• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

PENGAMATAN TENTANG AKTIVITAS SISWA DI DALAM KELAS

C. ANALISIS DATA

Analisa data merupakan langkah terakhir dalam penelitian ini, yang mana peneliti akan menganalisa data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, Chek List, sosiometri, catatan anekdot yang mendukung terselesainya penelitian ini.

Data-data yang akan di analisa ini merupakan data yang berhubungan dengan kasus yang telah diteliti tentang konseling behavior dalam mengatasi siswa dengan motivasi belajar rendah di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo. Data yang diperoleh berkaitan dengan:

1. Adanya kasus anak dengan motivasi belajar rendah di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo.

2. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo. 3. Konseling behavior dalam mengatasi siswa dengan motivasi belajar rendah.

Anak yang motivasi belajar rendah ini kebiasaan yang dilakukan di dalam kelas tepatnya di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo adalah suka mengganggu temannya pada saat belajar berlangsung, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, enggan mencatat pelajaran, sering meninggalkan pelajaran dan sering mendapatkan hukuman dari guru mata pelajaran karena tidak mengerjakan tugas, acuh tak acuh dan sering ngantuk. Hal tersebut disebabkan oleh faktor dari siswa X itu sendiri yakni kurangnya semangat dalam belajar dan faktor dari luar yakni merasa kurang nyaman apabila ada di rumah karna X sering bertengkar dengan orang tuanya dan kurangnya perhatian dari orang tua, disamping itu juga pengaruh dari pergaulan teman yang di sekolah lain sehingga menyebabkan kurangnya motivasi siswa X dalam belajar.

Dari hasil data lain X sering ngantuk dikelas karena dirumah pada malam harinya sering begadang bersama teman-temannya dengan pulang larut malam. Di sekolah siswa X sering terlambat masuk kelas karena jarak dari rumah ke sekolah sangat jauh sehingga X sering terlambat.

Perilaku yang dilakukan siswa X tidak dapat dibiarkan terus menerus seperti saat sekarang ini, karena akan berdampak negatif pada prestasi akademik siswa tersebut, namun untuk prestasi non akademiknya cukup bagus dalam hal olahraga volly.

Sehingga pendekatan yang digunakan untuk mengatasi siswa X sebagai siswa yang motivasi belajar rendah yang lebih cocok adalah dengan

menggunakan konseling behavior. Asumsinya bahwa behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia.

Dalam pandangan behavioral, kepribadian manusia itu pada hakikatnya adalah perilaku. Perilaku di bentuk berdasarkan hasil dari segenap pengalamannya berupa interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya.74

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo untuk mencapai tujuan maka yang perlu di lakukan adalah membuat program dengan menyusun program bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan selanjutnya adalah evaluasi dengan tujuan untuk melihat hasil dari pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sedangkan dalam penanganan siswa yang bermasalah di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo ini menggunakan langkah-langkah seperti dalam penyelesaian study kasus yaitu dimulai dengan identifikasi kasus, diagnosis, prognosis, treatment dan follow up. Dengan langkah-langkah tersebut sehingga proses penyelesaiannya akan berjalan sesuai dengan tujuan. Tetapi tidak semuanya siswa menggunakan study kasus dalam menangani siswa yang bermasalah akan tetapi adakalanya di SMA Negeri 1 Suboh menggunakan alternatif pemecahan masalah dalam menangani siswa tersebut. Alternatif yang digunakan tergantung pada kebutuhan dan jenis permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

Dari permasalahan diatas terhadap siswa X maka konselor memberikan konseling behavior yang mana konseling ini dipusatkan terhadap klien yang

74

mana seorang konselor hanya memberikan terapi, melihat dan mengawasi tingkah laku klien pada saat melaksanakan terapi tersebut. Yang menjadi dasar dalam pendekatan konseling behavior adalah perubahan perilaku yang bisa diharapkan.

Sebelum konseling dilaksanakan maka konselor harus mengembangkan atmosfer kepercayaan dengan memperlihatkan bahwa:

1. Konselor memahami dan menerima klien.

2. Kedua orang diantara mereka saling bekerja sama.

3. Terapis memiliki alat yang berguna dalam membantu ke arah yang dikehendaki oleh pasien.75

Hal ini seperti apa yang dilakukan oleh konselor di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo dalam mengatasi perilaku yang negatif dari klien, diantaranya yaitu: 1. Konselor melakukan pendekatan kepada klien dengan mengajak berbicara

dan mendengarkan keluhannya, dalam tahap ini konselor membangun kepercayaan dengan klien dan menciptakan suasana yang akrab.

2. Konselor menunjukkan kepada klien bahwa klien melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan anak seumuran dia yang dapat melakukan kegiatan belajar sehari-hari.

Dari langkah-langkah diatas dapat diketahui bahwa konselor dalam melakukan konseling dilakukan dengan sistematis yang sesuai dengan teori yang

75

Geral Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, ( Bandung: Refika Aditama, 2009), hal 209

ada. Konselor membantu klien untuk merubah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan ke arah yang sesuai dengan harapan, dan memberikan pengertian kepada klien tentang manfaat dari perilaku yang sesuai dengan harapan.

Setelah itu dilakukan proses konseling yang dilakukan pada awalnya mengalami hambatan berupa penolakan oleh klien dengan hanya bersikap diam saja saat proses konseling, selanjutnya konselor menemui siswa X lagi dan mengajak ngobrol bersama agar tercipta suasana akrab dan saling percaya. Hal itu juga melalui dari beberapa teknik behavior diantaranya Desensitisasi Sistematik, Impulsif, Asertif, Kontrak Perilaku, dan Token Economy.

Dan hasil dari proses konseling behavior di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo kepada siswa X dengan motivasi belajar rendah adalah ada perubahan terhadap pada siswa X yakni klien tidak ramai di kelas, jarang mengganggu teman-temannya, tidak lagi meninggalkan pelajaran dan terlihat mau untuk membuat catatan di sekolah. Hal ini juga dapat diketahui dari hasil observasi terhadap klien sebelum melakukan konseling dengan nilai 3.25 yang bisa dikatakan rendah atau kurang, sedangkan setelah melakukan konseling dengan nilai 95 yang bisa dikatakan motivasinya tinggi atau baik sekali.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa data-data yang diperoleh, serta juga dengan melakukan analisis data tentang siswa motivasi belajar rendah di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keadaan siswa dengan motivasi belajar rendah di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo yakni dikelas suka mengganggu temannya, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran,enggan mencatat pelajaran, sering meninggalkan pelajaran, sering mendapatkan hukuman dari guru mata pelajaran karena tidak mengerjakan tugas, acuh tak acuh dan sering ngantuk yang disebabkan oleh faktor dalam diri siswa itu sendiri yaitu malas belajar dan faktor dari luar siswa yaitu kurangnya perhatian dari orang tua, sering bertengkar dengan orang tua dan sering begadang dengan teman-temannya sampai pulang larut malam sehingga motivasi belajar siswa rendah.

2. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo dapat dikatakan mendekati efektif atau mendekati baik, tetapi setelah melakukan treatmant konseling behavior menjadi baik. Hal ini juga dapat diketahui dari program yang telah dilaksanakan oleh pihak sekolah yang mendukung terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling, baik dari kepala sekolah, koordinator BK dan prasarana yang mendukung terhadap

pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan membuat program BK secara menyeluruh.

3. Konseling behavior dalam mengatasi siswa dengan motivasi belajar rendah dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat diketahui atau dilihat dari perubahan pada diri siswa tersebut setelah melakukan konseling, yakni klien tidak ramai di kelas, jarang mengganggu teman-temannya, tidak lagi meninggalkan pelajaran dan terlihat mau untuk membuat catatan di sekolah. Hal ini berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi terhadap wali kelas, guru pembimbing dan teman serta klien sendiri.

B. SARAN

Dari pemaparan kesimpulan diatas, maka diperlukan suatu masukan dari penulis yaitu demi terciptanya dan terlaksananya bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo dengan baik dan sesuai prosedur, maka konselor diharapkan agar setiap permasalahan yang di alami peserta didik harus di tangani dengan terapi yang sesuai dengan masalah yang ada, agar peserta didik dapat lepas dari masalah yang di alaminya. Dengan memberikan konseling behavior bagi yang membutuhkan. Konselor juga diharapkan agar tetap memantau perkembangan perilaku klien dengan memberikan masukan berupa dorongan atau motivasi agar terjadi peningkatan dalam belajar siswa sesuai tujuan yang dikehendaki.