penerimaan dari sektor zakat mal, fitrah, infak, sedekahselama tahun 2017. Selain itu, untuk meningkatkan capaian jumlah pengelolaan dana zakat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur juga melaksanakan gerakan nasional membayar zakat dan melakukan penataan lembaga zakat.

5. Sasaran Strategis 5 :Meningkatnya Mutu/Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Yang Transparan, Efisien dan Akuntabel

Untuk mengukur tercapainya sasaran strategis ini Kementerian Agama telah menetapkan 4 (empat) Indikator Kinerja Utama, yaitu: (1) Indeks kepuasan Jemaah Haji; (2) Predikat Opini Laporan Keuangan Haji; (3) Jumlah Pembimbing haji yang disertifikasi; dan (4), Jumlah PPIH yang Tersertifikasi, dengan total capaian sebesar 133,82% (kategori sangat baik) dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 8

Capaian Sasaran Strategis 5

Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

1. Indeks kepuasan jemaah haji

2. Predikat opini laporan keuangan haji 3. Jumlah pembimbing haji yang

disertifikasi

4. Jumlah PPIH yang tersertifikasi

90 85 4 orang 3 orang 84,25 85 7 orang 5 orang 93,61 % 100 % 175 % 166,67 %

Rata-rata Capaian Kinerja 133,82 %

Dalam sasaran strategis ini, setiap indikator kinerja saling berhubungan erat dan saling menunjang satu dengan yang lain.

Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2017, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur memperoleh indeks kepuasan jemaah haji sebesar 84,25 (93,61%).Hal ini disebabkan oleh karena jumlah pembimbing haji yang disertifikasi dan jumlah PPIH yang tersertifikasi mengalami peningkatan, sehingga dapat mengoptimalkan pelayanan kepada jemaah haji, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, baik sebelum keberangkatan maupun sampai dengan kepulangan Jemaah haji. Dari jumlah pembimbing haji yang disertifikasi dengan target 4 orang, terealisasi sebanyak 7 orang (175%), sedangkan jumlah PPIH yang tersertifikasi dengan target 3 orang, terealisasi 5 orang (166,67%).Hal ini juga tentunya mempunyai dampak terhadap indikator kinerja predikat opini laporan keuangan haji. Demikian pula target predikat opini laporan keuangan haji sebesar 85, dapat tercapai pula sebesar 85 (100%).

Meskipun telah memperoleh capaian kinerja yang sangat baik (133,82%), namun Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur tetap berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada jemaah haji di semua komponen yang meliputi petugas kloter, non kloter, akomodasi, transportasi, katering, pelayanan ibadah dan pelayanan umum lainnya.

6. Sasaran Strategis 6 :Meningkatnya Kualitas Tatakelola Pembangunan Bidang Agama dalam Menunjang Penyelenggaraan Pembangunan Bidang Agama yang Efektif, Efisien, Transparan dan Akuntabel

Untuk mengukur tercapainya sasaran strategis ini Kementerian Agama telah menetapkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama, yaitu: (1) jumlah dokumen laporan keuangan; (2) nilai reformasi birokrasi; dan (3) jumlah penyelesaian TLHP, dengan total capaian sebesar 97,87% dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 9

Capaian Sasaran Strategis 6

Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

1. Jumlah dokumen laporan keuangan 2. Nilai reformasi birokrasi

3. Jumlah penyelesaian TLHP 4 dokumen 80 100 kejadian 4 dokumen 85,28 87 kejadian 100 % 106,60 % 87 %

Indikator kinerja ini memperoleh nilai capaian sebesar 100 %. Hal ini dapat dijelaskan bahwa fungsi pengelolaan administrasi keuangan pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 secara administrasi berjalan baik, sehingga target capaian indikator dapat tercapai dengan baik. Hal ini di dukung juga dengan adanya kontrol yang baik terhadap pengelolaan anggaran dari setiap pejabat pembuat komitmen maupun pimpinan unit kerja sebagai penanggung jawab anggaran. Indikator ini mendapat capaian yang baik juga dikarenakan setiap unit kerja pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan program dukungan manajemen dan administrasi perkantoran pada setiap unit teknis masing-masing, sehingga proses pelaporannya juga semakin mudah.

Indikator kinerja nilai reformasi birokrasi memperoleh capaian sebesar 106,60% . Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan reformasi birokrasi pada tahun 2017, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menerapkan beberapa langkah yang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yaitu : (a) Perbaikan berkelanjutan. Hasil penilaian digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki pelaksanaan reformasi birokrasi secara terus menerus, melalui siklus rencanakan, laksanakan, monitoring dan evaluasi serta lakukan perbaikan; dan (b) Dokumentasi. Seluruh proses pelaksanaan reformasi birokrasi harus didokumentasikan dengan baik sesuai dengan siklus perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta melakukan perbaikan.

Indikator jumlah penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan (TLHP) memperoleh capaian sebesar 87 %. Hal ini dapat dijelaskan bahwa capaian atas penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan internal maupun eksternal sampai dengan tahun 2017 tidak terlaksana cukup baik, karena dari target penyelesaian sebanyak 100 kejadian, terlaksana sebanyak 87 kejadian. Capaian tersebut terdiri dari penyelesaian tindak lanjut hasil audit BPK dan Inspektorat Jenderal, dengan rincian sebagai berikut : (1) tindak lanjut hasil audit BPK terdiri dari hasil audit pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebanyak 15 kejadian, dan (2) tindak lanjut hasil audit Inspektorat Jenderal terdiri dari hasil audit pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Madrasah Negeri sebanyak 72 kejadian.

Pengukuran terhadap indikator peningkatan Tindak Lanjut Hasil Audit ditunjukkan dengan kepatuhan Satuan Kerja dalam menyelesaikan Saran Tindak Lanjut Hasil Audit. Upaya yang dilakukan Kementerian Agama dalam rangka percepatan Saran Tindak Lanjut antara lain melalui kegiatan Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (TLHP), dan Pemutakhiran Data TLHP.

7. Sasaran Strategis 7 :Meningkatnya Akses Masyarakat Tidak Mampu Terhadap Program Indonesia Pintar pada Pendidikan Dasar-Menengah

Untuk mengukur tercapainya sasaran strategis ini Kementerian Agama telah menetapkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama, yaitu: (1) jumlah siswa MI penerima manfaat KIP; (2) jumlah siswa MTs penerima manfaat KIP; dan (3) jumlah siswa MA/SMAK penerima manfaat KIP, dengan total capaian sebesar 97,16% dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 10

Capaian Sasaran Strategis 7

Indikator Kinerja Utama Target Capaian %

1. Jumlah siswa MI penerima manfaat KIP

2. Jumlah siswa MTs penerima manfaat KIP

3. Jumlah siswa MA/SMAK penerima manfaat KIP 4.313 siswa 1.945 siswa 1.765 siswa 4.256 siswa 1.892 siswa 1.686 siswa 98,68 % 97,28 % 95,52 %

Rata-rata Capaian Kinerja 97,16 %

Capaian penerima manfaat Kartu Indonesia Pintar, baik di tingkat MI, MTs maupun

Dokumen terkait