• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data hasil penelitian. Data ini kemudian dianalisis untuk mendapatkan simpulan yang berlaku untuk populasi. Analisis data pada penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu, analisis data awal dan tahap akhir.

4.2.1 Analisis Data Tahap Awal

Analisis pada tahap awal dilakukan untuk mengetahui keadaan awal sampel apakah berasal dari keadaan yang sama atau tidak. Data yang digunakan adalah nilai UAS (Ujian Akhir Sekolah) mata pelajaran matematika semester gasal kelas VII siswa SMP Negeri 4 Demak. Pada tahap ini, uji yang dilakukan adalah sebagai berikut.

4.2.1.1 Uji Normalitas Data Awal

Rata-rata nilai awal kelas VII A sebesar 75,5 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 80, rata-rata nilai awal kelas VII B sebesar 75 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 78, rata-rata nilai awal kelas VII C sebesar 75,3 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 81, rata-rata nilai awal kelas VII D sebesar 75,24 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 78, rata-rata nilai awal kelas VII E sebesar 75,167 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 80, rata-rata nilai awal kelas VII F sebesar 75,7 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 81, rata-rata nilai awal kelas VII G sebesar 75,428 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 81 dan rata-rata nilai awal kelas VII H sebesar 75,672 dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 80.

Hasil perhitungan χ2

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Hasil perhitungan χ2

data awal populasi

Kelas VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H

χ2 hitung 2,474 7,570 2,079 4,636 6,414 5,826 0,940 2,856 Dk (6 – 3) = 3 χ2 tabel χ2 0,95(3) = 7,815

Dari tabel di atas terlihat bahwa χ2

hitung < χ2

tabel untuk semua kelas. Ini berarti kondisi awal populasi berdistribusi normal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.

Hasil perhitungan uji Bartlet yang telah dilakukan diperoleh nilai χ = 10,399. Harga ini dikonsultasikan dengan taraf signifikasi 5% dan dk = 8 – 1 = 7,

diperoleh χ2

tabel = 14,1 dengan demikian χ2

hitung < χ2

tabel. Ini berarti populasi mempunyai varians yang sama atau homogen. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

4.2.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata

Dari hasil perhitungan uji anova satu jalur yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung = 0,351. Harga ini dikonsultasikan dengan taraf signifikasi , sehingga

.

Ini artinya rata-rata nilai awal ketiga kelas sampel tersebut tidak berbeda secara signifikan. Berdasarkan analisis ini maka dapat dikatakan bahwa ketiga kelas sampel dalam keadaan setara (berangkat dari keadaan awal yang sama). Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

4.2.2 Analisis Data Hasil Penelitian

Analisis pada tahap akhir dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pembelajaran model think-pair-share (TPS) berbantuan software GSP. Data yang digunakan adalah nilai tes kemampuan pemecahan masalah dari kelas Eksperimen 1 (kelas VII F), kelas Eksperimen 2 (kelas VII E) dan kelas kontrol (kelas VII C). Pada tahap ini, uji yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah kelas Eksperimen 1 sebesar 82,19 dengan nilai terendah 64 dan nilai tertinggi 98, rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah kelas Eksperimen 2 sebesar 71,96 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95 dan rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol sebesar 64,93 dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 91.

Hasil perhitungan χ2

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Hasil perhitungan χ2

data hasil tes kemampuan pemecahan masalah Kelas Eksperimen 1 Eksperimen 2 Kontrol

χ2 hitung 1,632 7,472 6,570 Dk (6 – 3) = 3 χ2 tabel χ2 0,95(3) = 7,815 Dari tabel di atas terlihat bahwa χ2

hitung< χ2

tabel untuk kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Ini berarti data hasil tes pemecahan masalah siswa untuk ketiga kelas sampel berdistribusi normal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 43 – 45.

4.2.2.2 Uji Homogenitas

Hasil perhitungan uji Bartlet yang telah dilakukan diperoleh nilai χ2

= 4,519. Harga ini dikonsultasikan dengan taraf signifikasi 5% dan dk = 3 – 1 = 2,

diperoleh χ2

tabel = 6,0 dengan demikian χ2

hitung < χ2

tabel. Ini berarti data hasil tes pemecahan masalah siswa untuk kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama atau homogen. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 46.

Uji ketuntasan hasil belajar untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model TPS berbantuan software GSP menyebabkan nilai tes kemampuan pemecahan masalah siswa yang mencapai KKM 70 telah melampaui 75%. Dari perhitungan diperoleh nilai thitung = 7,184. Pada dengan dk = 26 – 1 = 25 diperoleh = 1,70 sehingga . Ini artinya pembelajaran dengan model TPS berbantuan software GSP telah mencapai KKM 70.

Uji selanjutnya untuk menguji apakah siswa yang mencapai KKM 70 telah melampaui 75%. Dari perhitungan diperoleh nilai . Pada , nilai = 1,64 sehingga . Ini artinya siswa yang mencapai KKM 70 telah melampaui 75%. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 47.

4.2.2.4 Uji Kesamaan Rata-rata

Dari hasil perhitungan uji anova satu jalur yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung = 14,790. Harga ini dikonsultasikan dengan taraf signifikasi , Pada

, sehingga

. Ini artinya rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan

masalah kelas eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran model TPS berbantuan software GSP, kelas eksperimen 2 yang diajar dengan pembelajaran model TPS dan kelas kontrol yang diajar dengan metode ekspositori berbeda secara signifikan. Untuk itu perlu dilakukan uji lanjut LSD. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 48.

Uji lanjut LSD dilakukan untuk mengetahui kelas mana yang mempunyai rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah yang terbaik. Dari perhitungan diperoleh nilai LSD = 7,4965. Nilai| | ; nilai| | dan nilai| | . Sehingga | | , | | dan | | . Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 49.

Ini artinya rata kelas eksperimen 1 berbeda seginifikan dengan rata-rata kelas eksperimen 2; rata-rata-rata-rata kelas eksperimen 1 berbeda seginifikan dengan rata-rata kelas kontrol dan rata-rata kelas eksperimen 2 berbeda seginifikan dengan rata-rata kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tes pemecahan kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran TPS berbantuan software GSP lebih baik dari pada kelas eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran TPS saja dan kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositori.

Dokumen terkait