2. NDF 3. Selulosa
3.8. Analisis Data
Data hasil penelitian akan direkapitulasi dan diolah sesuai dengan Steel and Torrie (1992) dengan analisis sidik ragam Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Model matematis rancangan menurut Steel dan Torrie (1991) adalah :
Y ij = µ +αi + βj + (αβ)ij+ ɛ ijk
Keterangan :
Yij : Pengamatan pada faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j µ : Rataan umum
αi : Pengaruh faktor A taraf ke-i βj : Pengaruh faktor B taraf ke-j
(αβ)ij : pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j
ɛ ijk : Pengaruh galat percobaan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k
Tabel 3.5. Analisis Sidik Ragam Sumber
25 Keterangan :
Faktor Koreksi (FK) =
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = ∑ (Yij)2– Fk Jumlah Kuadrat Perlakuan A (JKP) = FK
br Yi
( )2
Jumlah Kuadrat Perlakuan B (JKB) = FK ar
Yi
( )2
Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) =
1 t JKP
Kuadrat Tengah Galat (KTG) = t n JKG
F Hitung =KTG
KTP
Uji lanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dilakukan jika terdapat pengaruh yang nyata (Steel dan Torrie, 1992).
42 V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1. Terdapat interaksi antara sumber filtrat dan bahan perekat yang berbeda terhadap daya serap air, kerapatan partikel, kandungan Neutral Detergent Fiber, (NDF), Acid Detergent Fiber(ADF), Acid Detergent Lignin(ADL), selulosa, dan hemiselulosa.
2. Penggunaan jenis bahan perekat tepung tapioka dalam pembuatan wafer mampu memperbaiki kerapatan partikel dan daya serap air. Bahan perekat terbaik pada pelitian ini adalah tepung tapioka.
3. Penggunaan jenis filtrate abu sekam padi pada pembuatan wafer pelepah kelapa sawit amoniasi dapat menurunkan kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF),Acid Detergent Fiber (ADF) dan Acid Detergent Lignin (ADL)namun tidak dapat meningkatkan kandungan selulosa dan hemiselulosa. Filtrat terbaik pada penelitian ini adalah filtrat abu sekam padi.
4. Perlakuan terbaik adalah penggunaan filtrat abu sekam padi dengan bahan perekat molases, karena menghasilkan kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF) 43,03%; Acid Detergent Fiber (ADF) 40,29%; Acid Detergent Lignin (ADL) 12,62% dan kandungan Selulosa 24,63% dan Hemiselulosa 2,74%.
5.2. Saran
Wafer ransum komplit pelepah kelepa sawit dapat dijadikan pakan ternak ruminansia dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara in vivo kepada ternak.
43 DAFTAR PUSTAKA
Ali, A., B, Kuntoro dan R. Mistianti. 2019. Kandungan Fraksi Serat Tepung Silase Ampas Tebu yang Ditambah Biomasa Indigofera sebagai Pakan.
Jurnal Peternakan, 16(1):10-17.
Amaria. 2012. Absorpsi Ion Sianida dalam Larutan Menggunakan Adsorben Hibrida Aminipropil Silika Gel dari Sekam Padi Terimpregasi Aluminium.
Jurnal manusia dan Lingkungan, 1(19):56-65
Arief, R. 2001. Pengaruh Penggunaan Jerami Pada Amoniasi terhadap Daya Cerna NDF, ADF dan ADS dalam Ransum Domba Lokal. Jurnal Agroland, (2):208-215.
Arifin, Z. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Lentera Cendikia. Surabaya.
Aryafatta. 2008. Pengolahan Limbah Pelepah Sawit Menjadi Bioetanol.
http://Aryafatta.com /2008/06/01. Universitas Lampung
Asri. 2013. Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobriket Batang Jagung (Zea may L). Jurnal Teknosains, 7(1):78.
Beauchemin, K. A. 1996. Using ADF and NDF in dairy cattle diet formulation-a western Canadian perspective. Anim. Feed Sci. Technol, 58:101-111.
Binta., Susinggi, dan Arie. 2013. Pengaruh Lama Pemeraman terhadap Kadar Lignin dan Selulosa Pulp (kulit Buah dan Pelepah Nipah) Menggunakan Biodegradator EM4). Jurnal Industri, 2(1) :70-78.
Bolsen, K. dan D. A. Sapienza.1993. Teknologi Silase (Penanaman, Pembuatan, dan Pemberiannya pada Ternak) diterjemahkan oleh Riri B. S.
Martoyoedo. Pioner Fondation for Asia and The Pasific. Kansas.
Cramptom, E.W. dan Haris L.E. 1968. Appilied Animal Nutrition San Francisco : WH Freman.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017 Kelapa Sawit. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Diwyanto, K., D. Sitompul., I. Marti., I.W. Mathius, dan Soentoro. 2003.
Pengkajian Pengembangan Usaha Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi.
Prosiding, Loka Karya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu.
9-10 September 2003. Departemen Pertanian Bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan PT. Agricinal.
44 Efryantoni. 2009. Pola Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi sebagai Penjamin Ketersediaan Pakan. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. www.google.co.id. (diakses tanggal 6 Juni 2019).
Fauzi., Yustina, E.W., Iman, S, dan H. Rudi. 2007. Kelapa Sawit, Budidaya, Pemanfaatan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya.
Medan.
Fakhri, S., B. L. Ginting., R. Murni., Nelson, dan Akmal. 2006. Evaluasi Potensi Pelepah Sawit (Oil Palm Fronds) sebagai Pakan Ternak Ruminansia.
Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan, Universitas Jambi. Jambi.
Febrina. D. 2016. Pemanfaatan Hasil Biodeglinifikasi Pelepah Sawit Menggunakan Kapang Phanerochaete chrysosporium sebagai Pengganti Hijauan Pakan pada Ternak Kambing. Disertasi. Pascasarjana Universitas Andalas. Padang.
Fermandes, T., A. Z. Maximiliane., D. C. Castagnara., Deise, D. C., Rogrigo., Eduardo, A. C., Everline, I. e., Maichel, J. L. 2016. Nutritional Assessment of Waste Starch Extraction Dried in Cattle Feed. Jurnal Recebido para publicacao, 37(4):2653-2664.
Furia, O. W. 1986. Pengaruh Penggunaan 2 macam bahan perekat karboksilmetil sellulosa (Carboxy Methyl Cellulose-CMC) dan Tepung Tapioka dalam makanan terhadap pertumbuhan udang windu (Panaeas monodon). Skripsi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hanafi, N. D. 2004. Perlakuan Silase dan Amoniasi Daun Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Pakan Ternak. Karya Ilmiah. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hasan, O. dan Ishida. 1992. chemical composition and in vitro digetibility of leaf and petiole from various location of OPF. In Proc. 15 MSAP Converenceon Vision 2020 Towards more Efficient and effective Animal productionStraregies. Malaysian Soc. For Amin. Production,Malaysia, 115-118.
Hernaman, I., B. Ayuningsih., D. Ramdani, dan R. Z. Al Islami, 2017. Pengaruh Perendaman dengan Filtrat Abu Jerami Padi (FAJP) terhadap Lignin dan Serat Kasar Tongkol Jagung. Jurnal Agripet, 2 (17): 139-143
Hidayat, C. 2010. Mendongkrak kecernaan singkong. http://www.trobos.com (diakses pada 12 Juni 2019).
Hidayat, N. M. C dan Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi. Jakarta.
Hidayanto, M. 2010. Limbah Kelapa Sawit sebagai Sumber Pupuk Organik dan Pakan Ternak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Timur.
45 Houston, J. 1972. Rice and Technology of Cereal. Chemistry. America
Association. America.
Jayusmar. 2000. Pengaruh suhu dan tekanan pengempaan terhadap sifat fisik wafer ransum komplit dari limbah pertanian sumber serat dan leguminosa untuk ternak ruminansia. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Jung, G. H. J. 1997. Analysis of Forage Fiber and Cell Walls in Ruminant Nutrition. J. Nutr, 127: 810–813.
Jung, H.G. and K.P. Vogel. 1986. Influence of lignin on digestibility of forage cell wall material. J. Anim. Sci, 62: 1703-1713.
Kajawara, S., H. Maeda. 1983. The Monosaccharide Composition of Cell Wall Material in Cassava Tuber (Manihot Utilissima). Jurnal Agric. Biol. Chem, 47(10):2335-2340.
Kawamoto, H., W.Z. Mohamed., N.I.M. Shukur., M.S.M. Ali., Y. Ismail, and S.
Oshio. 2001. Palatability, digestibility, and voluntary intake of processed oil palm fronds in cattle. JARQ, 35(3): 195-200.
Kendall, C., C. Leonardi., P.C. Hoffman, and D.K. Combs. 2009. Intake and milk production of cows fed diets that differed in dietary neutral detergent fiber and neutral detergent fiber digestibility. J. Dairy Sci, 92:313–323.
Kriskenda., D. Heriayadi, dan I. Hernaman. 2018. Performa Domba Lokal Jantan yang diberi Ransum hasil Pengolahan Tongkol Jagung dengan Filtrat Abu Sekam Padi. Jurnal Ilmu Ternak, 18 (1) : 21-25
Kittikun, A.H., P. Prasertsan., G. Srisuwan, dan A. Krause. 2000. Environmental Management for Palm Oil Mill. http://www. Ias.unu.edu/. (diakses pada 6 Juni 2019).
Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak.
Yayasan Dian Grahita. Bandung.
Kusnandar, F. 2010. Mengenal Serat Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB. http://itp.fateta.ipb.ac.id. (diakses pada tanggal 12 Juni 2019).
Lalitya, D. 2004. Pemamfaatan Serabut Kelapa Sawit dalam Wafer Ransum Komplit Domba. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Lukuyu, B., O.Lheanacho., A. Duncan., B. Malcolm and M. Blummel. 2014. Use of Cassava In Livestock and Aquaculture Programs. CGIAR. Press.
Nairobi. Kenya.
46 Lynd L. R., P. J. Weimer., W. H. van Zyl., and I. S. Pretorius. 2002. Microbial cellulose utilization : fundamental and biotechnology. Microbial. Mol boil.
Rev, 66(3):506–577.
Makfoeld. D. 1982. Diskripsi Pengolahan Hasil Pertanian : Departemen Ilmu dan Teknologi Makanan Fakultas Teknik Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Manley, D. 2000. Technology of Biscuits, Crackers and Cookies 3rd Ed.
Woodhead Publishing Limited. Cambridge.
Mathius, I. W., D. Sitompul., B. P. Manurung, dan Asmi. 2003. Produk Samping Tanaman dan Pengolahan Buah Kelapa Sawit sebagai Bahan Dasar Pakan Komplit : Suatu Tinjauan. Prosiding. Loka Karya Nasional : Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 9-10 September 2003. P. 120-128.
Departemen Pertanian Bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan PT. Agricinal.
McDonald, P., R.A. Edwards, and J.F.D. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition John Willey and Sons Inc. New York. P, 96−712.
Mokoginta. I . 2014. Fraksi Serat Silase Kulit Nanas yang Difermentasi dengan Penambahan Molases pada Level yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Pekanbaru
NRC. 2001. Nutrient Requirements of Beef Cattle : Seventh Revised Edition : Update 2000. Subcommittee on Beef Cattle Nutrition. Committee on Animal Nutrition. National Research Council.
Nilasari. 2012. Pengaruh Penggunaan Tepung Ubi Jalar, Garut dan Onggok terhadap Sifat Fisik dan Lama Penyimpanan Ransum Pellet terhadap Performa Ayam Broiler. Skripisi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Noviagama, V. R. 2002. Penggunaan Tepung Gaplek sebagai Bahan Perekat Alternatif dalam Pembuatan Wafer Ransum Komplit. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nyoman, A. V., T. YS. Syahrio dan Liman. 2013. Survei sifat Fisik dan Kandungan Nutrien Onggok terhadap Metode Pengeringan yang berbeda di dua Kabupaten Provinsi Lampung. Artikel Penelitian. Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung. Lampung.
47 Oktafira. I. D. 2018. Sifat Fisik Pakan Wafer Ransum Komplit Sapi Bali dengan Penambahan Tepung Ampas Tebu sebagai Subtitusi Rumput Lapang dan Lama Penyimpangan yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
Pahan, I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu hinggga Hilir. Cetakan kedua. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pangestu, E. 2009. Nutritive Value of Agriculture by broduct based diets In Lactating Dairy Cows. J. Indo Trop Anim Agri, 28 (3) 166-171
Pieper, B. 1996. Producing Silage for Eastern Germany, Large Dairies : a Complete System to Ensure Good Guality Silage. Di dalam Biotechnology in The Feed Industry.Proceddings. of All Tech Twelfth Annual Symposium. United Kingdom : Nottingham University Press. p, 241-247.
Pigden, W. J. and F. Bender. 1978. Utilization of lignosellulose by ruminant. In ruminant nutrition. Selected articles from the world animal review. FAO.
United Rome. P, 30 - 33.
Prayitno, 2010. Molases.
http://ilmuternakkita.blogspot.com/2010/01/molasses.html. (diakses pada 10 Juni 2019).
Pujaningsih, R. I. 2006. Teknologi fermentasi dan peningkatan kualitas pakan Penuntun Praktikum. Laboratorium Teknologi Makanan Ternak. Fakultas Peternakan.Universitas Diponegoro. Semarang.
Putri, R. 2020. Kualitas fisik dan fraksi serat silase pelepah kelapa sawit dengan penambahan bahan aditif yang berbeda. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Raharjo, T. dan W. M. Agusto. 1990. Tepung Tapioka. BPTTG Puslibang Fisika, LIPI, Subang. 26 Maret 2007.
Rahardi, S. 2009. Pembuatan Amoniasi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak.
http://ilmuternak.wordpress.com/nutrisi/teknik-pembuatanamoniasi-urea-jerami-padi-sebagai-pakan-ternak. (diakses pada 12 Juni 2019).
Raharjo, A. 1997. Bahan Perekat Pakan Udang. Majalah Trubus. No. 328 Th XXVIII Maret 1997.
Rahman., M. Rahman., A. Flora, M. S. 2011. Depression and Associated Factors in Diabetic Patients Attending an Urban H ospitals of Bangladesh.
International Journal of Collaborative Research on Internal Medic ine &
Public Health, 3(1) : 65-76.
Reksohadiprodjo, S. 1988. Pakan Ternak Gembala. Badan Penerbit Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Yogyakarta.
48 Risza. dan Suyatno. 1994. Kelapa Sawit (Upaya Peningkatan Produktivitas).
Kanisius. Yogyakarta.
Riyanti, N. 2009. Biomassa sebagai Bahan Baku Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian, 28 (3) : 101 – 110
Rostini, T. Biyatmoko, Danang, J. Ahmad, I. 2016. Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Perkebunan Sawit Sebagai Pakan Ternak melalui Teknologi Wafer Hijauan Komplit. Prosiding. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Banjar Baru. 20 september 2019.
Rusdy, M. 2015. Effects of additives on Fermentation Characteristics and Chemical Composition of Ensiled Chromolaena odourata leaves. Levestock Research for Rural Development. Volume 27, Article. Retrieved February 30, November 2019. From. www.mekarn.org/sarpro/locmay30.htm.
Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.
Sembiring. dan Pulung. 2007. Karakteristik Mikrostruktur Silika Sekam Padi.
Jurnal Universitas Lampung. Lampung, 27 (4) : 112 - 119.
Setyono, H., R. S. Kusriningrum., Mustikoweni., T. Nurhajati., R. Sidik., A. Al- Arief., M. Lamid, dan W. P. Lokapirnasari. 2009. Teknologi Pakan Hewan.
Departemen Peternakan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.
Siddik, A. 2019. Fraksi Serat Pakan Wafer Ransum Komplit Sapi Bali denagn Penambahan Tepung Ampas Tebu pada Lama Penyimpanan Berbeda.
Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gajah Mada University Pers.
Bulaksumur. Yogyakarta.
Simanihuruk. K,. Junjungan, dan S. P. Ginting. 2008. Pemanfaatan Silase Pelepah Kelapa Sawit sebagai Pakan Basal Kambing Kacang Fase Pertumbuhan.
Prosiding. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.Hal 446 – 455.
Solihin, 2015. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kadar Air, Kualitas Fisik, dan Sebaran Jamur Wafer Limbah Sayur dan Umbi-Umbian. Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Subekti, E. 2009. Ketahanan Pakan Ternak Indonesia.Jurnal Mediagro.5(2):63-71 Suparjo, 2008. Degradasi Komponen Lignoselulosa. Available at.
http://jajo66.wordpress.comdiakses/2008/10/15/degradasikomponenlignose lulosa/. (diakses pada 13 Juni 2019).
49 Suparjo, 2010. Analisa bahan pakan secara kimiawi : analisa proksimat dan Analisa serat. http://jajo66.files.wordpress.co/2010/10/. Analisa kimiawi 2010 / 23 Desember 2019.
Sutardi, T. 1990. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Fakultas Peternakan IPB, Bogor
Sutardi, T. 1997. Ikhtisar Ruminologi Bahan Penataran Khusus Peternakan Sapi Perah di Kayu Ambon. Lembang. BPLPP. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta.
Sutardi, T., S.H. Pratiwi., A. Adnan, dan S. Nuraini. 1980. Peningkatan Pemanfaatan Jerami Padi melalui Hidrolisa Basa, Suplementasi Urea dan Belerang. Buletin. Makanan Ternak. Bogor.
Sutardi, T. 1997. Peluang dan tantangan pengembangan ilmu-ilmu nutrisi ternak.
Makalah orasi ilmiah sebagai guru besar tetap ilmu nutrisi ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Steel, R.G. and Torrie, J. H. 1992. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan Biometrik. Penerjemah : M. Syah. Edisi Ketiga PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Syahri, M. Retnani, Y. dan Khotijah, L. 2018. Evaluasi Penambahan Binder Berbeda terhadap Kualitas Fisik Mineral Wafer. Jurnal Buletin Makanan Ternak, 16(1): 24-35.
Syarief, R. dan Irawati. 1988. Pengetahuan Bahan Industri Pertanian. MSP.
Jakarta.
Tabrani, H., E. Kusumanti, Surono, E.T. Setiatin, B. Waluyo & H. E. Prasetyono.
2002. Pemanfaatan limbah onggok dengan biofermentasi dalam meningkatkan daya gunanya sebagai pakan ternak. Puslit Bangtek/ LPN Undip, Semarang. www. undip. ac. id/riset/riset-put-bangtek. (diakses pada 16 Juni 2019).
Taherzadeh, M. J. 1999. Ethanol From Lignicellulose Physiological Effects of Inhibitors and Fermentations Strategies. Thesis. Goterbog : Department of Chemical Reaction Engineering Chalmers University of Technology.
Chalmers.
Thoha. W. dan M. Fajrin. 2013. Pembuatan Briket Arang dari Daun Jati dengan Sagu Aren sebagai Pengikat, Jurnal Teknik Kimia.17(1):63.
Tilman, A. D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Parawirokusumo, dan S.
Lebdosoekajo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
50 Tri, S. dan W.M. Agusto. 1990 Tepung Tapioka. Subang : BPTTG Puslitbang
Fisika Terapan – LIPI, Hal, 10-13
Trisyulianti, G. H. 1998. Pembuatan Wafer Rumput Gajah untuk Pakan Ruminansia Besar. Jurnal Seminar Hasil-hasil Penelitian.Institut Pertanian Bogor. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 12-13.
Trisyulianti, E., Suryahadi, dan V. N. Rakhma. 2003. Pengaruh Penggunaan Molases dan Tepung Gaplek sebagai Bahan Perekat terhadap Sifat Fisik Wafer Ransum Komplit. Med. Pet. 26:35–40.
Umiyasih, S. T. 2007 Pengolahan dan Nilai Nutrisi Limbah Tanaman Jagung sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Wartazoa.18(3):127-136
Ubalua, A. O., 2007. Cassava Wastes : Treatment Options and Value Addition Alternative. Afr. J. Biotech.6(18):2065-2073.
Uki, Y., T. D. Yoeswono., Wahyuningsih, dan I. Tahir. 2008. Pemanfaatan Abu Tandan Kosong Sawit sebagai Sumber Katalis Basa (K2CO3) pada Pembuatan Biodiesel Minyak Jarak (Ricinus communis). Makalah Seminar Nasional Kimia XVIII. Jurusan Kimia FMIPA UGM. Yogyakarta.
Van Soest. P. J. 1982. Nutritional Ecology of the Ruminant. Commstock Publishing Associates. A devision of Cornell University Press. Ithaca and London.
Wariyah, C., Anwar, C., Astuti, M dan Supriyadi. 2007. Kinetika Penyerapan Air Pada Wafer. Program Studi Ilmu Pangan, Fakultas Ilmu Pangan, Fakultas Teknologi pangan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Agritech, 27 (3):112-11
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan Gizi. Edisi terbaru. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wizna, S., H. Abbas., Y. Rizal., A. Dharma and I. P. Kompiang. 2008. Improving the quality of tapioca by product onggok as poultry feed through fermentation by Bacillus amyloliquefaciens. Makalah Seminar Internasional Bioteknologi The4th Indonesian Biotechnology Conference.
Zahera, R. 2015. Pengaruh komposisi Substrat dan Dedak Padi terhadap Kandungan Fraksi Serat Silase Mahkota Nanas. Skripsi. Jurusan Peternakan. Universitas Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru
Zulfikar, 2011. Filtrasi. www.chemistry. 14 Oktober 2019.
51 LAMPIRAN
Lampiran 1. Penghitungan Penambahan Air Amoniasi Pelepah Kelapa Sawit
100% Pelepah Kelapa Sawit
Kadar Air = Jumlah Sampel – Kadar Bahan Kering
= 100% - 46%
= 54%
Kadar air dalam fermentasi = 70%
Air yang ditambahkan = 70% - 54%
= 16%
Jadi 460 g x 16% = 73,6+ 10% = 73,6 + 7,36
= 80,96 mL/kg
52 Lampiran 2. Penghitungan Penambahan Filtrat Amoniasi Pelepah Kelapa
Sawit.
A. 10% Filtrat Abu Sekam Padi.
Filtrat Abu Sekan Padi 10% BK = 10% x 460 gr = 46+ 10% ml/kg
= 46 + 4,6 = 50,6 ml/kg B. 10% Filtrat Abu Tandan Kosong.
Filtrat Abu Tandan Kosong 10% BK = 10% x 460 gr = 46+ 10% ml/kg = 46 + 4,6 = 50,6 ml/kg
53 Lampiran 3. Penghitungan Penambahan Bahan Perekat Wafer Pelepah
Kelapa Sawit.
A. 5% Molases
Molases 5% Total = 5 % x 1000 g = 50+ 10%
= 50 + 5
= 55 ml/kg B. 5% Onggok
Onggok 5% Total = 5 % x 1000 gr = 50 + 10%
= 50 + 5
= 55 g/kg C. 5% Tepung Tapioka
Tepung Tapioka 5% Total = 5 % x 1000 gr = 50 + 10%
= 50 + 5
= 55 g/kg
54 Lampiran 4. Penghitungan Penambahan Air Wafer Ransum Komplit.
Penambahan air pada wafer 1 : 3 dari bahan perekat yang akan di gunakan.
Penambahan bahan perekat sebanyak 5% dari jumlah wafer yang dibuat.
Penambahan Air 3 x 5% bahan perekat = 3 x 5 % x 1000 g = 50+ 10%
= 3 x 50 + 5
= 165 ml/kg
55 Lampiran 5. Analisis Ragam Daya Serap Air Wafer Ransum Komplit.
(FK) = (∑Yij..)2
56 JKB = ∑Bi2 – FK
A.r
= (170,502+ 163,832+ 1252) –421974,22 ( 2)
= 7245,44
JKAB = JKP- JKA- JKB
= 17544,44 – 1317,56 – 7245.44
= 8981,44
JKG = JKT- JKA-JKB-JK(AB)
= 27595,78 – 1317,56 – 7245,44 – 8981,44
= 10051,33
db A = a-1 db B = b-1 db AB = (a-1).(b-1) db G = a.b.(r-1)
= 2-1 = 3-1 = (2-1).(3-1) = 2.3.(3-1)
= 1 = 2 = 3 = 12
KTA = JKA/db A KTB = JKB/db B KTAB = JKAB/dbAB
=1317,56/1 = 7245,44/2 = 8981,44/12
=1317,56 = 3622,72 = 4490,72
KTG = JKG/db G F hit , A = KTA/KTG B = KTB/KTG
= 10051,33/12 = 1317/837,61 = 3622,72/837,61
= 837,61 = 1,57 = 4,33
AB = KTAB/KTG
= 4490,72/837,61
= 5,36
57 Tabel Sidik Ragam
Ket: *= Berpengaruh nyata (P<0,05), Ns = Non signifikan (menunjukan pengaruh tidak nyata( p>0,0,1)
58 SyAB = = 837,61
r 3
= 16,7
Interaksi Antara A1 terhadap B
A1B3 A1B1 A1B2
Interaksi Faktor A2 terhadap B
A2B2 A2B3 A2B1
59 Interaksi Faktor B2 terhadap A
B2A2 B2A1
147,67 193,33
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B2A2-B2A1 45,66 51,44 72,14 ns
B2A2 B2A1
A a
Interaksi Faktor B3 terhadap A
B3A1 B3A2
97,67 152,33
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B3A1-B3A2 -54,66 51,44 72,14 *
B3A2 B3A1
A b
Urutan Nilai Rataan dari yang Terkecil ke Terbesar
Perlakuan Rataan Superskrip
A1B3 97,67 Aa
A1B1 142,67 ABa
A2B2 147,67 Aa
A2B3 152,33 Ab
A2B1 185,00 Aa
A1B2 193,33 Ba
60 Lampiran 6. Analisis Ragam Kerapatan Partikel Wafer Ransum Komplit.
Faktor A Ulang Faktor B Jumlah Rataan STDEV
61
Ket: *= Berpengaruh nyata (P<0,05), Ns = Non signifikan (menunjukan pengaruh tidak nyata( p>0,0,1)
Rataan umum = G/rAB = 9,54 / 18 = 0,53 KK = x 100% = 0,001 x 100%
x 0,53
= 4,3%
62 Uji Lanjut DMRT
SyAB = = 0,001 r 3
= 0,018
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,06 4,32 0,08
3 3,22 0,06 4,50 0,08
Interaksi Faktor A1 terhadap B
A1B3 A1B1 A1B2
0,49 0,54 0,60
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A1B3-A1B1 0,05 0,06 0,08 ns
A1B3-A1B2 0.11 0,06 0,08 **
A1B1-A1B2 0.06 0,06 0,08 *
A1B3 A1B1 A1B2
A A B
Interaksi Faktor A2 terhadap B
A2B2 A2B1 A2B3
0,50 0,52 0,52
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A2B2-A2B1 0,02 0,06 0,08 ns
A2B2-A2B3 0,02 0,06 0,08 ns
A2B1-A2B3 0 0,06 0,08 ns
A2B2 A2B1 A2B3
A A A
63 Interaksi Faktor B1 terhadap A
B1A1 B1A2
0,54 0,52
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B1A1-B1A2 0,02 0,06 0,08 ns
B1A1 B1A2
a A
Interaksi Faktor B2 terhadap A
B2A2 B2A1
0,50 0,60
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A3B1-A1B1 0,10 0,06 0,08 **
A2B2 B2A1
a B
Interaksi Faktor B3 terhadap A
B3A1 B3A2
0,49 0,52
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B3A2-B3A1 0,03 0,06 0,08 ns
B3A1 B3A2
a A
Urutan Nilai Rataan dari yang Terkecil ke Terbesar
Perlakuan Rataan Superskrip
A1B3 0,49 Aa
A2B2 0,50 Aa
A2B1 0,52 Aa
A2B3 0,52 Aa
A1B1 0,54 Aa
A1B2 0,60 Bb
64 Lampiran 7. Analisis Ragam NDF Wafer Ransum Komplit.
(FK) = (∑Yij..)2
65 JKB = ∑Bi2 – FK
A.r
= (45,292+ 59,972+67,76 2) – 59871,84 ( 2)
= 1562,17
JKAB = JKP- JKA- JKB
=1593,72 – 15,61 – 1562,17
= 15,94
JKG = JKT- JKA-JKB-JK(AB)
= 1593,72– 15,61 – 1562,17 – 15,94
= 1,23
db A = a-1 db B = b-1 db AB = (a-1).(b-1) db G = a.b.(r-1)
= 2-1 = 3-1 = (2-1).(3-1) = 2.3.(3-1)
= 1 = 2 = 2 = 12
KTA = JKA/db A KTB = JKB/db B KTAB = JKAB/dbAB
= 15,61/1 = 1562,17/2 = 15,94/2
= 15,61 = 781,09 = 7,97
KTG = JKG/db G F hit , A = KTA/KTG B = KTB/KTG
= 1,23/12 = 16,61/0,10 = 781,09/0,10
= 0,10 = 152,04 = 7610,05
AB = KTAB/KTG
= 7,97/0,10
= 77,64
66 Tabel Analisis Sidik Ragam
Ket: ** = Berpengaruh sangat nyata (P<0,01) Rataan umum = G/rAB = 1038,12/ 18 = 57,67
67
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,40 4,32 0,56
3 3,22 0,42 4,50 0,59
Rata rata faktor B
B1 B2 B3
45,29 59,97 67,76
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B1-B2 14,68 0,40 0,56 **
B1-B3 22,47 0,42 0,59 **
B2-B3 7,79 0,55 0,56 **
B1 B2 B3
A b c
SyAB = = 0,10 r 3
= 0,18
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,55 4,32 0,78
3 3,22 0,58 4,50 0,81
Interaksi Faktor A1 terhadap B
A1B1 A1B2 A1B3
47,55 60,14 68,13
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A1B1-A1B2 12,59 0,55 0,78 **
A1B1-A1B3 20,58 0,58 0,81 **
A1B2-A1B3 7,99 0,55 0,78 **
A1B1 A1B2 A1B3
A B C
68 Interaksi Faktor A2 terhadap B
A2B1 A2B2 A2B3
43,03 59,80 67,39
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A2B1-A2B2 16,77 0,55 0,78 **
A2B1-A2B3 24,36 0,58 0,81 **
A2B2-A2B3 7,59 0,55 0,78 **
A2B1 A2B2 A2B3
A B C
Interaksi Faktor B1 terhadap A
B1A2 B1A1
43,03 47,55
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B1A2-B1A1 4,52 0,55 0,78 **
B1A2 B1A1
A b
Interaksi Faktor B2 terhadap A
B2A2 B2A1
59,80 60,14
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B2A1-B2A2 0,34 0,55 0,78 ns
B2A2 B2A1
A A
69 Interaksi Faktor B3 terhadap A
B3A2 B3A1
67,39 68,13
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B1A2-B1A1 0,74 0,55 0,78 *
B3A2 B3A1
A B
Urutan Nilai Rataan dari yang terkecil ke Terbesar
Perlakuan Rataan Superskrip
A2B1 43,03 Aa
A1B1 47,55 Ab
A2B2 59,80 Ba
A1B2 60,14 Ba
A2B3 67,39 Ca
A1B3 68,13 Cb
70 Lampiran 8. Analisis Ragam ADF Wafer Ransum Komplit.
(FK) = (∑Yij..)2
FAKTOR A ULANGAN FAKTOR B JUMLAH RATAAN STDEV
(B1)
71
Ket: ** = Berpengaruh sangat nyata (P<0,01
72 Rataan umum = G/rAB = 891,87/ 18 = 49,55
KK = x 100% = 0,05 x 100%
x 49,55
= 3,2%
Uji Lanjut DMRT SyA = = 0,05
rB 9
= 0,07
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,22 4,32 0,30
3 3,22 0,23 4,50 0,32
Rata rata faktor A
A2 A1
48,54 50,56
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A2-B1 2,02 0,22 0,30 **
A1 A2
A B
SyB = = 0,05 rA 6
= 0,091
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,28 4,32 0,39
3 3,22 0,29 4,50 0,41
Ratarata faktor B
B1 B2 B3
40,54 50,99 57,12
73
Interaksi Faktor A1 terhadap B
A1B1 A1B2 A1B3
Interaksi Faktor A2 terhadap B
A2B1 A2B2 A2B3
74 Interaksi Faktor B1 terhadap A
B1A2 B1A1
Interaksi Faktor B2 terhadap A
B2A2 B2A1
Interaksi Faktor B3 terhadap A
B3A2 B3A1
Urutan Nilai Rataan dari yang Terkecil ke Terbesar
Perlakuan Rataan Superskrip
A2B1 40,29 Aa
75 Lampiran 9. Analisis Ragam Selulosa Wafer Ransum Komplit.
FAKTOR
76
Ket: ** = Berpengaruh sangat nyata (P<0,01) Rataan umum = G/rAB = 173,06 / 18 = 9,62
77 KK = x 100% = 0,08 x 100%
x 9,62
= 9,1%
Uji Lanjut DMRT SyB = = 0,08
rA 6
= 0,11
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,34 4,32 0,48
3 3,22 0,35 4,50 0,50
Rata rata faktor B
B1 B2 B3
25,39 28,83 32,31
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B1-B2 3,44 0,34 0,48 **
B1-B3 6,92 0,35 0,50 **
B2-B3 3,48 0,34 0,48 **
B1 B2 B3
A b c
SyAB = = 0,08 x 3
= 0,16
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,49 4,32 0,69
3 3,22 0,52 4,50 0,72
78 Interaksi Faktor A1 terhadap B
A1B1 A1B2 A1B3
26,15 29,09 32,50
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A1B1-A1B2 2,94 0,49 0,69 **
A1B1-A1B3 6,35 0,52 0,72 **
A1B2-A1B3 3,41 0,49 0,69 **
A1B1 A1B2 A1B3
A B C
Interaksi Faktor A2 terhadap B
A2B1 A2B2 A2B3
24,63 28,57 32,13
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A2B1-A2B2 3,94 0,49 0,69 **
A2B1-A2B3 7,50 0,52 0,72 **
A2B2-A2B3 3.56 0.49 0.69 **
A2B1 A2B2 A2B3
A B C
Interaksi Faktor B1 terhadap A
B1A2 B1A1
24,63 26,15
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B1A2-B1A1 1,52 0,49 0,69 **
B1A2 B1A1
a b
79 Interaksi Faktor B2 terhadap A
B2A2 B2A1
28,57 29,09
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B2A2-B2A1 0,52 0,49 0,69 *
B2A2 B2A1
a B
Interaksi Faktor B3 terhadap A
B3A2 B3A1
32,13 32,50
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B3A2-B3A1 0,37 0,49 0,69 ns
B3A2 B3A1
a a
Urutan Nilai Rataan dari yang Terkecil ke Terbesar
Perlakuan Rataan Superskrip
A2B1 24,63 Aa
A1B1 26,15 Ab
A2B2 28,57 Ba
A1B2 29,09 Bb
A2B3 32,13 Ca
A1B3 32,50 Ca
80 Lampiran 10. Analisis Ragam Hemiselulosa Wafer Ransum Komplit.
FAKTOR
81 JKB = ∑Bi2 – FK
A.r
= (4,752+ 9,042+ 10,642) – 1493,98 ( 2)
= 111,50
JKAB = JKP- JKA- JKB
= 12,55,99 – 0,18– 111,50
= 40,06
JKG = JKT- JKA-JKB-JK(AB)
= 153,17 – 0,18 – 111,50 – 40,06
= 1,61
db A = a-1 db B = b-1 db AB = (a-1).(b-1) db G = a.b.(r-1)
= 2-1 = 3-1 = (2-1).(3-1) = 2.3.(3-1)
= 1 = 2 = 2 = 12
KTA = JKA/db A KTB = JKB/db B KTAB = JKAB/dbAB
= 0,18/1 = 111,50/2 = 40,06/12
= 0,18 = 55,75 = 20,03
KTG = JKG/db G F hit , A = KTA/KTG B = KTB/KTG
= 1,61/12 = 0,18/0,13 = 415,78/0,13
= 0,13 = 1,31 = 415,78
AB = KTAB/KTG
= 20,03/0,13
= 149,40
82
Ket: ** = Berpengaruh sangat nyata (P<0,01), Ns = Non signifikan (menunjukan pengaruh tidak nyata( p>0,0,1)
83 SyAB = = 0,13
r 3
= 0,21
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,65 4,32 0,91
3 3,22 0,68 4,50 0,95
Interaksi Faktor A1 terhadap B
A1B1 A1B2 A1B3
6,75 7,91 9,47
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A1B1-A1B2 1,16 0,65 0,91 **
A1B1-A1B3 2,72 0,68 0,95 **
A1B2-A1B3 1,56 0,65 0,91 **
A1B1 A1B2 A1B3
A B C
Interaksi Faktor A2 terhadap B
A2B1 A2B2 A2B3
2,74 10,18 11,81
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A2B1-A2B2 7,44 0,65 0,91 **
A2B1-A2B3 9,07 0,68 0,95 **
A2B2-A2B3 1,63 0,65 0,91 **
A2B1 A2B2 A2B3
A B C
Interaksi Faktor B1 terhadap A
B1A2 B1A1
2,74 6,75
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B1A2-B1A1 4,01 0,65 0,91 **
84
B1A2 B1A1
a b
Interaksi Faktor B2 terhadap A
B2A1 B2A2
7,91 10,18
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B2A1-B2A2 2,27 0,65 0,91 **
B2A1 B2A2
a b
Interaksi Faktor B3 terhadap A
B3A1 B3A2
9,47 11,81
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B3A1-B3A2 2,34 0,65 0,91 **
B3A1 B3A2
a b
Urutan Nilai Rataan dari yang Terkecil ke Terbesar
Perlakuan Rataan Superskrip
A2B1 2,74 Aa
A1B1 6,75 Ab
A1B2 7,91 Ba
A1B3 9,47 Ca
A2B2 10,18 Bb
A2B3 11,81 Cb
85 Lampiran 11. Analisis Ragam Lignin (ADL) Wafer Ransum Komplit.
Faktor A ULANGAN Faktor B Jumlah Rataan STDEV
86 JKB = ∑Bi2 – FK
A.r
= (12,302+ 18,312+ 21,802) – 5495,71 ( 2)
= 276,94
JKAB = JKP- JKA- JKB
= 286,39 – 3,61 – 276,94
= 9,42
JKG = JKT- JKA-JKB-JK(AB)
= 288,39 – 3,61– 276,94 – 9,24
= 2,03
db A = a-1 db B = b-1 db AB = (a-1).(b-1) db G = a.b.(r-1)
= 2-1 = 3-1 = (2-1).(3-1) = 2.3.(3-1)
= 1 = 2 = 2 = 12
KTA = JKA/db A KTB = JKB/db B KTAB = JKAB/dbAB
= 3,61/1 = 276,94/2 = 9,24/2
= 3,61 = 138,47 = 4,71
KTG = JKG/db G F hit , A = KTA/KTG B = KTB/KTG
= 2,03/12 = 3,61/0,17 = 138,47/0,17
= 0,17 = 21,37 = 819,73
AB = KTAB/KTG
= 4,71/0,17
= 27,90
87
Ket: ** = Berpengaruh sangat nyata (P<0,01) Rataan umum = G/rAB = 314,52 / 18 =17,47
88
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,52 4,32 0,73
3 3,22 0,55 4,50 0,77
Rata rata faktor B
B1 B2 B3
12,30 18,32 21,80
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
B1-B2 6,02 0,52 0,73 **
B1-B3 9,50 0,55 0,77 **
B2-B3 3,48 0,52 0,73 **
B1 B2 B3
a b c
SyAB = = 0,17 r 3
= 0,24
P SSR 5% LSR 5% SSR1% LSR 1%
2 3,08 0,74 4,32 1,04
3 3,22 0,77 4,50 1,08
Interaksi Faktor A1 terhadap B
A1B1 A1B2 A1B3
11,98 19,36 22,42
PERLAKUAN SELISIH LSR 5% LSR 1% KET
A1B1-A1B2 7,38 0,74 1,01 **
A1B1-A1B3 10,44 0,77 1,08 **
A1B2-A1B3 3,06 0,74 1,04 **
A1B1 A1B2 A1B3
A B C
89 Interaksi Faktor A2 terhadap B
A2B1 A2B2 A2B3
Interaksi Faktor B1 terhadap A
B1A1 B1A2
Interaksi Faktor B2 terhadap A
B2A2 B2A1
Interaksi Faktor B3 terhadap A
B3A2 B3A1
90 Urutan Nilai Rataan dari yang
Terkecil ke Terbesar
Perlakuan Rataan Superskrip
A1B1 11,98 Aa
A2B1 12,63 Aa
A2B2 17,28 Ba
A1B2 19,36 Bb
A2B3 21,18 Ca
A1B3 22,42 Cb
91 Lampiran 12.Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Alat dan Bahan