• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR GAMBAR

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

C. Analisis Data

Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap penelitian (research) dan tahap pengembangan (development). Tahap pertama adalah tahap penelitian (research). Tahap penelitian (research) ini merupakan tahap studi pendahuluan yang terdiri dari tahap analisis (analysis). Pada tahap ini akan dilakukan pendefinisian terhadap apa yang akan dipelajari di MTs Hasyim Asy’ari Bangsri sebagai sekolah penelitian, yaitu dengan melakukan need assessment (analisis kebutuhan), analysis of learner (analisis peserta didik) dan task analysis (analisis tugas). Sedangkan output yang dihasilkan berupa identifikasi kebutuhan, karakteristik peserta didik dan analisis tugas. Dalam mengumpulkan data awal pada tahap analisis, dilakukan dengan 2 metode, yaitu wawancara dengan guru dan kepala sekolah serta penyebaran angket kebutuhan untuk peserta didik.

Tahap analisis yang pertama adalah analisis kebutuhan (need assessment) yang menunjukkan bahwa sebagai sekolah yang berbasis pesantren semi modern, MTs Hasyim Asy’ari Bangsri telah menggunakan pembelajaran terintegrasi namun masih sekedar penyampaian lisan dan tidak ada sumber belajar yang mendukung, karena bahan ajar yang digunakan masih berupa LKS yang hanya berisi materi ringkas. Padahal peserta didik membutuhkan bahan ajar yang bermakna agar motivasi dalam belajar matematika paling tidak sama seperti ketika belajar ilmu agama. Sehingga dibutuhkan suatu bahan ajar yang bermakna yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar matematika dan juga untuk menunjang guru dalam mendukung penyampaian materi terintegrasi. Kemudian tahap analisis yang kedua yaitu analisis peserta didik, menunjukkan bahwa peserta didik di MTs Hasyim Asy’ari Bangsri mempunyai kemandirian belajar yang cukup tinggi dengan gaya belajar visual. Sedangkan tahap analisis yang terakhir yaitu analisis tugas, yaitu dengan menganalisis kurikulum yang digunakan di dalam modul yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 dan analisis pelaksanaan pembelajaran dengan menyusun RPP yang digunakan dalam

mengajarkan modul yang diharapkan pada analisis kebutuhan.

Tahap kedua dari penelitian dan pengembangan ini adalah tahap pengembangan (development). Pada tahap ini dikembangkan bahan ajar yang dibutuhkan peserta didik seperti pada tahap analysis, yaitu berupa bahan ajar yang bermakna yang dapat mendukung peserta didik belajar mandiri dan menunjang penyampaian pembelajaran terintegrasi bagi guru. Maka dikembangkan modul pembelajaran matematika pada pokok bahasan himpunan kelas VII MTs berbasis unity of sciences. Tahap pengembangan ini disebut dengan tahap pengembangan prototipe yang terdiri dari tahap design dan development. Pada tahap design terdiri dari perancangan dan penulisan draft modul serta penyuntingan modul. Pada tahap perancangan dan penulisan draft modul, modul akan disusun sesuai dengan apa yang ada pada tahap analysis. Setelah modul berbasis unity of sciences ini dirancang dan disusun, kemudian disunting atau direvisi dengan dosen pembimbing sebelum di validasi oleh validator ahli. Modul matematika pada pokok bahasan himpunan berbasis unity of sciences ini, berisi materi yang dihubungkan dengan ilmu agama. Pengintegrasiannya hampir seluruhnya dilakukan di tiap sub materi modul,

kecuali pada sub materi himpunan sama dan himpunan ekuivalen serta sifat-sifat himpunan.

Sedangkan pada tahap development terdiri dari validasi dan revisi modul. Setelah modul disusun dan disunting kemudian dikoreksikan kepada validator untuk dilakukan revisi. Validator yang memvalidasi modul berbasis unity of sciences ini terdiri dari 3 dosen Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang yaitu Ibu Yulia Romadiastri, M.Sc yang selanjutnya disebut validator 1, Ibu Sri Isnani Setyaningsih, M.Hum yang selanjutnya disebut validator 2, dan Ibu Aini Fitriyah, M.Sc yang selanjutnya disebut validator 3, serta 1 guru dari MTs Hasyim Asy’ari Bangsri Ibu Rifatu Khilda, S.Pd yang selanjutnya disebut validator 4.

Berdasarkan hasil validasi oleh validator 1, didapatkan persentase skor sebesar 84,6%. Persentase ini apabila dikonversikan ke tabel 3.4, maka termasuk pada kategori valid dan hanya perlu sedikit revisi. Validasi oleh validator 2 didapatkan persentase skor sebesar 96,9% yang berada pada penafsiran sangat valid dan tidak perlu dilakukan revisi. Validasi oleh validator 3 menyatakan bahwa modul dalam kategori valid dengan tingkat pencapaian 81,5 % dengan penafsiran perlu sedikit revisi. Sedangkan validasi dari validator 4 didapatkan

persentase skor sebesar 76,9% dengan kategori valid namun perlu sedikit revisi. Adapun saran yang diberikan oleh validator yaitu: penyederhanaan bahasa yang digunakan dalam modul hendaknya disesuaikan dengan bahasa peserta didik agar lebih mudah dipahami, perbaikan penulisan lambang dan notasi matematika, serta uraian materi pada sub materi kardinalitas himpunan yang pengintegrasiaannya terkesan memaksakan konsep kardinalitas himpunan. Kemudian validator menyarankan untuk mengenalkan konsep kardinalitas terlebih dahulu baru dari contohnya diambilkan dari ayat al-Qur’an yang sesuai. Saran dan masukan dari validator merupakan dasar yang dijadikan penulis dalam merevisi dan menyempurnakan modul berbasis unity of sciences ini.

Setelah divalidasi dan direvisi kembali, modul juga dinilai oleh peserta didik dan guru untuk mengukur kepraktisan modul. Penilaian tanggapan peserta didik dan guru dengan mengisi lembar instrumen penilaian tanggapan terhadap modul. Hasil tanggapan dari peserta didik diperoleh rata-rata 3,3 yang berarti modul masuk dalam kategori baik, sehingga praktis untuk digunakan. Demikian juga hasil tanggapan guru diperoleh rata-rata 3,2 yang berarti modul mendapat tanggapan baik dari

guru, sehingga praktis untuk digunakan dalam pembelajaran.

Kemudian modul diujicobakan kepada peserta didik kelas VII-A MTs Hasyim Asy’ari Bangsri dengan diberikan soal Pretest dan Posttest untuk menilai aspek kognitif peserta didik. Selain itu, juga untuk mengetahui keefektivan modul yang dikembangkan. Setelah diberikan Pretest dan Posttest, ternyata menunjukkan peningkatan sebelum dan sesudah menggunakan modul. Rata-rata hasil nilai Pretest peserta didik adalah 63,2 meningkat menjadi 86,2 setelah menggunakan modul. Kemudian, data hasil peningkatan Pretest dan Posttest dianalisis dengan indeks gain (Normalized Gain). Hasil dari n-gain menunjukkan ketercapaian sedang dengan skor n-gain yang diperoleh sebesar 0,63 yang berarti bahwa modul efektif untuk digunakan.

Berdasarkan dari hasil di atas, maka dapat dikatakan bahwa modul pembelajaran matematika pada pokok bahasan himpunan kelas VII MTs Berbasis unity of sciences layak digunakan sebagai bahan ajar dipandang dari penilaian kevalidan oleh validator dengan nilai kevalidan 85% yang termasuk dalam kategori modul cukup valid dan perlu sedikit revisi. Modul Berbasis unity of sciences juga praktis untuk digunakan dipandang dari

tanggapan peserta didik dan tanggapan guru melalui angket tanggapan dengan nilai rata-rata tanggapan untuk peserta didik 3,3 dan tanggapan guru 3,2. Hal ini berarti modul memperoleh tanggapan baik dari peserta didik dan guru, sehingga praktis untuk digunakan. Modul berbasis unity of sciences ini juga dikategorikan efektif untuk menunjang pembelajaran di kelas karena terdapat peningkatan hasil kognitif peserta didik melalui pretest dan posttest dengan perolehan skor n-gain sebesar 0,63 yang masuk dalam kategori sedang. Hal ini berarti modul efektif untuk digunakan.

Dokumen terkait