• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.6 Instrumen Penelitian

3.8.1 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan uji kelayakan bahan ajar, uji keterbacaan bahan ajar, dan analisis peningkatan kemampuan literasi sains siswa.

3.8.1.1 Uji Kelayakan Bahan Ajar

Hasil validasi dari pakar digunakan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar IPA Terpadu berbasis Literasi Sains bertema Aplikasi Konsep Fisika dalam Kehidupan. Tingkat kelayakannya dapat dihitung dengan mencari persentase. Persentase dari suatu nilai dapat digunakan persamaan berikut :

= × % dengan :

= persentase kelayakan

= jumlah skor yang diperoleh dari validator = jumlah skor maksimal

(Sudijono, 2008: 43).

Adapun kriteria tingkat kelayakan/kevalidan bahan ajar menurut Akbar (2013: 41) adalah sebagai berikut :

85,00% < P 100,00% = sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi 70,00% < P 85,00% = cukup valid atau dapat digunakan, namun perlu

direvisi kecil

50,00% < P 70,00% = kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar

01,00% < P 50,00% = tidak valid, atau tidak boleh digunakan

3.8.1.2 Uji Keterbacaan Bahan Ajar

Untuk mengetahui tingkat keterbacaan teks bahan ajar dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

= × % dengan:

= persentase penilaian = skor yang diperoleh siswa

= skor keseluruhan (Sudijono, 2008: 43).

Widodo (1995) menyatakan bahwa hasil akhir keterbacaan teks bahan ajar dalam bentuk skor kemudian dibandingkan dengan kriteria Bormuth, yaitu:

P < 37% = bahan ajar sukar dipahami

37% ≤ P ≤ 57% = bahan ajar telah memenuhi syarat keterbacaan P > 57% = bahan ajar mudah dipahami

3.8.1.3 Analisis Peningkatan Kemampuan Literasi Sains

3.8.1.3.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas populasi sebagai patokan dalam penentuan teknik pengambilan sampel penelitian, sehingga nanti dapat ditentukan mana yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan untuk melakukan uji homogenitas adalah nilai Ulangan Akhir Semester Gasal mata pelajaran IPA kelas VIII tahun ajaran 2014/2015, sehingga hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : � = � = � = � = � (varians kelima kelas homogen) H1 : � ≠ � ≠ � ≠ � ≠ � (varians kelima kelas tidak homogen)

Menurut Sudjana (2005: 263) untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan rumus uji Bartlett, sebagai berikut :

� = �n {� − Σ ��g } dengan � = ��g ∑ − (3.9) = ΣΣ − dengan: 2 i

S = varian masing-masing kelompok S = varian gabungan

B = koefisien Barlett

= Jumlah siswa dalam kelas

Kriteria pengujiannya adalah diterima jika �ℎ� < � dengan taraf nyata 5% artinya data yang diuji bersifat homogen (Sudjana, 2005: 263). Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelima kelas memiliki keadaan yang sama atau bersifat homogen atau tidak, artinya apakah kemampuan dasar yang diperoleh tiap siswa dalam satu kelas memiliki perbedaan yang terlalu signifikan atau tidak. Hasil uji homogenitas dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 18.

Berdasarkan analisis uji homogenitas, setelah dilakukan perhitungan diperoleh ℎ� = , melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Bartlett. Nilai = , dengan α = 0,05 dan dk = 4. Dari data tersebut dapat disimpulkan nilai ℎ� < � , sehingga dapat dikatakan bahwa kelima kelas tersebut memenuhi kriteria sebagai populasi yang homogen satu sama lain. Oleh karena itu, Ho diterima sedangkan H1 ditolak.

(3.8)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik simple random sampling karena semua populasi memenuhi kriteria

homogenitas. Dari teknik pengambilan sampel tersebut, peneliti memilih dan menentukan kelas VIII D sebagai kelas atau kelompok kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas atau kelompok eksperimen.

3.8.1.3.2 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji chi-kuadrat dengan rumus :

� = ∑ �= dengan: = chi-kuadrat = frekuensi pengamatan = frekuensi yang diharapkan

k = banyaknya kelas

Statistik tersebut berdistribusi chi-kuadrat dengan = . Uji normalitas memungkinkan terjadinya dua hipotesis yaitu yang berarti menunjukkan data tersebut terdistribusi normal dan yang berarti data tidak terdistribusi normal. Kriteria pengujian adalah hipotesis Ho ditolak jika −� dengan α = taraf nyata untuk pengujian. Dalam hal lainnya, Ho diterima berarti data berdistribusi normal (Sudjana, 2005: 273).

3.8.1.3.3 Analisis Ranah Kognitif

Analisis peningkatan literasi sains ranah kognitif menggunakan uji gain. Uji gain digunakan untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan

literasi sains siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan. Menurut Meltzer (2002), normalitas gain (g) dapat dihitung dengan cara :

=

Dengan kriteria menurut Hake (1998), sebagai berikut :

≥ 0,7 = tinggi 0,7 > ≥ 0,3 = sedang

< 0,3 = rendah

Uji kesamaan dua rata-rata (uji t satu pihak) digunakan untuk menguji hipotesis. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA Terpadu berbasis Literasi Sains lebih rendah atau sama dengan peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA yang biasa digunakan.

Ha : peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA Terpadu berbasis Literasi Sains lebih tinggi dibandingkan peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA yang biasa digunakan.

Berdasarkan hipotesis, maka uji satu pihak yang digunakan adalah uji t pihak kanan. Data yang digunakan untuk uji ini adalah nilai peningkatan pre-test post-test. Rumus ini digunakan untuk uji t satu pihak kanan.

= ̅ − ̅ √ + dengan

=

+ −+ (Sudjana, 2005: 239).

Kriteria pengujiannya adalah ditolak jika n > eldengan

taraf nyata 5% artinya data yang diuji memiliki rata-rata yang tidak sama. 3.8.1.3.4 Analisis Ranah Afektif

Uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan sikap siswa pada kelas kontrol dan eksperimen adalah t-test. Rumus t-test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang tidak berkorelasi (independen). Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai pada ranah afektif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

Ha : Terdapat perbedaan nilai pada ranah afektif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

Berdasarkan hipotesis, maka uji yang digunakan adalah uji t dua pihak. Data yang digunakan untuk uji ini adalah nilai afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumusan t-test yang digunakan adalahsebagai berikut:

(3.13)

= ̅ − ̅ √ + dengan

= ++

(Sudjana, 2005: 239).

Kriteria pengujiannya adalah diterima jika − el < n <

eldengan taraf nyata 5% artinya data yang diuji memiliki rata-rata yang

sama (Sudjana, 2005: 239).

3.8.1.3.5 Analisis Ranah Psikomotorik

Uji yang digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa pada kelas kontrol dan eksperimen adalah t-test. Rumus t-test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang tidak berkorelasi (independen). Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai pada ranah psikomotorik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Ha : Terdapat perbedaan nilai pada ranah psikomotorik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Berdasarkan hipotesis, maka uji yang digunakan adalah uji t dua pihak. Data yang digunakan untuk uji ini adalah nilai psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumusan t-test yang digunakan adalahsebagai berikut:

(3.15)

= ̅ − ̅ √ + dengan

= ++

(Sudjana, 2005: 239).

Kriteria pengujiannya adalah diterima jika − el < n <

eldengan taraf nyata 5% artinya data yang diuji memiliki rata-rata yang

sama (Sudjana, 2005: 239).

(3.17)

BAB 4