BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
B. Analisis Hasil Akhir Proses Bimbingan Dan Konseling
Di Wonocolo Surabaya
Untuk lebih jelas lagi analisis data tentang hasil akhir dari proses pelaksanaan bimbingan dan konseling islam yang dilakukan dari awal pelaksanaan konseling hingga akhir konseling, apakah ada perubahan yang terjadi pada diri klien antara sebelum dan sesudah pelaksanaan bimbingan dan konseling dilaksanakan, berikut gambaran dari hasil proses pelaksanaan bimbingan dan konseling islam pada tabel dibawah ini :
92
Tabel 4.2
Analisis Keberhasilan Proses Konseling
No Kondisi Klien Sebelum Dilakukan Proses Bimbingan Konseling Islam Sesudah Dilakukan Proses Bimbingan Konseling Islam A B C A B C 1. Suka cemberut √ √ 2. Kecewa √ √ 3. Kurang komunikasi √ √
4. Acu kesal dengan
ayah √ √
5. Kurang semangat √ √
6. Pendiam √ √
7. Tidak bisa terbuka
dengan ayah √ √ 8. Sering menyendiri √ √ Keterangan: A : Tidak pernah B : Kadang-kadang C : Masih dilakukan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapat bimbingan konseling islam terjadi perubahan sikap dan prilaku pada diri klien, hal ini dapat dibuktikan dengan kondisi klien yang asalnya benci pada ayah dan kecewa pada ayah sekarang perasaan tersebut sudah tidak ada lagi, yang semula jarang berkomunikasi dengan ayah sekarang sudah mulai berkomunikasi lagi dengan ayah seperti dulu, selain itu yang semula dulu klien sering mengurung diri dikamar sekarang jadi bisa berkumpul lagi dengan ayah dan keluarga, tidak lagi menampakkan wajah cemberut, tidak lagi acuh dan kesal pada ayahnya seperti dulu. Karena klien menyadari bahwa sikap dan prilaku yang sudah dilakukan itu membuat dampak yang tidak baik pada dirinya sendiri.
93
Sedangkan untuk melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan proses bimbingan dan konseling Islam peneliti mengacuh pada prosen tes kualitatatif dengan setandart uji sebagai berikut :
a. > 75 % - 100 % (dikatagorikan berhasil)
b. 50 % - 75 % ( cukup berhasil) c. < 60 % (kurang berhasil)
Perubahan sesudah bimbingan dan konseling sesuai tabel analisis diatas adalah :
a. Gejala yang tidak pernah = 6 6/8 x 100 = 75 % b. Gejala kadang-kadang = 2 2/8 x 100 = 25 % c. Gejala masih dilakukan = 0 0/8 x 100 = 0 %
Berdasarkan hasil prosentase diatas dapat diketahui bahwa bimbingan konseling Islam dengan terapi rasional emotif dalam menangani kebencian anak pada ayah dilihat dari analisis data tentang hasil prosentasi tersebut adalah 75 % dengan setandart 50 % - 75 % yang dikatagorikan cukup berhasil.
94
Gambar 4.1
Sasaran perubahan klien berdasarkan proses terapi dengan terapi rasional emotif
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian bimbingan konseling Islam yang dilakukan konselor dapat dikatakan cukup berhasil pada awalnya ada delapan gejala yang dialami klien sebelum proses bimbingan konseling dilakukan akan tetapi sesudah proses bimbingan konseling enam gejala tidak dilakukan lagi dan dua gejala kadang-kadang masih dilakukan.
Bersikap baik
Menjalin hubungan baik dengan Komunikasi yang baik
Dosa besar
Menjadi tauladan Tawadhuk 1. Sellf modeling
2. Diskusi
3. Asertive training Membiasakan diri Nyaman
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam pembahasan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Terapi Rasional Emotif Dalam Menangani Kebencian Anak Pada Ayah Di Wonocolo Surabaya. dapat peneliti simpulkan sebagai berikut :
1. Proses Bimbingan dan konseling islam dengan terapi rasional emotif dalam menangani kebencian anak pada ayah di woncolo surabaya adalah dengan mengikuti langkah-langkah konseling, langkah pertama identifikasi masalah untuk mengetahui bagaimana awal terjadi permasalahan dan gejala-gejala yang ada pada diri klien. Langkah kedua adalah diagnosa, setelah hasil dari identifikasi masalah, konselor dapat mengambil suatu kesimpulan mengenai masalah yang ada pada diri klien yaitu adanya rasa benci yang selalu ada dalam fikiran klien sehingga klien belum bisa menerima kembali ayahnya. langkah ketiga prognosa menetapkan jenis bantuan atau terapi yang akan digunakan dalam membantu menyelesaikan masalah klien, disini konselor menggunakan terapi rasional emotif dengan menggunakan teknik Self modelling, diskusi dan assertive training. Kemudian konselor memberikan
Treatment /terapi dengan teknik yang ada pada terapi rasional emotif yang sudah ditetapkan dalam langkah prognosa yaitu menggunakan
96
teknik self modelling, diskusi dan assertive training. Teknik self modelling digunakan untuk meminta klien agar “berjanji” atau mengadakan “komitmen” dengan konselor untuk menghilangkan
perasaan atau perilaku tertentu. Teknik diskusi disini untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang masalah dan keadaan klien sebelum ada masalah dan saat klien sedang ada masalah. Dan teknik Assertive training yaitu memberikan motivasi dan melatih klien agar bisa menerima kenyataan yang ada, dan bisa berfikir yang realistis. Terakhir adalah evaluasi/
follow up mengevaluasi tindakan klien dengan melihat perubahan-perubahan yang ada pada diri klien. proses bimbingan dan konseling islam diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada proses bimbingan dan konseling islam.
2. Hasil akhir pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi rasional emotif dalam menangani kebencian anak pada ayah di Wonocolo Surabaya dikatagorikan cukup berhasil. Hal ini dapat dilihat dari prosentes sebanyak 75%, dan juga dapat dilihat dari perubahan yang ditunjukkan oleh klien yaitu : kondisi klien yang semula tidak bisa terbuka dengan ayah sekarang sudah terbuka dengan ayah dan sudah mau berkomunikasi dengan ayah, dan perasaan benci itu sekarang mulai hilang dalam diri klien, tidak lagi acuh dan kesal seperti dulu, dan klien saat ini juga sudah mulai mau berkumpul dengan ayah, dan becanda-becandah dengan ayah dirumah. Klien saat ini sudah mau membuka diri
97
dengan temannya tidak pendiam lagi, mau berkumpul-kumpul lagi dengan teman-temannya.
B. Saran
Adapun saran-saran dari peneliti adalah : 1. Secara Teoritik
Dalam penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif hingga dalam meningkatkannya diperlukan penelitian yang berkelanjutan agar dapat menyempurnakan penelitian ini, untuk dapat mencapai sebuah keberhasilan dalam menangani kasus Kebencian Anak Pada Ayah, maka dalam proses konseling menggunakan Terapi Rasiona Emotif untuk dapat mengubah klien.
2. Secara praktis
Untuk ayah klien diharap agar ayah lebih perhatian dengan anaknya secara terus menerus karena orang tua mempunyai hak untuk melakukan perhatian dengan kasih sayang terhadap anaknya, agar klien tidak lagi mempunyai perasaan benci dan bisa menerima ayahnya lagi dan tidak berfikir negatif.
Untuk klien hendaknya klien berusaha untuk menghilangkan rasa benci dan tidak selalu berfikir negatif dengan ayah. Agar klien bisa menerimah kembali ayahnya, dan bisa menjalin komunikasi yang baik lagi dengan ayah.
98
DAFTAR PUSTAKA
A. Juntika, Nurihsan, Yusuf, Syamsu, 2010, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Adz-Dzaky, Hamdani Bakran, 2001, Ksikologi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru
Ahmafi, Abu dan Ahmad Rohani H M, 1991, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta
Amin, Samsul Munir, 2013, Bimbingan Dan Konseling Islam, Jakarta : AMZAH
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pada Praktek, Jakarta : Rineka Cipta
Aswadi, 2009, Iyadah dan Ta’ziyah Prespektif Bimbingan Konseling Islam,
Surabaya : Dakwah Digital Press
Az-Zahrani, Musfir bin Said, 2005, konseling terapi, Jakarta : Gema Insani, Bungin Burhan, 2001, Metode Penelitian Sosial: Format-format kuantitatif dan kualitatif, Surabaya: Universitas Airlangga
Chaplin C.P, kamus psikologi, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Corey Gerald, 1988, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: PT. Eresco,
Corey Gerald, 2005, Teori dan praktek konseling dan psikoterapi,
Bandung: Refika Aditima,
D. Gunarsah Singgih, 1992, Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Dakir, 1993, dasar-dasar psikologi, Yogyakarta: Pustaka pelajar Hallen A, 2005, Bimbingan & Konseling, Jakarta: Quantum Teaching Hamdani Bakran Adz-Dzaky, 2001, Psikoterapi dan Konseling Islam,
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru
HM. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama Di Sekolah Dan Luar Sekolah, Jakarta : Bulan Bintang
99
J. Moleong, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Jemes Drever, 1986, kamus psikologi, Jakarta : PT. Bina Aksaram
Kartono Kartini dan Gulo Dani, 1987, Kamus Psikologi, Bandung: Pionir Jaya
Kasiram Moh, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif – kuantitatif, Malang: UIN-Maliki Press
Ketutu Sukardi Dewa, 2002, Pengantar Pelaksanaan Pgorgam Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta
Lexy, J. Moleong, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja rosdakarya
Lubis, Namora lumongga, 2011, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik, Jakarta: Kencana
M. Arifin , 1976, pokok-pokok tentang bimbingan penyuluhan islam (Jakarta: bulan bintang,
M. Jamaluddin A.A, 1975, Psikologi Agama Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Mulyana Deddy, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Munir Samsul, 2010, Bimbingan Dan Konseling Islam, Jakarta : amzah Munir, Samsul, 2010, Bimbingan Dan Konseling Islam, Jakarta : Amzah Nazir Moh, 1988, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia
Pihasniwati, 2008, Psikologi konselin: upaya pendekatan integrasi-interkoneksi, yogyakarta : sukses offset
Prayitno, Erman Ami, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: PT.Asdi Mahasatya
Rahim Faqih Ainur, 2004 , Bimbingan Konseling Dalam Islam Yogyakarta: UII PRESS
Rasyid Sulaiman, 2000, Fiqih Islam, Bandung : Sunar Baru Al-gansindo Rohani H M Ahmad dan Ahmadi Abu, , 1991, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, Jakarta: Rineka cipta
100
S. Willis Sofyan, 2004, Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung : Alfabeta
Sarwono Jonathan, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu,
Sayuti farid Imam, 2007, pokok-poko bahasan tentang bimbingan penyuluhan agama sebagai teknik dakwah, jakarta: bulan bintang
Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta
Sulkan, Yasin, 1990, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya : Maker
Surya Moh. Djumhur dan, 1975, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV.ILMU
Tohari musnamar, 1992, Daasar-dasar konseptual bimbingan konseling islam yogyakarta : UII PRESS
Walgito Bimo, 2000, Bimbingan Dan Konseling Perkawinan, Yogyakarta: Andi
Wikipadia Indonesia, 1992, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia,
Jakarta: UII Press
WS. Wingkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia
https://perkara hati.wordporss.com/1111/beda-marah-orang-berakal-dan-bodoh/