• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Desain Berorientasi Objek ( Object Oriented

BAB II LANDASAN TEORI

2.5 Analisis dan Desain Berorientasi Objek ( Object Oriented

Design) Menggunakan UML (Unified Modeling Language)

Pada bagian sebelumnya, penulis telah membahas tentang pengembangan model-driven yang didalamnya terdapat pemodelan berorientasi objek. Menurut Jeffrey L. Whitten (2004:408) teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek-objek

menjadi aplikasi komputer yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya. Pada akhir tahun 80-an dan awal tahun 90- an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda. Yang paling terkenal adalah Metode Booch dari Grady Booch, Object Modeling Technique (OMT) dari James Rumbaugh, dan Object Oriented Software Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya metode dan teknik berorientasi objek yang ada menjadi industri pengembangan berorientasi objek. Banyaknya teknik yang digunakan membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain dan tim pengembang. Masalah ini dan yang lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk mendesain bahasa pemodelan standar.

Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung untuk menggunakan metode pengembang berorientasi objek dengan tujuan membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode berorientasi objek yang sebelumnya. Berdasarkan hasil kerja mereka dihasilkanlah Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 yang dirilis tahun 1997. Menurut Jeffrey L. Whitten (2004:408) UML merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. Object Management Group (OMG), badan

standar industri, mengadopsi UML pada bulan November 1997 dan terus bekerja untuk meningkatkan kebutuhan industri.

UML menawarkan diagram yang dikelompokan menjadi beberapa perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem; seperti satu set blueprint yang digunakan untuk membangun sebuah rumah. (Jeffrey L. Whitten, 2004:417)

Beberapa diagram UML yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut (Jeffrey L. Whitten, 2004:418-419): 2.5.1 Use-case Model Diagram

Use-case diagram adalah diagram yang menggambarkan

interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. Simbol-simbol use-case diagram dapat dilihat dalam daftar simbol. Dalam use-case diagram memiliki pemodelan sebagai berikut:

a. Use-case

Pemodelan use-case mengidentifikasi dan menggambarkan fungsi-fungsi sistem dari sudut pandang pengguna eksternal dan dalam sebuah cara dan terminologi yang mereka pahami. Use-case merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait (scenario), baik otomatis maupun secara manual.

b. Actor

Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Actor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun.

c. Relationship

Pada diagram use-case, relationship digambarkan sebagai sebuah garis antara dua simbol. Berikut adalah perbedaan diantara relationship yang ada pada sebuah diagram use-case.

1. Association

Association merupakan relationship antara actor dengan use- case dimana terjadi interaksi diantara mereka.

2. Extends

Extension use-case merupakan use-case yang terdiri dari langkah yang terekstraksi dari use-case yang lebih kompleks untuk menyederhanakan masalah dan karena itu memperluas fungsinya.

3. Uses (includes)

Hubungan uses menggambarkan bahwa satu use case seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use case lainnya. 4. Depends on

Terkadang suatu use-case memiliki keterggantungan dengan use-case yang lainnya. Ketergantungan ini dimodelkan dengan menggunakan depends on relationship. Hubungan depends on

sangat membantu untuk mengetahui use-case mana yang memiliki ketergantungan pada use-case lainnya yang bertujuan untuk menentukan urutan dalam pengembangan use-case. 5. Inheritance

Hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih actor menggunakan use-case yang sama.

2.5.2 Activity Diagram

Activity diagram secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktifitas baik proses bisnis atau use-case. Diagram ini berbeda dengan flowchart dimana diagram ini menyediakan sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara pararel. Simbol-simbol activity diagram dapat dilihat dalam daftar simbol.

2.5.3 Class Diagram

Class diagram menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukkan class object yang menyusun sistem dan juga hubungan antara class object tersebut. Dalam diagram ini terdapat associations and multiplicity, generalization/specialization relationship, dan agregation relationship. Simbol-simbol class diagram dapat dilihat dalam daftar simbol.

a. Associations and multiplicity

Associations terdapat diantara objects dan classes (kelompok). Sekali associations telah diidentifikasikan, multiplicity yang menentukan harus didefinisikan. Asosiasi object/class dan notasi multiplicity dapat dilihat pada daftar simbol. Notasi multiplicity ini akan digunakan dalam perancangan class diagram.

b. Generalization/specialization relationship

Setelah mengidentifikasikan dasar associations and multiplicity, selanjutnya menentukan apakah ada Generalization/specialization relationship. Generalization/specialization relationship dapat ditemukan dengan melihat class diagram.

c. Agregation relationship

Agregation adalah tipe relationship yang unik dimana satu object adalah bagian dari object yang lain. Relationship ini sering disebut whole-part relationship dan dapat dibaca sebagai “Object A terdiri dari object B dan object B adalah bagian dari object A”.

2.5.4 Sequence Diagram

Sequence diagram secara grafis menggambarkan bagaimana object berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use-case atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima diantara object dan sequence apa. Menurut Sholiq (2006:9) diagram ini digunakan untuk menunjukan aliran fungsionalitas dalam use-case. Misalkan, dalam

use-case “menarik uang”, mempunyai beberapa kemungkinan, seperti penarikan uang secara normal, percobaan penarikan uang tanpa ada dana yang cukup, dan penarikan dengan menggunakan PIN yang salah. Sequence diagram menunjukan aliran proses dalam use-case “menarik uang”. Simbol-simbol sequence diagram dapat dilihat dalam daftar simbol.

2.5.5 Statechart Diagram

Statechart diagram digunakan untuk memodelkan object behavior khusus yang dinamis. Menurut Jeffrey L. Whitten (2004:419) diagram ini mengilustrasikan siklus hidup object dan keadaan yang dapat diasumsikan oleh object dan events yang menyebabkan object beralih dari satu state ke state yang lain. Menurut Sholiq (2006:15) diagram ini menunjukkan kegiatan object, misalkan sebuah account di bank dapat eksis dalam beberapa keadaan yang berbeda. Seperti dapat buka, tutup, atau kondisi overdraw (kondisi dimana jumlah pengambilan lebih besar dari simpanan yang ada). Simbol-simbol statechart diagram dapat dilihat dalam daftar simbol.

Dokumen terkait