• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1. Deskripsi Data

4.1.1.5. Analisis Data

4.1.1.5 Analisis Data

Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua variabel atau lebih, maka sewajarnya kita mempelajari hubungan antara variabel-variabel tersebut. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Dalam penelitian ini analisis data digunakan untuk mengetahui pengaruh antara EPS, PER, dan DER terhadap return saham. Analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

Untuk mengetahui pola pengaruh variabel EPS, PER, dan DER terhadap return saham, maka disusun suatu persamaan regresi yang menempatkan return saham sebagai variabel dependen, dan EPS, PER,

dan DER sebagai variabel independennya. Persamaan regresi yang digunakan adalah:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e

Berdasarkan pengolahan data dengan program SPSS 10.00, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Estimasi Regresi Linear Berganda Dengan Tiga Variabel Bebas

Variabel Koefisien Reg. Std. Error t Significance Cor. Partial

(Constant) 0,002334 ,091448 2,554 ,014

EPS 0,000045 ,000627 2,271 ,009 ,565

PER -0,000089 ,000151 -0,593 ,556 ,147

DER -0,049139 ,035916 -1,368 ,177 ,173

R : 0,609 Std. Error of the Estimate : 0,01466

R Square : 0,371 Durbin-Watson : 2,216

Adjusted R Square : 0,189 T -Tabel : 2,01

F -Tabel (a : 5%) : 2,78 F-Hitung : 7,130

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 0,002334 + 0,000045 EPS - 0,000089 PER - 0,049139 DER + e

1). Konstanta (a) sebesar 0,002334 menyatakan bahwa apabila tidak terdapat Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio, maka return saham adalah 0,002334.

2). Koefisien regresi untuk (b1) sebesar 0,000045danbertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan pada Earning Per Share dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return

saham akan mengalami perubahan sebesar 0,000045 dengan arah yang sama.

3). Koefisien regresi untuk (b2) sebesar 0,000089 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan pada

Price Earning Ratio dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka

return saham akan mengalami perubahan sebesar 0,000089dengan arah berlawanan.

4). Koefisien regresi untuk (b3) sebesar 0,049139 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan pada

Debt to Equity Ratio dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka

return saham akan mengalami perubahan sebesar 0,049139 dengan arah berlawanan.

a. Uji Simultan (Uji F Statistik)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 5%. Apabila Fhitung > Ftabel maka semua variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Sedangkan uji F dengan probabilitas value dapat dilihat dari besar

probabilitas value dibandingkan dengan 0,05. Ha akan diterima jika probabilitas < 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS 10.00 diperoleh Fhitung sebesar 7,130, sedangkan Ftabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan 3 dan 53 diperoleh Ftabel sebesar 2,78. Dalam hal ini Fhitung (7,130) > Ftabel (2,78), berarti dapat diambil kesimpulan bahwa Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap return

yaitu 0,039 yang berarti angka ini dibawah angka 0,05. Kesimpulan yang diperoleh menyatakan bahwa Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap return saham.

b. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara Earning Per Share

terhadap return saham, Price Earning Ratio terhadap return saham dan

Debt to Equity Ratio terhadap return saham, dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu dengan pengujian sebagai berikut :

1). Pengujian (thitung) koefisien regresi Earning Per Share (b1)

a. Berdasarkan perhitungan program SPSS 10.00, nilai thitung

untuk koefisien regresi X1 adalah 2,271. b. Nilai ttabel untuk t (0,025 : 53) adalah 2,01

c. Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai thitung

untuk X1 dan ttabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal ini thitung > ttabel berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel Earning Per Share terhadap variabel return saham. Selain itu signifikan atau tidaknya koefisien regresi dapat juga dilihat dari besarnya nilai

d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan ttabel ternyata thitung

(2,271) > ttabel (2,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share

terhadap return saham. Dari probabilitas value juga dapat dilihat bahwa p value sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 berarti dalam hal ini kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share

terhadap return saham, sehingga Ha1 diterima.

2). Pengujian (thitung) koefisien regresi Price Earning Ratio (b2) a. Berdasarkan perhitungan program SPSS 10.00, nilai thitung

untuk koefisien regresi X2 adalah -0,593. b. Nilai ttabel untuk t (0,025 : 53) adalah 2,01

c. Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai thitung

untuk X2 dan ttabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal ini thitung > ttabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel Price Earning Ratio terhadap variabel return saham. Selain itu signifikan atau tidaknya koefisien regresi dapat juga dilihat dari besarnya nilai

probabilitas. Jika probabilitas < 0,05 maka Ha2 diterima. d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan ttabel ternyata thitung

(-0,593) < ttabel (2,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Price Earning Ratio

dilihat bahwa p value sebesar 0,556 lebih besar dari 0,05. Dalam hal ini kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Price Earning Ratio

terhadap return saham, sehingga Ha2 ditolak.

3). Pengujian (thitung) koefisien regresi Debt to Equity Ratio (b3)

a. Berdasarkan perhitungan program SPSS 10.00, nilai thitung untuk koefisien regresi X3 adalah –1,368

b. Nilai ttabel untuk t (0,025 : 53) adalah 2,01

c. Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai thitung untuk X3 dan ttabel pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5%. Apabila dalam hal ini thitung > ttabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap return

saham. Selain itu signifikan atau tidaknya koefisien regresi dapat juga dilihat dari besarnya nilai probabilitas. Jika probabilitas < 0,05 maka Ha3 diterima.

d. Dari hasil perbandingan antara thitung dan ttabel ternyata thitung (-1,368) < ttabel (2,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio

terhadap return saham. Dari probabilitas value juga dapat dilihat bahwa p value sebesar 0,177 lebih besar dari 0,05 berarti dalam hal ini kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap return saham, sehingga Ha3 ditolak.

2. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya persentase variasi dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel bebas, maka dicari nilai R2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai R2 sebesar 0,371. Koefisien ini menunjukkan bahwa 37,1% perubahan yang terjadi pada return saham dapat dijelaskan oleh variabel Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio, sedangkan sisanya sebesar 62,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Selain dicari nilai R2, perlu juga diketahui koefisien secara parsial untuk mengetahui sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan mengkuadratkan koefisien korelasi parsial maka koefisien determinasi parsial variabel Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio dapat diketahui. Berdasarkan perhitungan diperoleh r2 untuk Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio masing-masing sebesar 0,32 atau 32%, 0,021 atau 2,1% dan 0,029 atau 2,9%.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Berkaitan dengan uji asumsi klasik dalam penelitian ini, model analisis yang digunakan akan menghasilkan estimator yang tidak bias apabila memenuhi beberapa asumsi klasik, sebagai berikut :

Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah variabel berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari grafik normal probability plot. Apabila variabel berdistribusi normal, maka penyebaran plot akan berada di sekitar dan di sepanjang garis 45°. Berdasarkan grafik normal probability plot, maka variabel berdistribusi normal.

Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot b) Multikolinear

Penyimpangan asumsi klasik ini adalah dengan adanya multikolinearitas dalam model regresi yang dihasilkan, yang berarti terdapat hubungan yang sempurna antar variabel bebas. Dalam penelitian ini hubungan antar variabel bebas ditunjukkan oleh angka tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Salah satu cara untuk memperlihatkan ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai VIF hasil regresi dan nilai tolerance. Apabila nilai VIF

kurang dari 10 dan nilai tolerance minimal 0,1 maka model terbebas dari multikolinearitas. Terlihat pada tabel 4.10 bahwa nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 maka hubungan veriabel bebas dalam penelitian ini rendah. Jadi dapat diasumsikan bahwa tidak ada multikolinier dalam model regresi.

Tabel 4. 10 Collinearity Statistics

Collin e a r it y St a t ist ics V a r ia be l Tole r a n ce VIF ( Const ant ) EPS ,990 1,010 PER ,974 1,026 DER ,978 1,022 c) Autokorelasi

Penyimpangan model ini adalah adanya Autokorelasi dalam model regresi. Artinya, adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya.

Untuk mendiagnosis adanya Autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai Uji Durbin-Watson (Uji Dw), berdasarkan tabel Autokorelasi sebagai berikut :

Tabel 4.11 Autokorelasi

Dw Ke sim pu la n

Kurang dari 1,45 Ada aut okorelasi

1,45 sam pai 1,68 Tanpa Kesim pulan

1,68 sam pai 2,32 Tidak ada Aut okorelasi

2,32 sam pai 2,55 Tanpa Kesim pulan

Lebih dar i 2,55 Ada Aut okorelasi

Dari hasil perhitungan program komputer SPSS 10.00 didapat nilai Uji Dw = 2,216 berada di daerah tidak ada Autokorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada persamaan regresi tersebut tidak terdapat Autokorelasi.

d) Heterokedastisitas

Penyimpangan asumsi klasik ini adalah adanya heterokedastisitas dimana varian variabel dalam model tidak sama. Berdasarkan olahan program komputer SPSS 10.00 yaitu melalui tampilan grafik

Scatterplot yang dapat dilihat pada gambar 4.2, maka dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini berdasarkan gambar grafik dimana titik-titik yang ada dalam grafik tersebut tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan titik-titik tersebut tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Dokumen terkait