Kelas VII I Kelas X jumlah
NO GURU OBSERVASI
2. Analisis Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi keterampilan Guru PAI dalam menggunakan metode demonstrasi di SMP IT
Arroyan Taqwa Pekanbaru
Seperti yang penulis paparkan di muka, bahwa untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan Guru PAI dalam menggunakan metode demonstrasi di SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru, maka penulis menggunakan teknik wawancara. Berikut analisisnya:
a. Faktor guru (pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan sikap guru) Berdasarkan wawancara penulis terhadap guru-guru SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru dapat diketahui bahwa guru-guru SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru rata-rata tamatan S1 dan 4 orang sedang sambil kuliah di Universitas Terbuka.
Adapun dari sisi pengetahuan, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah dan majlis guru SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru secara umum dapat diketahui bahwa rata-rata guru-guru SMP ITArroyan Taqwa Pekanbaru pernah mengikuti seminar atau penataran dan kepala sekolah juga telah menyediakan buku panduan meskipun hal ini masih minim.39
Sisi pengalaman dapat diketahui dari hasil wawancara dengan majlis guru SMP IT Arroyan Taqwa bahwa guru-guru SMP IT Arroyan memiliki pengalaman mengajar berbeda-beda dari yang 1
39Wawncara dengan Musnar Indra dan Heri Syahfitri di SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru
tahun hingga 5 tahun. Sehingga dari hasil observasi juga menunjukan adanya perbedaan kompetensi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru yang sudah lama mengajar tenyata dari hasil observasi menunjukan pelaksanaan pembelajarannya lebih baik dibanding dengan guru yang baru mengajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan, pengetahuan dan pengalaman turut menghambat dalam proses belajar mengajar khususnya yang berkaitan dengan metode.
b. Faktor siswa
Faktor yang dimaksudkan di sini adalah faktor yang terjadi disekolah, yang di dalamnya termasuk guru dan siswa. Adapun faktor yang terpenting dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa adalah, ada tiga, yakni:
1) Faktor Jasmaniah
Untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar terbentuk manusia yang utuh di setiap aspek, baik akal, jasmani, rohani dan kesehatan dengan kehidupan kemasyarakatan, diperlukan syarat mutlak yakni kesehatan badan, tanpa ditunjang kesehatana badan, maka yang terlaksana di sekolah tidak bisa dikatakan proses belajar yang potensial. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto yaitu : “agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam
bekerja, tidur, makan, olah raga dan rekreasi”. Oleh karena itu kesehatan jasmani mutlak diperlukan, karena pada jasmani yang sehat terdapat akal fikiran yang sehat pula.
2) Faktor Psikologis
Adapun penulis maksudkan di sini adalah mengetahui tingkah laku yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dimana dalam hal ini termasuk pembawaan sebagai faktor dasar yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar merupakan perilaku inti dalam proses pendidikan dimana antara anak didik dan pendidik berintegrasi.
Faktor pembawaan yang mempengaruhi proses belajar meliputi :
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang teridir dari tiga jenis, yaitu: kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian
Perhatian menurut AL-Gahzali adalah “keaktifan jiwa yang tertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada obyek (benda atau hal) atau sekumpulan obyek”. Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.
“Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan bakatnya”.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
3) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah berlatih.
4) Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan adalah salah satu dari faktor intern yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, sebab kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan atas dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan subtansi sisa pembakaran dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
Dari uraian di atas dapat di pahami bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, harus di hindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam bekerja, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan
c. Faktor Fasilitas dan Dana
Berdasarkan hasil wawancara dengan majlis guru SMP IT Arroyan Taqwa, dapat diketahui bahwa minimnya fasilitas dan dana yang ada di SMP IT Arroyan Taqwa cukup menghambat dalam proses belajar mengajar khususnya dalam menggunakan metode demonstrai tersebut.
Sarana dalam pembelajaran diartikan segala macam fasilitas yang dapat menunjang dan melengkapi terselenggaranya kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfungsi sebagai : fasilitas atau alat belajar dan sumber belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar diantaranya seperti alat tulis, ruangan kelas, tempat duduk, buku bacaan, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan belajar. Sedangkan sarana sebagai sumber belajar yaitu sarana tersebut merupakan alat atau orang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian tertentu.40
Secara konsep bahwa sarana dapat mempengaruhi terhadap tingkat kualitas pemahaman peserta. Hal ini terjadi misalnya apabila dalam proses pembelajaran memerlukan alat tertentu, akan tetapi apabila alat yang diperlukan tidak ada maka akibatnya proses pembelajaran tersebut hanya bersifat verbalisme. Kelengkapan sarana dalam kegiatan pembelajaran mempunyai implikasi terhadap penetapan metode yang digunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Akibat hal ini maka sumber belajar harus mampu menyesuaikan antara penggunaan metode dengan kelengkapan dan jenis sarana yang tersedia.
Misalnya apabila sarana belajar yang tersedia hanya grafis maka sebaiknya tidak menggunakan metode yang memerlukan sarana elektronik.
d. Faktor Kurikulum
Dalam pengembangannya, kurikulum pada sekolah menengah dari waktu ke waktu senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan kemajuan zaman. Semua ini dilakukan
40http://file.upi.edu/direktori/a%20%20fip/jur.%20pend.%20luar%20seko lah/ihat%20hatimah/faktor%20pemilihan%20metode
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah agar keberadaannya tidak diragukan dan sejajar dengan sekolah-sekolah lain.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama kabupaten kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
e. Faktor Pengawasan
Kurang ketatnya pengawasan dari atasan ternyata juga dapat mengurangi optimalnya kegitan pembelajaran. Hal ini terlihat guru-guru yang apabila kepala sekolah berada di sekolah mereka melaksanakan pembelajaran dengan baik, namun ketika pengawasan tidak ada, pembelajaran pun kurang optimal. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengawasan turut mempengaruhi proses belajar mengajar tersebut.
71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian dan pembahasan data di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran di SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru tidak terampil karena secara kualitatif porsentase hanya diperoleh skor 47%.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan guru dalam menggunakan metode demonstrasi ialah:
a. . Faktor guru
b. Faktor siswa
c. Faktor kurikulum
d. Faktor sarana dan prasarana
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis menyarankan kepada:
a. Guru-guru SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru agar melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini mengingat perkembangan zaman yang semakin hari semakin menuntut kita untuk siap menghadapinya.
72
b. Guru-guru SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru agar lebih giat mengikuti pelatihan, seminar dan semisalnya terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diasuhnya. Serta diharapkan kiranya selalu menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam berbagai bidang pendidikan.
c. Kepala SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru agar dapat meningkatkan supervisi dan pengawasannya.
d. Guru-guru SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru agar dapat mengupayakan pembangunan dan penyediaan dana dan fasilitas.
e. Pemerintah khususnya Dinas Pendidikan agar dapat memberikan bantuan dana dan fasilitas serta meningkatkan sosialisasi pendidikan terutama sosialisasi di sekolah-sekolah khususnya di SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru.
Djamarah, Syaiful Bahri Dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2006
Drajat, Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2004
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta, Rineka Cipta
Moh. Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional,Bandung , Remaja Rosda Karya, 2006
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Rosda, 1996,
Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pebelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, Rosda Karya, Bandung
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1995
Nurhasnawati, Strategi Pembelajaran Micro, Pekanbaru, Fakultasa Tarbiyah IAIN Suska
Piet. A.Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2005 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Pemula, Bandung, Alfabeta
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2008 Rohani,Ahmad Dkk, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru
Algenso, 1989
Brau Algenso, 1995
Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya, Usaha Nasional, 1993
Sujiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta, Raja Grafindo, 2004 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta: 2006
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Pekanbaru, 2003 ---, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan Praktis, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2006
Yuniar Sip, Tanti, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, PT. Agung Media Mulia Zuhairini, Abdul Ghafar, Slamet As, Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama,
Surabaya, Usaha Nasional, 1983
xiii
1. Table 1 Jumlah Guru per Mata Pelajaran ……….…… 40
2. Table 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ...……. 42
3. Tabel 3 Keadaan Siswa SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru …………. 42
4. Tabel 4 Keadaan Sarana dan Prasaran SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru 43 5. Tabel 6 Hasil Observasi Terhadap Guru A ……….. 47
6. Tabel 7 Hasil Observasi Terhadap Guru B ……… 49
7. Tabel 8 Hasil Observasi Terhadap Guru C……….. 51
8. Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Guru A sampai C…... 52
xiv
hari Sabtu tanggal 01 Desember 1986, terlahir sebagai anak ke-4 (empat) dari 5 (lima) orang bersaudara (kakanda Kartini, Mazlan dan Irwansyah dan adinda Agus Novi Yanti) dari pasangan suami istri ayahanda Kadir dan ibunda Baiyah. Penulis dibesarkan dalam keluarga yang sederhana.
Pada tahun 1994-2000 penulis mengikuti pendidikan dasar di SDN 011 Mongkol – Batam. Pada tahun 2000-2003 penulis mengikuti pendidikan menengah pertama di MTs Mongkol – Batam. Pada tahun 2003-2006 penulis mengikuti pendidikan menengah atas di MA-AU Belakang Padang - Batam. Setelah menyelesaikan pendidikan di MA-AU kemudian penulis melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau tepatnya di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Konsentrasi Aqidah Akhlak. Pada bulan Juli-Agustus 2009 penulis mengikuti program Kuliah Kerja Nyata yang berlokasi di Kecamatan Batu Hampar desa Bantayan Hulu Kabupaten Rokan Hilir selama dua bulan dan kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) selama dua setengah bulan dari bulan Oktober sampai dengan pertengahan bulan Desember di MA - Al-Huda Kuntu kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Kiri . Bertepatan pada bulan November 2010 penulis menyelesaikan program Strata Satu (S1) dengan judul penelitian “Keterampilan Guru PAI Dalam Menggunakan Metode Demonstrasi Di SMP IT Arroyan Taqwa Pekanbaru”.