Pendugaan pada fungsi produksi usahatani padi gabungan anggota dan non anggota kelompok tani ini menggunakan model fungsi Cobb-Douglas. Faktor- faktor produksi yang digunakan dalam model pendugaan fungsi produksi (Y) ini adalah Luas Lahan (X1) yang dipergunakan petani dalam usahataninya, jumlah
benih (X2) yang dipergunakan per musim tanam, jumlah pupuk kandang (X3)
yang dipergunakan per musim tanam, jumlah pupuk urea (X4) yang dipergunakan
dalam satu kali musim tanam, jumlah penggunaan tenaga kerja dalam keluarga yang terbagi menjadi tenaga kerja pria dalam keluarga (X5) dan tenaga kerja
wanita dalam keluarga (X6), jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga yang
terbagi menjadi tenaga kerja pria luar keluarga (X7) dan tenaga kerja wanita luar
keluarga (X8), variabel dummy untuk petani anggota kelompok tani dan nol untuk
petani non anggota kelompok tani (D1), variable dummy untuk kepemilikan lahan
dan nol untuk petani penyewa lahan (D2) dan variabel dummy untuk usahatani
padi sebagai pekerjaan utama dan nol untuk usahatani sebagai pekerjaan sampingan. Hasil pengolahan data dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dilakukan dengan mengestimasi gabungan responden antara responden anggota kelompok tani dan responden non anggota kelompok tani.
Tabel 29 Analisis sidik ragam fungsi produksi padi gabungan usahatani anggota dan non anggota kelompok tani
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Tengah MS F-hitung Peluang Regresi 11.00 3.05 0.28 27.34 0.00 Standard Error 65.00 0.66 0.01 Total 76.00 3.71
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Hasil pada Tabel 29 menunjukan bahwa nilai F-hitung sebesar 27.34 nyata pada taraf 10 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa secara bersama-sama variable bebas luas lahan, benih, pupuk kandang, pupuk urea, tenaga kerja pria dalam keluarga, tenaga kerja wanita dalam keluarga, tenaga kerja pria luar keluarga, tenaga kerja wanita luar keluarga, status keanggotaan kelompok tani, status kepemilikan lahan dan status pekerjaan usahatani berpengaruh nyata terhadap variable tidak bebas produksi padi pada taraf 10 persen. Selain itu, hal ini juga menunjukan bahwa secara bersama-sama variabel bebas memiliki
pengaruh yang besar terhadap variabel tidak bebas. Hasil pendugaan model fungsi produksi padi dapat dijabarkan sebagai berikut:
Ln Y = 5.45 + 0.05 Ln X1 + 0.26 Ln X2 + 0.10 Ln X3 + 0.07 Ln X4 + 0.04
Ln X5 + 0.07 Ln X6 + 0.02 Ln X7 + 0.23 Ln X8 + 0.06 D1 + 0.04 D2– 0.03
Pada Tabel 29 dijelaskan bahwa nilai R-Sq (koefisien determinasi) memiliki kriteria statistik yang baik sebesar 82 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa 82 persen variable peubah bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas pada taraf 10 persen, sedangkan 18 persen lainnya dijelaskan oleh faktor lain.
Berdasarkan pendugaan fungsi produksi ini, selanjutnya kita melakukan pemeriksaan terhadap asumsi OLS dengan melihat masalah kenormalan, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Model fungsi ini tidak memiliki masalah multikolinearitas, dimana seluruh variabel bebas memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10.
Melalui uji glejser dengan menggunakan software E-views, kita dapat melihat bahwa model ini tidak memiliki masalah heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas chi-square yang bernilai lebih besar dari α, yakni
sebesar 0.63. Uji autokorelasi dengan uji Durbin-Watson yang menyatakan bahwa nilai statistik dw adalah 1.68, di mana dL bernilai 1.32 dan dU bernilai 1.96.
Nilai dw berada di antara 1.32 dan 1.96 yang mengindikasikan bahwa masalah autokorelasi dapa fungsi produksi usahatani ini tidak dapat disimpulkan. Uji kenormalan dilakukan dengan uji Jarque-Berra yang menyatakan bahwa P-value
uji normalitas sebesar 0.71 lebih besar dari α sebesar 10 persen. Hal ini menunjukan bahwa komponen sisaan menyebar normal.
Nilai koefisien dari Tabel 30 memperlihatkan bahwa semua variabel selain status pekerjaan usahatani berpengaruh positif pada taraf 10 persen. Hal ini memiliki arti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap turun naiknya produksi cukup besar. Berikut ini akan diuraikan pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap produksi padi dengan statistik uji t-hitung.
51
Tabel 30 Hasil pendugaan fungsi produksi padi gabungan usahatani anggota dan non anggota kelompok tani
Prediktor Koefisien Standard Error t-hit P VIF
Konstanta 5.45383 0.37841 14.41250 0.00000
Luas Lahan (X1) 0.04546 0.04965 0.91561 0.36330 3.83
Benih (X2) 0.26036 0.04018 6.47989 0.00000* 1.63
Pupuk Kandang (X3) 0.10206 0.04804 2.49878 0.01500* 1.74
Pupuk Urea (X4) 0.06887 0.04749 1.44999 0.15190 2.31
Tenaga Kerja Pria Dalam
Keluarga (X5) 0.04359 0.09230 0.47232 0.63830 3.59
Tenaga Kerja Wanita Dalam Keluarga (X6)
0.06570 0.02900 2.26514 0.02860* 3.46 Tenaga Kerja Pria Luar
Keluarga (X7) 0.02444 0.03495 0.69991 0.48700 3.11
Tenaga Kerja Wanita Luar Keluarga (X8)
0.22818 0.04279 5.33376 0.0000* 1.61 Keanggotaan Kelompok Tani
(D1) 0.06377 0.03386 1.88305 0.06420* 2.07
Kepemilikan Lahan (D2) 0.03931 0.03607 1.28171 0.20450 1.75
Status Pekerjaan Usahatani
(D3) -0.02662 0.4541 -0.58621 0.559980 1.13 R-sq = 0.82 R-sq (adj) = 0.79 Durbin- Watson = 1.68 F-hit = 27.34 Prob (F-Stat) = 0.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013 1. Luas Lahan (X1)
Luas lahan memiliki nilai koefisien positif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.05. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input luas lahan sebesar satu persen akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.05
persen. Nilai koefisien regresi ini menunjukan elastisitas (0 ≤ Ep ≤ 1), terlihat
bahwa penggunaan lahan pada daerah rasional (daerah II). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar luas lahan yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji-t, luas lahan tidak berpengaruh secara nyata terhadap fungsi produksi pada taraf 10 persen. Luas lahan yang dimanfaatkan oleh petani dalam menjalankan usahatani padinya secara rata-rata adalah 0.11 Ha. Kemungkinan petani untuk menambah input produksi luas lahan adalah kecil. Hal ini terjadi karena daerah desa Kopo yang telah padat oleh pemukiman warga dan area wisata.
2. Benih (X2)
Benih memiliki nilai koefisien positif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.26. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input benih sebesar satu persen akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.26 persen.
Nilai koefisien regresi ini menunjukan elastisitas (0 ≤ Ep ≤ 1), terlihat bahwa
pemakaian benih pada daerah rasional (daerah II). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak benih yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji-t, penggunaan benih berpengaruh nyata terhadap fungsi produksi pada taraf 10 persen. Rata-rata penggunaan benih adalah sebesar 48.59 Kg per Ha. Semua benih yang digunakan petani adalah benih padi jenis Ciherang.
3. Pupuk Kandang (X3)
Pupuk kandang memiliki nilai positif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.10. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input pupuk kandang sebesar satu persen akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.10
persen. Nilai koefisien regresi ini menunjukan elastisitas (0 ≤ Ep ≤ 1), terlihat
bahwa penggunaan lahan pada daerah rasional (daerah II). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak pupuk kandang yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat. Berdasrakan hasil uji-t, penggunaan pupuk kandang berpengaruh secara siginifkan terhadap funsgi produksi pada taraf 10 persen. Rata-rata penggunaan pupuk kandang adalah sebesar 2 109.48 Kg per Ha. Pupuk kandang didapatkan dengan cara membeli kotoran ternak pada peternakan sekitar dan dalam Desa Kopo. 4. Pupuk Urea (X4)
Pupuk urea memiliki nilai postif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.07. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input pupuk urea sebesar satu persen belum tentu akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.07
persen. Nilai koefisien regresi ini menunjukan elastisitas (0 ≤ Ep ≤ 1), terlihat
bahwa penggunaan pupuk urea pada daerah rasional (daerah II). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak pupuk urea yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji-t, penggunaan pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap fungsi produksi pada taraf 10 persen. Rata-rata penggunaan pupuk urea adalah sebesar 438.68 Kg per Ha.
53
5. Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TD) a. Pria (X5)
Tenaga kerja dalam keluarga (pria) memiliki nilai yang dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.04. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input tenaga kerja dalam keluarga (pria) sebesar satu persen akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.04 persen. Nilai koefisien regresi ini
menunjukan elastisitas (0 ≤ Ep≤ 1), terlihat bahwa pemakaian tenaga kerja dalam
keluarga (pria) pada daerah rasional (daerah II). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak tenaga kerja luar keluarga (pria) yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji-t, penggunaan tenaga kerja pria dalam keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap fungsi produksi pada taraf 10 persen. Rata-rata penggunaan input tenaga kerja dalam keluarga (pria) adalah sebesar 149.88 HOK per Ha.
b. Wanita (X6)
Tenaga kerja dalam keluarga (wanita) memiliki nilai yang positif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.07. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input tenaga kerja dalam keluarga (wanita) sebesar satu persen akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.07 persen. Nilai koefisien regresi ini menunjukan elastisitas (0 ≤ Ep≤ 1), terlihat bahwa pemakaian tenaga kerja dalam
keluarga (wanita) pada daerah rasional (daerah II). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak tenaga kerja luar keluarga (wanita) yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji-t, penggunaan tenaga kerja wanita dalam keluarga berpengaruh nyata terhadap fungsi produksi pada taraf 10 persen Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam keluarga (wanita) adalah sebesar 32.7 HOK per Ha.
6. Tenaga Kerja Luar Keluarga a. Pria (X7)
Tenaga kerja luar keluarga (pria) memiliki nilai positif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.02. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input tenaga kerja luar keluarga (pria) sebesar satu persen akan
meningkatkan produksi padi sebesar 0.02 persen. Nilai koefisien regresi ini
menunjukan elastisitas (0 ≤ Ep ≤ 1), terlihat bahwa pemakaian tenaga kerja luar
keluarga (pria) pada daerah rasional (daerah II). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak tenaga kerja luar keluarga (pria) yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji-t, penggunaan tenaga kerja pria luar keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap fungsi produksi pada taraf 10 persen. Rata-rata penggunaan input usahatani tenaga kerja luar keluarga (pria) adalah sebesar 24.72 HOK per Ha.
b. Wanita (X8)
Tenaga kerja luar keluarga (wanita) memiliki nilai positif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.23. Hal ini memiliki arti bahwa setiap penambahan input tenaga kerja luar keluarga (wanita) sebesar satu persen akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.23 persen. Nilai koefisien regresi ini
menunjukan elastisitas (0 ≤ Ep ≤ 1), terlihat bahwa pemakaian tenaga kerja luar
keluarga (wanita) pada daerah rasional (daerah II). Hal ini mengindikasikanbahwa semakin banyak tenaga kerja luar keluarga (wanita) yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji-t, penggunaan tenaga kerja wanita luar keluarga berpengaruh nyata terhadap funsgi produksi pada taraf 10 persen. Rata-rata penggunaan input usahatani tenaga kerja luar keluarga (wanita) adalah sebesar 27.66 HOK per Ha.
7. Dummy Keanggotaan Kelompok Tani (D1)
Variabel dummy keanggotaan kelompok tani memiliki nilai positif serta berpengaruh signifikan terhadap produksi padi dengan koefisien regresi 0.06. Hal ini memiliki arti bahwa keanggotaan petani dalam kelompok tani memiliki peran postif dalam produksi usahatani padi. Keanggotaan kelompok tani berpengaruh nyata dalam tingkat produksi padi suatu usahatani. Manfaat yang didapatkan jika seorang petani menjadi anggota kelompok tani antara lain adalah dapat mengikuti pelatihan-pelatihan tani yang diselenggarakan oleh kelompok tani maupun dinas pertanian setempat. Manfaat lainnya adalah mendapatkan input produksi denga harga yang lebih murah dibanding harga yang harus dibayarkan oleh petani non
55
anggota kelompok tani dengan jumlah pembelian yang sama. Petani anggota kelompok tani juga dapat menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan produk hasil petani anggota kelompok tani dapat langsung dipasarkan ke konsumen pertama. Sedangkan petani non anggota kelompok tani hanya dapat memasarkan produknya kepada penadah dengan harga yang jauh dibawah harga pasar.
8. Dummy Kepemilikan Lahan (D2)
Variabel dummy kepemilikan lahan memiliki nilai yang positif terhadap produksi dengan koefisien regresi 0.04 serta tidak berpengaruh nyata pada taraf 10 persen. Hal ini mengindikasikan kepemilikan lahan pada usahatani padi memiliki peran positif dalam peningkatan produksi padi. Petani dengan kepemilikan lahan sendiri akan dengan mudah mengoptimalisasi penggunaan lahan tersebut dalam usahataninya. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh petani penyewa lahan, dimana adanya perjanjian dengan pihak kedua dalam pemanfaatan lahan tersebut..
9. Dummy Status Pekerjaan Usahatani (D3)
Variabel dummy status pekerjaan usahatani memiliki nilai yang negative terhadap produksi dengan koefisien regresi -0.03 serta tidak berpengaruh nyata terhadap fungsi produksi pada taraf 10 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa status pekerjaan usahatani sebagai pekerjaan sampingan memberi peran postif dalam peningkatan produksi padi. Petani dengan usahatani sebagai usaha sampingan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengefisiensikan penggunaan faktor-faktor produksi dan memaksimalkan pendapatan. Petani dengan usahatani sebagai pekerjaan utama lebih tidak memperhitungkan penggunaan input produksi dari aspek finansial dan keefektifan penggunaan input produksi.