• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Willingness

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Willingness

Pengolahan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA dalam penelitian ini dengan memasukan beberapa variabel bebas. Variabel tersebut yaitu tingkat pendidikan responden, jumlah tanggungan, jarak tempat tinggal dari lokasi TPAS, tingkat gangguan yang dialami akibat keberadaan TPAS, penilaian responden mengenai kondisis sampah saat ini di TPAS, besarnya biaya yang dikeluarkan responden untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS, dan penilaian responden mengenai pengolahan sampah di TPAS.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, maka didapat model untuk faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA responden. Model ini dipilih sebagai model terbaik dari beberapa alternatif karena memenuhi persyaratan kriteria

spesifikasi model yaitu : (1) kriteria ekonomi, dimana model yang baik haruslah memenuhi kriteria teori ekonomi; (2) kriteria ekonometrika, menetapkan apakah suatu taksiran memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan seperti unbiasedness, cons istency, sufficiency, dan efficiency; serta (3) kriteria statistik, yang dilihat dari suatu derajat ketepatan yang dikenal dengan koefisien determinasi serta nyata secara statistik.

Pada regresi linier berganda R square dan adjusted R square sangat penting untuk diperhatikan karena merupakan koefisien determinasi yang mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. R square dan adjusted R square mempunyai nilai antara 0 sampai 1 di mana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. Semakin tinggi nilai R square maka keeratan hubungan antara X dan Y semakin kuat yang brarti bahwa keseluruhan variabel bebas secara bersama-sama mampu menerangkan variabel dependennya. Hasil analisis regresi berganda untuk faktor- faktor yang mempengaruhi nilai WTA dapat dilihat pada Tabel 12.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 12, dapat diketahui bahwa variabel bebas berpengaruh nyata pada taraf 1%. Hal ini berarti variabel bebas mempengaruhi model pada tingkat kepercayaan 99%. Data yang digunakan dalam analisis ini telah diuji normalitasnya (menyebar normal), sehingga data tersebut valid untuk diolah dengan teknik regresi berganda.

Tabel 12. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai WTA Responden

Variabel Koefisien Prob.

C 14.749 0,182 X1 2.831,7a 0,000 X2 8.287a 0,000 X3 -12,503b 0,012 X5 -3.137 0,259 X6 0,393a 0,000 X7 -2.625 0,329 X8 -0,004b 0,015 R squared 77,7 % Adjusted R squared 75,5 % S 11.361,7

Ket: Taraf nyata a, b, c, d, dan e untuk masing-masing 1 %, 5%, 10 %, 15 %, dan 20% Sumber: Data diolah

Model yang dihasilkan dari analisis regeri berganda tersebut telah diuji multikoliniear, autokolinier, dan heterosledastisitas. Berdasarkan hasil ketiga uji tersebut, tidak diperoleh pelanggaran. Berikut adalah model hasil analisis regresi berganda yang merupakan fungsi nilai WTA :

midWTAi= 14.749 + 2.381,7 X1 + 8.287 X2 12,503 X3 3.137 X5 + 0,393 X6 2.625 X7 0,004 X8 i

Nilai R square yang dihasilkan pada model ini bernilai 77,7%, yang berarti keragaman WTA responden 77,7% dapat dijelaskan oleh model, sisanya 22,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Taraf nyata yang digunakan dalam model persamaan ini adalah 5%. Nilai intercept bernilai positif (+) yaitu sebesar 14.749 yang berarti jika tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jarak rumah dari TPAS, penilaian kondisi sampah di TPAS, biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS, dan penilaian pengolahan sampah yang ada di TPAS tersebut sama dengan nol, maka kesediaan seseorang

menerima dana kompensasi terhadap dampak negatif atas keberadaan TPAS bernilai Rp 14.749,00.

Variabel bebas yang berpengaruh nyata dalam model ini adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jarak rumah dari lokasi TPAS, dan besarnya biaya yang dikeluarkan responden untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS. Masing-masing variabel ini memiliki nilai P-value yaitu 0,000, 0,000, 0,012, dan 0,015. Semua variabel bebas ini memiliki nilai P-value kurang dari 0.05. Hal ini berarti keempat variabel ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf = 5%, atau dengan kata lain variabel bebas yang mempengaruhi model pada tingkat kepercayaan 95%. Variabel bebas yang berpengaruh nyata yaitu :

1. Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai koefisien bertanda positif (+) berarti bahwa adanya hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan besarnya nilai WTA responden terhadap keberadaan TPAS, yang berarti semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka nilai WTA yang diharapkan responden tersebut semakin besar. Hal ini dikarenakan responden yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai dampak negatif atas keberadaan TPAS dan berpikir bahwa kerugian yang ditanggung harus diganti dengan nilai yang layak dan dapat menutupi semua kerugian yang dialami. Koefisien variabel tingkat pendidikan sebesar 2.381 memiliki arti bahwa peningkatan tingkat pendidikan satu satuan (tahun) akan meningkatkan WTA sebesar Rp 2.381,00, dengan asumsicateris paribus.

2. Jumlah Tanggungan

Variabel jumlah tanggungan memiliki nilai koefisien bertanda positif (+) berarti bahwa jika jumlah tanggungan responden semakin banyak, maka nilai WTA yang diharapkan responden tersebut akan semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi dampak negatif dari TPAS. Oleh karena itu responden yang memiliki jumlah tanggungan lebih banyak menginginkan kompensasi yang lebih besar untuk mengganti kerugian yang dialaminya. Koefisien variabel jumlah tanggungan sebesar 8.287 memiliki arti bahwa, jika jumlah tanggungan meningkat satu satuan (orang) maka akan meningkatkan WTA sebesar Rp 8.287,00,cateris paribus.

3. Jarak rumah dari TPAS

Variabel jarak rumah memiliki nilai nilai koefisien bertanda negatif (-) berarti bahwa adanya hubungan negatif antara jarak rumah dengan besarnya nilai WTA responden, yang berarti semakin dekat jarak rumah responden dengan TPAS maka nilai WTA yang diharapkan responden tersebut semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin dekat jarak rumah dengan TPAS maka semakin banyak dampak negatif yang dialami responden, dibandingkan dengan responden yang jarak rumahnya jauh. Dampak negatif yang dialami responden yang jarak rumahnya jauh dengan TPAS hanyalah bau. Namun responden yang jarak rumahnya dekat dengan TPAS mengalami dampak yang lebih banyak yaitu bau, rawan terkena penyakit, dan sampah-sampah yang berserakan di lingkungan mereka. Oleh karena itu responden yang jarak rumahnya dekat dengan TPAS mengharapkan nilai kompensasi yang lebih

tinggi dibandingkan dengan responden yang jarak rumahnya jauh dari TPAS. Koefisien variabel jarak sebesar -12,503 memiliki arti bahwa peningkatan jarak satu satuan (meter) akan menurunkan WTA sebesar Rp 12,50, dengan asumsicateris paribus.

4. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS

Variabel biaya memiliki nilai koefisien bertanda positif (+) berarti bahwa semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS, maka nilai WTA yang diinginkan responden akan semakin besar. Hal ini dikarenakan responden menginginkan ganti rugi yang sesuai dengan biaya yang telah ia keluarkan untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS. Koefisien variabel biaya sebesar 0,393 memiliki arti bahwa, jika biaya meningkat Rp 1.000,00 maka akan meningkatkan WTA sebesar Rp 393,00,cateris paribus.

5. Pendapatan

Variabel pendapatan memiliki nilai koefisien bertanda negatif (-) yang berarti bahwa semakin tinggi pendapatan responden, maka nilai WTA responden akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan responden yang berpendapatan tinggi merasa sudah berkecukupan untuk mengeluarkan biaya menanggulangi dampak negatif keberadaan TPAS, sehingga nlai dana kompensasi yang diharapkan tidak besar. Koefisien variabel pendapatan sebesar 0,004 memiliki arti bahwa, jika pendapatan meningkat Rp 100.000,00 maka akan meningkatkan WTA sebesar Rp 400,00,cateris paribus.

Sedangkan variabel bebas penilaian responden mengenai kondisis sampah saat ini di TPAS dan penilaian responden mengenai pengolahan sampah di TPAS tidak berpengaruh nyata dalam model ini. Hal ini dilihat dari nilai P-value masing- masing yaitu 0,259 dan 0,329. Nilai P-value ini lebih besar dari 0.2, yang berarti lebih besar dari taraf nyata yang ditolerir yaitu 20%.

Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jarak rumah dari lokasi TPAS, besarnya biaya yang dikeluarkan responden untuk menanggulangi dampak keberadaan TPAS, dan pendapatan. Hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Harianja (2006) tentang WTA masyarakat terhadap TPAS Bantar Gerbang Kota Bekasi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jarak tempat tinggal, ada tidaknya biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi dampak dari TPAS, dan penilaian responden terhadap pengolahan sampah yang dilakukan selama ini.

Dokumen terkait