HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.4 Analisis Data Observasi
4.1.4.2 Analisis Data Aktivitas Siswa
Dalam penelitian ini observasi aktivitas siswa dilakukan sesuai dengan instrument aktivitas siswa yang telah direncanakan dan berdasarkan hasil pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran di kelas V SDN Purwosari sebagai kelas ekperimen yang menerapkan model PBL dan kelas V SDN Dadapsari sebagai kelas kontrol menerapkan model GI.
Aktivitas belajar siswa dinilai berdasarkan instrumen lembar aktivitas belajar siswa dengan berpedoman pada lembar deskriptor pedoman observasi aktivitas belajar siswa. Pada lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, terdapat 6 aspek yang diamati. Setiap aspek dinilai dengan skor berskala 1 sampai 4, sehingga skor maksimal yang diperoleh 24. Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibuatkan tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.18 Nilai Aktifitas Siswa Kelas Eksperimen dengan Model PBL
Pertemuan
Aspek yang diamati
Jumlah Nilai % Kategori 1 2 3 4 5 6 1 2 2 3 3 2 2 14 58,33% Baik 2 2 2 3 3 3 3 16 66,67% Baik 3 3 3 2 4 3 3 18 75,00% Baik 4 4 3 4 4 3 3 20 83,33% Sangat Baik 5 3 4 4 3 3 4 21 87,50% Sangat Baik 6 4 3 4 3 4 4 22 91,67% Sangat Baik
Rata-rata 18,5 77,08% Sangat Baik
Keterangan
1. Kesiapan siswa menerima pelajaran
2. Siswa menanggapi permasalahan sehari-hari yang disampaikan guru 3. Siswa berkelompok untuk memecahkan masalah
4. Siswa melakukan penyelidikan secara mandiri dan kelompok 5. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil berupa laporan 6. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Hasil pengamatan secara keseluruhan enam kali pertemuan aktivitas siswa pada kelas eksperimen dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran PBL menunjukkan bahwa aktivitas siswa dengan jumlah skor rata-rata adalah 18,50 aftifitas siswa dalam pembelajaran masuk dalam kategori sangat baik.
Pengolahan data nilai aktifitas pada kelas eksperimen berrbentuk tabel tersebut, selanjutnya dapat dikaji atau diolah dalam bentuk diagram batang untuk memperjelas nilai aktifitas siswa. Selengkapnya disajikan dalam diagram berikut.
Diagram 4.8 Hasil Analisis Aktifitas Siswa Kelas Eksperimen
Diagram batang di atas menjelaskan aktifitas siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model PBL pada pertemuan 1 berjumlah 14 dengan kriteria baik, pada pertemuan 2 berjumlah 16 dengan kriteria baik, pada pertemuan 3 berjumlah 18 dengan kriteria sangat baik, pada pertemuan 4 berjumlah 20 dengan kriteria sangat baik, pada pertemuan 5 berjumlah 21 dengan kriteria sangat baik,.pada pertemuan 6 meningkat menjadi 22 dengan kriteria sangat baik.
Selanjutnya akan dipaparkan tentang nilai aktivitas pada kelas kontrol sebagai berikut ini:
0 5 10 15 20 25
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6
14
16
18
20 21
Tabel 4.19 Nilai Aktifitas Siswa Kelas Kontrol dengan Model GI
Pertemuan
Aspek yang diamati
Jumlah Nilai % Kategori 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2 3 3 2 13 54,17% Baik 2 3 2 3 3 3 3 15 62,50% Baik 3 3 3 3 2 4 3 16 66,67% Baik 4 4 3 3 3 4 3 19 79,17% Sangat Baik 5 4 3 3 3 3 4 20 83,33% Sangat Baik 6 4 4 4 3 3 3 21 87,50% Sangat Baik Rata-rata 17,16 72,22% Baik Keterangan
1. Kesiapan siswa menerima pelajaran
2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari dengan kelompok 3. Melaksanakan investigation dengan kelompok
4. Membuat laporan akhir diskusi
5. Mempresentasikan laporan akhir diskusi 6. Melakukan refleksi
Hasil pengamatan secara keseluruhan enam kali pertemuan aktivitas siswa pada kelas kontrol dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran GI menunjukkan bahwa aktivitas siswa dengan jumlah skor rata-rata adalah 17,16 dalam pembelajaran masuk dalam kategori baik. Peningkatan keterampilan guru pada kelas kontrol disajikan pada gambar 4.9 berikut:
Gambar 4.9 Diagram Hasil Analisis Aktifitas Siswa Kelas Kontrol
Hasil pengamatan aktifitas siswa menunjukkan bahwa rata-rata nilai aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model PBL yaitu 14 atau 58,33% pada petemuan pertama kriteria baik, pertemuan kedua 16 atau 66,67% kriteria baik, pertemuan ketiga 18 atau 75,00% dengan kriteria sangat baik, pertemuan keempat 20 atau 83,33% dengan kriteria sangat baik, pertemuan kelima 21 atau 87,50% dengan kriteria sangat baik dan pertemuan keenam meningkat menjadi 22 atau 91,61% dengan kriteria sangat baik.
Sedangkan rata-rata nilai aktivitas di kelas kontrol yang menerapkan model GI yaitu skor 13 atau 54,17% dengan kriteria baik pada pertemuan pertama, skor 15 atau 62,50% pada pertemuan kedua dengan kriteria baik, skor16 atau 66,67% pada pertemuan ketiga dengan kriteria sangat baik, skor 19 atau 79,17% pada pertemuan ketiga dengan kriteria sangat baik, skor 20 atau 83,33% pada pertemuan kelima dengan kriteria sangat baik, skor meningkat menjadi 21 atau 87,50% pada pertemuan keenam dengan kriteria sangat baik.
0 5 10 15 20 25
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6
13
15 16
19 20
Jadi, rata-rata nilai aktifitas pada kelas eksperimen yang menerapkan model PBL sebesar 18,5 atau 77,08% masuk dalam kriteria sangat baik. Sementara rata-rata nilai nilai aktifitas pada kelas kontrol yang menerapkan model GI sebesar 17,16 atau 72,22% termasuk dalam kriteria baik.
Nilai rata aktifitas pada kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata aktifitas siswa pada kelas kontrol. Hal ini membuktikan bahwa aktifitas pada kelas yang menerapkan model PBL lebih tinggi. Perbandingan peningkatan aktifitas siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada gambar:
Gambar 4.10 Diagram Peningkatan Aktifitas Siswa a. Kelas Eksperimen
Pada pertemuan pertama nilai aktivitas siswa sebesar 14 atau 58,33%. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa sudah memperhatikan guru dengan bersemangat. Siswa menanggapi permasalahan yang diberikan oleh guru dan memperhatikan video pembelajaran. Namun siswa belum berani menjawab pertanyaan dan belum mengeluarkan pendapat saat diskusi serta
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 59% 66.67% 75.00% 83.33% 87.50% 91.67% 54.17% 62.50% 66.67% 79.17% 83.33% 87.50%
belum bisa melakukan percobaan atau penyelidikan dengan baik. Pertemuan kedua nilai aktivitas siswa sebesar 16 atau 66,67%. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa sudah dapat melakukan penyelidikan dengan baik dan antusias saat pembelajaran. Siswa sudah berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Namun, siswa belum berani mengeluarkan pendapat saat diskusi. Pertemuan ketiga nilai aktivitas siswa sebesar 18 atau 75,00%. Ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya dalam diskusi dan menanggapi permasalahan dengan antusias, melakukan percobaan atau penyelidikan dengan baik serta bekerjasama dalam mempresentasikan hasil diskusi dengan anggota kelompok. Namun siswa dalam mengerjakan soal evaluasi waktu yang direncanakan kurang berjalan dengan baik.
Pertemuan keempat sebesar 20 atau 83,33% dengan kategori sangat baik. Ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa antusis menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diberikan, siswa sudah berkelompok untuk memecahkan permasalahan dan melakukan penyelidikan dengan baik serta siswa mengerjakan soal evaluasi tepat waktu. Pertemuan kelima nilai aktivitas siswa sebesar 21 atau 87,50% dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan penuh minat dan melakukan eksperimen/percobaan serta sudah berani menanggapi saat diskusi. Pertemuan keenam meningkat dari pertemuan sebelumnya yaitu sebesar 22 atau 91,67% dengan kategori sangat baik. Pada pertemuan ini hampir semua deskriptor nampak yaitu siswa berani dalam
menaggapi permasalahan, antusis bertanya saat pembelajaran, bekerjasama dengan anggota kelompok saat diskusi, melakukan percobaan dengan baik.
b. Kelas Kontrol
Pada pertemuan pertama nilai aktivitas siswa sebesar 13 atau 58,33%. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa sudah memperhatikan guru dengan bersemangat, mengemukakan dan menuliskan informasi penting tentang sub topik yang dipelajari. Namun siswa belum berani mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan. Pertemuan kedua nilai aktifitas siswa sebesar 15 atau 62,50%. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa sudah berani mengemukakan subtopik yang ingin dipelajari dan melaksanakan investigasi walaupun dengan bantuan guru. Namun dalam pembentukan kelompok siswa belum dapat mengkondisikan diri dengan kelompoknya.
Pertemuan ketiga sebesar 16 atau 66,67%, hal ini ditunjukkan dengan siswa sudah melaksanakan investigasi dengan baik, mempresentasikan hasil diskusi dengan antusias walaupun siswa belum berani memberikan tanggapan dalam dalam berdiskusi. Pertemuan keempat sebesar 19 atau 79,17% dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa sudah dapat mengidentifikasi topik yang akan dipelajari sesuai minatnya, bekerjasama dengan anggota kelompokkannya dalam berdiskusi. Walaupun ada beberapa siswa yang bermain dengan temannya.
Pertemuan kelima sebesar 20 atau 83,33% dengan kategori sangat baik. Ditunjukkan dengan deskriptor yang nampak yaitu siswa sudah mau membentuk kelompok sesuai topik yang dipilih tanpa bimbingan guru dan siswa sudah berani
menangapi hasil diskusi dari kelompok lain Pertemuan keenam meningkat dari pertemuan sebelumnya yaitu sebesar 22 atau 91,67% dengan kategori sangat baik. Pada pertemuan ini siswa nampak antusias dan memperhatikan pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan siswa antusias dalam mengusulkan subtopik yang ingin mereka pelajari sesuai dengan materi. Selain itu, siswa dapat mengkondisikan diri dalam pembentukkan kelompok. Siswa juga dapat melaksanakan investigasi dengan kelompokknya dengan baik.