• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODE PENELITIAN

G. Analisis Data

Analisi data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menampilkan data nama ilmiah yang disajikan dalam bentuk gambar, klasifikasi dan deskripsi spesies. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis indeks keanekaragaman Porifera di zona sub litoral Rinon.

a. Indeks Keanekaragaman

Keanekaragaman suatu biota air dapat ditentukan dengan menggunakan formulasi Shannon-Wienner (Ĥ). Tujuan utama teori ini adalah untuk mengukur tingkat keteraturan dan ketidakaturan dalam suatu sistem.3 Adapun formula tersebut adalah sebagai berikut:

Ĥ = -∑ Pi Ln Pi

Keterangan:

Ĥ = Indeks keanekaragaman

Pi = ni/N, perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dengan jumlah total individu.

ni = jumlah individu spesies Ke-i N = Jumlah total individu

Kriteria indeks keanekaragaman yaitu : Ĥ < 1 = Keanekaragaman rendah

1 > Ĥ < 3 = Keanekaragaman sedang Ĥ > 3 = Keanekaragaman tinggi.

____________

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jenis-Jenis Porifera yang Terdapat di Zona Sub Litoral Rinon Pulo Breueh

Hasil penelitian yang dilakukan di zona sub litoral Rinon Pulo Breueh didapati 9 jenis Porifera yang terdiri dari 8 famili, yaitu; Aplysinidae, Agelasidae, Clionaidae, Callyspongidae, Petrosidae, Chalinidae, dan Axinellidae. Jenis dan jumlah Porifera di zona sub litoral Rinon Pulo Breueh dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jenis-Jenis dan Jumlah Porifera di Zona Sub Litoral Rinon Pulo Breueh

No Famili Spesies Titik Pengamatan ∑

1 Clionaidae Cliona sp II dan III 335

2 Niphatidae Niphates amorpha I dan IV 250

3 Chalinidae : a. Haliclona cinerea II dan IV 233

b. Haliclona sp I,II,III, dan IV 104

4 Aplysinidae Aplysina sp I dan II 120

5 Petrosidae Petrosia sp IV 50

6 Axinellidae Axinella damicornis I 50

7 Callyspongiidae Callyspongia sp I 10

8 Agelasidae Agelas oroides III 2

Jumlah 1.154

Tabel di atas menunjukkan bahwa spesies Porifera yang paling mendominasi di lokasi pengamatan adalah Cliona sp yang ditemukan di titik II dan III dengan jumlah 335 individu, sedangkan spesies Porifera yang paling sedikit ditemukan adalah Agelas oroides di titik pengamatan III, dengan jumlah 2

individu. Deskripsi jenis dan klasifikasi Porifera yang terdapat di zona sub litoral Rinon Pulo Breueh adalah sebagai berikut:

a. Famili Aplysinidae

Spesies Porifera dari famili Aplysinidae adalah Aplysina sp, Merupakan spesies Porifera yang tergolong dalam kelas Demospongiae. Spesies ini merupakan bagian dari genus Aplysina. Nama ilmiah spesies ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1882 oleh Carter. Aplysina sp memiliki tubuh yang berpori, bagian permukaan agak kaku. Bentuknya seperti akar yang menjalar. Anggota kelas ini bertubuh lunak karena tidak mempunyai rangka. Apabila ada yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut spongin dengan spikula dari zat silikat. Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau tetraxon. Tipe saluran air yang dimiliki adalah leucon atau rhagon.1 Spesies ini ditemukan di titik pengamatan I dan II. Aplysina sp dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Aplysina sp

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2016

____________

1 Hooper and Van Soest, The World Porifera Database, http : //www.marinespecies.org /porifera/. diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

Klasifikasi : Aplysina sp Kerajaan : Animalia

b. Famili Chalinidae

Spesies Porifera yang ditemukan dari famili Chalinidae berjumlah 2 spesies, yaitu; Haliclona sp dan Haliclona cinerea. Kedua spesies ini tergolong dalam kelas Demospongiae, bagian dari genus Haliclona. Anggota kelas Demospongiae bertubuh lunak karena tidak mempunyai rangka. Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau tetraxon. Tipe saluran air yang dimiliki adalah leucon. Spons ini tumbuh di bawah karang atau bebatuan dan tumbuh berkoloni. Permukaan tubuh mengkilat dengan warna biru (Haliclona sp) sedangkan Haliclona cinerea memiliki warna keunguan.3 Kedua spesies tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2. Haliclona sp ditemukan di titik I, II, III, IV sedangkan Haliclona cinerea di titik II dan IV.

(a) (b) Gambar 4.2. (a) Haliclona sp (b) Haliclona cinerea Sumber: Data Hasil Penelitian, 2016

____________

2 Hooper and Van Soest, The World Porifera Database, http : //www.marinespecies.org /porifera/. diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

3 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

Filum : Porifera Kelas : Demospongiae Ordo : Verongida Famili : Aplysinidae Genus : Aplysina Spesies : Aplysina sp2

c. Famili Clionaidae

Spesies dari famili Clionaidae mendominasi lokasi pengamatan. Spesies yang ditemukan adalah Cliona sp. Porifera ini tergolong dalam kelas Demospongiae. Bentuk spikulanya monaxon atau tetraxon. Nama ilmiah spesies ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1862 oleh Schmidt. Warna tubuh spesies ini kecokelatan, memberi kesan kurang menarik. Tubuhnya lunak, tidak mempunyai rangka dan menempel seperti lumut pada substrat yang keras dan juga pada substrat pasir. Struktur tubuh merayap dan tipis menjadikan spesies ini memiliki tipe saluran air leucon atau rhagon. Spesies ini dapat tumbuh pada lokasi yang dangkal karena kemampuan menempelnya yang kuat untuk menahan arus air atau ombak.5 Spesies ini ditemukan pada titik pengamatan II dan III. Cliona sp dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Cliona sp

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2016

____________

4 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

5 Hooper and Van Soest,…. diakses pada tanggal 18 Januari 2017. Klasifikasi : Haliclona sp Kerajaan : Animalia Filum : Porifera Kelas : Demospongiae Ordo : Haplosclerida Famili : Chalinidae Genus : Haliclona Spesies : Haliclona sp

Klasifikasi : Haliclona cinerea

Kerajaan : Animalia Filum : Porifera Kelas : Demospongiae Ordo : Haplosclerida Famili : Chalinidae Genus : Haliclona

Spesies : Haliclona cinerea4

d. Famili Petrosidae

Spesies dari famili Petrosidae yang ditemukan adalah Petrosia sp. Petrosiidae memiliki karakteristik berbentuk seperti kawah gunung atau vas bunga, mengerak, membulat atau bercabang. Teksturnya keras hingga rapuh. Bentuk spikulanya monaxon atau tetraxon. Sistem saluran air atau tipe saluran air pada spesies ini adalah leucon atau rhagon. Rangka membentuk kulit yang mengeras, membuat penampilan luarnya terlihat halus. Apabila disentuh akan terasa sangat kaku. Porifera ini juga tumbuh menempel pada substrat-substrat yang keras seperti bebatuan atau karang.7 Spesies ini terdapat di titik pengamatan IV. Petrosia sp dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Petrosia sp

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2016

____________

6 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

7 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017. Kerajaan : Animalia Filum : Porifera Kelas : Demospongiae Ordo : Hadromerida Famili : Clionaidae Genus : Cliona Spesies : Cliona sp6

e. Famili Agelasidae

Spesies dari famili Agelasidae yang ditemukan adalah Agelas oroides. Porifera ini tergolong dalam kelas Demospongiae, bagian dari genus Agelas. Memiliki tipe saluran air leucon dengan spikula berbentuk monaxon atau tetraxon. Nama ilmiah spesies ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1864 oleh Schmidt. Porifera ini memiliki tubuh yang lunak dan tumbuh berkoloni. Biasanya menempel pada substrat yang keras seperti bebatuan dan tubuh karang lainnya. Warna tubuh kuning terang, jika di dalam air akan sangat mudah terlihat.9 Spesies ini ditemukan pada titik pengamatan III. Agelas oroides dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5. Agelas oroides

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2016

____________

8 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

9 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017. Klasifikasi : Petrosia sp Kerajaan : Animalia Filum : Porifera Kelas : Demospongiae Ordo : Haplosclerida Famili : Petrosiidae Genus :Petrosia Spesies :Petrosia sp8

f. Famili Callyspongiidae

Spesies dari famili Callyspongiidae yang ditemukan adalah Callyspongia sp. Spesies ini tergolong dalam kelas Demospongiae yang merupakan bagian dari genus Callyspongia. Tipe saluran airnya adalah leucon dengan spikula tubuh berbentuk monaxon atau tetraxon. Callyspongia sp memiliki warna yang cerah, merah muda hingga merah tua. Meskipun tumbuh berkoloni namun spesies ini tidak terlalu banyak jumlahnya. Warnanya yang cerah membuat spesies ini mudah ditemukan predator.11 Spesies ini ditemukan pada di titik pengamatan I. Callyspongia sp dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Callyspongia sp

Sumber: Data Hasil Penelitian, 2016

____________

10 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

11 Hooper and Van Soest,…. diakses pada tanggal 18 Januari 2017. Kerajaan : Animalia Filum : Porifera Kelas : Demospongiae Ordo : Agelasida Famili : Agelasidae Genus : Agelas

Spesies : Agelas oroides10

g. Famili Niphatidae

Spesies Porifera dari famili Niphatidae yang ditemukan adalah Niphates amorpha. Spesies ini tergolong dalam kelas Demospongiae, kelas Demospongiae, filum Porifera, subregnum Parazoa, dan kingdom Animalia. Memiliki spikula berbentuk monaxon atau tetraxon, tipe saluran airnya adalah leucon atau rhagon. Biru pucat menjadi ciri khas spesies ini. Tumbuh berkoloni dalam jumlah yang besar dan menempel pada substrat yang keras, berpasir atau pada karang.13 Spesies ini ditemukan di titik pengamatan I dan IV. Niphates amorpha dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7. Niphates amorpha Sumber: Data Hasil Penelitian, 2016

____________

12 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

13 Hooper and Van Soest,…. diakses pada tanggal 18 Januari 2017. Kerajaan : Animalia Filum : Porifera Kelas : Demospongiae Ordo : Haplosclerida Famili : Callyspongiidae Genus : Callyspongia Spesies : Callyspongia sp12

Klasifikasi : Niphates amorpha Kerajaan : Animalia

h. Famili Axinellidae

Spesies Porifera dari famili Axinellidae yang ditemukan adalah Axinella damicornis. Spesies dari Axinella ada di Samudera Hindia dan Pasifik. Kebanyakan dari spons ini lebih kecil dari 20 cm, dan berwarna kuning atau orange. Tipe saluran airnya berbentuk leucon. Bentuk spikulanya monaxon atau tetraxon. Banyak ditemukan tumbuh di antara karang dan substrat berpasir. Tumbuh berkoloni dan menjari. Warna tubuh kuning pucat, bertulang lunak karena tidak mempunyai rangka. spikula tersusun dari serabut-serabut spongin dengan spikula dari zat silikat.15 Spesies ini ditemukan di titik pengamatan I. Axinella damicornis dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Axinella damicornis Sumber: Data Hasil Penelitian, 2016

____________

14 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

15 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017.

Filum : Porifera

Kelas : Demospongiae

Ordo : Haplosclerida

Famili : Niphatidae

Genus : Niphates

Spesies :Niphates amorpha14

2. Indeks Keanekaragaman Porifera di Zona Sub Litoral Rinon Pulo Breueh

Keaneakaragaman Porifera secara keseluruhan dihitung menggunakan formulasi Shannon-Weiner. Hasil penelitian tentang keanekaragaman Porifera yang dilakukan di zona sub litoral Rinon Pulo Breueh diperoleh informasi bahwa Porifera di lokasi tersebut tergolong kategori sedang, dengan nilai indeks keanekaragaman Ĥ= 1.7899. Kondisi keanekaragaman Porifera di zona sub litoral

Rinon Pulo Breueh dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Indeks Keanekaragaman Porifera di Zona Sub Litoral Rinon Pulo Breueh

No Famili Spesies Titik

Pengamatan

Ĥ

1 Clionaidae Cliona sp II dan III 335 0.3591

2 Niphatidae Niphates amorpha I dan IV 250 0.3314 3 Chalinidae : a. Haliclona cinerea II dan IV 233 0.3230

b. Haliclona sp I, II, III dan IV 104 0.2169

4 Aplysinidae Aplysina sp I danII 120 0.2354

5 Petrosidae Petrosia sp IV 50 0.1360

6 Axinellidae Axinella damicornis I 50 0.1360

7 Callyspongiidae Callyspongia sp I 10 0.0411

8 Agelasidae Agelas oroides III 2 0.0110

Jumlah 1.154 1.7899

____________

16 Hooper and Van Soest,….diakses pada tanggal 18 Januari 2017. Kerajaan : Animalia Filum : Porifera Kelas : Demospongiae Ordo : Halichondrida Famili : Axinellidae Genus : Axinella

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa keanekaragaman Porifera berbeda di setiap titik pengamatan. Spesies Haliclona sp tumbuh di setiap titik pengamatan. Dua spesies lainnya, yaitu; Axinella damicornis dan Callyspongia sp hanya tumbuh di satu titik pengamatan (titik satu). Kondisi keanekaragaman Porifera pada setiap titik pengamatan di zona sub litoral Rinon Pulo Breueh dapat dilihat pada Tabel 4.3.dan Diagram 4.1.

Tabel 4.3. Keanekaragaman Porifera pada Setiap Titik Penelitian di Zona Sub Litoral Rinon Pulo Breueh

No Nama Spesies Titik I Titik II Titik III Titik IV

∑ Ĥ ∑ Ĥ ∑ Ĥ ∑ Ĥ 1 Aplysina cauliformis 87 0.3597 33 0.2363 - - - - 2 Haliclona sp 50 0.3000 9 0.1015 95 0.3653 104 0.3599 3 Cliona sp - - 140 0.3604 195 0.2696 - - 4 Petrosia sp - - - - - - 50 0.2765 5 Haliclona cinerea - - 133 0.3640 - - 50 0.2765 6 Agelas oroides - - - - 2 0.0341 - - 7 Callyspongia sp 10 0.0411 - - - - - - 8 Niphates amorpha 100 0.3665 - - - - 150 0.3638 9 Axinella damicornis 50 0.3000 - - - - - - Jumlah 297 1.4403 315 0.3604 292 0.2696 354 1.2766

Perbandingan indeks keanekaragaman Porifera di setiap titik pengamatan di zona sub litoral Rinon dapat dilihat pada diagram 4.1.

Diagram 4.1. Perbandingan Indeks Keanekaragaman Porifera pada Setiap Titik Pengamatan

Berdasarkan Tabel 4.3, indeks keanekaragaman pada titik 1 dan 4 termasuk kategori sedang Ĥ> 1 <3, sedangkan pada titik 2 dan 3 termasuk kategori rendah, yaitu; Ĥ<1. Tingkat keanekaragaman Porifera pada tiap-tiap titik penelitian sangat dipengaruhi oleh faktor fisik-kimia pada perairan tersebut. Keadaan faktor fisik kimia lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Parameter Faktor Fisik Kimia.

No Parameter

Lokasi dan Koordinat Titik I 5043’35.4’’N 95004’16.5’’E Titik II 5043’33.5”N 95004’17.3”E Titik III 5043’26.6’’N 95004’18.9”E Titik IV 5043’23.1”N 95004’24.7”E 1 pH 6,76 6,79 6,61 6,57 2 Suhu ( 0C) 29,8 29,8 28,9 28,2 3 Salinitas (0/00) 27 27 26,8 27,8 4 Kedalaman (m) 3,30 4 5,75 7 5 Kecerahan (m) 2,30 2,30 3,30 3,50

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa angka parameter fisik kimia di setiap titik pengamatan memiliki perbedaan yang relatif kecil. Rentang/kisaran

297 315 292 354 0 50 100 150 200 250 300 350 400 1 2 3 4

angka pH berada pada 6,57-6,79. Suhu air yang paling tinggi berada di titik pengamatan I dan II, yaitu; 29,8 oC sedangkan suhu paling rendah berada di titik pengamatan IV, yaitu; 28,2 o C. Salinitas terendah berada di titik pengamatan III, yaitu; 26,8 o/oo, sedangkan salinitas tertinggi mencapai angka 27,8 o/oo berada di titik pengamatan IV.

Spesies Porifera yang bermacam-macam ditemukan berada di titik pengamatan I dan IV. Substrat di kedua lokasi tersebut mendukung untuk beberapa spesies Porifera tumbuh dan menempel karena didominasi oleh bebatuan dan karang. Kisaran angka pH air pada umumnya yang cocok untuk pertumbuhan Porifera kelas Demospongiae yaitu; 6-8, suhu 28-31oC. Semua lokasi titik pengamatan memiliki angka pH dan suhu yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan untuk kelas Demospongia tersebut, yaitu; 6,57-6,79 sedang untuk suhu berada pada kisaran 28,2-29oC. Porifera kelas Demospongia pada umumnya memiliki bentuk menjalar dan menempel. Meski begitu, Porifera sebenarnya membutuhkan kedalaman dan air yang tenang serta jenih (tidak tercemar) untuk kehidupannya.

Titik pengamatan IV memiliki kedalaman mencapai ± 7 meter, suhu yang stabil (28,2oC) karna tidak dipengaruhi pasang surut, dan arus air di bawah permukaan yang tenang membuat beberapa spesies porifera mendiami lokasi tersebut. Spesies Porifera yang ditemukan di lokasi tersebut yaitu; Niphates amorpha, Haliclona sp, Haliclona cinerea dan Petrosia sp.

3. Pemanfaatan Hasil Penelitian Terhadap Materi Kingdom Animalia Filum Porifera

Hasil penelitian tentang keanekaragaman Porifera di zona sub litoral Rinon Pulo Breueh dimanfaatkan dalam bentuk buku pendukung materi ajar yang akan diserahkan ke sekolah SMAN 2 Blang Situngkoh. Diharapakan dapat digunakan oleh siswa dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya pada materi Kingdom Animalia filum Porifera. Cover buku dapat dilihat pada Gambar 4.9.

(a) (b)

Gambar 4.9. Buku Cetak Bergambar (fullcolor); (a) Cover Depan, (b) Cover Belakang.

Format buku: Format buku yang dibuat dimulai dari 1).Sampul depan; 2). Kata pengantar; 3). Daftar isi; 4). Peta konsep; 5). Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian; 6). Pengenalan; 7). Pendalaman materi yang didesain dengan gambar-gambar di dalamnya; 8). Ringkasan; 9). Soal-Soal; 10). Glosarium; dan 10). Daftar pustaka.

Buku yang dihasilkan berjudul “Porifera Pulo Aceh, Sebagai Materi Pendukung pada Materi Ajar Kingdom Animalia” yang di dalamnya berisi tentang pengetahuan atau informasi mengenai Porifera dan juga soal-soal yang harus diselesaikan di akhir pembahasan. Buku ini dapat digunakan oleh siswa dan guru dalam menjalankan proses pembelajaran pada sub materi filum Porifera.

Dokumen terkait