• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 366 6.1 Simpulan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab lima ini disajikan hal-hal sebagai berikut. Ancangan model perencanaan pembelajaran, hasil pelaksanaan pembelajaran, hasil kemampuan menulis cerpen siswa dan pengintegrasian nilai karakter, signifikansi perbedaan nilai rata-rata pendekatan klarifikasi nilai dalam pembelajaran menulis cerpen sebagai pola pengembangan nilai-nilai karakter, pembahasan hasil pengamatan penerapan pendekatan klarifikasi nilai terhadap perilaku siswa dalam proses pembelajaran menulis cerpen siswa, pembahasan hasil analisis kualitatif unsur struktural dan pengintegrasian nilai-nilai karakter cerpen siswa, hasil wawancara guru dan siswa tentang penerapan pendekatan klarifikasi nilai.

5.1 Deskripsi Ancangan Model Perencanaan Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Pendekatan Klarifikasi Nilai sebagai Pola Pengembangan Nilai- Nilai Karakter

Perencanaan pembelajaran pengembangan nilai-nilai karakter dalam menulis cerpen melalui pendekatan klarifikasi nilai diwujudkan dalam bentuk: 1) silabus yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) menulis cerpen di Kelas X SMA pada lampiran 3, 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada lampiran 4, 3) Kisi-kisi instrumen tes pada lampiran 10,

171

4) Perangkat soal tes pada lampiran 11, 5) Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen pada lampiran 12, dan 6) Kisi-kisi dan Pedoman Pengukuran Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter pada lampiran 13.

Wujud perencanaan pembelajaran tersebut masing-masing memuat komponen dan prosedur pembelajaran menulis cerpen di Kelas X SMA dengan pendekatan klarifikasi nilai. Silabus sebagai bagian perencanaan pembelajaran pada kelompok mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya di Kelas X SMA, mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Selanjutnya, silabus yang dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran penelitian ini juga merujuk pada dasar filosofi dan posisi pendidikan karakter dalam pendidikan nasional. Oleh karena itu, pada bagian ini akan disajikan: 1) dasar penyusunan silabus, 2) dasar filosofi implementasi pendidikan karakter, 3) standar kompetensi, 4) kompetensi dasar, 5) indikator, 6) tujuan pembelajaran, 7) materi pokok/pembelajaran, 8) alokasi waktu, 9) metode pembelajaran, 10) kegiatan pembelajaran, 11) sumber belajar/alat/bahan, 12) penilaian.

5.1.1 Dasar Penyusunan Silabus

Pengembangan silabus dalam perencanaan pembelajaran pada penelitian ini dirancang atas beberapa prinsip pengembangan silabus yang direkomendasikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2006 sebagai panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan silabus dalam perencanaan pembelajaran pada penelitian ini menganut delapan

172

prinsip pengembangan silabus, yakni: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Penjelasan penerapan delapan prinsip pengembangan silabus dalam perencanaan pembelajaran pada penelitian ini akan dijelas secara terperinci.

Pertama, penerapan prinsip keilmiahan dapat dicermati pada keseluruhan

materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Kedua, penerapan prinsip relevansi dideskripsikan dalam cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spriritual peserta didik. Ketiga, penerapan prinsip sistematis dapat dicermati pada komponen silabus saling berhubungan secara funsional dalam mencapai kompetensi. Keempat, penerapan prinsip konsistensi dapat dicermati dengan adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

Kelima, penerapan prinsip memadai dapat dicermati pada cakupan indikator,

materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Keenam, penerapan prinsip aktual dan kontekstual dapat dicermati pada cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi. Ketujuh, penerapan prinsip fleksibel dapat dicermati pada komponen silabus dapat mengakomodasikan keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

173

Kedelapan, penerapan prinsip menyeluruh dapat dicermati dari komponen silabus

mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, psikomotor, dan afektif).

5.1.2 Dasar Filosofi Implementasi Pendidikan Karakter pada Silabus

Selain memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus, penyusunan silabus untuk perencanaan pembelajaran pada penelitian ini juga merujuk pada dasar filosofi implementasi pendidikan karakter di Indonesia yang disepakati secara nasional. Dalam hal ini, nilai karakter yang dikembangkan adalah karakter yang berlandaskan pada falsafah Pancasila. Artinya, setiap aspek nilai yang dikembangkan dalam silabus dijiwai oleh lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif. Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila secara implementatif adalah nilai-nilai yang telah dikembangkan pada Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010—2025 (Pemerintah Republik Indonesia, 2010) antara lain mencakup nilai-nilai sebagai berikut.

1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, bersyukur, jujur, amanah, adil, tertib, sabar, disiplin, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, punya rasa iba, berani mengambil risiko, patang menyerah.

2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, analisis, ingin tahu, produktif, berorientasi iptek, dan reflektif.

174

3. Karakter yang bersumber dari olahraga/kinestetika antara lain bersih dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, ulet, dan gigih.

4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, saling mengasihi, gotong royong, kebersamaan, ramah, peduli, hormat, toleransi, nasionalis, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

Subtansi nilai karakter yang diadopsi dalam penyusunan silabus berpijak pada amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 3 yang menegaskan bahwa ―Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.‖ Pengembangan potensi peserta didik, seperti beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab menjadi landasan implementasi pendidikan karakter.

Selanjutnya, nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk pada nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa yang bersumber

175

pada empat pilar, yaitu: agama, pancasila, budaya, dan tujuan nasional. Nilai-nilai tersebut teridentifikasi dalam delapan belas nilai dan deskripsi nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa sebagai berikut.

Tabel 5.1