• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2011 menurut penetapan sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran 1 : Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi serta analisis yang berkaitan dengan:

(a) Kebijakan ekonomi makro dan perdagangan multilateral, regional dan bilateral;

(b) Pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian, ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan

Untuk mencapai sasaran pertama tersebut, diukur dengan keluaran (output) dua indikator kinerja, yakni: (1) Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha pertanian, dan (2) Jumlah rekomendasi kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian. Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja tersebut digambarkan pada Tabel 2. Sedangkan pencapaian indikator kinerja masing-masing kegiatan, mulai dari masukan

14

(input) dan keluaran (output) dalam mencapai setiap sasaran dapat dilihat secara lengkap pada Formulir Rencana Kinerja Tahunan (lampiran 2).

Tabel 2. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 1 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2011

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1.1.Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha pertanian

2 Rekomendasi kebijakan

2 Rekomendasi kebijakan

100,00

1.2. Jumlah rekomendasi kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian 3 Rekomendasi kebijakan 3 Rekomendasi kebijakan + 3 rekomendasi kebijakan dari penelitian baru tentang M-KRPL dan Diversifikasi Pangan 200,00

Tabel 2 menunjukkan bahwa indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan dalam tahun 2011 dapat dicapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian kinerja indikator kinerja sasaran 1 yang seluruhnya terealisir 100 persen dari target yang ditetapkan. Sasaran pertama tersebut dicapai melalui dua program, yaitu: (1) Program Pengkajian Kebijakan Penguatan dan Perlindungan Usaha Pertanian, serta (2) Program Pengkajian Kebijakan Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan Investasi Pertanian, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 8 (delapan) kegiatan.

Rincian kegiatan untuk mencapai sasaran 1 tersebut diuraikan secara lebih lengkap sebagai berikut :

Pertama, indikator kinerja sasaran “Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi serta analisis yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi makro dan perdagangan multilateral, regional dan bilateral”, dicapai melalui Program Pengkajian Kebijakan Penguatan dan Perlindungan Usaha Pertanian, yang diimplementasikan dalam dua kegiatan, yakni: (a) Kajian Kebijakan Pengembangan Pupuk Organik, serta (b) Analisis Daya Saing Produk Hortikultura Dalam Upaya Meningkatkan Pasar Ekspor Indonesia. Target dan realisasi output dua kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

15

Tabel 3. Target dan Realisasi Output Kegiatan yang Terkait dengan Sasaran 1.1. Pusat

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2011

No. Kegiatan Target Realisasi (Output)

1.1.1. Kajian Kebijakan Pengembangan Pupuk Organik

1 Rekomendasi

Kebijakan 1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan kebijakan pengembangan pupuk organik di Indonesia

1.1.2. Analisis Daya Saing Produk Hortikultura Dalam Upaya Meningkatkan Pasar Ekspor Indonesia

1 Rekomendasi

Kebijakan 1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan upaya peningkatan daya saing produk hortikultura untuk meningkatkan pasar ekspor Indonesia

Kedua, indikator kinerja sasaran “Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi serta analisis yang berkaitan dengan pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian, ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan”, dicapai melalui program Pengkajian Kebijakan Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan Investasi Pertanian yang dilakukan dengan 3 (tiga) kegiatan dan 3 (tiga) kegiatan dari judul penelitian baru tentang M-KRPL dan Diversifikasi Pangan, yakni: (a) Keragaan,Permasalahan dan Upaya Mendukung Akselerasi Program Swasembada Daging Sapi, (b) Peningkatan Akses Petani Terhadap Permodalan di Daerah Sub Optimal, (c) Analisis Penentuan ICOR untuk Perencanaan Investasi Dalam Rangka Pembangunan Sektor Pertanian. Sedangkan 3 (tiga) judul penelitian baru yakni: (a) Pemetaan Aspek Sosial Ekonomi Rumah Tangga di Wilayah Pengembangan M-KRPL, (b) Pengembangan Usaha Diversifikasi Pangan Sebagai Model Diseminasi Inovasi Teknologi, (c) Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari Terhadap Kesejahteraan Rumahtangga dan Pengembangan Ekonomi di Perdesaan. Output enam kegiatan tersebut secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Target dan Output Kegiatan yang Terkait dengan Sasaran 1.2. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2011

No. Kegiatan Target Realisasi (Output)

1.2.1. Keragaan,Permasalahan dan Upaya Mendukung Akselerasi Program Swasembada Daging Sapi

1

Rekomendasi Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan upaya akselerasi Program Swasembada Daging Sapi 1.2.2. Peningkatan Akses Petani Terhadap

Permodalan di Daerah Sub Optimal 1 Rekomendasi Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan peningkatan akses petani terhadap permodalan di daerah sub optimal

1.2.3. Analisis Penentuan ICOR untuk Perencanaan Investasi Dalam Rangka Pembangunan Sektor Pertanian

1

Rekomendasi Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan perencanaan investasi pembangunan sektor pertanian 1.2.4. Pemetaan Aspek Sosial Ekonomi

Rumah Tangga di Wilayah Pengembangan M-KRPL

- 1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan pemetaan sosial ekonomi rumah tangga di wilayah M-KRPL

1.2.5. Pengembangan Usaha Diversifikasi Pangan Sebagai Model Diseminasi Inovasi Teknologi

- 1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan pengembangan usaha diversifikasi pangan

16

No. Kegiatan Target Realisasi (Output)

1.2.6. Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari Terhadap

Kesejahteraan Rumahtangga dan Pengembangan Ekonomi di Perdesaan

- 1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan rumahtangga dan pengembangan ekonomi di wilayah Program M-KRPL

Masukan (input) yang dipakai untuk mendukung keberhasilan pencapaian hasil kegiatan yang terkait dengan sasaran 1.2 tersebut adalah sumberdaya manusia, yakni peneliti, dan dukungan dana yang bersumber dari APBN. Jumlah peneliti seluruh kegiatan tersebut didukung oleh 49 (empat puluh sembilan) orang peneliti, sedangkan dana kegiatan terealisir cukup baik, yakni berkisar 83,10 – 95,31 persen. Hasil kegiatan yang terkait dengan sasaran 1.2 tersebut selanjutnya disampaikan untuk kepentingan dan dimanfaatkan oleh stakeholder, utama, yakni pimpinan Kementerian Pertanian.

Sasaran 2 : Terciptanya beberapa model kelembagaan penerapan teknologi dan agribisnis

Indikator kinerja sasaran kedua, yakni “Terciptanya beberapa model kelembagaan penerapan teknologi dan agribisnis”, yang dicapai melalui keluaran (output) program Pengkajian Kebijakan terkait Pengembangan Kelmbagaan dan Peraturan Mendorong Iklim Usaha yang Kondusif melalui 1 (satu) kegiatan, yakni Revitalisasi Penyuluhan untuk Mempercepat Proses Adopsi Inovasi Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri Pertanian Perdesaan, yang outputnya berupa 1 (satu) rekomendasi kebijakan yang terkait dengan revitalisasi penyuluhan untuk mempercepat proses adopsi inovasi di perdesaan. Dalam pencapaian sasaran kedua tersebut, kegiatan ini didukung oleh tujuh orang peneliti dengan realisasi serapan dana yang bersumber dari APBN mencapai 93,57 persen.

Sasaran 3 : Terwujudnya proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian utama dan indikator pembangunan pertanian dan pedesaan, 2010 – 2014

Untuk mencapai sasaran ketiga tersebut diukur dengan dua indikator kinerja. Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja tersebut dipaparkan pada tabel 5. Indikator kinerja sasaran ketiga yang telah ditargetkan dalam tahun 2011 secara umum

17

telah tercapai dengan baik. Sasaran ketiga ini dicapai melalui dua program, yaitu: (1) Program Pengkajian Kebijakan Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Pedesaan, serta (2) Program Penelitian Dinamika Ekonomi Pertanian dan Pedesaan, yang secara keseluruhan sasaran ketiga tersebut dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5. Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran Ketiga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2011

Indikator Kinerja Target Realisasi %

3.1. Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan makro ekonomi yang mendorong pertumbuhan sektor pertanian 2 Rekomendasi kebijakan 2 Rekomendasi kebijakan 100,00

3.2. Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan

1 Rekomendasi kebijakan

1 Rekomendasi kebijakan

100,00

Pertama, indikator kinerja sasaran ketiga, yakni “Terwujudnya proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian utama dan indikator pembangunan pertanian dan pedesaan, 2010 - 2014”, yang dicapai melalui keluaran (output) program Program Pengkajian Kebijakan Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Pedesaan, dilakukan dengan dua kegiatan, yakni: (a) Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kerawanan Pangan Temporer/Musiman, serta (b) Penentuan Desa Calon Lokasi PUAP 2011 dan Evaluasi Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Output dua kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 6.

Khusus untuk capaian kinerja output kegiatan Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi PUAP 2011 yang merupakan salah satu indikator kinerja sasaran 3.1 tersebut adalah dimanfaatkannya rekomendasi kinerja Program PUAP yang menjadi salah satu masukan perbaikan dalam penyusunan Pedoman Umum PUAP tahun berikutnya. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada Tahun 2011 di Kementerian Pertanian terjadi perubahan struktur organisasi. Ketua Pokja Identifikasi Desa Tim PUAP Pusat yang awalnya PSEKP beralih ke Direktorat Pembiayaan Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Oleh karena itu, pada tahun 2011 PSEKP hanya membantu Direktorat Pembiayaan Pertanian dalam melaksanakan tugasnya menyusun daftar desa penerima PUAP 2011 yang menjadi bahan dalam penyusunan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian tentang Desa Penerima Program PUAP tahun

18

2011. Selanjutnya, jika dilihat input dari sisi anggaran yang mendukung kedua kegiatan yang terkait dengan sasaran 3.1 tersebut terealisir cukup tinggi, yakni antara 90,13 – 93,57 persen dari target.

Tabel 6. Target dan Realisasi Output Kegiatan yang Terkait dengan Sasaran 3.1. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2011

No. Kegiatan Target Realisasi (Output)

3.1.1. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kerawanan Pangan Temporer/ Musiman 1 Rekomendasi Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan dampak

perubahan iklim terhadap kerawanan pangan temporer/musiman 3.1.2. Penentuan Desa Calon

Lokasi PUAP 2011 dan Evaluasi Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan

1 Rekomendasi Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan Penetapan Desa Lokasi PUAP dan evaluasi kinerja Program PUAP (evaluasi

terhadap Program PUAP dan evaluasi kinerja pelaksanaan Program PUAP)

Kedua, capaian indikator kinerja sasaran ketiga yang dicapai melalui program Program Penelitian Dinamika Ekonomi Pertanian dan Pedesaan, dilakukan melalui 1 (satu) kegiatan, yakni Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan di Wilayah Agroekosistem Lahan Kering Berbasis Sayuran dan Palawija (PATANAS). Output kegiatan yang merupakan indikator sasaran kinerja 3.2 tersebut tersebut berupa 1 (satu) rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan pembangunan pertanian dan perdesaan, terutama di agroekosistem lahan kering. Selain pimpinan Kementerian Pertanian, stakeholder kegiatan ini juga Perguruan Tinggi, termasuk mahasiswa pascasarjana yang memanfaatkan data PATANAS untuk tesis atau disertasi. Kegiatan PATANAS ini merupakan kegiatan utama dan menjadi icon PSEKP. Jumlah peneliti yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 9 orang karena data dan informasi yang dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan terkait peningkatan pembangunan pertanian dan perdesaan mencakup aspek yang cukup luas, seperti aspek usahatani, penguasaan dan pengusahaan lahan, pendapatan rumahtangga, konsumsi, kemiskinan, dan sebagainya. Realisasi dana yang diserap untuk kegiatan tersebut juga cukup tinggi, yakni 98,13 persen.

Sasaran 4 Terciptanya beberapa paket alternatif rekomendasi kebijakan dan program pertanian dan pedesaan

19

Indikator kinerja sasaran keempat, yakni “Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan isu-isu kebijakan aktual oleh stakeholder”, dicapai melalui program Evaluasi Tanggap Cepat Atas Isu Kebijakan Aktual, dengan 1 (satu) kegiatan, yakni Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual. Selama tahun 2011, kegiatan Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual menghasilkan beberapa kegiatan pengkajian kebijakan dengan topik sebagai berikut:

1. Dukungan Legislasi Untuk Mengakselerasi Pembangunan Pertanian 2. Analisis Usahatani dan Kesejahteraan Petani Padi, Jagung dan Kedele 3. Perkembangan dan Prediksi Beberapa Komoditas Pangan Utama

4. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

5. Penyusunan Bahan Laporan OECD 2011

6. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Agricultural Policies Review in Indonesia

7. Kajian isu-isu aktual yang terkait dengan kegiatan the International Food Policy Research Institute (IFPRI) di Indonesia

8. Kaji Ulang Manajemen Rantai Pasok Mangga: Mengoptimalkan Kinerja Ekspor 9. Perspektif Ekonomi Global Kedelai dan Ubikayu Mendukung Swasembada 10. Review dan Penajaman Arah Pembangunan Pertanian Provinsi Bengkulu

11. Kinerja Penyaluran dan Pemanfaatan Kredit Program Pertanian KKPE di Provinsi Bali

12. Mempersiapkan Penyusunan Buku Hasil-hasil Penelitian PSEKP dan Sumbangannya Bagi Perbaikan Teori, Metodologi dan Kebijakan Pembangunan Pertanian Periode 2000 – 2010

Namun demikian, diantara kegiatan Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual tersebut, 3 (tiga) keluaran diantaranya merupakan keluaran (output) utama yang berupa rekomendasi kebijakan terkait dengan isu-isu kebijakan aktual bagi stakeholder/pemangku kepentingan selama Tahun 2011, khususnya pimpinan Kementerian Pertanian, yakni:

a. Dukungan Legislasi Untuk Mengakselerasi Pembangunan Pertanian b. Analisis Usahatani dan Kesejahteraan Petani Padi, Jagung dan Kedele c. Perkembangan dan Prediksi Beberapa Komoditas Pangan Utama.

Kegiatan Dukungan Legislasi Untuk Mengakselerasi Pembangunan Pertanian difokuskan pada “Pencapaian target swasembada dan swasembada berkelanjutan”, dengan tujuan kegiatan adalah:

20

1. Tinjauan kritis terhadap legislasi yang telah ada terkait dengan upaya pencapaian

target swasembada dan swasembada berkelanjutan

2. Rekomendasi yang dibutuhkan untuk mengakselerasi pencapaian target swasembada dan swasembada berkelanjutan.

3. Mendorong komitmen semua stakeholder terhadap kebijakan dan implementasi regulasi yang telah di ‘undang’ kan

Konteks yang didalami dalam kegiatan dukungan legislasi ini mencakup topik bahasan sebagai berikut:

a. Kebijakan yang terkait dengan Penyediaan lahan pertanian

b. Kebijakan yang terkait dengan Peningkatan Produktivitas (perbenihan, perlindungan varietas tanaman, pedoman perizinan usaha budidaya tanaman)

c. Kebijakan yang terkait dengan Sistem Penyuluhan d. Kebijakan Harga

e. Kebijakan tentang Karantina

f. Kebijakan yang terkait dengan Perencanaan Pembangunan Pertanian Jangka Menengah/Panjang dan Master Plan

Pada setiap topik bahasan dilakukan telaah terhadap dasar aturan/perundangan yang dikaji, pokok-pokok yang diatur dalam perundangan terkait, fakta dan permasalahan yang dihadapi serta usulan penyempurnaan yang perlu dilakukan.

Agar kebijakan peningkatan kesejahteraan petani oleh pemerintah tepat sasaran, diperlukan data dan informasi di tingkat mikro yang dapat memotret kondisi terkini tingkat pendapatan rumahtangga petani di perdesaan, baik yang bersumber dari kegiatan usahatani maupun kegiatan non pertanian sehingga dapat diketahui gambaran umum tingkat kesejahteraan petani sebagai komunitas perdesaan. Informasi pendapatan rumahtangga yang bersumber dari pertanian dan non pertanian tersebut penting mengingat rumahtangga petani pada umumnya tidak hanya bergantung dari sumber pendapatan usahatani saja, namun juga memiliki sumber pendapatan lain di luar usahatani. Untuk itu dilakukan kajian Analisis Usahatani dan Kesejahteraan Petani Padi, Jagung dan Kedele. Untuk kebutuhan analisis, kajian ini menggunakan data yang bersumber dari penelitian Panel Petani Nasional (PATANAS) tahun 2010 oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Hasil kajian Analisis Usahatani dan Kesejahteraan Petani Padi, Jagung dan Kedele memberikan usulan rekomendasi kebijakan sebagai berikut:

1. Lahan menjadi faktor yang penting dan paling responsif dalam upaya peningkatan produksi. Kementerian Pertanian perlu melakukan upaya peningkatan akses

21

rumahtangga petani terhadap pengusahaan lahan hingga mencapai skala luasan ekonomi tertentu yang dapat meningkatkan pendapatan petani diatas Garis Kemiskinan atau dapat dikatakan sejahtera. Langkah kongkret yang dapat dilakukan adalah melalui pembaruan agraria. Selain itu, perlu kebijakan pemerintah untuk mengelola/membenahi tanah absentee dan pemberian kesempatan serta fasilitas kepada petani untuk pembelian lahan.

2. Tingkat Efisiensi teknis usahatani padi sawah sudah mencapai relatif tinggi. Dengan teknologi yang ada sekarang, peluang untuk meningkatkan produktivitas semakin kecil karena senjang antara tingkat produktivitas yang telah dicapai dengan tingkat produktivitas maksimum sudah relatif sempit. Guna meningkatkan lebih lanjut produktivitas dan produksi padi serta pendapatan petani, dibutuhkan terobosan teknologi khususnya dalam bentuk penemuan-penemuan varietas unggul baru dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

3. Kebijakan harga produk di tingkat petani untuk mencapai profitabilitas yang layak dan harga yang stabil perlu diupayakan dalam konteks peningkatan kesejahteraan rumahtangga petani.

4. Sumber pendapatan dari sektor non pertanian berperan besar dalam menopang pendapatan petani. Perlu dukungan penuh dari Kementerian Pertanian untuk perluasan sumber pendapatan non pertanian melalui pengembangan industri perdesaan yang memanfaatkan bahan baku hasil pertanian, serta pengembangan perdagangan sarana produksi pertanian seperti perdagangan bibit, pupuk dan obat-obatan pembasmi hama penyakit tanaman.

Kebijakan pembangunan pertanian lingkup Kementerian Pertanian mencakup empat subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, Subsektor Perkebunan dan Subsektor Peternakan. Target-target utama yang ingin dicapai oleh Kementan adalah: (1) Pencapaian swasembada untuk gula, kedelai dan daging sapi dan swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung; (2) Peningkatan diversifikasi pangan; (3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; dan (4) Peningkatan kesejahteraan petani. Di tingkat makro, sasaran yang ingin dicapai mencakup PDB, neraca perdagangan, investasi pertanian, penyerapan tenaga kerja dan nilai tukar petani. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan pencapaian target-target tersebut di atas.

Salah satu cara untuk melihat potensi pencapaian target-target tersebut adalah melakukan analisis outlook pertanian: Perkembangan dan Prediksi Beberapa Komoditas Pangan Utama. Keluaran kegiatan ini adalah satu set data dan informasi mengenai: (1)

22

Kinerja komoditas pertanian periode 2000-2010; (2) Prospek komoditas pertanian jangka pendek periode 2010-2014 dan jangka panjang periode 2011-2025. Adanya hasil analisis outlook ini maka dapat diketahui perkiraan perkembangan luas areal, produksi, ekspor, impor, PDB, investasi dan penyerapan tenaga kerja subsektor tanaman tanaman pangan, subsektor hortikultura, dan subsektor perkebunan, serta populasi, jumlah pemotongan, produksi daging, telor dan susu, ekspor-impor, PDB, investasi dan penyerapan tenaga kerja pada subsektor peternakan.

Tim peneliti yang terlibat dalam kegiatan Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual penunjukannya dilakukan secara ad-hoc oleh Kepala Pusat sesuai dengan topik dan bidang keilmuan peneliti yang bersangkutan. Realisasi dana yang terserap untuk kegiatan ini adalah 91,12 persen dari target.

Sasaran 5 Terwujudnya jalinan kerjasama penelitian

Selain kegiatan yang dibiayai oleh APBN/DIPA, pada Tahun 2011 PSEKP juga melaksanakan kegiatan kerjasama yang dilakukan baik dengan institusi/lembaga dalam negeri maupun luar negeri. Kegiatan kerjasama penelitian yang dilakukan selama Tahun 2011 melebihi target yang ditetapkan, yakni terlaksana 10 jalinan kerjasama penelitian (dalam dan luar negeri) dari 8 jalinan kerjasama yang ditargetkan. Seluruh kegiatan jalinan kerjasama penelitian yang dilaksanakan PSEKP selama tahun 2011 ditampilkan dalam Lampiran 4. Pada sub bab ini, penjelasan detail akan disajikan untuk beberapa kegiatan kerjasama penelitian. Kegiatan kerjasama penelitian dalam negeri yang dilakukan oleh PSEKP dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) dan Badan Litbang Pertanian melalui Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa Tahun 2011 disampaikan sebagai berikut :

1. Analisis Volatilitas Harga Komoditas Pangan dalam Rangka Peningkatan Efektivitas Kebijakan Stabilitas Harga Pangan Popok

Input yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dana dengan pagu Rp 260 juta, kemudian setelah dipotong pajak maka target dana yang digunakan adalah Rp. 175.961.500. Realisasi anggaran yang terserap untuk kegiatan ini adalah Rp. 132.796.775 atau 75,47 persen. Input lain yang digunakan adalah sumberdaya manusia, yakni 7 orang peneliti. Output kegiatan ini secara umum adalah “Rekomendasi kebijakan tentang hasil estimasi volatilitas harga komoditas pangan dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga pangan pokok di

23

tingkat petani dan eceran, dalam rangka peningkatan efektivitas kebijakan stabilitas harga pangan pokok”.

2. Peningkatan Kapabilitas Kelompok Tani dalam Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim. Input yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dana dengan pagu Rp 245 juta, kemudian setelah dipotong pajak maka target dana yang digunakan adalah Rp. 133.301.500. Realisasi anggaran yang terserap untuk kegiatan ini adalah Rp. 94.413.875 atau 70,83 persen. Input lain yang digunakan adalah sumberdaya manusia, yakni 7 orang peneliti. Secara umum, output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah “Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan akselerasi kemampuan dan strategi peningkatan kapabilitas kelompok tani dalam adaptasi terhadap perubahan iklim”.

3. Studi Kebutuhan Pengembangan Produk Olahan Pertanian dalam Rangka Liberalisasi Perdagangan.

Input yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dana dengan pagu Rp 250 juta, kemudian setelah dipotong pajak maka target dana yang digunakan adalah Rp. 175.442.800 Realisasi anggaran yang terserap untuk kegiatan ini adalah Rp. 117.641.775 atau 67,05 persen. Input lain yang digunakan adalah sumberdaya manusia, yakni 7 orang peneliti. Secara umum, output penelitian ini adalah “Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengembangan produk olahan komoditas pertanian dalam rangka liberalisasi perdagangan”.

Kegiatan kerjasama penelitian dengan sumber pembiayaan dari instansi atau lembaga luar negeri yang akan diuraikan lebih lanjut adalah sebagai berikut :

1. Plausible Futures for Economic Development and Structural Adjustment in Indonesia Impact and Policy Implications for the Asia – Pacific Regions

Kegiatan ini merupakan penelitian kerja sama antara Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) dengan International Food Policy Research Institute (IFPRI), Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), Agency for Trade and Industry Research and Development (TREDA), Kementerian Perdagangan dan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan dana sebesar AUD $78,830 atau Rp. 709.470.000. Realisasi penyerapan anggaran tahun 2011 adalah Rp 46.063.900 atau 7,9 persen. Hal ini karena kegiatan ini bersifat multiyears yang berlangsung sejak Januari 2009 hingga Desember 2011 sehingga penyerapan anggaran sesuai dengan tahapan kegiatan yang dilakukan.

Secara umum, penelitian ini ditujukan untuk mengulas seluruh kebijakan pertanian yang pernah ada di Indonesia, untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan

24

untuk menganalisa kebijakan pertanian di masa mendatang dengan mengaitkan didalamnya isu perdagangan internasional, krisis finansial dan perubahan iklim dengan membangun model ekonometrika. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: a) Me-review kebijakan pertanian Indonesia dalam aspek teknologi, ekonomi dan lingkungan fisik secara luas, b) Mengidentifikasi kebijakan pertanian Indonesia yang membutuhkan pengawalan dan penguatan lebih jauh, termasuk kelembagaan dan teknologi untuk mengatasi kendala produktivitas pada pertumbuhan pertanian dan efek perubahan iklim global, c) Membangun alat analisis kebijakan, seperti model terkait, untuk memperkuat pengetahuan dan sistem pengambilan kebijakan di Indonesia dan wilayah Asia-Pasifik, d) Melakukan analisis wilayah prioritas dan menyediakan opsi kebijakan melalui scenario yang dibangun berdasarkan framework yang memberikan implikasi ekonomi yang lebih luas pada jangka panjang dari berbagai opsi kebijakan kedua negara, melalui alternatif yang masuk akal untuk masa depan, e) Melakukan diseminasi keluaran dan adopsi atas rekomendasi hasil penelitian ini melalui publikasi dan presentasi kepada pengambil kebijakan dan secara bersama-sama membangun steering group pengambil kebijakan

Dokumen terkait