ELQ adalah kuesioner yang digunakan untuk menilai perilaku intrapreneurial para manajer dan top management oleh para karyawan. ELQ juga dapat mengetahui ekspektasi karyawan terhadap perilaku intrapreneurial yang perlu dilakukan oleh manejemen perusahaan. Responden untuk kuesioner ELQ berjumlah 23 orang. Responden diminta untuk menilai seberapa penting suatu pernyataan dan seberapa sering seorang manajer dan top management melaksanakan perilaku dalam pernyataan itu. Dalam analisis ELQ, seberapa penting suatu pernyataan yang dinilai responden diwakili huruf I (importance), sedangkan nilai untuk seberapa sering seorang manajer dan top management melaksanakan perilaku tersebut diwakili huruf F (frequent). Nilai I dapat menjadi landasan bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui perilaku intrapreneurial mana yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
Penggolongan intrapreneur berdasarkan karakteristik kepemimpinan yang dilakukan oleh Neal Thornberry terbagi empat tipe yaitu Miners, Explorers, Accelerators, dan Integrators. ELQ didesain untuk memetakan ke empat karakteristik kepemimpinan di atas. Dalam ELQ terdapat dimensi lain yang dinilai yaitu General Entrepreneurial Leadership (GEL) yang akan menilai
entrepreneurial leader secara umum yang mencakup sifat-sifat kepemimpinan ke empat tipe
pemimpin. Tabel di bawah ini menunjukkan klasifikasi tipe-tipe tersebut beserta rentangnya yang dikembangkan oleh Neal Thornberry.
Tabel 4.17 Klasifikasi Pengukuran Variabel ELQ
Nilai GEL Explorer Miner Accelerator Integrator
High 34-45 34-45 26-35 38-50 53-70
Medium 23-33 23-33 18-25 27-37 36-52
Hasil ELQ yang dilakukan di PT Paya Pinang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan ELQ
TIPE NILAI Skala GAP I 27.26 M GEL F 21.52 L 5.74 I 33.57 H Explorer F 26.00 M 7.57 I 27.83 H Miner F 21.87 M 5.96 I 38.83 H Accelerator F 29.83 M 9.00 I 51.09 M Integrator F 38.22 M 12.87
Dari hasil ELQ dapat dilihat bahwa penilaian terhadap integrator menunjukkan nilai yang diharapkan (nilai I) dan nilai yang sesungguhnya (nilai F) memiliki skala yang sama yaitu
medium. Meskipun responden menilai bahwa pemimpin telah melakukan perilaku intrapreneurial sesuai dengan yang diharapkan, apabila ditinjau lebih lanjut ternyata terdapat
perbedaan nilai yang cukup besar yaitu 12,87, dimana nilai I lebih tinggi dari nilai F. Nilai I yang lebih tinggi dari nilai F menunjukan bahwa manajer atau top management jarang mempraktekan perilaku intrapreneurial yang dinilai dalam dimensi ini meskipun karyawan menilai perilaku tersebut penting.
Sedangkan penilaian untuk karakteristk kepemimpinan yang lain seperti explorers,
miners, dan accelerators, terdapat kesenjangan yang cukup nyata dimana nilai I berada di skala high dan nilai F berada di skala medium. Dan penilaian terhadap General Entrepreneurial Leadership (GEL) kesenjangan juga terjadi dimana nilai I berada di skala medium dan nilai F
berada di skala low. Dari keempat tipe di atas kesenjangan yang terjadi pada tipe accelerators
Keterangan: I : Importance F : Frequency L : Low M: Medium H : High
sebesar 9,00, pada tipe explorers sebesar 7,57, pada tipe miners sebesar 5,96, dan general
entrepreneurial leadership 5,74. Kesenjangan antara nilai I dan nilai F dikarenakan karyawan
menilai perilaku intrapreneurial tersebut penting tetapi manajer atau top management jarang mempraktekan hal tersebut.
Dari hasil ELQ, kesenjangan antara nilai I dan nilai F yang paling tinggi yaitu penilaian terhadap tipe integrators. Ini menunjukkan bahwa jajaran top management perusahaan harus meningkatkan perilaku intrapreneurial berdasarkan karakteristik kepemimpinan tipe integrators. Adapun karakteristik tipe integrators adalah pemimpin yang berada ditingkat senior level
management dalam struktur organisasi perusahaan. Mereka cenderung sistematis dalam
melakukan apa yang dikerjakan dan bagaimana melakukannya, mereka melihat sebuah perusahaan secara menyeluruh (holistik) dan sebagai sebuah sistem sehingga upaya mereka adalah membangun budaya entrepreneurial di semua bagian perusahaan. Integrator biasanya tidak hanya menciptakan strategi entrepreneurial dalam perusahaan tetapi juga membangun sumber daya manusia, struktur, proses, dan budaya yang menunjang strategi tersebut. Pemimpin tipe integrators percaya jika mereka membangun kondisi yang akan memacu untuk menangkap peluang, maka peluang-peluang bisnis akan datang.
Kesenjangan tipe integrator yang paling tinggi dibandingkan tipe lain didukung oleh hasil EOS yang menunjukkan bahwa pihak manajemen telah menetapkan visi dan fokus yang jelas akan tetapi pihak manajemen kurang mengkomunikasikan visi dan fokus tersebut pada bawahan. Manajemen perusahaan juga kurang mengkomunikasikan trend pasar, siapa pesaingnya, dan bagaimana cara menghadapi pesaing kepada karyawan. Dan manajemen perusahaan masih segan untuk mengubah cara-cara lama dalam organisasi dalam menghadapi masalah. Kesenjangan yang tinggi dalam tipe integrator disebabkan karena top level
management tidak memandang perusahaan secara menyeluruh; visi dan fokus perusahaan tidak
sepenuhnya diketahui oleh bawahan, dan pemahaman terhadap kompetitor dan bagaimana menghadapinya hanya dimiliki oleh top level management.
nilai-nilai yang akan mendorong karyawan untuk menciptakan nilai tambah. Pemimpin tipe ini menginginkan karyawannya untuk menemukan cara-cara baru dalam menjalankan bisnis. Peran
accelerators adalah sebagai katalis dan pelatih dalam meningkatkan kreativitas karyawannya,
mendorong karyawannya untuk mempelajari skill baru dan mencoba hal-hal baru, dan menekankan bahwa kesalahan sering terjadi dalam proses pembelajaran. Mereka memang tidak spesifik mengejar suatu peluang bisnis, tetapi mereka adalah entrepreneurial leader yang menuntun karyawan untuk berperilaku entrepreneurial.
Kesenjangan pada hasil ELQ untuk tipe accelerators ini didukung oleh hasil EOS yang menunjukkan bahwa karyawan kurang memiliki keberanian mengambil risiko dan karyawan terlalu berhati-hati untuk tidak membuat kesalahan. Manajer di perusahaan ini belum berperan sebagai pelatih yang baik bagi karyawannya, sehingga karyawan masih enggan untuk mencoba hal-hal baru dan karyawan masih diharapkan untuk mengikuti tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan. Mencoba hal-hal baru dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang berbeda memang mengandung risiko kegagalan tetapi motivasi dan dukungan manajer diperlukan agar kesenjangan pada tipe accelerator ini tidak terlalu besar. Karyawan akan termotivasi untuk berinovasi dalam melakukan pekerjaan apabila top level management memberi dukungan dengan tidak memberi hukuman atas kegagalan, memberikan kebebasan yang lebih besar untuk kreativitas karyawan.
Penilaian terhadap tipe explorers juga menunjukkan adanya kesenjangan antara nilai I dan nilai F sebesar 7,57. Pihak manajemen pun harus meningkatkan perilaku kepemimpinan
explorers. Pemimpin tipe explorers adalah pemimpin yang terlibat langsung dengan value-creating activity yang bertujuan untuk mengembangkan pasar baru, produk/jasa baru. Explorers
adalah penggerak utama dalam proses menangkap peluang. Explorers memiliki insting yang baik untuk menemukan pasar-pasar yang belum ditemukan atau dieksploitasi. Mereka mau meluangkan waktu dan energi untuk menentukan apakah sebuah ide dapat menjadi peluang bisnis yang bagus. Tipe explorers adalah pemimpin yang berorientasi business plan.
Di Indonesia, peluang dalam agrobisnis masih banyak dan beberapa peluang cukup potensial untuk memberikan keuntungan yang besar sehingga PT Paya Pinang perlu untuk
memiliki pemimpin tipe explorers. Tipe explorer adalah orang yang jeli melihat peluang pasar dan mereka akan aktif dalam proses menangkap peluang yang ada. Persaingan bisnis yang ketat dalam agrobisnis membutuhkan pemimpin explorers yang mampu mengembangkan produk pertanian yang baru agar dapat memenangkan persaingan dan memberikan nilai tambah ke perusahaan. Dukungan manajemen perusahaan terhadap karyawan tipe explorers dapat dilakukan dengan lebih mendorong karyawan untuk memunculkan ide-ide inovatif, memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mewujudkan idenya, dan mempermudah proses pelaksanaan ide-ide dengan birokrasi yang tidak rumit serta memberikan reward atas keberhasilan dalam menangkap peluang bisnis.
Hasil ELQ pada tipe miners masih terdapat kesenjangan antara nilai I dan nilai F, walaupun tidak besar yaitu 5,96. Walaupun kesenjangan tidak terlalu besar tetapi manajemen perusahaan masih perlu untuk meningkatkan lagi perilaku-perilaku intrapreneurial tipe miners. Karakteristik tipe miners yaitu pemimpin yang mampu melihat peluang untuk value creation dengan cara merampingkan proses atau memperbaiki penggunaan aset yang ada sehingga dapat meningkatkan daya saing dan nilai ekonomis. Talenta tipe miners adalah kemampuan menemukan cara-cara inovatif untuk mengatur kembali penggunaan aset perusahaan. Tipe
miners mengetahui secara detail proses-proses bisnis perusahaan yang membuat mereka mampu
melihat peluang-peluang untuk menjalankan proses bisnis dengan cara yang berbeda dan menghasilkan lebih baik. Pengetahuan yang mendalam tentang proses bisnis perusahaan adalah kekuatan paling berharga yang dimiliki tipe miners.
Untuk menjadikan PT Paya Pinang sebagai low-cost leadership dalam agrobisnis, pemimpin tipe miners sangat dibutuhkan. Pemimpin tipe ini mampu menemukan cara untuk menciptakan nilai dengan memperbaiki proses bisnis yang ada menjadi lebih baik sehingga mereka menjalankan bisnis perusahaan secara efisien dan lebih murah. Hal ini juga didukung dengan hasil EOS pada dimensi kecepatan yang memiliki nilai baik (3,74), para manajer cukup baik dalam upaya menyelesaikan masalah dengan cepat, dan mereka juga cukup fleksibel dalam mengalokasikan sumber daya untuk menangkap peluang. Peran tipe miners dalam perusahaan ini terutama dilakukan oleh level middle management yaitu staf-staf dan manajer yang terlibat
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan produksi perkebunan dan menjalankan bisnis perusahaan secara efisien.
Hasil ELQ untuk tipe GEL kesenjangan antara nilai I dan nilai F adalah yang terendah yaitu sebesar 5,74, akan tetapi nilai I untuk tipe GEL ada pada skala medium dan nilai F dengan skala low. Skala low untuk nilai F menunjukkan bahwa manajer dan top management masih jarang mempraktekkan perilaku entrepreneurial secara umum walaupun karyawan menganggap perilaku ini cukup penting. Dilihat dari hasil EOS, hal ini disebabkan oleh perusahaan masih sangat mengharapkan para manajer untuk selalu berpedoman pada rencana dan anggaran tahunan dan perusahaan masih menggunakan proses perencanaan strategi yang sangat formal, perusahaan masih memilih untuk tumbuh berkembang secara sangat terencana dan sangat terkontrol, dan karyawan terlalu diharapkan untuk melalui tahap-tahap yang telah ditentukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Manajer dan top management perusahaan ini secara umum belum berperilaku entrepreneurial, untuk itu perusahaan sebaiknya dapat menjadikan hal ini prioritas untuk lebih meningkatkan lagi intrapreneurship.
Analisis terhadap hasil ELQ menunjukkan bahwa PT Paya Pinang membutuhkan pemimpin dengan tipe integrators, accelerators, dan explorers. Pemimpin integrators yang berada pada top level management PT Paya Pinang harus membangun sifat entrepreneurial di dalam perusahaan secara menyeluruh; visi, fokus, cara-cara dalam menghadapi kompetitor perlu dikomunikasikan pada bawahan dan pengetahuan ini tidak hanya terkonsentrasi pada top level
management. Karakteristik pemimpin explorers diperlukan PT Paya Pinang agar perusahaan ini
mampu untuk menangkap peluang bisnis yang masih besar dalam agrobisnis. Dan PT Paya Pinang harus memprioritaskan untuk meningkatkan perilaku-perilaku entrepreneurial agar skala