• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN 3.1.Rancangan Penelitian

3.7. Analisis Data

Analisis data pada permasalahan 1,4, dan 5 dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Huberman, dkk dalam Sugiyono (2012: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Analasis yang dilakukan dalam permasalahan 1, 4, dan 5 yaitu: Pertama, Pada penelitian ini menggunakan triangulasi dengan menggunakan sumber yaitu dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Kedua, reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu serta mengorganisir sedemikian rupa sehingga dapat diambil keismpulan terakhir. Ketiga, penyajian data berupa teks naratif, dan tabel. Keempat, penarikan kesimpulan yang merupakan hasil analisis yang dapat digunakan dalam mengambil tindakan.

Sedangkan untuk data permasalahan ke 2 dan 3 menggunakan perhitungan presentase dari hasil skor angket anggota koperasi yang kemudian di diskripsikan

untuk menjelaskan kesimpulan hasil. Untuk lebih jelasnya peneliti melakukan analisis data sebagai berikut:

1. Mengelompokkan jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, yang di dapatkan dari angket yang telah di tetapkan sebelumnya. 2. Peneliti menghitung angket yang diberikan kepada 40 orang mahasiswa

anggota Kopma Unnes dari berbagai fakultas. Penghitungan angket dilakukan dengan rumus nilai harapan yaitu :

P =

3. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan melalui nilai harapan dan mendapatkan hasil rata-rata maka peneliti akan melakukan analisis terhadap angket.

4. Peneliti melakukan intrepretasi data angket dengan persentase sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.

b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategori dengan rumus: P =

, kategori nilai yang peneliti gunakan, yaitu:

1. Sangat Tinggi, jika total nilai berada pada interval 81,25 % - 100 % 2. Tinggi, jika total nilai berada pada interval 62,50 % - 81,25 % 3. Cukup, jika total nilai berada pada interval 43,75 % - 62,50% 4. Rendah, jika total nilai berada pada interval 25 % - 43,75%.

51

5. Setelah melakukan intrepretasi data dengan langkah di atas, peneliti membuat kesimpulan dari hasil angket sehingga di dapatkan deskripsi hasil penelitian yang peneliti lakukan.

156 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai partisipasi anggota pada Kopma Unnes dan perannya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan, dapat disimpulkan:

1. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kopma Unnes meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan lanjut, dan pelatihan berlanjut. 2. Partisipasi anggota Kopma Unnes dalam keanggotaan tinggi dengan skor

presentase 68,65%. Partisipasi anggota Kopma Unnes dalam permodalan tinggi dengan skor presentase 78,91%. Secara keseluruhan partisipasi anggota tinggi dengan skor presentase 71,47%.

3. Jiwa kepemimpinan anggota tinggi dengan skor presentase 66,66%, orientasi pada tugas dan hasil anggota sangat tinggi dengan skor presentase 85,93%, oerintasi pada masa depan anggota sangat tinggi dengan skor presentase 87,70%, kreativitas anggota tinggi dengan skor presentase 67,81%, keberanian anggota dalam mengambil resiko sangat tinggi dengan skor presentase 81,87%, sikap percaya diri anggota tinggi dengan skor presentase 77,25%. Secara keseluruhan jiwa kewirausahaan anggota Kopma Unnes tinggi dengan skor presentase 76,4%.

4. Secara keseluruhan kegiatan Kopma Unnes sudah dapat berperan dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan anggota yaitu dengan menjadi fasilitator, motivator, dan inovator bagi anggotanya. Menjadi fasilitator yaitu Kopma Unnes dapat memfasilitasi atau menjadi sarana bagi anggotanya dalam

157

mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh Kopma Unnes. Menjadi motivator yaitu dengan anggota mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Kopma Unnes maka dapat termotivasi untuk berwirausaha. Menjadi inovator artinya melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh Kopma Unnes, anggota dapat mengembangkan ide-ide yang kreatif dan inovatif dalam hal berwirausaha 5. Dalam pelaksanaan kegiatan masih terdapat hambatan, hambatan yang

dihadapi Kopma Unnes yaitu:

a. Hambatan dari anggota yaitu kegiatan yang diselenggarakan sering tumbukan dengan kegiatan perkuliahan sehingga anggota kesulitan dalam mengatur waktu antara kegiatan di Kopma Unnes dengan kegiatan di perkuliahan, selain itu juga minat dari anggota dalam mengikuti kegiatan yang masih kurang sehingga pesertanya tidak bisa maksimal.

b. Hambatan dari pengurus yaitu, pembagian waktu antara kegiatan di Kopma Unnes dengan kegiatan diperkuliahan selain itu juga kurangnya komunikasi antar pengurus sehingga menyebabkan miss komunikasi pada saat perencanaan kegiatan maupun ketika kegiatan sedang berlangsung.

c. Hambatan kegiatan yaitu, kesulitan dalam mencari narasumber yang berkompeten dalam bidangnya dan sesuai dengan kegitan yang akan dilaksanakan selain itu juga koordinasi antar pengurus yang kurang

sehingga akan menyebabkan miss komunikasi dalam kegiatan yang dilaksanakan.

d. Hambatan substansial yaitu, anggota memiliki sikap kurang fokus terhadap kewirausahaan yang diakibatkan oleh kecanduan menggunakan smartphone, kurangnya pengetahuan dari anggota mengenai kewirausahaan, dan pemikiran anggota bahwa kewirausahaan adalah pendukung dari pekerjaan utama yang menyebabkan sikap

159 5.2. Saran

Dari hasil penelitian maka beberapa hal yang dapat dijadikan saran dari penulis adalah sebagai berikut:

1. Tingkatkan kualitas kegiatan yang ada dengan menyesuaikan kebutuhan dari anggota dan dapat meningkatkan minat serta bakat anggota. misalnya dengan mengadakan pelatihan dan kursus Bahasa Inggris, pelatihan computer, pelatihan editing foto dan video, seminar mengenai beasiswa, seminar mengenai pembuatan skripsi. Dengan demikian maka peran dari Kopma Unnes sebagai sarana belajar bagi anggota akan lebih terasa dan dapat dimanfaatkan oleh anggota.

2. Tingkatkan pelayanan Kopma Unnes kepada anggota, dengan melengkapi barang-barang kebutuhan anggota melalui unit-unit usaha, sehingga anggota dapat memenuhi kebutuhannya melalui unit-unit usaha yang telah disediakan oleh Kopma Unnes. Dengan demikian anggota akan dapat lebih berpartisipasi dalam kegiatan di Kopma Unnes.

3. Tanamkan jiwa kewirausahaan kepada anggota dengan meningkatkan kegiatan yang berbau kewirausahaan di koperasi agar mahasiswa memiliki mental wirausahawan. Misalnya anggota dilibatkan dalam mengelola unit-unit usaha (magang).

4. Libatkanlah anggota dalam menyusun perencanaan kegiatan. sehingga peran koperasi sebagai motivator, innovator, dan fasilitator akan lebih terasa dan terlihat. Misalnya mengundang beberapa anggota dalam rapat perencanaan kegiatan.

5. Mengingat masih terdapat kendala dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan anggota melalui kegiatan yang ada, maka untuk kegiatan selanjutnya sebelum kegiatan dilaksanakan harus dipersiapkan lebih awal dan perketat tatatertib kegiatan agar anggota dalam mengikjuti kegiatan dapat lebih fokus. Misalnya selama acara kegiatan peserta dilarang menggunakan handphone kecuali seijin dari panitia.

161

Dokumen terkait