4.3 Hasil Penelitian
4.3.2 Analisis Data
4.3.2.6 Analisis Diskriptif Komparatif Hasil Belajar
Hasil belajar persiklus pada siswa kelas 5 SD Negeri Salatiga 08 juga sejalan dengan kinerja guru di kelas, dari hasil yang diperoleh peneliti dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 30
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Salatiga 08 Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013 Per Siklus
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % F % F % 1 Tuntas 10 30,30% 20 60,60% 27 81,81% 2 Tidak Tuntas 23 69,69% 13 39,39% 6 18,18% 3 Jumlah 33 100% 33 100% 33 100% 4 Nilai Minimum 33 53 60 5 Nilai Maksimum 80 87 93 6 Rata-rata 59,30 70,84 81,72 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Aktivitas Belajar Kurang Aktivitas Belajar Cukup Aktivitas Belajar Baik
Dari Tabel 30 bisa dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SD Negeri Salatiga 08 setiap siklusnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram peningkatan hasil belajar per siklus pada siswa SD Negeri Salatiga 08 berikut ini:
Gambar 5 Perbandingan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Salatiga 08 Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013 Pra siklus, Siklus I, Siklus II
4.4 Pembahasan
Aktivitas dan hasil belajar yang telah diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang telah dilakukan memperlihatkan peningkatan setiap siklusnya menuju indikator kerja yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukan dari data analisis deskriptif komparatif yang telah dilakukan.
Berdasarkan data hasil analisis deskriptif diperoleh hasil aktivitas belajar siswa yang meningkat setiap siklusnya hal ini dibuktikan aktivitas belajar siswa dengan kategori kurang sebelum dilakukan tindakan mencapai persentase 24,24% dari 33 siswa.
Pada siklus I aktivitas belajar dengan kategori kurang menurun dengan persentase 12,12% dibandingkan dengan pra siklus. Bahkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II tidak ada siswa yang aktivitas belajarnya kurang. Persentase aktivitas belajar siswa dengan kategori kurang kalau dilihat menujukan penurunan setiap siklusnya. Hal ini terjadi karena penggunaan metode pembelajaran inkuiri yang berdampak pada kegiatan atau aktivitas siswa yang semakin baik. Dimana siswa mampu memahami materi pembelajaran dengan melaksanakan kegiatan bermakna seperti menemukan masalah, memecahkan
10 23 20 13 27 6
Tuntas Tidak Tuntas Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
masalah, menganalisis data yang menjadikan siswa mampu berfikir kritis dan mengkonstruksikan pengetahuanya.Sedangkan untuk persentase aktivitas belajar siswa dengan kategori cukup juga menurun tiap siklusnya. Pada pra siklus sebelum dilakukan tindakan, persentase aktivitas belajar dengan kategori cukup sangat tinggi yaitu mencapai 54,54% dan berkurang pada siklus I setelah ada tindakan dengan persentase siswa yang aktivitas belajarnya cukup mencapai 48,48%, dan siswa yang aktivitas belajarnya cukup menuru lagi pada siklus II dengan persentase 28,28%.
Keadaan ini berbanding terbalik dengan persentase aktivitas belajar dengan kategori baik. Data memperlihatkan persentase aktivitas belajar dengan kategori baik semakin meningkat tiap siklusnya. Pada pra siklus siswa yang aktivitas belajarnya baik dalam mengikuti pembelajaran, persentasenya hanya 21,21%, pada Siklus I aktivitas belajar meningkat dengan persentase 47,47%, dan pada Siklus II persentase aktivitas belajar siswa dengan kategori baik meningkat menjadi 71,71% dari 33 siswa, sesuai dengan indikator kerja yang ditetapkan yaitu aktivitas belajar siswa dikatakan baik dan berhasil jika rata-rata persentase keberhasilan mencapai 70%. Persentase Aktivitas belajar meningkat menjadi baik setiap siklusnya dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran inkuiri, siswa juga sudah mampu berfikir kritis dan mengkonstruksikan pengetahuanya dengan melaksanakan aktivitas belajar yang bermakna seperti menemukan masalah, memecahkan masalah, menganalisis data yang menjadikan siswa mampu berfikir kritis dan mengkonstruksikan pengetahuanya.
Selain aktivitas belajar yang semakin meningkat dengan adanya penerapan metode inkuiri, hasil belajar juga menujukan peningkatan sesuai dengan KKM dan indikator kerja yang ditetapkan bahkan melebihi KKM dan indikator kerja. Hasil belajar IPS pada pra siklus bisa dikatakan rendah dengan frekuensi siswa yang tuntas atau mencapai KKM 70 hanya 10 , atau 30.30% dari jumlah siswa yang ada dimana jumlah siswa kelas 5 SDN Salatiga 08 kecamatan Sidorejo tahun pelajaran 2012/2013 adalah 33 siswa dengan rata-rata hasil belajar seluruh siswa 59,30. Hal ini terjadi karena kekurangan dari proses belajar yaitu salah satunya
penggunaan metode yang masih konvensional dengan ceramah saja. Siswa mudah bosan dan tidak memaknai pembelajaran dengan baik yang berakibat pada rendahnya ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang baru dipelajari.
Hasil belajar IPS terjadi pada siklus I meningkat dibandingkan dengan pra siklus frekuensi siswa yang tuntas atau mencapai KKM 70 berjumlah 20 siswa atau 60,60% dari dari jumlah siswa yang ada, dimana jumlah siswa kelas 5 SDN Salatiga 08 kecamatan Sidorejo tahun pelajaran 2012/2013 adalah 33 siswa dengan rata-rata nilai siswa 70,84. Hal ini terjadi karena guru sudah melakasnakan pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Namun peningkatan hasil belajar siswa tersebut belum bisa dikatakan berhasil karena rata-rata persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus I belum mencapai 80% dari jumlah siswa. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran inkuiri ditemukan masih banyak siswa yang mengalami kebingungan, meskipun guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri namun guru belum maksimal dalam melaksanakan sintaks yang ada. Akibat dari kebingungan siswa, siswa kurang memaknai dan fokus terhadap pembelajaran dan materi yang diberikan oleh guru. Selain itu kondisi kelas yang belum menciptakan lingkungan kondusif seperti masih ditemukan siswa yang ramai sendiri dengan teman satu kelompok, menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang mendapat tempat yang mendukung untuk siswa mampu berfikir kritis dan berinkuiri.
Pada Siklus II siswa yang telah mencapai atau melebihi KKM meningkat dibandingkansiklus I yaitu sebanyak 27 siswa dengan persentase ketuntasan 81,81% dengan rata-rata nilai siswa sebesar 81,72. Hasil belajar siklus II sudah melebihi indikator kerja yang ditetapkan yaitu siswa yang melebihi KKM harus 80% dari jumlah siswa yang ada. Namun masih ada siswa yang belum tuntas atau kurang dari nilai KKM sebanyak 6 siswa. 6 siswa tersebut belum bisa mencapai KKM karena memang kemampuan kognitif kurang, dan tidak mempunyai motivasi dan minat untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, 6 siswa tersebut sering tidak mengerjakan PR dan terlambat masuk sekolah. Selain itu 6 siswa tersebut selalu ramai sendiri dan menggangu temanya saat pembelajaran
berlangsung di kelas sehingga mereka kurang fokus terhadp materi pelajaran yang diberikan.
Kalau mencermati hasil belajar pada siklus II, ditemukan bahwa rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa siklus II sudah melebihi indikator kerja yang ditentukan yaitu siswa yang melebihi KKM harus 80% dari jumlah siswa yang ada. Hal ini terjadi karena dalam pelaksanaan siklus II guru sudah melaksanakan sintaks pembelajaran dengan baik dan lancar. Saat guru melaksanakan sintaks dengan lancar dan baik, aktivitas belajar siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan sehingga hasil belajar juga meningkat. Pada siklus II keunggulan-keunggulan metode inkuiri memang nyata terwujud pada saat pembelajaran berlangsung yaitu secara aktif siswa menemukan informasi dan pengetahuan, ingatan menjadi meningkat. Dari temuan yang didapat siswa, ketika siswa dihadapkan pada suatu keadaan, maka akan muncul kebiasaan untuk tantangan yang baru.Aktivitas belajar siswa juga lebih bermakna dimana siswa dapat menemukan informasi dan pengetahuan.
Penelitian ini yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas 5 SDN Salatiga 08 kecamatan Sidorejo semseter 2 tahun pelajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode inkuiri sejalan dengan penelitian yang Rossy Pratiwi dengan tujuan untuk meningkat hasil dan aktivitas belajar mata pelajaran IPS siswa kelas 5 SD negeri 1 Kemundo Prambanan Klaten tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode inkuiri. Namun ada perbedaan persentase ketuntasan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Rossy Pratiwi menyimpulkan hasil belajar pada siklus I mencapai persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 68,33% sedangkan pada penelitian ini hasil belajar siklus I mencapai persentase ketuntasan sebesar 60,60%. Sedangkan hasil belajar pada siklus IIpenelitian yang dilakukan Rossy Pratiwi menyimpulkan ketuntasan hasil belajar mencapai persentase 93,66% sedangkan pada penelitian ini ketuntasan hasil belajar siklus II adalah 81,81%. KKM mata pelajaran IPS dari penelitian yang dilakukan oleh
Rossy Pratiwi adalah 65 dan indikator keberhasilan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 90%
sedangkan dari penelitian ini KKM mata pelajaran IPS yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70 dan indikator keberhasilan ketuntasan hasil belajar siswa 80%