• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Aspek Fisik Dasar

a. Letak Geografis dan Administrasi

Kota Makassar yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan terletak di Pantai Barat pulau Sulawesi berada dalam titik koordinat 119°4’29,038”– 119°32’35,781”

Bujur Timur dan 4°58’30,052”-5°14’0,146” Lintang Selatan dengan luasan 17.577 Ha. Menurut Permendagri Nomor 56 tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Adminitrasi Pemerintahan, luas Kota Makassar tercantum 199,26 km2. Dengan batas-batas wilayah adminstratif sebagai berikut:

Sebelah Utara:Kabupaten Maros

Sebelah Selatan:Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar Sebelah Timur:Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros Sebelah Barat:Selat Makassar

Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 15 Kecamatan dan 153 Kelurahan. Bagian utara kota terdiri atas Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo, Kecamatan Ujung Tanah dan Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Di bagian selatan terdiri atas

64

Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Rappocini. Di bagian Timur terbagi atas Kecamatan Manggala dan Kecamatan Panakkukang. Bagian barat adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, dan Kecamatan Mariso.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Makassar Tahun 2019

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)

1. Mariso 1,82 1,04

2. Mamajang 2,25 1,28

3. Tamalate 20,21 11,50

4. Rappocini 9,23 5,25

5. Makassar 2,52 1,43

6. Ujung Pandang 2,63 1,50

7. Wajo 1,99 1,13

8. Bontoala 2,10 1,19

9. Ujung Tanah 4,40 2,50

10. Kep. Sangkarang 1,54 0,88

11. Tallo 5,83 3,32

12. Panakkukang 17,05 9,70

13. Manggala 24,14 13,73

14. Biringkanaya 48,22 27,43

65

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)

15. Tamalanrea 31,85 18,11

Kota Makassar 175,77 100

Sumber : Kota Makassar Dalam Angka Tahun 2020

Kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Kepulauan Sangkarang dengan luas sebesar 1,54 Km2 atau 0,88% dari keseluruhan total luas wilayah Kota Makassar dan yang paling besar adalah Kecamatan Biringkanaya denagn luas 48,22 Km2 atau 27.43% dari total luas keseluruhan Kota Makassar.

66

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Makassar

67 b. Kondisi Topografi

Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0°-2° (datar) dan 3°-15° (bergelombang) dengan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-8 meter dari permukaan laut. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah di Kota Makassar sering digenangi air pada saat musim hujan, terutama pada saat hujan turun yang disertai dengan naiknya pasang air laut.

Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu pada bagian barat ke arah utara relatif lebih rendah dengan pesisir pantai dan bagian timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang Kecamatan Panakkukang.

Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian timur Kota. Hal ini disebabkan oleh maraknya pembangunan perumahan di bagian timur dari Kota Makassar. Adapun beberapa kecamatan di Kota Makassar yang masuk di dalam wilayah dengan tingkat pembangunan perumahan yang cukup pesat antara lain Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, Panakkukang, dan Rappocini.

68 c. Kondisi Geologi

Wilayah Kota Makassar terbagi dalam berbagai morfologi bentuk lahan. Satuan-satuan morfologi bentuk lahan yang terdapat di Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua yaitu:

▪ Satuan morfologi dataran aluvial pantai; dan

▪ Satuan morfologi perbukitan bergelombang.

Kedua satuan morfologi diatas dikontrol oleh batuan, struktur, dan formasi geologi yang ada di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya. Secara geologis Kota Makassar terbentuk dari batuan hasil letusan gunung api dan endapan dari angkutan sedimen Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo. Sedangkan struktur batuan yang terdapat di kota ini dapat dilihat dari batuan hasil letusan gunung api dan endapan aluvial pantai dan sungai. Struktur batuan ini penyebarannya dapat dilihat sampai ke wilayah Bulurokeng, Daya, dan Biringkanaya. Selain itu, terdapat juga tiga jenis batuan lainnya seperti breksi dan konglomerat yang merupakan batuan berkomponen kasar dari jenis batuan beku, andesit, basaltik, batu apung, dan gamping.

d. Kondisi Hidrologi

Kota Makassar memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 32 km dengan kondisi hidrologi Kota Makassar

69

dipengaruhi oleh 2 sungai besar yang bermuara di pantai sebelah barat kota. Kedua sungai tersebut ialah Sungai Jene’berang yang bermuara di sebelah selatan dan Sungai Tallo yang bermuara di sebelah utara. Sungai Je’neberang misalnya, mengalir melintasi wilayah Kabupaten Gowa dan bermuara di bagian selatan Kota Makassar merupakan sungai dengan kapasitas sedang (debit air 1-2 m3/detik).

Sedangkan Sungai Tallo dan Pampang yang bermuara di bagian utara Kota Makassar adalah sungai dengan kapasitas lebih rendah, dengn debit air yang mengalir hanya mencapai 0-5 m3/detik di musim kemarau.

Selain itu, Kondisi hidrologi Kota Makassar juga turut dipengaruhi oleh sistem hidrologi saluran perkotaan yang terlah terbangun hingga saat ini. Adapun sistem hidrologi saluran perkotaan yang ada seperti kanal-kanal yang hulunya di dalam kota dan bermuara di laut.

Seiring berjalannya waktu perkembangan Kota Makassar saat ini yang terus mengalami peningkatan sehingga menyebabkan dinamika pengembangan wilayah dengan konsentrasi pembangunan yang terus berkembang di atas lahan kota yang sudah semakin sempit dan terbatas.

Sebagai imbasnya tidak sedikit lahan yang terpakai saat ini

70

tidak sesuai dengan peruntukannya, hanya karena lahan yang dibutuhkan selain sudah terbatas, juga karena secara rata-rata konsentrasi kegiatan pembangunan cenderung hanya pada satu ruang tertentu saja.

e. Kondisi Klimatologi

Kota Makassar termasuk daerah yang beriklim tropis.

Suhu udara rata-rata Kota Makassar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir berkisar antara 24,5°C sampai 28,9°C dengan intensitas curah hujan yang bervariasi. Intensitas curah hujan tertinggi berlangsung antara bulan Desember hingga April.

Tingginya intensitas curah hujan menyebabkan timbulnya genangan air di sejumlah wilayah yang ada di Kota Makassar. Maka tak heran jika musim hujan tiba dan bersamaan dengan naiknya pasang air laut ada beberapa wilayah di Kota Makassar yang terkena bencana banjir.

Selain itu, kurangnya daerah resapan air hujan, sampah yang menumpuk dimana-mana dan drainase yang tidak berfungsi dengan baik memicu timbulnya bencana banjir.

71 Tabel 4.2

Pengamatan Suhu (°C) Menurut Bulan Di Kota Makassar Tahun 2019

No. Bulan Suhu

Minimum Rata-Rata Maksimum

1 Januari 27,4 27,5 27,6

2 Februari 26,8 27,4 27,9

3 Maret 27,3 27,6 27,9

4 April 28,4 28,5 28,5

5 Mei 28,7 28,8 28,8

6 Juni 27,7 27,8 27,8

7 Juli 27,3 27,5 27,6

8 Agustus 27,5 27,8 28,1

9 September 28,0 28,2 28,3

10 Oktober 29,2 29,3 29,4

11 November 29,4 29,1 29,4

12 Desember 27,4 27,4 27,4

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas rata-rata suhu tertinggi terjadi di Kota Makassar sepanjang tahun 2019 ialah pada bulan Oktober dengan suhu rata-rata yaitu mencapai 29,3

°C, sedangkan rata-rata suhu terendah terjadi pada bulan Februari dan bulan Desember dengan suhu rata-rata mencapai 27,4 °C.

Suhu minimum terendah terjadi pada bulan Februari dengan suhu 26,8°C, sedangkan suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan bulan November dengan suhu mencapai 29,4°C.

72

Tabel 4.3

Pengamatan Tingkat Kelembaban (%) Menurut Bulan Di Kota Makassar Tahun 2019

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas rata-rata tingkat kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari dan bulan Desember dengan tingkat kelembaban udara rata-rata mencapai 85%, sedangkan rata-rata-rata-rata tingkat kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Oktober dengan tingkat kelembaban udara mencapai 70%.

Kelembaban udara minimum terjadi pada bulan Agustus dan bulan Oktober sebesar 68%, sedangkan kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Januari dan bulan Februari sebesar 86%.

No. Bulan Suhu

Minimum Rata-Rata Maksimum

1 Januari 83 85 86

2 Februari 80 83 86

3 Maret 82 84 85

4 April 80 80 80

5 Mei 76 78 80

6 Juni 77 80 82

7 Juli 71 75 78

8 Agustus 68 69 70

9 September 73 76 78

10 Oktober 68 70 72

11 November 74 77 80

12 Desember 85 85 85

73

Tabel 4.4

Jumlah Curah Hujan (mm) Dan Penyinaran Matahari (%) Kota MakassarTahun 2019

No. Bulan Kecepatan Curah

Hujan (mm)

Penyinaran Matahari (%)

1 Januari 642 36

2 Februari 239 62

3 Maret 445 57

4 April 354 67

5 Mei 60 81

6 Juni 61 62

7 Juli 2 88

8 Agustus 0 97

9 September 0 97

10 Oktober 0 98

11 November 78 90

12 Desember 281 69

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari sebesar 642 mm, sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus, bulan September dan bulan Oktober.

Untuk tingkat penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 98%, sedangkan tingkat penyinaran matahari terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 36%

74

f. Kondisi Eksisting Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kota Makassar merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang diisi oleh tumbuhan dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan atau tidak langsung yang dihasilkan oleh Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam kota tersebut yaitu, keamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan. Berdasarkan hasil identifikasi RTH melalui aplikasi ArcGIS dengan menggunakan Citra Satelit serta diklarifikasi dengan metode survei lapangan, maka diperoleh hasil identifikasi RTH Kota Makassar tahun 2019 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Rekap Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar Tahun 2019

No Kecamatan Luas Kecamatan

(Ha) Luas RTH (Ha) Presentasi (%)

1. Mariso 228.44 10.92 0.06

2. Mamajang 241.48 8.19 0.05

3. Tamalate 2.627.40 207.44 1.19

4. Rappocini 1.207.32 86.66 0.50

5. Makassar 251.06 16.12 0.09

6. Ujung Pandang 282.64 16.17 0.09

7. Wajo 204.11 2.53 0.01

8. Bontoala 147.58 147.58 0.04

75

No Kecamatan Luas Kecamatan

(Ha) Luas RTH (Ha) Presentasi (%)

9. Ujung Tanah 189.70 9.92 0.06

10. Kep. Sangkarang 54.23 1.02 1.88

11. Tallo 903.40 399.57 2.29

12. Panakkukang 1.414.17 80.12 0.46

13. Manggala 2.302.23 68.02 0.39

14. Biringkanaya 3.163.81 247.18 1.41

15. Tamalanrea 4.312.68 229.10 1.31

Kota Makassar 17,476 1,389 9.83

Sumber: Laporan Hasil Identifikasi RTH Kota Makassar 2019

Berdasarkan dari tabel di atas, ruang terbuka hijau di Kota Makassar pada tahun 2019 sebesar 9.83% dari total keseluruhan luas wilayah Kota Makassar. Dengan luas Ruang Terbuka Hijau sebanyak 1.389 Ha. Dari data di atas pula dapat disimpulkan bahwa kecamatan yang memiliki luas RTH yang paling tinggi ialah Kecamatan Tallo dengan luas RTH 399.57 Ha dan presentasi 2.29%. adapun kecamatan yang memiliki luas RTH paling kecil adalah Kecamatan Wajo dengan luas RTH 2.53 Ha dan presentasi 0.01%

2. Aspek Kependudukan

Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar dan penting dalam perencanaan wilayah dan kota. Dinamika penduduk yang tinggal dan beraktivitas di dalamnya menjadikan kota/ wilayah berkembang. Dinamika tersebut

76

mencakup peristiwa-peristiwa demografi seperti fertilitas, mortalitas, dan migrasi yang dapat mempengaruhi jumlah, komposisi, distribusi dan kepadatan penduduk di suatu kota/

wilayah, yang pada akhirnya berdampak pada munculnya isu-isu kependudukan, seperti urbansisasi, bonus demografi, population ageing dan lainnya. Oleh karenanya, aspek kependudukan harus menjadi dasar/landasan bagi perencana untuk merumuskan perencanaan pembangunan di suatu kota/

wilayah.

a. Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Pada tahun 2019 jumlah penduduk Kota Makassar menurut Kota Makassar dalam angka sebesar 1.526.677 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah proyeksi penduduk tahun 2018, penduduk Kota Makassar mengalami pertumbuhan sebesar 1,23%. Kepadatan penduduk di Kota Makassar tahun 2019 mencapai 8.686 jiwa/km2. yang dimana Kecamatan Biringkanaya merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu 208.436 jiwa dengan kepadatan mencapai 4.323 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut.

77

Tabel 4.6

Distribusi dan Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Makassar

Tahun 2019 No. Kecamatan

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Luas Wilayah

(km2)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/ km2)

1 Mariso 60.499 1,82 33.241

2 Mamajang 61.452 2,25 27.312

3 Tamalate 205.541 20,21 10.170

4 Rappocini 170.121 9,23 18.431

5 Makassar 85.515 2,52 33.935

6 Ujung Pandang 29.054 2,63 11.047

7 Wajo 31.453 1,99 15.806

8 Bontoala 57.197 2,1 27.237

9 Ujung Tanah 35.534 4,4 8.076

10 Kep. Sangkarang 14.531 1,54 9.436

11 Tallo 140.330 5,83 24.070

12 Panakkukang 149.664 17,05 8.778

13 Manggala 149.487 24,14 6.193

14 Biringkanaya 220.456 48,22 4.572

15 Tamalanrea 115.843 31,85 3.638

Jumlah 1.526.677 175,77 8.686

Sumber : Kota Makassar Dalam Angka Tahun 2020

b. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2019 sebanyak 1.526.677 jiwa. yang terdiri

78

atas 737.146 jiwa penduduk laki -laki dan 751.865 jiwa penduduk perempuan. Untuk rasio paling tinggi berada di Kecamatan Mariso dengan 102 dan terendah di Kecamatan Ujung Pandang dengan rasio sebesar 89. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut,

Tabel 4.7

Distribusi Penduduk menurut Rasio Jenis Kelamin Di Kota Makassar menurut Kecamatan

Tahun 2017

No. Kecamatan

Jenis Kela

min Jumlah Rasio

Laki-Laki Perempuan

1 Mariso 30.385 29.745 60.130 102

2 Mamajang 30.076 31.262 61.338 96

3 Tamalate 100.320 101.588 201.908 98

4 Rappocini 81.399 85.946 168.345 93

5 Makassar 42.425 42.886 85.311 98

6 Ujung Pandang 13.641 15.242 28.696 89

7 Wajo 15.382 15.915 31.297 96

8 Bontoala 27.810 29.199 57.009 95

9 Ujung Tanah 17.939 17.415 35.354 103

10 Kep.Sangkarang 7.258 7.258 14.458 100

11 Tallo 70.183 69.840 140.023 100

12 Panakkukang 73.756 75.365 149.121 97

13 Manggala 73.267 72.606 145.873 100

14 Biringkanaya 107.100 107.332 214.432 99

15 Tamalanrea 56.068 58.604 114.672 95

Jumlah 746.951 761.203 1.508.154 98

Sumber : Kota Makassar Dalam Angka Tahun 2018

79

c. Laju Pertumbuhan Penduduk

Perkembangan penduduk Kota Makassar setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2016, penduduk Kota Makassar mengalami pertumbuhan sebesar 1,32 persen. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Laju Pertumbuhan Penduduk

Menurut Kecamatan Di Kota Makassar Tahun 2017

No. Kecamatan

Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%) 2016 2017 2019 2016-2017 2018-2019

1 Mariso 59.292 59.721 60.499 0,72 0,61

2 Mamajang 61.007 61.186 61.452 0,29 0,19

3 Tamalate 194.493 198.210 205.541 1,91 1,80

4 Rappocini 164.563 166.480 170.121 1,16 1,05

5 Makassar 84.758 85.052 85.515 0,35 0,24

6 Ujung Pandang 28.497 28.696 29.054 0,70 0,59

7 Wajo 30.933 31.121 31.453 0,61 0,50

8 Bontoala 56.536 56.784 57.197 0,44 0,33

9 Ujung Tanah 49.223 49.528 35.534 0,62 0,51

10 Kep.

Sangkarang

- - 14.531 - 0,50

11 Tallo 139.167 139.624 140.330 0,33 0,22

12 Panakkukang 147.783 148.482 149.664 0,47 0,36

80

Sumber : Kota Makassar Dalam Angka Tahun 2020

B. Gambaran Umum Kecamatan Tamalanrea

Dokumen terkait