• Tidak ada hasil yang ditemukan

5) Lampu tanda

5.4 Analisis Faktor Produksi

Faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap efisiensi penangkapan keong macan dengan menggunakan bubu keong macan di Karang Serang meliputi jumlah bubu (X1), jumlah setting (X2), Jumlah ABK (X3), jumlah umpan (X4), bahan bakar (X5), ukuran perahu (X6) serta daya mesin (X7). Dari ketujuh variabel tersebut dipilih variabel yang bebas dengan menggunakan koefisien korelasi untuk menentukan keterkaitan antar variabel. Diperoleh bahwa ketujuh variabel tersebut tidak memiliki keterkaitan satu dengan yang lain, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi kurang dari 0,6 (Lampiran 4).

Analisis fungsi produksi Cobb-Douglas memperoleh nilai koefisien determinasi cukup tinggi (R2) sebesar 59,5 % berarti perubahan produksi yang terjadi disebabkan oleh perubahan variabel-variabel bebas secara bersama-sama, sedangkan sisanya sebesar 40,5 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk kedalam model.

Faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model seperti cuaca, suhu perairan, musim penangkapan dan keadaan sumberdaya.

Tabel 6 Analisis uji koefisien regresi fungsi produksi unit penangkapan bubu keong macan

Sumber df Sum of

squares Mean square Fhit Ftab (0,05)

Regression 7 0.0268 0.0038 4.6311 2,46

Residual 22 0.0182 0.0008

Total 29 0.0449

Berdasarkan Tabel 6, nilai Fhit adalah lebih besar dari nilai Ftab(0,05) sebesar 4,6311. Oleh karena itu Tolak Ho, hal ini berarti bahwa pada selang kepercayaan 95% seluruh faktor produksi yang terdapat dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi hasil tangkapan bubu keong macan.

Tabel 7 Nilai koefisien regresi (bi), standard error koefisien regresi (Sbi) dan thit fungsi produksi unit penangkapan bubu keong macan

Peubah Koefisien regresi (bi) Standard Error(Sbi) Thit(db = 22) Ttab (±0,025) Intercept 0,4606 0,3113 1,4796 2,074 Bubu 0,0993 0,1492 0,6656 Setting 0,2243 0,0749 *2,9969 ABK 0,0246 0,1054 0,2334 Umpan 0,1980 0,0732 *2,7041 BBM 0,1237 0,1074 1,1517 GT 0,0018 0,0483 0,0377 PK -0,2528 0,1236 -2,0458

Keterangan : * = nyata pada selang kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 7, Uji statistik dengan uji t-student untuk mengetahui hubungan masing-masing faktor produksi dengan hasil tangkapan. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-student menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan pada tingkat kepercayaan 95 % adalah jumlah setting (X2) dan jumlah umpan (X4) sedangkan jumlah bubu (X1), jumlah tenaga kerja (X3), bahan bakar (X5), ukuran perahu (X6) dan daya mesin (X7),

tidak menunjukan pengaruh yang nyata secara sendiri-sendiri, tetapi dalam keadaan bersama-sama parameter-parameter penduga yang digunakan berpengaruh nyata.

Nilai intercept yang diperoleh sebesar 0,4606 hal ini menunjukan bahwa titik potong garis regresi terletak pada sumbu Y positif.

Dari analisis fungsi produksi Cobb-Douglas, koefisien regresi dari input-input variabel setting dan umpan sekaligus merupakan elastisitas produksi dari input-input variabel yang bersangkutan. Jumlah koefisian elastisitas produksi (∑bi) dari kedua input variabel sebesar 0,4223.

Hasil pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan menggunakan dua variabel bebas yang berpengaruh dapat dituliskan dalam bentuk persamaan :

Log Y = 0,4606 + 0,2243 Log X2 + 0,1980 Log X4

Tabel 8 Nilai APP dan MPP Faktor-faktor produksi unit penangkapan bubu keong macan di Karang Serang

Variabel Rata-rata Elastisitas APP MPP

Produksi 0,8537 0,4606 Bubu 2,5594 0,0993 0,3336 0,0331 Setting 0,5881 0,2243 *4,3518 *0,9762 ABK 0,5396 0,0246 1,0899 0,0268 Umpan 0,9325 0,1980 *0,5787 *0,1146 BBM 0,9369 0,1237 0,9953 0,1232 GT 0,2124 0,0018 4,4108 0,0080 PK 1,2152 -0,2528 0,1748 -0,0442

Keterangan : * = nyata pada selang kepercayaan 95%

Berdasarkan uji-t jumlah bubu (X1) mempunyai nilai yang tidak berpengaruh nyata (thitung < ttabel) terhadap produksi hasil tangkapan. Hal ini diduga karena sumberdaya keong macan yang ada di perairan semakin berkurang sehingga dengan penggunaan bubu yang banyak akan memperoleh hasil tangkapan yang sama dengan pemakaian jumlah bubu yang sedikit, selain itu alat tangkap bubu dioperasikan secara pasif didasar perairan dengan tingkah laku keong macan di dasar perairan pada umumnya bersifat koloni atau mengelompok dengan pemasangan bubu didasar perairan membentuk lingkaran, sehingga jarak antar bubu berdekatan.

Koefisien regresi dari faktor produksi jumlah setting (X2) berpengaruh nyata terhadap produksi sebesar 0,2243 menunjukkan bahwa penambahan satu persen jumlah setting akan menaikkan produksi sebesar 0,2243 persen. Berdasarkan elastisitas produksi tersebut diperoleh rata-rata fisik produk (APP) sebesar 4,3518 kg dan marjinal fisik produk (MPP) sebesar 0,9762 kg menunjukkan bahwa penambahan jumlah setting satu kali akan meningkatkan produksi sebesar 0,9762 kg keong macan. Dikarenakan dengan penambahan jumlah setting maka peluang memperoleh hasil tangkapan keong macan akan lebih banyak. Produktivitas maksimum pada unit penangkapan bubu keong macan di Karang Serang melalui pendekatan rata-rata produktivitas di dapat jumlah setting yang optimum digunakan adalah 3 kali setting.

Koefisien regresi dari faktor produksi tenaga kerja (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan yang diperoleh karena pada dasarnya penangkapan keong macan tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Dalam pengoperasianya, baik penurunan maupun pengangkatan bubu tidak memerlukan kecepatan nelayan yang besar.

Faktor produksi jumlah umpan (X4) memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi. Elastisitas produksinya sebesar 0,1980 menunjukkan bahwa penambahan satu persen jumlah umpan akan menaikkan produksi sebesar 0,1980 persen. Berdasarkan elastisitas produksi tersebut diperoleh rata-rata fisik produk (APP) sebesar 0,5787 kg dan marjinal fisik produk (MPP) sebesar 0,1146 kg menunjukkan bahwa penambahan jumlah umpan satu kg akan meningkatkan produksi sebesar 0,1146 kg keong macan. Hal ini diduga dengan jumlah umpan yang optimum maka pada waktu operasi penangkapan tidak kekurangan umpan yang menyebabkan bubu dipasang tanpa umpan, karena keong macan akan memasuki bubu disebabkan ketertarikan bau yang berasal dari umpan. Produktivitas maksimum pada unit penangkapan bubu keong macan di Karang Serang melalui pendekatan rata-rata produktivitas di dapat jumlah umpan yang optimum digunakan sebanyak 5 kg (Lampiran 6).

Bahan bakar tidak memberikan pengaruh yang nyata (thitung < t tabel) terhadap hasil tangkapan. Karena nelayan cenderung mengadakan operasi penangkapan ikan

pada fishing ground dimana mereka biasa menangkap keong macan, sehingga bahan bakar yang dibawa sudah dapat diperkirakan dengan jumlah tertentu.

Hasil uji-t menunjukan bahwa ukuran perahu tidak memberikan pengaruh yang nyata (thitung < ttabel) terhadap hasil tangkapan. Dikarenakan operasi penangkapan keong macan hanya berada disekitar pantai, sehingga dengan memberbesar dan memperkecil ukuran perahu kemungkinan tidak akan secara langsung berpengaruh terhadap produksi pada kegiatan penangkapan bubu keong macan.

Uji-t menunjukkan bahwa faktor produksi kekuatan mesin tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan (thitung < ttabel). Daya mesin hanya berpengaruh terhadap kecepatan kapal dari fishing base ke fishing ground atau sebaliknya, di

fishing ground tidak mutlak diperlukan Karena pada saat setting kecepatan kapal dibatasi.

5.5 Usaha Unit Penangkapan Bubu Keong Macan

Dokumen terkait