• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

disetorkan maka selanjutnya PT.Madubaru menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN ke kantor pelayanan pajak.

B. Analisis Data

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk menjawab rumusan masalah, dengan menindak lanjuti teknik analisis data yang terdapat pada Bab III.

1. Untuk menjawab apakah penghitungan PPN yang dilakukan oleh PT.Madubaru telah mengacu pada UU No. 42 Tahun 2009 maka dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung PPN yang telah dilakukan oleh PT.Madubaru.

PT.Madubaru merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pengolahan gula yang berdasarkan ketentuan Direktorat Jenderal Pajak terdaftar sebagai PKP dengan NPWP 01-136-731-5-543-000. Sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) PT.Madubaru menghitung sendiri besarnya pajak yang terutang untuk setiap masa pajaknya.

Penghitungan PPN terutang dapat dilihat dalam faktur pajak yang dibuat oleh PT.Madubaru. Berikut adalah contoh faktur pajak yang dibuat oleh PT.Madubaru pada bulan Agustus, September, dan Oktober tahun 2010.

 

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 010.000-10.00001781 Pengusaha Kena Pajak

Nama : PT.Madubaru

Alamat : Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Tromolpos 49, Yogyakarta

NPWP : 01.136.31.5-543.000

Tanggal Pengukuhan PKP : 20 Februari 1985 Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak

Nama : PT.Carrefour Indonesia

Alamat : Gedung Carrefour Jl.Lebak Bulus no 8, Jakarta, 12310

NPWP : 01.711.062.8-091.000

No. Urut

Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin (Rp) 1. Gula pasir kemasan pm 2000 kg @Rp 8.909,091 17.818.182

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin *) 17.818.182 Dikurangi Potongan Harga

Dikurangi Uang Muka yang telah diterima

Dasar Pengenaan Pajak 17.818.182

PPN= 10% x Dasar Pengenaan Pajak 1.781.818

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Yogyakarta, 14 Agustus 2010 Tarif (%) DPP (Rp) PPnBM (Rp)

Jumlah

Irwan Revianto Rares Kabag. Akuntansi dan keuangan

Gambar 3: Faktur Pajak PT.Madubaru Tanggal 14 Agustus 2010

 

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 010.000-10.00001957 Pengusaha Kena Pajak

Nama : PT.Madubaru

Alamat : Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Tromolpos 49, Yogyakarta

NPWP : 01.136.31.5-543.000

Tanggal Pengukuhan PKP : 20 Februari 1985 Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak

Nama : PT.Carrefour Indonesia

Alamat : Gedung Carrefour Jl.Lebak Bulus no 8, Jakarta, 12310

NPWP : 01.711.062.8-091.000

No. Urut

Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin (Rp) 1. Gula pasir kemasan mk 3000 kg @Rp8772,7273 26.318.182

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin *) 26.318.182 Dikurangi Potongan Harga

Dikurangi Uang Muka yang telah diterima

Dasar Pengenaan Pajak 26.318.182

PPN= 10% x Dasar Pengenaan Pajak 2.631.818

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Yogyakarta, 3 September 2010 Tarif (%) DPP (Rp) PPnBM (Rp)

Jumlah

Irwan Revianto Rares Kabag. Akuntansi dan keuangan

Gambar 4: Faktur Pajak PT.Madubaru Tanggal 3 September 2010

 

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 010.000-10.00002166 Pengusaha Kena Pajak

Nama : PT.Madubaru

Alamat : Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Tromolpos 49, Yogyakarta

NPWP : 01.136.31.5-543.000

Tanggal Pengukuhan PKP : 20 Februari 1985 Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak

Nama : PT.Alfa Retailindo,Tbk

Alamat : Gedung Carrefour Jl.Lebak Bulus no 8, Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta Raya 12310

NPWP : 01.711.062.8-091.000

No. Urut

Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin (Rp) 1. Gula pasir kemasan polos 3000 kg @Rp8.681,818 26.045.455

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin *) 26.045.455 Dikurangi Potongan Harga

Dikurangi Uang Muka yang telah diterima

Dasar Pengenaan Pajak 26.045.455

PPN= 10% x Dasar Pengenaan Pajak 2.604.545

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Yogyakarta, 5 Oktober 2010 Tarif (%) DPP (Rp) PPnBM (Rp)

Jumlah

Irwan Revianto Rares Kabag. Akuntansi dan keuangan

Gambar 5: Faktur Pajak PT.Madubaru Tanggal 5 Oktober 2010

Sumber: PT.Madubaru

Berikut ini adalah contoh uraian penghitungan PPN terutang yang dilakukan oleh PT.Madubaru dalam faktur pajak tanggal 3 September 2010:

PT.Madubaru menjual Barang Kena Pajak (BKP) dengan harga jual Rp.26.318.182. Harga jual tersebut dipakai sebagai DPP, sehingga penghitungan PPN terutang adalah sebagai berikut:

 

− Dasar Pengenaan Pajak = Rp26.318.182

− Pajak Pertambahan Nilai:

10% × Rp26.318.182 = Rp2.631.818

Dari faktur pajak diatas dapat diketahui bahwa PPN terutang dihitung dengan cara mengalikan DPP dengan tarif PPN sebesar 10 %, berikut ini adalah ringkasan penghitungan PPN terutang dari transaksi penjualan barang kena pajak selama masa pajak Agustus, September, dan Oktober 2010:

Tabel 2. PPN Terutang Selama Masa Pajak Agustus-Oktober 2010

Masa Pajak DPP (Rp) PPN Terutang (Rp)

Agustus 7.971.952.283 797.186.987

September 26.394.028.877 2.639.402.832

Oktober 5.936.973.134 593.697.073

Sumber: Data yang diolah

Jumlah PPN terutang tersebut merupakan akumulasi dari setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT.Madubaru selama masa pajak yang bersangkutan.

b. Menghitung ulang PPN PT.Madubaru dengan mengacu pada UU No.42 Tahun 2009 yaitu dengan rumus:

PPN Terutang = Tarif × DPP ( 10%).

Berikut ini adalah contoh faktur pajak PT.Madubaru dan perhitungan PPN terutang pada PT.Madubaru:

 

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 010.000-10.00001957 Pengusaha Kena Pajak

Nama : PT.Madubaru

Alamat : Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Tromolpos 49, Yogyakarta

NPWP : 01.136.31.5-543.000

Tanggal Pengukuhan PKP : 20 Februari 1985 Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak

Nama : PT.Carrefour Indonesia

Alamat : Gedung Carrefour Jl.Lebak Bulus no 8, Jakarta, 12310

NPWP : 01.711.062.8-091.000

No. Urut

Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin (Rp)

1. Gula pasir kemasan mk 3000 kg @Rp8772,7273 26.318.182

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin *) 26.318.182 Dikurangi Potongan Harga

Dikurangi Uang Muka yang telah diterima

Dasar Pengenaan Pajak 26.318.182

PPN= 10% x Dasar Pengenaan Pajak 2.631.818

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Yogyakarta, 3 September 2010 Tarif (%) DPP (Rp) PPnBM (Rp)

Jumlah

Irwan Revianto Rares Kabag. Akuntansi dan keuangan Gambar 6: Faktur Pajak PT.Madubaru Tanggal 3 September 2010

Sumber: PT.Madubaru

Berdasarkan UU No.42 Tahun 2009 yang mengatur tentang PPN dan PPN BM, PPN yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif PPN yaitu sebesar 10% (atau 0 % untuk ekspor) dengan DPP, oleh karena itu sebelum menghitung besarnya PPN terutang, DPP harus ditentukan terlebih dahulu.

DPP yang dipakai dapat berupa harga jual, nilai penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan oleh menteri

 

keuangan. DPP yang akan dipakai untuk menghitung besarnya PPN terutang pada PT.Madubaru adalah harga jual karena dalam hal ini PT.Madubaru menjual BKP yang terutang PPN. Berdasarkan data yang ada dalam faktur pajak di atas maka perhitungan PPN terutang adalah sebagai berikut:

− DPP (harga jual) = Rp26.318.182

− PPN terutang :

10% × Rp26.318.182 = Rp2.631.800

c. Membandingkan penghitungan PPN terutang yang dilakukan oleh PT.Madubaru dengan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan UU No.42 Tahun 2009.

Dari hasil penghitungan PPN yang telah dilakukan oleh PT.Madubaru dan yang dilakukan penulis berdasarkan Undang-undang hasil yang diperoleh sama. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil penghitungan PPN yang dilakukan oleh PT.Madubaru dan yang dilakukan oleh penulis:

Tabel 3. Tabel perbandingan penghitungan PPN yang dilakukan oleh PT.Madubaru dan yang dilakukan penulis menurut kajian teori.

No Perusahaan Penulis Keterangan

1. Rp2.631.818 Rp2.631.818 sama

Sumber: Data yang diolah.

Hasil penelitian pada PT.Madubaru menunjukkan bahwa PPN terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif 10% dengan DPP. Penghitungan PPN yang dilakukan oleh perusahaan sama dengan hasil

 

penghitungan PPN yang dilakukan oleh penulis berdasarkan kajian teori.

2. Kewajiban selanjutnya bagi wajib pajak adalah menyetorkan dan melaporkan pajaknya. Penulis melakukan evaluasi dalam penyetoran PPN yang telah dilakukan oleh PT.Madubaru untuk mengetahui apakah penyetoran PPN telah mengacu kepada UU No.42 Tahun 2009. Evaluasi terhadap penyetoran PPN digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. Perbandingan penyetoran PPN terutang PT.Madubaru dengan

Undang-undang.

Keterangan Undang-Undang Pelaksanaan pada Perusahaan

Sarana penyetoran

Surat Setoran Pajak (SSP). PT.Madubaru mengisi SSP

sebagai bukti setoran PPN.

Batas waktu Penyetoran paling lambat akhir

bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.

PT.Madubaru menyetorkan PPN sebelum akhir bulan.

Pengisian SSP − Menuliskan jumlah PPN

yang telah dibayar didalam SSP.

− Mencantumkan NPWP, nama

wajib pajak, dan alamat dalam Surat Setoran Pajak (SSP).

− SSP ditandatangani oleh WP.

− PT.Madubaru menuliskan

jumlah PPN yang disetorkan dalam satuan Rupiah.

− PT.Madubaru mencantumkan

NPWP, nama wajib pajak, dan alamat wajib pajak secara lengkap pada SSP PPN.

− SSP PT.Madubaru

ditandangani oleh pejabat

yang berhak menandatanganinya.

Sumber: Data yang diolah

Dalam tabel perbandingan tersebut diatas menggambarkan perbandingan penyetoran PPN menurut undang-undang dengan pelaksanaannya oleh PT.Madubaru.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa PT.Madubaru menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai sarana untuk menyetorkan PPN yang terutang. PT.Madubaru menyetorkan PPN yang

 

terutang sebelum akhir bulan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku, berikut ini adalah rincian waktu penyetoran yang dilakukan oleh PT.Madubaru:

Tabel 5. Rincian waktu penyetoran PPN terutang yang dilakukan oleh PT.Madubaru.

Masa Pajak Tanggal Penyetoran

Agustus 27 September 2010

September 21 Oktober 2010

Oktober 29 November 2010

Sumber: Data yang diolah

Pengisian SSP yang telah dilakukan oleh PT.Madubaru juga telah mengacu dengan Undang-undang yang berlaku. Semua komponen telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas dengan mengacu kepada Undang-undang.

3. Setelah menyetorkan pajak yang terutang, kewajiban selanjutnya bagi wajib pajak adalah melaporkan PPN. Penulis melakukan evaluasi dalam pelaporan PPN yang telah dilakukan oleh PT.Madubaru untuk mengetahui apakah pelaporan PPN telah mengacu kepada UU No.42 Tahun 2009. Evaluasi terhadap pelaporan PPN PT.Madubaru dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

 

Tabel 6. Perbandingan pelaporan PPN terutang PT.Madubaru dengan Undang-undang

Keterangan Undang-Undang Pelaksanaan Sarana

Pelaporan

Surat Pemberitahuan (SPT) Masa

PT.Madubaru melaporkan PPN yang telah disetorkan setiap bulan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan menggunakan SPT Masa.

Batas waktu

SPT Masa PPN disampaikan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.

SPT Masa PPN selalu dilaporkan sebelum akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

Jumlah PPN terutang

Jumlah PPN dihitung dalam satuan Rupiah penuh dibulatkan kebawah.

Jumlah PPN terutang pada PT.Madubaru dihitung dalam satuan Rupiah penuh yang dibulatkan kebawah.

Pengisian SPT

SPT diisi dengan benar yaitu benar dalam perhitungan yaitu dihitung dengan cara 10%×DPP.

PT.Madubaru menghitung jumlah PPN dengan cara mengalikan DPP dengan tarif PPN sebesar 10% atau dengan rumus 10% × DPP.

benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

−Tarif pajak yang dipakai oleh PT.Madubaru adalah 10%.

−DPP yang dipakai untuk menghitung pajak yang terutang adalah harga jual BKP.

−PPN terutang oleh PT.Madubaru dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan DPP. sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya.

Pajak yang dilaporkan oleh PT.Madubaru adalah selisih pajak keluaran dikurangi dengan pajak masukan.

SPT diisi dengan lengkap yaitu memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT.

PT.Madubaru mengisi SPT masa PPN secara lengkap yaitu melaporkan:

Masa pajak yang bersangkutan, nama PKP, NPWP, alamat, jenis usaha.

Lampiran 1 dan lampiran 2 diisi kemudian dipindahkan ke induk SPT Masa PPN.

SPT Masa yang disampaikan ditanda tangani oleh pejabat yang bersangkutan dengan mencantumkan nama jelas disertai cap perusahaan PT.Madubaru.

SPT diisi dengan jelas SPT Masa PPN PT.Madubaru ditulis dengan jelas menggunakan bahasa Indonesia, menggunakan huruf latin, angka Arab, dan menggunakan satuan mata uang Rupiah.

 

Dalam tabel perbandingan tersebut diatas menggambarkan perbandingan mengenai pelaporan PPN menurut undang-undang dengan pelaksanaannya oleh PT.Madubaru.

Sarana yang dipakai oleh PT. Madubaru untuk melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN, hal ini telah mengacu kepada UU No. 42 Tahun 2009. Pengisian SPT Masa PPN telah dilakukan dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan undang-undang yang disyaratkan.

PT.Madubaru dalam menyampaikan SPT Masa selalu disampaikan sebelum akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Berikut ini adalah rincian waktu pelaporan SPT Masa PPN yang dilakukan oleh PT.Madubaru:

Tabel 7. Rincian waktu pelaporan PPN terutang yang dilakukan oleh PT.Madubaru.

Masa Pajak Tanggal Pelaporan

Agustus 28 September 2010

September 25 Oktober 2010

Oktober 30 November 2010

Sumber: Data yang diolah.

Berdasarkan tabel 6 dan tabel 7 tersebut dapat disimpulkan bahwa PT.Madubaru telah memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik sesuai Undang-undang yang berlaku.

Dokumen terkait