• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Teknik Pengolahan Data

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini adalah data angket. Angket yang akan dianalisis, perlu untuk mengubah skalanya, dari kualitatif menjadi kuantitatif. Dengan langkah awal, pemberian skor pada setiap jawaban siswa. Dalam pemberian skor penelitian ini menggunakan skala Likert, dengan skor yang diberikan untuk setiap pernyataan negatif adalah 1 poin untuk jawaban sangat setuju (SS), 2 poin untuk jawaban setuju (S), 4 poin untuk tidak setuju (T), dan 5 poin untuk sangat tidak setuju (ST). Sedangkan untuk pernyataan positif adalah 5 poin untuk jawaban sangat setuju (SS), 4 poin untuk jawaban setuju (S), 2 poin untuk tidak setuju (T), dan 1 poin untuk sangat tidak setuju (STS).

Untuk pengolahan skor dan penafsirannya yaitu dengan menghitung rata-rata skor tersebut untuk setiap siswa pada setiap aspek dan rata-rata-rata-rata setiap aspek. Adapun kriteria penilaian menurut Suherman (2003, 237) adalah jika rata-rata diatas tiga, kriterianya positif dan jika rata-rata dibawah tiga kriterianya negatif.

Setelah sikap siswa dikategorikan dengan negatif atau positif, sikap itu dipersentasekan dengan menggunakan rumus sebagai berikut,

Keterangan: p : persentase jawaban

f : frekuensi jawaban n : banyak responden

39

Kriteria yang diberikan pada penafsiran tersebut di sajikan dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9

Interpretasi Persentase Angket

Besar Persentase Tafsiran

P = 0 % Tidak ada 0 % < p ≤ 25 % Sebagian kecil 25 % < p < 50 % Hampir setengahnya p = 50 % Setengahnya 50 % < p ≤ 75 % Sebagian besar 75% < p < 100 % Pada umumnya p = 100 % Seluruhnya Sumber: Aisyah (2011:45)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa baik di kelas dengan pembelajaran Inkuiri Model Alberta maupun kelas Ekspositori, hal ini dimungkinkan karena siswa merasa cemas ketika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan untuk menemukan sebuah konsep ketika belajar dengan pembelajaran Inkuiri Model Alberta, serta beberapa siswa yang langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan tersebut. Hal ini mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Selain itu, sajian masalah yang diberikan baik di kelas Inkuiri Model Alberta maupun di kelas Ekspositori sama-sama menggunakan situasi masalah yang kontekstual. 2. Kualitas peningkatan kemampuan penalaran di kelas Inkuiri Model Alberta

maupun di kelas Ekspositori berada dalam kualitas sedang.

3. Pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap penerapan pembelajaran Inkuiri Model Alberta.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya ketika akan mengimplementasikan pembelajaran dengan Inkuiri Model Alberta hendaknya lebih memperhatikan perasaan seperti halnya kecemasan dan motivasi siswa serta menyiapkan scaffolding khusus untuk menangani perasaan siswa pada tiap fase seperti pembawaan yang santai dari guru dengan diputarnya musik klasik, atau disisipkan kata-kata motivasi baik dalam LKK maupun diucapkan secara langsung seperti kata “Jika salah, perbaiki. Jika gagal, coba lagi. Namun, jika menyerah

semuanya selesai”.

2. Melihat respon siswa yang positif terhadap pembelajaran Inkuiri Model Alberta, dapat dipertimbangkan untuk mengimplementasikannya dalam pembelajaran matematika di sekolah, walaupun peningkatan penalaran

58

matematis siswa tidak berbeda signifikan dibandingkan dengan pembelajaran Ekspositori yang diberikan situasi masalah kontekstual.

Alberta Learning. (2004). Focus on Inquiry: a teacher’s guided to implementing inquiry based learning. Edmonton, Canada. Tersedia: http://www.lrc.learning.gov.ob.ca [15 Oktober 2012] Ahmadi, dkk., (2011). Strategi pembelajaran berorientasi KTSP. Jakarta:

Prestasi Pustaka

Aisyah, S. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan Kemampuan Nalar Logis Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI: tidak diterbitkan. Apiati, V., (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Metode Inkuiri Model Alberta. Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Blackburn, Davidson. (1994). Terapi Kognitif untuk depresi dan kecemasan suatu pentunjuk bagi praktisi. Semarang: IKIP Semarang Press

Brodie. (2010). Teaching Mathematical Reasoning in Secondary School Classrooms. South Africa. Tersedia: www.springer.com [27 November 2012]

Ghani, R. A., (2007). Pengaruh Pembelajaran Metode Inkuiri Model Alberta Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pencegahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas. [Online]. Tersedia: http://digilib.upi.edu/ [15 Nopember 2012]

Hake, R. (1999). Analyzing Change / Gain Score. [online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [12 Desember 2013]

Harste, Short. (2002). Inquiry as a stance on curriculum. University of Arizona: USA

Kartini. (2010). Pembelajaran Inkuiri Model Alberta untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UPI: Tidak diterbitkan.

Kusnandi. (2012). Penalaran Matematik. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIK

60

A/196903301993031-KUSNANDI/Penalaran_Matematika_SMP.pdf

Mullis, I., et al. (2008). TIMSS 2007 internasional mathematics report: findings from IEA’s trend in internasional mathematics and science study at the fourth and eight grades. [Online]. Tersedia: http://timss.bc.edu/timss2007/PDF/TIMSS2007_InternationalMath ematicsReport.pdf [12 Juni 2012]

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, Virginia: NCTM. Nurjannah. (2013). Pendekatan Pembelajaran Ekspositori. [online]

tersedia: http://amalianurjannah.files.wordpress.com/2013/05/11-pendekatan-pembelajaran-ekspositori.pdf [20 Nopember 2013] Priatna. N. (2012). Penalaran Matematika. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIK

A/196303311988031-NANANG_PRIATNA/Penalaran_Matematika.pdf [19 November 2012]

Rifqiawati, dkk., (2012). Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Makalah dan Rancangan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rustaman, N. Y., (2005). “Perkembangan Penelitian Pembelajaran

Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains”. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia Bekerjasama dengan FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 22-23 Juli 2005.

Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.

Sanjaya, W., (2010). strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Shadiq, F. (2004). “Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi”.

Paket Disampaikan pada Diklat Intruktur/Pengembangan Matematika SMA jenjang Dasar Tanggal 6 s.d 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika.

Shadiq, F. (2007). Penalaran atau Reasoning. Mengapa Perlu dipelajari Para Siswa di Sekolah?. Yogyakarta: PPPPTK

JICA-Universitas Indonesia.

---. (2008). Hands Out Belajar Pembelajaran Matematika. Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan Disposisi Matematika: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Bandung: FPMIPA UPI.

Suryadi, D., (2012). Membangun Budaya baru dalam berpikir matematika. Bandung: Rizqi Press

Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia.

Turmudi. (2010). “Pembelajaran Matematika Kini dan Kecenderungan

Masa Mendatang”. Dipublikasikan dalam buku bunga rampai pembelajaran MIPA, JICA FPMIPA, 2010.

TWT. (2005). Teaching and Learning Strategies Inquiry-based Learning.

[online]. Tersedia:

http://www.ndtwt.org/Blackboard/P2SST2/inqu.htm [19 November 2012]

Wahyudin. (2008). “Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran”.

Pelengkap untuk meningkatkan kompetensi pedagogis para guru dan calon guru profesional.

Walle. (2008). Sekolah Dasar Dan Menengah Matematika Pengembangan Pengajaran. Jakarta: Erlangga.

Wardhani, S. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs Untuk Optimalisasi Pencapaian Tujuan. Yogyakarta: PPPPTK Uyanto, S., (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Bandung:

Graha Ilmu.

Yoong, W. K. (2006). Enhancing Mathematical Reasioning at Secondary School Level. [Online]. Tersedia: http://math.nie.edu.sg [19 November 2012]

Dokumen terkait