• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data .1 Kelompok 1

Dalam dokumen PERHITUNGAN JUMLAH SEL MIKROBA (Halaman 43-48)

BAB 5. PEMBAHASAN 1.1 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan

5.1 Analisis Data .1 Kelompok 1

Berdasarkan hasil praktikum dan data hasil perhitungan mikroba pada kelompok 1 dapat diketahui jumlah sel mikroba pada media PCA dengan konsentrasi 107 sebanyak 4 dan 5, pada pengenceran 108 sebanyak 1 dan 10, dan pengenceran 109 ada 0. Pada media PDA pengenceran 106 tidak ditumbuhi mikroba, pengenceran 107 ditumbuhi 3 mikroba, dan pengenceran 108 ditumbuhi mikroba 1 dan 3. Sedangkan media OMEA pada pengenceran 106 ditumbuhi mikroba sebanyak 8 dan 6, pengenceran 107 sebanyak 1 dan 4, pengenceran 108 hanya ditumbuhi 5 mikroba, dan pada media NA-Ca tidak ditumbuhi bakteri asam laktat. Dari data tersebut terjadi penyimpangan pada perhitungan mikroba dengan menggunakan PCA dan PDA. Sedangkan untuk media OMEA tidak terjadi penyimpangan. Menurut literatur semakin tinggi konsentrasi, maka mikroba yang tumbuh akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan oleh kondisi perlakuan yang dilakukan kurang aseptis sehingga terjadi penyimpangan. Selain itu praktikan juga kurang teliti dalam memasukan seberapa banyak suspensi yang akan digunakan sehingga suspensi yang digunakan bisa lebih dari yang seharusnya atau kurang dari yang seharusnya.

Untuk kurva standar diperoleh nilai persamaan y = 1,273x - 0,002 dengan nilai R² = 0,9984. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketelitian yang dimiliki cukup tinggi, karena semakin nilai R² mendekati 1 maka tingkat ketelitiannya semakin tinggi.

5.1.2 Kelompok 2

Berdasarkan hasil praktikum dan data hasil perhitungan mikroba kelompok 2, dapat diketahuai bahwa jumlah kapang yang tumbuh pada media PDA adalah 3 x 107 (1), mikroba yang tumbuh pada PCA sebanyak 4,2 X 1010, khamir yang tumbuh pada OMEA sebanyak 3 x 107 (1), dan BAL yang tumbuh pada media Na-Ca sebanyak 3 x 107 (7). Perhitungan jumlah mikroba pada masing-masing media menggunakan metode SPC. Jumlah mikroba pada masing-masing pengenceran dihitung kemudian dihitung dengan metode SPC dengan prioritas perhitungan jumlah sel 30-300.

Jumlah mikroba pada pengenceran rendah ke pengenceran tinggi mengalami penurunan karena konsentrasi mikroba pada pengenceran yang semakin tinggi, jumlah mikrobanya semakin sedikit. Jumlah mikroba pada jumlah mikroba pada media PCA suspensi 107 memiliki mikroba sebanyak 34 sel sedangkan pada suspensi 108 jumlah mikroba sebanyak 737 sel. Selisih jumlah mikroba antar keduanya sangatlah berjauhan. Hal ini diduga karena pada proses isolasi kurang dilakukan perlakuan aseptis, sehingga banyak kontaminan yang tumbuh pada media.

Pada perhitungan massa sel, diperoleh jumlah mikroba sebesar 0,1605 mg/ml diperoleh dari persamaan y = 1,898x + 0,068. Persamaan atau kurva standar tersebut diperoleh dari sel yang ditumbuhkan pada MEB kemudian dihitung absorbansinya. 5.1.3 Kelompok 3

Berdasarkan hasil praktikum dan data hasil perhitungan mikroba pada kelompok 3 dapat diketahui jumlah sel mikroba pada media PCA dengan konsentrasi 107 sebanyak 29 dan 23, pengenceran 108 sebanyak 12 dan 15, pengenceran 109 sebanyak 1 dan 4. Pada media PDA pengenceran 106 ditumbuhi mikroba sebanyak 1 dan 2, pengenceran 107 hanya ditumbuhi 1 mikroba, dan pengenceran 108 tidak ditumbuhi mikroba sama sekali. Pada media OMEA pengenceran 106 ditumbuhi

mikroba sebanyak 134 dan 135, pengenceran 107 sebanyak 3 dan 1, pengenceran 108 hanya ditumbuhi 1 mikroba, dan pada media NA-Ca tidak ditumbuhi bakteri asam laktat. Berdasarkan data tersebut tidak terjadi penyimpangan dan telah sesuai dengan literatur, karena semakin tinggi konsentrasi, maka mikroba yang tumbuh akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan oleh perlakuan yang dilakukan secara aseptis sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan teori.tidak hanya itu, ukuran suspeni yang tepat pada saat pengenceran juga berpengaruh pada pertumbuhan jumlah mikroba.

Untuk kurva standar, diperoleh nilai persamaanya = 0,6694x - 0,0494 dengan nilai R² = 0,9861. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketelitian yang dimiliki kelompok 3 masih kurang. Karena semakin nilai R² mendekati 1 maka tingkat ketelitiannya semakin tinggi, begitu juga sebaliknya, semakin nilai R² menjauhi 1 maka tingkat ketelitiannya semakin rendah.

5.1.4 Kelompok 4

Berdasarkan hasil praktikum dan data hasil perhitungan mikroba yang dilakukan oleh kelompok 4 dapat diketahui jumlah sel mikroba untuk media PCA dengan konsentrasi 107 sebanyak 36, pengenceran 108 sebanyak 28, pengenceran 109 sebanyak 13. Pada media PDA pengenceran 106 ditumbuhi mikroba sebanyak 17, pengenceran 107 ditumbuhi mikroba sebanyak 5, dan pengenceran 108 ditumbuhi mikroba sebanyak 7. Pada media OMEA dimulai dari pengenceran 106 hanya ditumbuhi 1 mikroba, pengenceran 107 ditumbuhi 1 mikroba, pengenceran 108 ditumbuhi 4, dan pada media NA-Ca tidak ditumbuhi BAL. Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi penyimpangan atau telah sesuai dengan literatur, karena semakin tinggi pengenceran, maka mikroba yang tumbuh akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan dilakukan secara aseptis sehingga didapatkan hasil yang sesuai. Tapi pada media OMEA terdapat sedikit penyimpangan, karena pada media ini pengenceran 107 ke 108 mikroba yang tumbuh semakin bertambah meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan kemungkinan kondisi perlakuan pemindahan cairan yang kurang aseptis. Selain itu

pada media PCA pengenceran 109 terjadi penyimpangan saat perhitungan pengulangan 1 dan 2, hal ini disebabkan praktikan kurang teliti saat menghitung mikroba yang tumbuh.

Untuk kurva standar diperoleh nilai persamaan y = 1,385x + 0,037 dengan nilai R2 = 0,982. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tingkat ketelitian yang dimiliki kelompok 4 masih kurang sehingga nilai R2 kurang sesuai, Karena semakin nilai R² mendekati 1 maka tingkat ketelitiannya semakin tinggi, begitu juga sebaliknya, semakin nilai R² menjauhi 1 maka tingkat ketelitiannya semakin rendah.

5.1.5 Kelompok 5

Berdasarkan data hasil perhitungan mikroba pada kelompok 5 dapat diketahui mikroba yang tumbuh pada media PDA pengenceran 106 sebanyak 62 dan 94, pengenceran 107 sebanyak 18 dan 16, pengenceran 108 sebanyak 33 dan 10. Pada media PCA pengenceran 107 ditumbuhi mikoba sebanyak 33 dan 45, pengenceran 108 sebanyak 37 dan 39, pengenceran 109 sebanyak 10 dan 88. Pada media OMEA yang dimulai dari pengencera 106 ditumbuhi mikroba sebanyak 91 dan 92, pengenceran 107 sebanyak 5, dan pengenceran 108 sebanyak 1 dan 2. Sedangkan pada media NA-Ca tidak ditumbuhi mikroba satupun. Hal ini disebabkan saat perlakuan dilakukan secara hati-hati dan aseptis sehingga menyebabkan tidak ada mikroba yang tumbuh pada media ini. Pada media PDA saat pengenceran 107 ke 108 terjadi penyimpangan, karena pada praktikum ini mikroba bertambah saat pengenceran yang tinggi, hal ini dapat disebabkan perlakuan yang kurang aseptis sehingga terdapat mikroba yang semakin banyak. Selain itu proses pemerataan media pada cawan petri yang kurang rata menyebabkan mikroba tumbuh secara berkoloni sehingga jumlahnya sedikit. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Seharusnya semakin tinggi pengenceran maka mikroba yang tumbuh semakin sedikit karena mikroba semakin terurai atau larut pada aquades dan mikroba yang diencerkan semakin sedikit.

Untuk kurva standar didapatkan persamaan y = 0,556x – 0,1 dengan nilai R2 = 0,986. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tingkat ketelitian yang dimiliki kelompok 5 masih kurang sehingga nilai R2 kurang sesuai, karena semakin nilai R² mendekati 1

maka tingkat ketelitiannya semakin tinggi, begitu juga sebaliknya, semakin nilai R² menjauhi 1 maka tingkat ketelitiannya semakin rendah.

5.1.6 Kelompok 6

Berdasarkan data hasil perhitungan mikroba pada kelompok 6 dapat diketahui jumlah sel mikroba pada media PCA dengan konsentrasi 107 sebanyak 112 dan 82, pengenceran 108 sebanyak 27 dan 44, dan pengenceran 109 sebanyak 62 dan 41. Pada media PDA pengenceran 106 ditumbuhi mikroba sebanyak 14 dan 19, pengenceran 107 ditumbuhi 15 dan 8, dan pengenceran 108 ditumbuhi mikroba 4 dan 19. Pada media OMEA dimulai dari pengenceran 106 ditumbuhi mikroba sebanyak 30 dan 24, pengenceran 107 sebanyak 4 dan 2, pengenceran 108 tidak ditumbuhi mikroba, dan pada media NA-Ca ditumbuhi bakteri asam laktat 4 pada konsentrasi 109 dan 2 pada konsentrasi 1010. Berdasarkan data tersebut terjadi penyimpangan pada perhitungan mikroba dengan menggunakan PCA percobaan pertama dan PDA pengulangan pertama. Hal ini dapat terjadi karena perlakuan yang kurang aseptis oleh praktikan. Sedangkan untuk media OMEA dan NA-Ca tidak terjadi penyimpangan/telah sesuai dengan literatur, karena semakin tinggi konsentrasi, maka mikroba yang tumbuh akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan oleh perlakuan yang dilakukan secara aseptis sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan teori.

Untuk kurva standar diperoleh nilai persamaan y = 0,548x + 0,1243 dengan nilai R² = 0,9946. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tingkat ketelitian yang dimiliki kelompok 6 cukup tinggi, Karena semakin nilai R² mendekati 1 maka tingkat ketelitiannya semakin tinggi.

BAB 6. PENUTUP

Dalam dokumen PERHITUNGAN JUMLAH SEL MIKROBA (Halaman 43-48)

Dokumen terkait