• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan makanan dan minuman cepat saji, sehingga banyak muncul restoran di masyarakat yang menawarkan beraneka ragam makanan dan minuman sesuai dengan selera masyarakat. Perkembangan Kota Padangsidimpuan yang semakin pesat juga merupakan salah satu faktor yang mendukung sehingga di Kota Padangsidimpuan banyak bermunculan restoran. Semakin bertambahnya restoran tersebut maka pihak dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan melakukan pendataan restoran tersebut untuk menjaring Wajib Pajak baru untuk meningkatkan pendapatan daerah. Dengan banyaknya restoran yang bermunculan maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan mengelompokkan restoran tersebut kedalam beberapa bagian yaitu Restoran, Rumah Makan, Café, Kedai Kopi, Warung Bakso/Makan/Minum dan sejenisnya.

Pendataan yang dilakukan oleh petugas bukanlah hal yang mudah karena masyarakat yang tidak mengetahui betul dan tidak peduli terhadap pajak, menyebabkan mereka tidak ramah terhadap petugas yang datang untuk mendata. Dalam proses melakukan pendataan restoran-restoran yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak Restoran, sering sekali petugas mendapatkan kendala atau pun hambatan

dari Wajib Pajak Restoran itu sendiri. Berikut ini adalah kendala atau hambatan dalam Prosedur Pendataan Pajak Restoran di Kota Padangsidimpuan

1. Wajib Pajak Restoran yang tidak peduli terhadap Pajak Restoran itu sendiri walaupun petugas telah melakukan sosialisasi.

2. Penghindaran yang dilakukan Wajib Pajak Restoran pada saat petugas melakukan pendataan.

3. Kota Padangsidimpuan yang masih kental dengan adat istiadat sehingga banyak terjadi Nepotisme yang menjadikan hambatan pada saat pendataan.

4. Banyaknya Wajib Pajak Restoran yang memberikan data yang tidak lengkap pada saat pendataan oleh petugas.

Banyaknya hambatan yang ditemui petugas dalam Pendataan Pajak Restoran menyebabkan target yang telah dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan dalam pendapatan daerah tidak dapat terrealisasi dengan baik. Berikut adalah target Pajak Restoran Kota Padangsidimpuan tahun 2013 :

Tabel IV. 1 : Target Pajak Restoran Kota Padangsidimpuan

No

Kode Rekening

Jenis Pajak Target Realisasi Persen (%)

1. - Pajak Hotel - - -

3. - Pajak Hiburan - - - Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2013.

Dari tabel diatas maka realisasi dari target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan belum tercapai. Target yang telah ditetapkan hanya terrealisasi sebesar 14, 20 % (empat belas koma dua puluh persen). Jadi target yang belum terrealisasi adalah

Target – Jumlah Realisasi

= Rp 1.750.000.000 – Rp 248.414,014

= Rp 1.501.585.986

Sebesar Rp 1.501.585.986,- atau sekitar 85,5 % (delapan puluh lima koma lima persen) adalah target yang belum terrealisasi. Apabila dibandingkan jumlah pajak yang terrealisasi dengan yang belum terrealisasi, maka jumlah pajak yang belum terrealisasi masih jauh dari target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan.

Selain kendala diatas dan tidak tercapainya target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan, pada saat prosedur pendataan pada tahap penyetoran sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku seharusnya Wajib Pajak yang harus menyetor pajak yang terutang ke

Kas Umum Daerah dan/atau ditempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah atau menggunakan system self Assessment yaitu system pemngutan pajak yang diberikan kewenangan kepada Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tetapi fakta yang terjadi dilapangan petugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan yang memungut pajak yang terutang atau menggunakan system

Official Assessment yaitu system pemungutan pajak yang memberikan kewenangan kepada petugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan, untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Hal tersebut terjadi karena Wajib Pajak tidak begitu peduli terhadap pajak dan kegunaan pajak walaupun petugas telah mensosialisasikannya. Didalam persepsi Wajib Pajak apabila mereka membayar pajak maka akan mengurangi penghasilan mereka, padahal mereka sebagai Wajib Pajak hanya memungut dari konsumen yang membeli makanan dan/atau minuman. Pemikiran Wajib Pajak yang seperti ini lah yang menyebabkan target yang telah ditentukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan belum tercapai dengan sempurna.

B. Upaya-upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran

Agar jumlah target yang telah ditentukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan dapat tercapai maka diperlukan upaya-upaya dalam peningkatan penerimaan pajak restoran. Upaya-upaya tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada Wajib Pajak yang belum paham pajak serta kegunaannya.

2. Melakukan atau menjaring Wajib Pajak baru yang memiliki potensi dikenakan Pajak Restoran.

3. Melaksanakan pendataan secara intensif terhadap Wajib Pajak yang telah terdaftar maupun yang baru terdaftar.

4. Melakukan pendekatan dan memberikan pengarahan kepada Wajib Pajak dimana pendekatan ini bermaksud untuk mengajak ataupun menghimbau agar Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya.

5. Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak Restoran. Ekstensifikasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar. Intensifikasi adalah kegiatan memaksimalkan penggalian penerimaan pajak terhadap Objek dan Subjek Pajak restoran yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak Restoran. 6. Melakukan penagihan langsung kepada Wajib Pajak

7. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat bekerja optimal dalam menghadapi Wajib Pajak.

8. Memberikan Sanksi yang tegas terhadap Wajib Pajak yang tidak taat pajak.

C. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Taat Pajak Restoran atau rumah makan yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai Wajib Pajak akan dikenakan Sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berikut ini adalah sanksi yang dikenakan terhadap Wajib Pajak yang tidak taat

1. Apabila Wajib Pajak tidak menyampaikan Surat Perberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak maka akan dikenakan sanksi administrasi 2% (dua persen) sebulan atau jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

2. Apabila jumlah pajak yang terutang kurang dibayar maka akan dikenakan sanksi sebesar 2%(dua persen) sebulan atau terlambat bayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak saat terutangnya pajak.

3. Apabila jumlah kekurangan pajak yang terutang bertambah dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambah (SKPDKBT) maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

4. Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah

dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

5. Wajib Pajak dengan sengaja tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

6. Apabila Wajib Pajak setelah 3 (tiga) kali ditegur oleh petugas yang berwenang tetap tidak menunaikan kewajibannya sebagai Wajib pajak maka Walikota/Kepala Daerah dapat menutup dan mencabut ijin usaha bagi pengusaha restoran atau rumah makan tersebut.

7. Walikota/ Kepala Daerah dapat mencabut ijin usaha bagi Wajib Pajak yang tidak melayani dengan baik petugas dan/atau tanpa dasar alasan yang sah menolak untuk diadakan tindakan pemeriksaan dan melawan petugas pemeriksa yang sah yang dilengkapi dengan surat tugas dari Walikota/Kepala Daerah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait