• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Analisis Data

3.8.2 Analisis Data Akhir

Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan berbeda, selanjutnya dilaksanakan tes akhir. Hasil tes akhir ini yang akan digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Data akhir tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis yang meliputi uji proporsi satu pihak kanan dan uji t.

3.8.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data nilai tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Langkah- langkah pengujian normalitas data pada tahap akhir ini sama dengan langkah-langkah uji normalitas pada analisis data awal.

3.8.2.2Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui data tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Langkah-langkah untuk menguji homogenitas data pada tahap akhir ini sama dengan langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal.

79

3.8.2.3Uji Hipotesis

3.8.2.3.1 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Eksperimen (Hipotesis 1)

Uji hipotesis 1 dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran TAI efektif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Ngaliyan 05. KKM mata pelajaran PKn di SDN Ngaliyan 05 yang bertindak sebagai kelas eksperimen adalah 68. Secara individu, siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 68. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran TAI mencapai ketuntasan klasikal minimal sebanyak 75%. Ketuntasan hasil belajar PKn siswa secara klasikal dapat diketahui dengan menggunakan uji proporsi satu pihak kanan. Dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho: π≤ 0,75 (proporsi siswa yang mencapai KKM kurang dari atau sama dengan 75%)

Ha : π> 0,75 (proporsi siswa yang memenuhi KKM lebih dari 75%) Untuk pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

= banyak siswa yang tuntas kelas eksperimen N = banyak siswa kelas eksperimen

π0 = proporsi yang diharapkan

= − �

80

Kriteria pengujian ini adalah tolak Ho jika z ≥ z0,5-α dimana z0,5-α didapat dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 –α). Untuk z < z0,5-α hipotesis Ho diterima (Sudjana, 2005:233).

3.8.2.3.2 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kelas Kontrol (Hipotesis 2)

Uji hipotesis 2 dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran TPS efektif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Podorejo 02. KKM mata pelajaran PKn di SDN Podorejo 02 yang bertindak sebagai kelas kontrol adalah 68. Secara individu, siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 68. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran TPS mencapai ketuntasan klasikal minimal sebanyak 75%. Ketuntasan hasil belajar PKn siswa secara klasikal dapat diketahui dengan menggunakan uji proporsi satu pihak kanan. Dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho : π≤ 0,75 (proporsi siswa yang mencapai KKM kurang dari atau sama dengan 75%)

Ha: π> 0,75 (proporsi siswa yang memenuhi KKM lebih dari 75%) Untuk pengujian ini digunakan statistik z dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

x = banyaknya siswa yang tuntas di kelas eksperimen N = banyaknya siswa eksperimen

= − �

81

π0 = proporsi yang diharapkan

Kriteria pengujian ini adalah tolak Ho jika z ≥ z0,5-α dimana z0,5-α didapat dari daftar distribusi normal baku dengan peluang (0,5 – α). Untuk z < z0,5-α hipotesis Ho diterima (Sudjana, 2005:233).

3.8.2.3.3 Uji Perbedaan Rata-rata Akhir (Hipotesis 3)

Uji hipotesis 3 dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran TAI lebih efektif daripada model pembelajaran TPS terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V. Model dikatakan lebih efektif apabila rata-rata hasil tes kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata, uji satu pihak yaitu pihak kanan dengan rumus uji t. Uji ini selanjutnya digunakan untuk membandingkan kedua model pembelajaran, dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho: μ1≤μ2 , hasil belajar kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan hasil belajar kelas kontrol

Ha : μ1>μ2 , hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari hasil belajar kelas kontrol

1. Jika σ1 = σ2 maka pengujian hipotesis menggunakan rumus Polled Varians berikut:

dengan = ̅ − ̅

� √ +

82

Keterangan:

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika < −�dan tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah dk = n1 + n2– 2 dengan peluang (1 –α) dan taraf signifikan α = 5% (Sudjana, 2005:243).

2. Jika σ1≠ σ2 maka pengujian hipotesis menggunakan Sparated Varians rumus berikut:

. Keterangan:

x1: rata-rata kelas eksperimen x2: rata-rata kelas kontrol

n1: banyaknya kelas eksperimen n2: banyaknya kelas kontrol s12: varians nilai kelas ekspermen s22: varians nilai kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian tolak H0 jika,

̅ = rata-rata kelas eksperimen ̅ = rata-rata kelas kontrol n1 = banyaknya kelas eksperimen n2 = banyaknya kelas kontrol

s12 = varians nilai tes kelas eksperimen s22 = varians nilai tes kelas kontrol

′ = ̅ − ̅ √ +

83

,

Dengan, = dan =

= − � , dan = − � , dan terima Ho

jika terjadi sebaliknya (Sudjana, 2005:243) 3.8.2.3.4 Uji Gain dan N-Gain

Peningkatan antara nilai tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kontrol dihitung menggunakan analisis indeks gain. Gain merupakan selisish tes awal dan tes akhir yang belum dinormalisasikan. Perhitungan gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun rumus yang digunakan menghitung gain sebagai berikut.

Gain = nilai tes akhir – nilai tes awal Adapun kriteria pada nilai gain sebagai berikut.

Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Gain

Nilai Gain (g) Kriteria

gg + g Peningkatan Tinggi x̅g− g<g<x̅g− g Peningkatan Sedang

x̅g− g≤ g Peningkatan Rendah

Keterangan g : nilai gain

84

g : simpangan baku atau standar deviasi dari data gain

(Lestari dan Yudhanegara 2015:235)

N-Gain merupakan normalisasi gain yang didapatkan dengan membandingkan selisih tes awal dan tes akhir dengan selisih Skor Maksimum Ideal dan tes awal. Perhitungan nilai rata-rata N-Gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Rumus N-Gain yang digunakan sebagai berikut.

Adapun kriteria interpretasi indeks gain dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Nilai N-Gain

Indeks Gain Kriteria

g < 0,30 Rendah 0,30 ≤ g < 0,70 Sedang g ≥ 0,70 Tinggi Lestari (2015:235) � = � −

85

Adapun perhitungan uji t antar-gain score menggunakan rumus sebagai berikut:

t =

̅ − ̅ √ + , dengan s

s

2

=

− + − + − (Sudjana, 2005: 239) Keterangan:

̅ = rata-rata kelas eksperimen ̅ = rata-rata kelas kontrol

= banyaknya kelas eksperimen = banyaknya kelas kontrol

= varians nilai tes kelas eksperimen = varians nilai tes kelas kontrol

Dengan = + – dan taraf signifikan α = 5% kriteria pengujian yaitu terima H0 jika t < dan tolak jika t mempunyai harga-harga lain Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah dk = + – 2 dengan peluang (1 –α) dan taraf signifikan α = 5% (Sudjana, 2005: 239-240).

86

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait