• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

Hasil pengolahan data yang dilakukan kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram batang. Hasil tersebut ditampilkan berdasarkan tingkat kriteria pengukuran yang dilakukan untuk bisa memberikan gradasi kondisi kesulitan belajar. Data ditampilkan dalam interpretasi skor yang didapat dari kuesioner yang dijawab oleh siswa. Kriteria disusun dengan memperhatikan rentangan bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa yang dilakukan dengan membagi rentangan bilangan (Arikunto, 2004: 18). Kriteria kesulitan belajar menggunakan empat kriteria nilai kesulitan belajar yang terdiri dari “Sangat Tinggi” jika mencapai 76% - 100%, “Tinggi” jika mencapai 51 - 75%, “Rendah” jika mencapai 26 - 50% dan “Sangat Rendah” jika mencapai <25% dari jumlah skor kesulitan belajar.

yang diuraikan pada masing-masing faktor, yaitu pada faktor siswa, faktor guru, faktor fasilitas, faktor lingkungan dan faktor materi pelajaran PCPTKR. Pada setiap faktor dijelaskan menurut masing-masing indikator yang terdapat di dalamnya.

1. Faktor siswa

Faktor siswa yang menjadi ukuran kesulitan belajar dilihat dari kondisi fisik yang tidak mampu untuk mempelajari PCPTKR, siswa mengalami penyakit menahun (asma, ayan, jantung dan sebagainya), tingkat pemahaman materi yang memang kurang, sikap siswa yang kurang usaha, dan kondisi mental siswa yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari PCPTKR yang menyebabkan kesulitan belajar siswa. Indikator inilah yang kemudian dinyatakan dalam kuesioner pada pertanyaan nomor 1 sampai dengan 8.

Data tentang kesulitan belajar siswa ditinjau dari faktor siswa diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa. Rentang jumlah skor ideal adalah skor minimum 8 dan skor maksimum 32. Kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 8, rendah jika mendapatkan skor 9 - 16, tinggi jika mendapatkan skor 17 - 24 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada faktor siswa sangat tinggi jika mendapatkan skor 25 - 32.

Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 29 berikut ini.

Tabel 29. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Faktor Siswa.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 0 0,00%

Tinggi 51 49,51%

Rendah 52 50,49%

Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR pada faktor siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan diperlihatkan pada gambar 27 berikut.

Gambar 27. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Ditinjau dari Faktor Siswa. Berdasarkan tabel dan diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa kriteria kesulitan belajar jika ditinjau dari faktor siswa paling besar berada pada kriteria rendah dengan persentase sebesar 50,49%. Kesulitan belajar pada faktor siswa dapat dijelaskan lagi ke dalam beberapa indikator. Indikator yang berada dalam faktor siswa adalah indikator kondisi fisik siswa, indikator pemahaman materi, indikator sikap siswa dan indikator kondisi emosional siswa. Berikut diberikan rincian interpretasi kesulitan belajar pada masing-masing indikator. a. Indikator Fisik 0 10 20 30 40 50 60 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

Interpretasi tentang kesulitan belajar siswa ditinjau dari indikator kondisi fisik siswa diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa. Panca indera siswa yang tidak bekerja dengan baik dan cacat tubuh yang dialami oleh akan menyebabkan kesulitan belajar. Indikator ini dinyatakan dalam angket dengan nomor angket 1 dan 2. Rentang jumlah skor ideal adalah skor minimum 2 dan skor maksimum adalah 8. Kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 2, rendah jika mendapatkan skor 3 - 4, tinggi jika mendapatkan skor 5 - 6 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada faktor siswa sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator kondisi fisik siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 30 berikut.

Tabel 30. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Indikator Kondisi Fisik Siswa.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 0 0,00%

Tinggi 32 31,07%

Rendah 58 56,31%

Sangat Rendah 13 12,62%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan yang ditinjau dari indikator kondisi fisik siswa diperlihatkan pada gambar 28 berikut ini.

Gambar 28. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Kondisi Fisik Siswa.

Pada tabel dan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa kesulitan belajar pada indikator kondisi fisik siswa berada pada angka 56,31% rendah dan 12,62% sangat rendah. Artinya kesulitan belajar siswa yang dikarenakan oleh indikator kondisi fisik berada pada kriteria rendah. Siswa tidak mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh indikator kondisi fisik.

b. Indikator Pemahaman terhadap Materi

Interpretasi skor tentang kesulitan belajar pada indikator pemahaman terhadap materi diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa yang dinyatakan pada kuesioner nomor 3 dan 4. Pemahaman terhadap materi yang akan membuat siswa mudah dalam menerima materi yang disampaikan dan dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru menjadikan hal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.

Indikator pemahaman terhadap materi memiliki rentang skor minimum adalah 2 dan skor maksimum adalah 8. Sehingga kriteria

0 10 20 30 40 50 60 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

2, rendah jika mendapatkan skor 3 - 4, tinggi jika mendapatkan skor 5 - 6 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator pemahaman terhadap materi sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator pemahaman terhadap materi siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 31 berikut.

Tabel 31. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Indikator Pemahaman Terhadap Materi.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 2 1,94%

Tinggi 52 50,49%

Rendah 43 41,75%

Sangat Rendah 6 5,83%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan yang ditinjau dari indikator pemahaman terhadap materi ditampilkan pada gambar 29 berikut ini.

Gambar 29. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Pemahaman Terhadap Materi.

Sesuai dengan tabel dan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa kesulitan belajar pada indikator pemahaman terhadap materi

0 20 40 60 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

berada pada angka 1,94% sangat tinggi; 50,49% tinggi; 41,75% rendah; dan 5,83% sangat rendah. Artinya kesulitan belajar siswa yang dikarenakan oleh indikator pemahaman terhadap materi mayoritas berada pada kriteria tinggi. Hal ini memberikan gambaran bahwa lebih dari setengah siswa memiliki pemahaman terhadap materi yang mempengaruhi kesulitan belajar.

c. Indikator Sikap Siswa

Interpretasi tentang kesulitan belajar pada indikator sikap siswa diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa yang dinyatakan pada kuesioner nomor 5 dan 6. Sikap siswa yang kurang usaha untuk lebih mempelajari atau mencari tahu tentang chassis dan pemindah tenaga kendaraan menjadikan hal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.

Indikator sikap siswa ini memiliki rentang skor minimum adalah 2 dan skor maksimum adalah 8. Kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 2, rendah jika mendapatkan skor 3 - 4, tinggi jika mendapatkan skor 5 - 6 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator sikap siswa sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator sikap siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 32 berikut.

Tabel 32. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Indikator Sikap Siswa.

Kriteria Frekuensi Persentase

Tinggi 23 22,33%

Rendah 68 66,02%

Sangat Rendah 10 9,71%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR pada indikator sikap siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan ditampilkan pada gambar 30 berikut ini.

Gambar 30. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Sikap Siswa.

Sesuai dengan tabel dan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa kesulitan belajar pada indikator sikap siswa berada pada angka 1,94% sangat tinggi; 22,33% tinggi; 66,02% rendah; dan 9,71% sangat rendah. Hal ini berarti kesulitan belajar siswa yang dikarenakan oleh indikator sikap siswa mayoritas berada pada kriteria rendah.

d. Indikator Kondisi Emosional

Interpretasi skor tentang kesulitan belajar pada indikator kondisi emosional siswa, diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa yang dinyatakan pada kuesioner nomor 7 dan 8. Kondisi emosional siswa yang merasa lelah atau takut terhadap chassis dan

0 20 40 60 80 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

pemindah tenaga sehingga tidak mau mempelajari PCPTKR menjadikan hal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.

Indikator kondisi emosional siswa memiliki rentang skor minimum adalah 2 dan skor maksimum adalah 8. Kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 2, rendah jika mendapatkan skor 3 - 4, tinggi jika mendapatkan skor 5 - 6 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator kondisi emosional siswa sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator kondisi emosional siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 33 berikut.

Tabel 33. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Indikator Kondisi Emosional Siswa.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 10 9,71%

Tinggi 24 23,30%

Rendah 60 58,25%

Sangat Rendah 9 8,74%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR pada indikator kondisi emosional siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dapat ditampilkan pada gambar 31 berikut ini.

Gambar 31. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Kondisi Emosional Siswa.

Sesuai dengan tabel dan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa kesulitan belajar pada indikator kondisi emosional siswa berada pada angka 9,71% sangat tinggi; 23,30% tinggi; 58,25% rendah; dan 8,74% sangat rendah. Hal ini berarti kesulitan belajar siswa yang dikarenakan oleh indikator kondisi emosional siswa mayoritas berada pada kriteria rendah. Artinya mayoritas atau sebanyak 58,25% kondisi emosional yang dialami oleh siswa tidak menyebabkan kesulitan belajar. 2. Faktor Guru

Faktor guru yang menjadi ukuran kesulitan belajar dilihat dari metode mengajar yang diterapkan oleh guru selama pembelajaran PCPTKR, sikap yang ditunjukkan guru terhadap siswanya dan kuantitas serta kualitas pemberian tugas oleh guru kepada siswa yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari PCPTKR. Indikator inilah yang dinyatakan dalam kuesioner pada pertanyaan nomor 9 sampai dengan 14.

Data tentang kesulitan belajar siswa ditinjau dari faktor guru diperoleh rentang jumlah skor minimum adalah 6 dan skor maksimum 24. Sehingga kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor

0 20 40 60 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

1 - 6, rendah jika mendapatkan skor 7 - 12, tinggi jika mendapatkan skor 13 - 18 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada faktor guru sangat tinggi jika mendapatkan skor 19 - 24. Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan ditinjau dari faktor guru dapat dijelaskan pada tabel 34 berikut.

Tabel 34. Interpretasi Kesulitan Belajar Ditinjau dari Faktor Guru.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 0 0,00%

Tinggi 66 64,08%

Rendah 37 35,92%

Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR ditinjau dari faktor guru kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan ditampilkan pada gambar 32 berikut ini.

Gambar 32. Interpretasi Kesulitan Belajar Siswa Ditinjau dari Faktor Guru. Sebanyak 64,08% siswa menganggap faktor yang disebabkan guru menjadi kesulitan belajar yang tinggi dan 35,92% siswa menganggap menjadi kriteria kesulitan belajar yang rendah. Artinya metode mengajar

0 20 40 60 80 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

guru, sikap guru terhadap siswa dan pemberian tugas oleh guru mayoritas (sebanyak 64,08%) berada pada kriteria kesulitan belajar tinggi.

Untuk selanjutnya pada faktor guru dapat dibuat lebih rinci pada masing-masing indikator yang terdapat di dalamnya yang dijelaskan berikut ini.

a. Indikator Metode Mengajar Guru

Indikator metode mengajar guru, interpretasi tentang kesulitan belajar diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa yang dinyatakan pada kuesioner nomor 9 dan 10. Metode mengajar guru yang kurang tepat, tersampaikan atau tidaknya materi yang diberikan kepada siswa menjadikan hal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.

Indikator metode mengajar guru memiliki rentang skor minimum adalah 2 dan skor maksimum adalah 8. Kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 2, rendah jika mendapatkan skor 3 - 4, tinggi jika mendapatkan skor 5 - 6 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator metode mengajar guru sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator metode mengajar guru kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 35 berikut.

Tabel 35. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Indikator Metode Mengajar Guru.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 3 2,91%

Kriteria Frekuensi Persentase

Rendah 64 62,14%

Sangat Rendah 8 7,77%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR ditinjau dari indikator metode mengajar guru kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan ditampilkan pada gambar 33 berikut ini.

Gambar 33. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Metode Mengajar Guru.

Sesuai dengan tabel dan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 2,91% indikator metode mengajar guru termasuk dalam kriteria sangat tinggi; 14,17% termasuk kriteria tinggi; 62,14% termasuk kriteria rendah; dan 7,77% termasuk dalam kriteria sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa metode mengajar guru tidak signifikan dalam kesulitan belajar siswa. Artinya mayoritas (62,14%) siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru tidak menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar.

b. Indikator Sikap Guru

Interpretasi tentang kesulitan belajar pada indikator sikap guru diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa yang

0 20 40 60 80 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

menanggapi pertanyaan siswa dan guru yang tidak peduli dengan keadaan siswa dapat menjadikan hal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.

Rentang skor minimum pada indikator sikap guru adalah 2 dan skor maksimum adalah 8. Kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 2, rendah jika mendapatkan skor 3 - 4, tinggi jika mendapatkan skor 5 - 6 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator sikap guru sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator sikap guru kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 36 berikut.

Tabel 36. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Indikator Sikap Guru.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 0 0,00%

Tinggi 23 22,33%

Rendah 67 65,05%

Sangat Rendah 13 12,62%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator sikap guru siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan diperlihatkan pada gambar 34 berikut.

Gambar 34. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Sikap Guru.

Sebanyak 22,33% indikator sikap guru berada pada kriteria tinggi; 65,05% berada pada kriteria rendah dan 12,62% berada pada kriteria sangat rendah. Artinya kesulitan belajar yang dikarenakan oleh sikap guru mayoritas (65,05%) tidak menyebabkan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah Prambanan.

c. Indikator Pemberian Tugas Oleh Guru

Interpretasi tentang kesulitan belajar pada indikator pemberian tugas guru diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa yang dinyatakan pada kuesioner nomor 13 dan 14. Pemberian tugas yang terlalu banyak dan tingkat kesulitan pemberian tugas yang sulit dan membebani siswa dapat menjadikan hal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.

Rentang skor minimum pada indikator pemberian tugas oleh guru adalah 2 dan skor maksimum adalah 8. Sehingga kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 2, rendah

0 20 40 60 80 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator pemberian tugas oleh guru sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sehingga sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator pemberian tugas oleh guru kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 37 berikut ini.

Tabel 37. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Indikator Pemberian Tugas Oleh Guru.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 8 7,77%

Tinggi 82 79,61%

Rendah 13 12,62%

Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator pemberian tugas oleh guru siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan diperlihatkan pada gambar 35 berikut.

Gambar 35. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Pemberian Tugas Oleh Guru.

Sebanyak 7,77% indikator pemberian tugas oleh guru berada pada kriteria sangat tinggi; 79,61% berada pada kriteria tinggi dan 12,62% berada pada kriteria rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pada indikator

0 20 40 60 80 100 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

pemberian tugas yang diberikan oleh guru PCPTKR menyebabkan kesulitan belajar siswa pada angka 79,61%. Artinya kesulitan belajar siswa yang dikarenakan oleh indikator pemberian tugas oleh guru mayoritas berada pada kriteria tinggi.

3. Faktor Fasilitas

Faktor fasilitas yang menjadi ukuran kesulitan belajar dilihat dari ruang kelas yang digunakan saat pelajaran PCPTKR, perlengkapan pembelajaran praktik dan buku pelajaran. Ruang kelas yang nyaman, fasilitas ruang kelas yang lengkap dapat memberikan dukungan terhadap pemahaman materi PCPTKR oleh siswa. Begitu pula dengan perlengkapan praktik yang lengkap dan digunakan dengan benar, serta buku pelajaran yang mendukung, mudah dipahami dan disediakan dengan lengkap oleh sekolah. Kekurangan pada indikator tersebut dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari PCPTKR. Indikator inilah yang kemudian dinyatakan dalam kuesioner pada pernyataan nomor 15 sampai dengan 20.

Data tentang kesulitan belajar siswa ditinjau dari faktor fasilitas diperoleh rentang jumlah skor minimum adalah 6 dan skor maksimum 24. Kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 6, rendah jika mendapatkan skor 7 - 12, tinggi jika mendapatkan skor 13 - 18 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada faktor fasilitas sangat tinggi jika mendapatkan skor 19 - 24.

Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR siswa kelas XII Jurusan TKR di SMK

Muhammadiyah Prambanan ditinjau dari faktor fasilitas dapat dijelaskan pada tabel 38 berikut.

Tabel 38. Interpretasi Kesulitan Belajar Ditinjau dari Faktor Fasilitas.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 0 0,00%

Tinggi 39 37,86%

Rendah 64 62,14%

Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR ditinjau dari faktor fasilitas kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan ditampilkan pada gambar 36 berikut ini.

Gambar 36. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa Ditinjau dari Faktor Fasilitas.

Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa kriteria kesulitan belajar ditinjau dari faktor fasilitas sebanyak 37,86% berada pada kriteria tinggi dan 62,14% berada pada kriteria rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada faktor fasilitas mayoritas (sebesar 62,14%) berada pada kriteria kesulitan belajar rendah.

Faktor fasilitas dapat dibuat lebih rinci pada masing-masing indikator yang terdapat di dalamnya yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Indikator Ruang Kelas 0 20 40 60 80 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

Interpretasi tentang kesulitan belajar pada indikator ruang kelas diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa yang dinyatakan pada kuesioner nomor 15 dan 16. Kondisi fasilitas ruang kelas yang mendukung suasana belajar, kenyamanan ruang kelas, dan peralatan pembelajaran yang digunakan pada proses belajar mengajar di dalam kelas dapat menjadikan hal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.

Rentang skor minimum pada indikator ruang kelas adalah 2 dan skor maksimum adalah 8. Kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 2, rendah jika mendapatkan skor 3 - 4, tinggi jika mendapatkan skor 5 - 6 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator ruang kelas sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sesuai dengan analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator ruang kelas pada kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel 39 berikut.

Tabel 39. Interpretasi Kesulitan Belajar pada Indikator Ruang Kelas.

Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 0 0,00%

Tinggi 4 3,88%

Rendah 81 78,64%

Sangat Rendah 18 17,48%

Jumlah 103 100%

Interpretasi skor kesulitan belajar mata pelajaran PCPTKR ditinjau dari indikator ruang kelas XII Jurusan TR di SMK Muhammadiyah Prambanan ditampilkan pada gambar 37 berikut ini.

Gambar 37. Interpretasi Skor Kesulitan Belajar Siswa pada Indikator Ruang Kelas.

Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa kesulitan belajar pada indikator ruang kelas berada pada angka 3,88% tinggi; 78,64% rendah dan 17,48% pada kriteria sangat rendah. Artinya kesulitan belajar siswa yang dikarenakan oleh indikator ruang kelas mayoritas berada pada kriteria rendah (69,17%).

b. Indikator Perlengkapan Praktik

Interpretasi tentang kesulitan belajar pada indikator perlengkapan praktik diperoleh dengan menggunakan kuesioner kesulitan belajar siswa yang dinyatakan pada kuesioner nomor 17 dan 18. Kelengkapan alat-alat praktik PCPTKR yang digunakan saat pembelajaran praktik dan bahan-bahan yang tersedia secara lengkap saat praktik PCPTKR dapat menjadikan hal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.

Rentang skor minimum pada indikator perlengkapan praktik adalah 2 dan skor maksimum adalah 8. Sehingga kriteria interpretasi skor didapat angka sangat rendah jika mendapatkan skor 1 - 2, rendah jika mendapatkan skor 3 - 4, tinggi jika mendapatkan skor 5 - 6 dan interpretasi skor kesulitan belajar pada indikator perlengkapan praktik sangat tinggi jika mendapatkan skor 7 - 8. Sehingga sesuai dengan

0 20 40 60 80 100 SANGAT TINGGI

TINGGI RENDAH SANGAT RENDAH FRE K UE N S I

analisis data penelitian yang dilakukan, interpretasi skor kesulitan belajar PCPTKR pada indikator perlengkapan praktik pada kelas XII Jurusan TKR di SMK Muhammadiyah Prambanan dijelaskan pada tabel

Dokumen terkait