• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS FATWA DSN-MUI TENTANG SISTEM

DUTA NETWORK INDONESIA (DNI) MADIUN

A. Analisis Fatwa DSN-MUI No. 75 Tahun 2009 Terhadap Akad MLM Pada Bisnis DNI di Madiun

Praktek mekanisme kerja bisnis MLM (Multi Level Marketing), pada umumnya adalah menjualkan produk, mengajak dan mengajarkan orang lain untuk bergabung di dalam grupnya, membangun organisasi serta membina dan memotivasi. Salah satu bisnis MLM adalah Duta Network Indonesia (DNI), yang bergerak dalam bidang layanan keagenan pulsa, token listrik, pembayaran listrik bulanan, speedy, kartu hallo dan pembayaran tagihan bulanan lainnya.1

Sebelum bergabung dengan DNI, terlebih dahulu harus mendaftar dan membeli hak usaha yang memiliki 3 pilihan harga yaitu: 1) 1 hak usaha dengan biaya pendaftaran sebesar Rp 185.000,-; 2) 3 hak usaha dengan biaya pendaftran sebesar Rp 555.000,-; 3) 7 hak usaha dengan biaya pendaftaran sebesar Rp 1.295.000,-. 4) Adapula hak usaha dalam bentuk paket rahasia dengan biaya pendaftaran sebesar Rp 2.775.000,-. DNI memiliki sistem yang unik, dimana perusahaan inimenggabungkan antara direct selling dan multi level marketing yaitu para member atau

anggotanya bisa mendapatkan keuntungan dengan menjual produk dan juga dengan menjalankan MLM nya dengan membesarkan jaringannya.2

Ada beberapa sebutan untuk anggota di dalam MLM yaitu downline dan upline. Downline merupakan anak buah dari upline. Sedangkan upline merupakan seseorang yang mengajak downline untuk bergabung dengan grupnya. Dimana nantinya downline nantinya harus membeli sendiri atau menjual produk DNI.

Paparan data dalam BAB III menunjukkan serangkaian kegiatan yang menitikberatkan pada pelaksanaan akad Penjualang Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) Multi Level Marketing DNI di Madiun. Dalam hal ini berlaku akad Mura>bah}ah antara DNI dengan anggotanya. Berlaku juga akad Waka>lah bil Ujrah antara DNI dengan anggotanya untuk menjualkan produk DNI dan mengajak orang untuk bergabung maka akan mendapatkan upah. Berlaku pula akad Ju’a>lah dalam pemberian komisi kepada anggota DNI dan juga akad Ija>rah antara DNI dengan anggotanya karena telah menjualkan produk dan merekrut orang.

Akad-akad yang digunakan dalam PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) menurut Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009,

seperti yang telah di jelaskan dalam BAB II adalah:3

1. Akad bai’ Mura>bah}ah yang merujuk pada substansi Fatwa No: 4/DSNMUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah, Fatwa No: 16/DSNMUI/IX/2000 tentang Diskon dalam Mura>bahah.

2Ibid.

56

2. Akad Waka>lah bil Ujrah merujuk pada substansi Fatwa No: 52/DSNMUI/ 2006 tentang Waka>lah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah

3. Akad Ju’a>lah merujuk kepada substansi Fatwa No: 62/DSNMUI/ XII/2007.

4. Akad Ija>rah merujuk kepada substansi Fatwa No: 9/DSNMUI/ IV/2000 tentang pembiayaan Ija>rah.

5. Akad-akad lain yang sesuai dengan prinsip syariah setelah dikeluarkan fatwa oleh DSN-MUI.

Pertama, akad Ba’i Mura>bah}ah antara perusahaan DNI dengan anggotanya dalam hal jual beli produk DNI dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Perusahaan DNI sebagai penyetok barang atau sebagai penjual. 2. Anggota DNI sebagai pemasar atau sebagai pembeli.

3. Dalam hal ini produk DNI sebagai objek transaksi.

Dasar yang diterapkan oleh DSN MUI pada akad mura>bah}ah ini diantaranya ialah:

1. Q.S. Al-Maidah ayat 1

اهُّ ياأ ايَ

ِدوُقُعْلِبِ اوُفْواأ اوُنامآ انيِذَّلا ا

…..

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu….”

2. Hadith Nabi riwayat at-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Awf

ُحْلُصلا

ْسلما او اًمااراح َّلاحاأ ْواأ ًلاالااح امَّراح ًاحْلُص َّلااإ اْيِْمِلْسلما اْيْا ب ٌزِئااج

انْوُمِل

اطْراش َّلاِإ ْمِهِطْوُرُش ىالاع

َّلاحاأ ْواأ ًلاالااح امَّراح

اًمااراح

Shulh (penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk mufakat) dapat dilakukan di antara kaum muslimin. Kecuali shulh yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat merekakecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.

3. Kaidah fiqh

ااهِْيِْرْاتَ ىالاع ٌلْيِلاد َّلُداي ْناأ َّلاِإ ُهاحابِِلإا ِتالاامااعلما ِفِ ُلْصالأا

“Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada

dalil yang mengharamkannya”.

Kedua, berlaku akad Waka>lah bil Ujrah antara perusahan DNI dengan anggotanya dalam menjualkan produk DNI dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Muwakkil (perusahaan DNI) sebagai penyetok barang.

2. Wakil (anggota DNI) mampu mengerjakan tugas yang diwakilkan

perusahaan untuk menjualkan produk DNI dan juga mengajak anggota untuk bergabung.

3. Muwakkal Fi

>h

(objek transaksi) produk DNI

Dasar yang diterapkan DSN MUI pada akad waka>lah bil ujrah ini diantaranya ialah: 1. Q.S. An-Nisa ayat 35

ااديِرُي ْنِإ ااهِلْهاأ ْنِم اًماكاحاو ِهِلْهاأ ْنِم اًماكاح اوُثاعْ بااف اامِهِنْيا ب اقااقِش ْمُتْفِخ ْنِإاو

اامُها نْ يا ب َُّللَّا ِقِ فاوُ ي اًح الاْصِإ

ۗ

انااك اَّللَّا َّنِإ

اًيرِباخ اًميِلاع

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka

kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada

suami-58

isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal.”

2. Hadith-hadith Nabi antara lain

….

اطْراش َّلاِإ ْمِهِطْوُرُش ىالاع انْوُمِلْسلما او

َّلاحاأ ْواأ ًلاالااح امَّراح

اًمااراح

“Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram.” (HR. At-Tirmidziy dari ‘Amr bin ‘Awf)

3. Kaidah fiqh

ىالاع ٌلْيِلاد َّلُداي ْناأ َّلاِإ ُهاحابِِلإا ِتالاامااعلما ِفِ ُلْصالأا

ااهِْيِْرْاتَ

“Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

Ketiga, berlaku akad Ju’a>lah antara perusahaan DNI dengan anggotanya dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Anggota yang berhasil menjualkan produk DNI dan juga mengajak berhak mendapatkan komisi dari perusahaan.

2. Komisi yang diterima anggota berasal dari penjualan produk dan juga mengajak orang untuk bergabung.

Dasar yang digunakan oleh DSN MUI pada akad ju’alah ini diantaranya ialah:

1. Q.S. Yusuf ayat 72

ٌميِعاز ِهِب انَاأاو ٍيرِعاب ُلِْحِ ِهِب اءااج ْنامِلاو ِكِلامْلا اعااوُص ُدِقْفا ن اوُلااق

Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya".

2. Hadith-hadith Nabi antara lain ….

ِإ ْمِهِطْوُرُش ىالاع انْوُمِلْسلما او

اطْراش َّلا

َّلاحاأ ْواأ ًلاالااح امَّراح

اًمااراح

“Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram.” (HR. At-Tirmidziy dari ‘Amr bin ‘Awf)

3. Kaidah fiqh

الاامااعلما ِفِ ُلْصالأا

ااهِْيِْرْاتَ ىالاع ٌلْيِلاد َّلُداي ْناأ َّلاِإ ُهاحابِِلإا ِت

“Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

Keempat, akad Ija>rah antara perusahaan dengan anggotanya karena telah menjualkan produk DNI dan juga merekrut atau mengajak orang lain untuk bergabung dengan ketentuan akad sebagai berikut:

1. Perusahaan DNI sebagai penyetok atau penyedia produk.

2. Anggota sebagai pemasar dan juga mengajak orang untuk bergabung. Dasar yang digunakan DSN MUI pada akad ijarah diantaranya ialah:

1. Q.S. al-Qashash ayat 26

ُهْرِجْأاتْسا ِتاباأ ايَ ااُهُاادْحِإ ْتالااق

ۗ

ُيِْماْلأا ُّيِواقْلا اتْراجْأاتْسا ِنام ارْ ياخ َّنِإ

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

2. Hadith riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurayrah dan Abu Sa’id al -Khudriy. Nabi SAW bersabda:

60

“Barang siapa memperkerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya”

3. Kaidah fiqh

اأ َّلاِإ ُهاحابِِلإا ِتالاامااعلما ِفِ ُلْصالأا

ااهِْيِْرْاتَ ىالاع ٌلْيِلاد َّلُداي ْن

“Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”

Melihat dari ketentuan di atas tersebut dapat dikatakan bahwa pihak perusahaan DNI telah memenuhi syarat dikarenakan anggota sebagai pendistribusi barang sekaligus sebagai tenaga pemasar dan yang menjadi objeknya adalah jasa para anggota sebagai pemasar produk perusahaan kepada para konsumen. Maka dapat diketahui bahwa penjualan langsung berjenjang syariah dengan menggunakan akad ija>rah di multi level marketing DNI boleh menurut hukum Islam. B. Analisis Fatwa DSN MUI No. 75 Tahun 2009 Terhadap Komisi

(Keuntungan) Dan Bonus Dalam Bisnis DNI di Madiun

Anggota yang telah menjualkan produk DNI dan merekrut anggota baru untuk bergabung di dalam grupnya, maka berhak mendapatkan kimis dan binus dari perusahaan. Untuk menganalisa apakah sistem komisi dan bonus yang diterapkan di MLM DNI sesuai dengan fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS), maka dapat dianalisa sebagai berikut:

Dari paparan BAB III, dapat diketahui sistem komisi di MLM DNI Madiun adalah:

1. Sistem marketing DNI bagi setiap anggota yang berhasil menjualkan produk DNI dan melakukan perekrutan anggota baru maka berhak mendapatkan komisi.

2. Dalam pengambilan komisi, dilakukan setiap hari. Jadi komisi dapat diambil secara langsung karena tidak adanya target atau poin yang ditentukan oleh perusahaan.

Dalam Fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009, ketetapan mengenai komisis adalah sebagai berikut:

a. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS

b. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan.

Maka, komisi yang ditetapkan oleh DNI Madiun telah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009.

Dapat diketahui pula sistem bonus yang diberikan di MLM DNI Madiun adalah:

62

1. Dalam pemberian bonus kepada anggota MLM DNI di Madiun dilakukan secara kurang adil. Karena upline akan tetap mendapatkan bonus walaupun tidak merekrut anggota baru ataupun menjual produk, karena downline yang berada di grup upline tersebut tetap melakukan perekrutan dan penjualan, maka secara tidak langsung upline akan tetap mendapatkan bonus karena downline tersebut tergabung di dalam grupnya.

2. Dalam pembagian bonus juga mengalami perbedaan yang terletak pada seberapa besar jaringan di dalam grupnya. Jika jaringan semakin banyak, maka bonus yang didapatkan juga akan bertambah. Dan yang menentukan banyaknya bonus yang didapatkan adalah sebarapa banyak downline yang berada di dalam jaringan atau grupnya.

Dalam Fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009, ketetapan mengenai komisis adalah sebagai berikut:

a. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa

b. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra’ (lalai terhadap kewajibannya).

c. tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya.

Dalam pembagian bonus di DNI Madiun masih belum sesuai dengan ketetapan Fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 karena anggota pasif masih tetap mendapatkan bonus walaupun dia tidah menjualkan produk dari DNI. Selain itu, pembagian bonus yang di berikan juga belum adil.

Dasar yang digunakan oleh DSN MUI pada pembagian komisi dan bonus ini diantaranya ialah:

1. Q.S. Yusuf ayat 72

ٌميِعاز ِهِب انَاأاو ٍيرِعاب ُلِْحِ ِهِب اءااج ْنامِلاو ِكِلامْلا اعااوُص ُدِقْفا ن اوُلااق

Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya".

2. Hadith-hadith Nabi antara lain

….

اطْراش َّلاِإ ْمِهِطْوُرُش ىالاع انْوُمِلْسلما او

ًلاالااح امَّراح

َّلاحاأ ْواأ

اًمااراح

“Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram.” (HR. At-Tirmidziy dari ‘Amr bin ‘Awf)

3. Kaidah fiqh

اأ َّلاِإ ُهاحابِِلإا ِتالاامااعلما ِفِ ُلْصالأا

ااهِْيِْرْاتَ ىالاع ٌلْيِلاد َّلُداي ْن

“Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

Dari hasil pengamatan penulis, dapat disimpulkan bahwa pemberian komisi kepada anggota MLM DNI di Madiun telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang

64

Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Akan tetapi, dalam pemberian bonus yang dilakukan oleh DNI belum sesuai dengan ketentuan yang telah disebutkan diatas yang ditetapkan oleh fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS).

65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang sudah dipaparkan di bab-bab sebelumnya. Diantaranya sebagai berikut:

1. Pelaksanaan akad Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) MLM DNI di Madiun telah sesuai dengan ketentuan akad yang telah di tetapkan oleh DSN MUI. Di mana, akad-akad yang digunakan dalam PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) menurut Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-DSN-MUI/VII/2009, adalah: Akad bai’Mura>bahah yang merujuk pada substansi Fatwa No: 4/DSNMUI/IV/2000 tentang Mura>bahah, Fatwa No: 16/DSNMUI/IX/2000 tentang Diskon dalam Mura>bahah.; Akad Waka>lah bil Ujrah merujuk pada sustansi Fatwa No: 52/DSNMUI/ 2006 tentang Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.; Akad Ju’a>lah merujuk kepada substansi Fatwa No: 62/DSNMUI/ XII/2007.; Akad Ija>rah merujuk kepada substansi Fatwa No: 9/DSNMUI/ IV/2000 tentang pembiayaan Ija>rah.; Akad-akad lain yang sesuai dengan prinsip syariah setelah dikeluarkan fatwa oleh DSN-MUI.

2. Pemberian komisi kepada anggota MLM DNI di Madiun telah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS). Akan tetapi, dalam pemberian bonus yang dilakukan oleh DNI belum sesuai dengan

66

ketentuan yang telah disebutkan diatas yang ditetapkan oleh fatwa DSN MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS).

B. Saran

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan memberikan saran-saran terkait dengan judul pembahasannya. Diharapkan bahwa akan berguna bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Adapun saran-sarannya adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat seharusnya lebih selektif dalam memilih bisnis MLM, sehingga tidak terjebak dalam bisnis yang berkedok MLM yang ternyata bisnis tersebut mengandung perjudian, money game, arisan berantai, dan sistemnyta mengguanakan sistem piramida.

2. Dengan adanya fatwa MUI No. 75/DSN-MUI/BII/2009 ini diharapkan perusahaan MLM, baik yang mendapatkan sertifikat halal maupun tidak dapat menjalankan bisnisnya sesuai dengan ketentuan nilai-nilai syariah.

Dokumen terkait