• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

D. Analisis Data

1. Tingkat kekomunikatifan bagian exterior

Skor tingkat kekomunikatifan bagian exterior dapat dilihat dari hasil perhitungan tabel analisis tingkat kekomunikatifan bagian exterior, kenyamanan bagian general interior, bagian store layout,:

379,40

100 = 3.79

Untuk menentukan tingkat kekomunikatifan bagian exterior maka skor tingkat kekomunikatifan bagian exterior dibandingkan dengan tabel judgement sebagai berikut:

Tabel V.12

Penentuan tingkat kekomunikatifan bagian exterior

Skor Keterangan Skor

Kepuasan ≤ 1,80 Sangat Rendah 1,81 – 2,60 Rendah 2,61 – 3,40 Cukup 3,41 – 4,20 Tinggi 3.79 ≥ 4,21 Sangat Tinggi

Dari hasil perhitungan dan perbandingan dengan tabel judgement maka dapat diketahui bahwa tingkat kekomunikatifan bagian exterior Mirota Batik Yogyakarta tinggi dengan skor 3.79. Menurut persepsi

konsumen poin-poin komunikatif bagian exterior seperti storefront dirasakan komunikatif, marquee dirasakan komunikatif, entrances dirasakan komunikatif, height and size of building dirasakan komunikatif, uniqueness dirasakan komunikatif, surrounding stores dirasakan komunikatif, parking dirasakan komunikatif.

2. Tingkat kenyamanan bagian interior

Skor tingkat kenyamanan bagian interor dapat dilihat dari hasil perhitungan tabel analisis tingkat kekomunikatifan bagian exterior, kenyamanan bagian general interior, bagian store layout, bagian interior POP display:

390,00

100 = 3.90

Untuk menentukan tingkat kenyamanan bagian interior maka skor kenyamanan bagian interor dibandingkan dengan tabel judgement sebagai berikut:

Tabel V.13

Penentuan tingkat kenyamanan bagian interior

Skor Keterangan Skor

Kepuasan ≤ 1,80 Sangat Rendah 1,81 – 2,60 Rendah 2,61 – 3,40 Cukup 3,41 – 4,20 Tinggi 3.90 ≥ 4,21 Sangat Tinggi

Dari hasil perhitungan dan perbandingan dengan tabel judgement maka dapat diketahui bahwa kenyamanan bagian interior Mirota Batik Yogyakarta tinggi dengan skor 3.90. Maksudnya menurut persepsi konsumen poin-poin kenyamanan interior seperti florring dirasakan tinggi, colors and lighting dirasakan nyaman, fixtures dirasakan nyaman, temperature dirasakan nyaman, width and aisles dirasakan nyaman, dead areas dirasakan nyaman, personnel dirasakan nyaman, merchandise dirasakan nyaman, prices (levels and display) dirasakan nyaman, cleanliness dirasakan nyaman, allocation of floor space for selling, merchandise, personnel, and costumers dirasakan nyaman, product groupings dirasakan nyaman, traffic flow dirasakan nyaman, there-setting dirasakan nyaman, rock and cases dirasakan nyaman, cut cases and dump bins dirasakan nyaman, posters, signs, amd cards dirasakan nyaman.

3. Uji Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian regresi maka data perlu diuji agar memenuhi syarat dari asumsi klasik yaitu :

i. Uji Multikolinierritas Tabel V.14

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF Kekomunikatifan exterior (X1) 0,517 1,933

Kenyamanan interior (X2) 0,517 1,933

Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 13.0 for Windows

Syarat yang harus dipenuhi jika tidak terjadi multikolinieeritas yaitu nilai VIF (variance inflantion factor)kurang dari 10 dan nilai tolerance >0.1, jika nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0.1 maka terjadi multikolinieritas. Dengan melihat tabel hasil uji multikolinieritas diatas maka variabel X1 (kekomunikatifanexterior) dan X2 (kenyamanan interior) yang mempunyai output VIF hitung sebesar 1,933 lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance sebesar 0,517 lebih besar dari 0.1, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas (independent) yaitu X1 (kekomunikatifanexterior) dan X2 (kenyamanan interior) tidak terjadi persoalan multikolinieritas.

ii. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SPRED (scatterplot).Setelah itu melakukan Uji Park, yaitu dengan meregresikan nilai residual dengan variabel independen. Untuk hasil output pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskesdastisitas pada model

2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Predicted Value

2 1 0 -1 -2 -3 Re gres sio n S tud ent iz ed Re sid ual

Dependent Variable: Minat Kunjungan Scatterplot

regresi, sehingga model regresi layak dipakai unruk memprediksi minat kunjungan kembali berdasarkan masukan variabel independen kekomunikatifanexterior dan kenyamanan interior.

Analisis dengan menggunakan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil salah satunya dengan menggunakan uji park.

Tabel V.15

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil tampilan output SPSS diatas memberikan koefesien parameter untuk variabel tidak ada yang signifikan, dimana X1 memiliki nilai siginifikan yaitu 0,658 lebih besar dari 0.05(sig) dan X2 memiliki nilai signifikan yaitu 0.618 lebih besar dari 0.05(sig), maka dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat heteroskedastistias. Hal ini konsisiten dengan hasil uji Scatterplots.

Coeffi ci entsa .459 .330 1.394 .167 .045 .101 .063 .443 .658 -.057 .113 -.071 -.500 .618 (Constant) komunikatif eksterior keny amanan interior Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: absRes a.

iii. Uji Normalitas

Tabel V.16 Hasil Uji Normalitas Asymp. Sig.

(2-tailed)

X1 X2 Y

0,347 0,088 0,063

Dari hasil perhitungan uji normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testdiatas didapatkan signifikansi untuk total skor X1 sebesar 0,347; total skor X2sebesar 0,088; dan total skor Y sebesar 0,063. Karena signifikansi seluruh variabel lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel X1 (kekomunikatifanexterior), X2 (kenyamanan interior), dan Y (minat kunjungan kembali) berdistribusi normal.

Kenormalan juga dapat diuji dengan grafik normal probability plots yang diolah dengan menggunakan SPSS 13.0For Windows dan menghasilkan gambar :

Gambar V.2 Histogram 2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Residual

25 20 15 10 5 0 Frequ ency Mean = -4.74E-16 Std. Dev. = 0.99 N = 100

Dependent Variable: Minat Beli Ulang Histogram

Gambar V.3 Grafik Normal Plot

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal dan tidak menceng (skewness) baik ke kiri ataupun kekanan. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik yang berada pada garis diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh dari garis diagonal.Kedua grafik ini menunjukan bahwa model regresi tidak

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: Minat Beli Ulang

menyalahi asumsi normalitas, sehingga dapat disimpulkan kedua grafik diatas berdistribusi normal.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menjawab rumusan masalah pengaruh kekomunikatifanexterior dan kenyamanan interior terhadap minat beli ulang secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan SPSS 13.0 For Windows dan diperroleh hasil sebagai berikut :

i. Pengujian Signifikansi dengan Uji t Tabel V.17

Hasil Uji t

Berdasarkan hasil pengolahan analisis regresi berganda diatas diperoleh persamaan :

Y = -0.322 + 0,508X1 + 0,548X2

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien regresi untuk kekomunikatifan exterior (X1) yang tertera pada tabel V.17 bernilai positif sebesar 0,508 dengan thitung = 3,280. Pada taraf signifikansi 5% dan df (n-k-1)

Coeffi ci entsa -.322 .503 -.640 .524 .508 .155 .355 3.280 .001 .548 .173 .342 3.160 .002 (Constant) komunikatif eksterior keny amanan interior Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: Minat Kunjungan a.

100-1-1 = 98, maka diperoleh hasil untuk ttabel= 1,984. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel (3,280> 1,984) dan sig <α (0,001 < 0,05), maka H0ditolak. Hal ini berarti variabel kekomunikatifan exterior (X1) secara sendiri berpengaruh positif terhadap minat beli ulang (Y). Artinya semakin komunikatif exterior maka semakin berminat untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik, dan semakin tidak komunikatif exterior maka semakin tidak bersedia untuk memutuskan melakukan pembelian ulang di Mirota Batik.

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien regresi untuk kenyamanan interior(X2) yang tertera pada tabel V.17 bernilai positif sebesar 0,548 dengan thitung = 3,160. Pada taraf signifikansi 5% dan df (n-k-1) 100-1-1 = 98, maka diperoleh hasil untuk ttabel= 1,984. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel (3,160> 1,984) dan sig <α (0,002 < 0,05), maka H0 ditolak. Hal ini berarti variabel kenyamanan interior (X2) secara sendiri berpengaruh positif terhadap minat pembelian ulang (Y). Artinya semakin nyaman interior maka semakin berminat untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik, dan sebaliknya, semakin tidak nyaman interior maka semakin tidak bersedia untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik.

ii. Pengujian Signifikansi dengan Uji F Tabel V.18 Hasil Uji F

Berdasarkan Tabel V.18 di atas diperoleh hasil pengujian pengaruh bersama-sama ketujuh variabel X1, X2,dengan uji F menghasilkan nilai Fhitung = 33,966. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, signifikansi 0,05, df 1 (jumlah variabel-1) 2-1 = 2, dan df 2 (n-k-1) 100-1-1 = 98 maka diperoleh hasil untuk Ftabel sebesar 3,938. Hal tersebut menunjukkan Fhitung yang lebih besar dari pada Ftabel.(Fhitung = 33,966> Ftabel = 3,938), begitu pula bila dilihat dari sig yaitu sig <α (0,000 < 0,05), maka H0ditolak. Hal ni berarti variabel kekomunikatifan exterior dan kenyamanan interior berpengaruh secara bersama-sama terhadap minat beli ulang.

ANOVAb 20.566 2 10.283 33.966 .000a 29.366 97 .303 49.932 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), keny amanan interior , komunikat if eksterior a.

Dependent Variable: Minat Kunjungan b.

iii. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan pengaruh variabel bebas store atmosphere secara serentak terhadap variabel terikat minat beli ulang. Dari analisis regresi, hasil analisis determinasi pada output model summary disajikan sebagai berikut :

Tabel V.19

Hasil Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel V.18 di atas diperoleh angka R2 (R square) sebesar nilai 0,412 atau (41,2%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (kekomunikatifan exterior dan kenyamanan interior) terhadap variabel dependen (minat belu ulang) sebesar 41,2%. Sedangkan sisanya sebesar 58,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Model Summaryb .642a .412 .400 .55022 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), keny amanan interior , komunikatif eksterior

a.

Dependent Variable: Minat Kunjungan b.

E. Pembahasan

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan analisis judgement tingkat kekomunikatifan exterior dan analisis tingkat kenyamanan interior. Didapatkan nilai kekomunikatifan exterior sebesar 3,79 dan kenyamanan interior sebesar 3,90. Dengan demikian tingkat kekomunikatifan exterior dan tingkat kenyamanan interior di Mirota Batik Yogyakarta termasuk kategori tinggi.

Tingkat kekomunikatifan exterior sebesar 3.79 didapatkan dari seluruh rata-rata indikator kekomunikatifan exterior dibagi jumlah responden. Adapun indikator-indikator yang digunakan yaitu Storefront mempunyai nilai sebesar 3,96 termasuk dalam kategori tinggi, Marquee 4,06 termasuk dalam kategori tinggi, Entrances mempunyai nilai 3,76 termasuk dalam kategori tinggi, Height and size ofbuilding mempunyai niai 3,71 termasuk dalam kategori tinggi, Uniqueness mempunyai nilai 3,91 termasuk dalam kategori tinggi, Surrounding stores mempunyai nilai 3,88 termasuk dalam kategori tinggi, dan Parking mempunyai nilai 3.33 termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian menurut persepsi konsumen tingkat kekomunikatifan exterior Mirota Batik Yogyakarta tinggi.

Tingkat kenyamanan interior sebesar 3,90 didapatkan dari seluruh rata-rata indikator kenyamanan interior dibagi jumlah responden. Adapun indikator-indikator yang digunakan yaitu Flooring mempunyai nilai 3,91

termasuk dalam kategori tinggi, Colors and lighting mempunyai nilai 4.04 termasuk dalam kategori tinggi, Fixtures mempunyai nilai 3,92 termasuk dalam kategori tinggi, Temperature mempunyai nilai 4,10 termasuk dalam kategori tinggi, Width of aisles mempunyai nilai 3,76 termasuk dalam kategori tinggi,Dead areas memunyai nilai 3,74 termasuk dalam kategori tinggi, Personnel mempunyai nilai 3,86 termasuk dalam kategori tinggi, Merchandise mempunyai nilai 3,96 termasuk dalam kategori tinggi, Prices (levels and display) mempunyai nilai 3,85 termasuk dalam kategori tinggi, Cleanliness mempunyai nilai 4,11 termasuk dalam kategorri tinggi, Allocation of floor space for selling, merchandise, personnel and customers mempunyai nilai3,79 termasuk dalam kategori tinggi, Product Grouping mempunyai nilai 3,79 termasuk dalam kategori tinggi, Traffic Flow mempunyai nilai 3,87 termasuk dalam kategori tinggi, There-setting mempunyai nilai 3,70 termasuk dalam kategori tinggi,Rack and cases mempunyai nilai 3,95 termasuk dalam kategori tinggi,Cut cases and dump bins mempunyai nilai 3,89 termasuk dalam kategori tinggi,Posters mempunyai nilai 3,82 termasuk dalam kategori tinggi, signs and cards mempunyai nilai 4,00 termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian menurut persepsi konsumen tingkat kenyamanan interior Mirota Batik Yogyakarta tinggi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel store atmosphere secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri berpengaruh

terhadap minat beli ulang dan tinggi rendahnya keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian ulang dipengaruhi oleh variabel kekomunikatifan exterior dan kenyamanan interior.

Berdasarkan hasil analisis regresi, kekomunikatifan exterior secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, artinya semakin komunikatif exterior maka semakin berminat untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik, dan semakin tidak komunikatif exterior maka semakin tidak bersedia untuk memutuskan pembelian ulang di Mirota Batik. Menurut Berman dan Evans (2001;604)Exterior merupakan Karakteristik yang

mempunyai pengaruh kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan sebaik mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk berkunjung ke dalam toko. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa keunikan, kemenarikan, dan menonjol bagian exterior dapat membentuk karakteristik toko yang mampu berkomunikasi dengan konsumen di luar sehingga kekomunikatifan dari toko ke konsumen itu muncul dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ke Mirota Batik. Kosumen yang berasal dari luar kota misalnya, mereka akan tertarik dengan kesan pertama melihat bentuk gedung terlebih dulu karena kesan yang diberikan oleh betuk gedung Mirota Batik sangat komunikatif maka mereka akan memilih berbelanja di Mirota Batik terbukti bahwa dari hasil penelitian

rata-rata frekuensi kunjungan pengunjung baik yang berasal dari luar kota maupun konsumen lokal yang berkunjung ke Mirota Batik dalam satu bulan lebih dari 2kali. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kekomunikatifan exterior Mirota Batik tinggi.

Berdasarkan hasil analisis regresi, kenyamanan interior secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, Artinya semakin nyaman interior maka semakin berminat untuk melakukan pembelian ulang di Mirota Batik, dan semakin tidak nyaman interior maka semakin tidak bersedia untuk memutuskan pembelian ulang di Mirota Batik. Menurut Berman dan Evans (2001;604)General Interior merupakan bagian dalam dari suatu toko yang harus dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising. Seperti kita ketahui, iklan dapat menarik pembeli untuk datang ke toko, tetapi yang paling utama yang dapat membuat penjualan setelah pembelian berada di toko adalah kenyamanan display. Display yang tingkat keyamanannya dikelola semaksimal mungkin mampu menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa, dan memilih barang-barang yang ada didalam toko. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa kenyamanan display bagian dalam toko yang dikelola semaksimal mungkin sangat membantu konsumen merasakan kenyamanan berbelanja sehingga hal ini dapat membuat konsumen betah dan senang berada di toko. Konsumen dari luar kota misalnya, mereka yang baru pertama kali berbelanja di Mirota

Batik akan sangat membutuhkan informasi di mana saja produk-produk yang dijual ditempatkan dibandingkan dengan konsumen lokal yang sudah sering berbelanja di Mirota Batik. Konsumen luar kota maupun lokal juga memerlukan fasilitas pendukung dalam berbelanja. Suasana yang seperti ini sangat membantu komsumen dalam berbelanja sehingga di kemudian hari diharapkan konsumen berminat melakukan kunjungan ulang ke Mirota Batik terbukti dari konsumen yang berkunjung ke Mirta Batik memiliki uang saku dan pendapatan yang cukup untuk melakukan pembelian/berbelanja di Mirota Batik.

Menurut Bollen (dalam Sutantio 2004;133), “atmospherics is defined as the councius desaigning of space to create certain effects in buyers”. Para pamilik atau pengelola suatu badan usaha selalu berharap dapat menciptakan nuansa hati para komsumen agar merasa nyaman ketika berada di suatu tempat (toko). Bahkan pengelola juga berusaha untuk mengubah suasana hati para konsumen dari yang tidak menyenangkan menjadi lebih menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat menciptakan persepsi yang positif dari para konsumen terhadap usaha tersebut.

”Store atmosphere is the affective (emotional) and cognitive states consumers experience in a store, but may not be fully conscious of when

shopping”. Penataan store atmosphere yang baik serta sesuai dengan keinginan konsumen, dapat menciptakan suasana hati menjadi senang dan

nyaman. Dengan demikian, dapat membuat para konsumen untuk berada di suatu tempat usaha lebih lama dan diharapkan dapat meningkatkan minat beli terhadap produk yang ditawarkan di tempat usaha tersebut. Sehingga dapat diciptakan peluang untuk menciptakan pembelian ulang oleh para konsumen Dalam hal ini pihak pengelola/ manajemen Mirota batik telah berhasil mengelola Mirota Batik dengan memanfaatkan suasana toko yang dikelola semenarik mungkin. Terbukti bahwa dari penelitian ini dimana kekomunikatifan exterior dan kenyamanan interiror berpengaruh positif terhadap minat beli ulang di Mirota Batik Yogyakarta.

115

Dokumen terkait