• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.1 Reduksi Data

Berdasarkan observasi, wawancara dan studi pustaka ditemukan data yang telah dijelaskan di sub-bab sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan proses reduksi data untuk mendapatkan inti atau hasil akhir dari data yang didapat.

1. Observasi

Hasil reduksi data observasi yang didapatkan oleh peneliti adalah berupa data mengenai aktivitas proses pembuatan batik Tulis Tanjung Bumi di beberapa desa yang terletak di Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura diantaranya adalah Desa Paseseh dan Desa Telaga Biru. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti, ditemukan bahwapada pembuatan batik Tulis Tanjung Bumi memerlukan banyak proses yaitu pertama-tama pemilihan kain, kain dengan kualitas yang bagus akan mendukung kekuatan daya tahan batik (pemilihan kain), jika kain sudah dipilih, kain harus dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan obat khusus untuk kain hal ini dilakukan untuk menguatkan warna batik pada kain (pencucian), setelah itu kain dicuci kembali hingga bersih

(pelorotan), setelah proses pelorotan selesai kain dijemur dan siap untuk digambar dengan pensil atau bisa langsung dengan canting yang sudah diisi dengan malam. Kemudian, proses pencelupan / pewarnaan bisa dilakukan untuk beberapa kali.Pewarna yang digunakan dalam proses pewarnaan menggunakan warna alam. Dan masih banyak proses lagi, hingga batik tulis jadi.

Di kedua desa ini, pengrajin sangat jarang dikunjungi oleh wisatawan, karena letak desa yang cukup jauh dari kota. Batik yang telah dihasilkan oleh pengrajin akan di bawa pengepul ke kota-kota besar untuk dipasarkan. Karena di Kota tingkat konsumtif masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat Madura sendiri.

2. Wawancara

a. Sejarah batik tanjung bumi ini lahir dari orang Arab yang datang ke wilayah madura melalui jalur daerah pesisir, tepatnya di Kecamatan Tanjung Bumi dan membawa kegiatan membatik secara tidak langsung ditiru oleh banyak perempuan atau istri para nelayan pada jaman itu Hingga kini kegiatan membatik terus dilakukan dan menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat. pembuatan batik memiliki proses yang cukup rumit satu kain batik memerlukan waktu 2 hingga 3 bulan masa pengerjaan, satu kain berukuran kurang lebih satu meter ini dapat diselesaikan oleh seorang pengrajin dalam jangka waktu satu minggu tergantung tingkat kerumitan corak batik. Satu pengrajin batik sekali setor 5 hingga 7 kain per bulan nya dengan upah Rp 50.000,- hingga Rp

100.000,- untuk jasanya saja karena semua bahan tersedia oleh pengepul. Corak dan motif batik harus selalu di kreasikan dan di kembangkan agar dapat mengimbangi pasar global. Batik dijual di pasaran dengan harga Rp 250.000,- hingga belasan juta. Daerah Paseseh sendiri merupakan daerah penghasil batik yang „alusan’. Beliau mengatakan untuk menjual batik yang sudah terkumpul beliau harus selalu aktif untuk mengikuti pameran-pameran yang ada di luar Madura.

b. Batik yang dihasilkan oleh Tanjung Bumi ini merupakan batik yang bagus

dan memiliki ciri khas, batik yang dihasilkan oleh Tanjung Bumi merupakan batik yang berkualitas, baik dari pewarnaan, keawetan serta kehalusan motif dan corak dibandingkan daerah Pamekasan dan Sumenep, dua kabupaten itu menurut Yuni kurang dalam hal variasi, kurang luwes dalam goresan dan juga kualitas, baik dari pewarnaan nya pun mudah pudar dalam beberapa kali pencucian, karena pengrajin batik di Kabupaten Pamekasan dan Sumenep tidak mau membeli obat yang mahal untuk menjaga kualitas. Dalam jangka waktu satu minggu pengrajin dapat menyetor 5-7 batik kepada pengepul yang berada di Arosbaya dengan kisaran harga Rp 75.000,- hingga Rp 450.000,- setiap hari kamis. Saat ini batik Tanjung Bumi sudah bisa bersaing dengan batik Pekalongan. Tidak ada pemerataan harga secara merata membuat para pengrajin tidak bisa berbuat apa-apa.

c. Para pengrajin batik Tanjung Bumi itu memiliki sebuah asosiasi yang bernama PERBATAB (Perkumpulan Pengrajin Tanjung Bumi) yang di

ketuai oleh Ibu Hj. Darmayanti didirikan pada tahun 2018. Di PERBATAB sendiri yang sudah bergabung kebanyakan para pengrajin yang sudah memiliki nama besar dan berperan sebagai pengepul. Setiap tahun nya Dinas Perindustrian & Tenaga Kerja, Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan dan Dinas Perekonomian memberikan anggaran dana untuk mengikuti pameran dan event. Pada kenyataan nya masyarakat Tanjung Bumi yang membuka toko atau sentra di pusat oleh – oleh masih banyak yang menjual batik Cap/printing bukan menjual batik Tulis yang menjadi ciri khas Tanjung Bumi sendiri. Beberapa oknum mencari laba lebih besar dari batik Cap/printing, menyebabkan batik Tulis Tanjung Bumi masih belum benar-benar menguasai pasar. Batik cap/printing banyak di produksi di Solo, motif yang di plagiat pun yang bagus-bagus dan alusan.

3. Dokumentasi

Dalam hasil dokumentasi yang telah didapat selama observasi di Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura yaitu di daerah Desa Paseseh dan Telaga Biru merupakan semua hal yang berkaitan dengan pembuatan batik Tulis Tanjung Bumi. Mulai dari mendatangi tempat pengrajinan, melakukan wawancara langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan batik Tulis Tanjung Bumi seperti pengrajin batik dan pengepul batik serta orang-orang yang menggunakan batik Tulis Tanjung Bumi. Dokumentasi pada observasi juga meliputi tentang mengetahui lebih dalam mengenai corak, jenis motif serta filosofi setiap goresan pada batik yang dibuat. Juga sedikit mempelajari tentang

bagaimana cara membuat batik dan masih banyak dokumentasi tentang observasi yang telah dilakukan ini hingga batik siap untuk dipasarkan. 4. Pustaka

Dari buku Abdul Aziz yang berjudul Buku Ajar Fotografi menjabarkan fotografi merupakan proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Dalam buku Surianto Rustan Layout Dasar dan Penerapannya menjabarkan layout merupakan proses penyusunan elemen-elemen desainyang saling berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Juga, dalam buku Surianto Rustan Mendesain Logo menjabarkan warna merupakan salah satu komponen desain yang dapat membentuk keindahan, warna juga mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberikan kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju.

4.2.2 Penyajian Data

Berdasarkan hasil reduksi data observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka maka disajikan hasil data sebagai berikut :

1. Proses pembuatan batik Tulis Tanjung Bumi memerlukan waktu 2 hingga

3 bulan.

2. Pewarna yang digunakan dalam pembuatan batik Tanjung Bumi masih

menggunakan warna alam.

3. Desa Paseseh dan Desa Telaga Biru masih jarang dikunjungi oleh

4. Pertama kali ada karena dibawa oleh orang Arab ke daerah pesisir membawa kegiatan membatik dan dilakukan hingga masa kini.

5. Para pengrajin menjual ke pengepul dengan harga Rp 50.000,- hingga Rp

450.000,- karna belum adanya pemerataan harga membuat harga batik di Tanjung Bumi tidak merata secara pasti.

6. Setiap Tahun PERBATAB (Perkumpulan Pengrajin Tanjung Bumi)

mendapat anggaran dari pemerintahan untuk mengikuti event dan pameran yang ada diluar Madura, hal ini dilakukan guna mempromosikan dan memperkenalkan batik Tanjung Bumi kepada masyarakat.

7. Corak dan motif batik harus selalu di kreasikan dan di kembangkan agar dapat mengimbangi pasar global.

8. Pengepul menjual batik di pasaran dengan harga Rp 250.000,- hingga

belasan juta.

9. Daerah Paseseh merupakan daerah penghasil batik yang paling „alusan’.

10. Saat ini batik Tanjung Bumi sudah bisa bersaing dengan batik Pekalongan.

11. Masyarakat Tanjung Bumi yang membuka toko atau sentra di pusat oleh –

oleh masih banyak yang menjual batik Cap/printing bukan menjual batik Tulis yang menjadi ciri khas Tanjung Bumi sendiri.

12. Menyebabkan batik Tulis Tanjung Bumi masih belum benar-benar

menguasai pasar.

13. Konsumen yang membeli dan menyukai batik Tulis Tanjung Bumi khas Kabupaten Bangkalan, Madura berusia sekitar 23 tahun hingga 60 tahun

yang rata-rata berprofesi sebagai pegawai negeri atau swasta dengan tujuan ingin ikut melestarikan budaya atau kearifan lokal.

14. Dari beberapa artikel dan literatur yang sudah ada penyajian dalam bentuk foto belum ditemukan buku esai fotografi batik tulis tanjung bumi kabupaten bangkalan dengan mengangkat tema khusus tentang batik.

4.2.3 Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh oleh observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Maka dapat disimpulkan bahwa penyajian informasi tentang batik Tulis Tanjung Bumi merupakan batik khas Kabupaten Bangkalan, Madura. Batik yang pertama kali ada karena dibawa oleh orang Arab ke daerah pesisir membawa kegiatan membatik secara tidak langsung ditiru oleh banyak perempuan atau istri para nelayan pada jaman itu hingga kini kegiatan membatik terus dilakukan dan menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat. Proses pembuatan batik memerlukan waktu cukup lama yaitu 2 hingga 3 bulan, pembuatan batik tulis Tanjung Bumi masih menggunakan warna alam dan harga batik oleh pengrajin dijual kepada pengepul Rp 50.000,- hingga Rp 450.000,- dan dijual kembali oleh pengepul dengan harga mulai dari Rp 250.000 hingga belasan juta.

Pada tahun 2018 dibentuk sebuah asosiasi yang bernama PERBATAB (Perkumpulan Pengrajin Tanjung Bumi) diketuai oleh Ibu Hj. Darmayanti dan setiap tahunnya mendapatkan anggaran dari pemerintahan untuk mengikuti pameran serta event dalam rangka mempromosikan batik Tanjung Bumi khas Kabupaten Bangkalan, batik Tulis Tanjung Bumi saat ini sudah bisa bersaing

dengan batik Pekalongan. Akan tetapi, di Tanjung Bumi sendiri banyak sentra yang masih menjual batik Cap/Printing dengan corak dan motif yang di plagiat dari batik yang alusan serta memiliki harga yang tinggi, hal ini menyebabkan kurangnya minat masyarakat pada batik Tulis original, sangat disayangkan karena membuat batik Tanjung Bumi belum benar-benar menguasai pasar global.

Dokumen terkait