• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

5.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil pengolahan data pada bab sebelumnya, diperoleh hasil bahwa aktivitas proses pemindahan karung gabah dari penimbangan yang menunjukan skor REBA yang tinggi sehingga memerlukan perbaikan fasilitas kerja. Perbaikkan difokuskan pada perbaikkan postur kerja pekerja dengan merancang fasilitas kerja berupa troli sebagai alat bantu angkut gabah. Secara terperinci langlah-langkah tersebut dipaparkan sebagai berikut:

5.1.1 Analisis Penilaian REBA Terhadap Aktivitas Operator Dalam Membawa Karung Gabah dari Penimbangan Menuju Penggilingan Perhitungan posisi kerja dengan metode REBA dilakukan pada keenam aktivitas operator dalam membawa karung gabah dari penimbangan menuju penggilingan. Dari hasil penilaian REBA diketahui keenamnya memiliki level resiko tinggi dengan rekomendasi perlu segera dilakukan perbaikan (necessary soon) untuk mengurangi resiko kerja. Skor REBA yang tinggi ini disebabkan karena skor dari masing-masing segmen tubuh yang tinggi mulai dari punggung, leher, kaki ,lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan.

Segmen-segmen tubuh yang tinggi itu adalah punggung yang mana sudutnya mencapai 69o flexion karena operator membawa karung gabah dari belakang dan punggungya sebagai tumpuan dari karung gabah. Segmen tubuh yang kedua adalah leher yang mana sudutnya mencapai 50 o flexion pada saat operator menjatuhkan karung gabah pada anak tangga pertama. Segmen tubuh ketiga adalah kaki yang mana sudutnya mencapai 64o flexion pada saat operator menjatuhkan karung gabah pada anak tangga pertama karena letak anak tangga yang rendah sehingga operator harus merendahkan tubuhnya untuk menjatuhkan commit to user

V-2

karung gabah. Segmen tubuh yang keempat adalah lengan atas yang mana sudutnya mencapai 127 o flexion pada saat operator membawa gabah dari penimbangan menuju penggilingan karena operator membawa karung gabah dari belakang dan telapak tangan melewati bahu sehingga lengan atas terangkat keatas sehingga sudut yang terbuat menjadi besar. Segmen tubuh yang kelima adalah lengan bawah 53 o flexion pada saat operator menaruh gabah pada anak tangga kedua tempat penggilingan karena anak tangga kedua tinggi sehingga lengan atas mengangkat karung gabah agak tinggi sehingga terbentuk sudut tersebut. Segmen keenam adalah pergelangan tangan 62° flexion pada saat operator menaruh gabah pada anak tangga pertama tempat penggilingan karena posisi karung gabah dibelakang dan lengan bawah melewati bahu sehingga pergelangan tangan tertarik kebelakang dan membentuk sudut yang besar.

5.1.2 Analisis Rancangan Troli Alat Bantu Angkut Gabah

Pemilihan data antropometri yang tepat sangat penting dalam perancangan sebuah produk Pemilihan data antropometri yang tidak tepat akan menghasilkan suatu rancangan produk yang tidak ergonomis. Pada sub bab ini akan dianalisis pemilihan data anthropometri dan jenis persentil yang digunakan dalam merancang troli alat bantu angkut gabah.

1. Ukuran Ketinggian Alas Troli

Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan ketinggian alas angkut adalah tinggi pinggang berdiri (tpb). Pemilihan tinggi pinggang berdiri agar operator tidak membungkuk dalam menaruh karung gabah diatas troli sehingga sudut yang dibentuk pada punggung menjadi kecil bahkan posisi punggung dapat menjadi tegak dan menghasilkan skor yang kecil pula.

Pemilihan persentil ke-50 karena jumlah operator pada penggilingan padi di Sragen hanya berjumlah dua orang sehingga persentil yang digunakan adalah persentil rata-rata.Tinggi alas troli adalah 99 cm.

V-3

2. Ukuran Panjang dan Lebar Alas Troli

Data yang dibutuhkan untuk menentukan panjang alas troli adalah panjang dari gabah serta diberi tambahan allowence sebesar 10 cm dan untuk lebar alas troli adalah 2 kali lebar gabah serta diberi tambahan allowence sebesar 10 cm karena troli perancangan dapat memuat 3 gabah yang diangkut, 2 dibawah dan 1 ditumpu diatasnya.

Pemilihan data tersebut disesuaikan dengan dimensi dari karung gabah karena karung gabah yang akan dipindahkan. Pemberian allowence sebesar 10 cm agar gabah tidak mudah jatuh apabila berada diatas troli. Panjang alas troli adalah 90 cm dan Lebar alas troli adalah 120 cm.

3. Ukuran Lebar Pegangan Troli

Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan lebar pegangan troli adalah lebar bahu (lb) dengan persentil ke-50.

Pemilihan lebar bahu agar posisi tangan baik lengan atas dan lengan bawah agar lebih nyaman dan tidak mudah lelah. Apabila lebar pegangan terlalu lebar maka otot tangan akan tertarik kesamping sehingga akan membuat lebih lelah.

Pemilihan persentil ke-50 karena jumlah operator pada penggilingan padi di Sragen hanya berjumlah dua orang sehingga persentil yang digunakan adalah persentil rata-rata. Lebar Pegangan Troli adalah 45 cm.

4. Diameter Pegangan Troli

Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan diameter pegangan troli adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan persentil ke-50.

Pemilihan diameter lingkar genggam dalam menentukan diameter pegangan agar dalam memegang pegangan troli operator lebih nyaman karena sesuai dengan lingkar genggam dari operator tersebut.

Pemilihan persentil ke-50 karena jumlah operator pada penggilingan padi di Sragen hanya berjumlah dua orang sehingga persentil yang digunakan adalah persentil rata-rata. Diameter Pegangan adalah 4 cm. commit to user

V-4

5. Panjang Genggaman Pegangan Troli

Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan panjang genggaman pegangan troli adalah lebar jari ke-2,3,4,5 (lj) dengan persentil ke-50.

Pemilihan lebar jari ke-2,3,4,5 dalam mentukan panjang genggaman pegangan troli agar dalam memegang pegangan troli operator lebih nyaman karena sesuai dengan anthropometri operator.

Pemilihan persentil ke-50 karena jumlah operator pada penggilingan padi di Sragen hanya berjumlah dua orang sehingga persentil yang digunakan adalah persentil rata-rata. Panjang Genggaman Pegangan adalah 9,5 cm.

6. Ketinggian Pegangan Troli

Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan ukuran tinggi pegangan troly dari permukaan lantai adalah tinggi siku berdiri (tsb) dengan persentil ke-50. Perhitungan ketinggian pegangan troly dari permukaan lantai.

Pemilihan tinggi siku berdiri dalam menentukan ketinggian pegangan troli agar sudut yang dibentuk dari lengan atas menjadi kecil dan bahkan menjadi nol sehingga skor REBA menjadi lebih kecil.

Pemilihan persentil ke-50 karena jumlah operator pada penggilingan padi di Sragen hanya berjumlah dua orang sehingga persentil yang digunakan adalah persentil rata-rata. Ketinggian Pegangan troli adalah 106,5 cm.

5.1.3 Analisis Kekuatan Rangka

Rangka tersebut terbuat dari material pipa besi stall dengan ukuran 25 mm x 25 mm x 1,4 mm. Untuk mengetahui apakah rangka itu aman untuk menahan beban, dilakukan perbandingan terhadap tegangan ijin desain untuk rangka dengan tegangan ijin untuk profil besi pipa. Berdasarkan pada perhitungan pada bab sebelumnya, diperoleh hasil bahwa tegangan ijin desain sebesar 10,6 Mpa. sedangkan tegangan ijin pada material besi yang digunakan sebesar 220 Mpa maka rangka troli aman untuk menahan beban yang dibebankan kepadanya (10,6 Mpa < 220 Mpa ).

V-5

5.1.4 Analisis Penentuan Bahan dan Biaya

Material yang digunakan untuk desain rangka troli alat bantu angkut gabah terbuat dari pipa besi stall dengan ukuran ketebalan 1,4 mm. Penggunaan besi dipilih dengan beberapa pertimbangan. Sebagai alternatif pembanding adalah kayu. Berikut perbandingan antara keduanya.

Tabel 5.1 Tabel perbandingan material besi dengan material kayu

Material Besi Material Kayu

· Lebih kuat dalam menahan beban.

· Mudah dibentuk, seperti dibengkokan.

· Tidak mudah rapuh karena cuaca

· Lebih awet

· Lebih lemah dalam menahan beban.

· Sulit dibentuk.

· Lebih mudah rusak atau rapuh karena cuaca baik cuaca panas maupun dingin

· Kurang awet

Berdasarkan pertimbangan pada tabel 5.1 maka diambil keputusan untuk menggunakan bahan dari besi sebagai rangka troli alat bantu angkut gabah.

Total biaya pembuatan troli alat bantu angkut gabah adalah sebesar Rp 906.080,00. Total biaya didapat dari toko besi Sumber Rejeki di daerah Kusumodilagan pada bulan April 2012.

5.1.5 Analisis Hasil Rancangan dengan Gambar 3D dan Perbandingan Postur Kerja

Gambar model dibuat per fase gerakan kemudian dilakukan penilaian terhadap gambar 3D tersebut dengan menggunakan metode REBA. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi postur kerja setelah perancangan yang diilustrasikan melalui gambar 3D ini masih berpotensi menimbulkan cidera musculoskeletal. Hasil penilaian ini kemudian dibandingkan dengan hasil penilaian terhadap fase gerakan pekerja sebelum perancangan.

Berdasarkan table 4.19 dapat dilihat bahwa hasil penilaian dengan metode sesudah perancangan terjadi penurunan level resiko. Semula skor REBA sebelum perancangan menghasilkan skor yang tinggi tetapi setelah perancangan skor

V-6

REBA yang dihasilkan menjadi sedang, rendah dan dapat diabaikan. Misalnya untuk fase gerakan membawa karung gabah yang semula sebelum perancangan skor REBA yang dihasilkan menunjukan skor 9 dengan level resiko tinggi dan sesudah perancangan menghasilkan skor REBA 1 dengan level resiko dapat diabaikan.

Penurunan level resiko ini terjadi karena terjadinya perubahan postur kerja pekerja sebelum perancangan dan sesudah perancangan.Dari semula posisi postur kerja operator membawa gabah dengan punggung membungkuk dan beban yang diangkat berat kemudaian setelah rancangan alat maka berubah menjadi posisi punggung tegak dan tidak ada beban yang diangkat karena operator hanya mendorong troli.

Dari keseluruhan penilaian setelah perancangan dapat diperoleh hasil bahwa postur tubuh pekerja memiliki level resiko lebih rendah dibandingkan dengan sebelum perancangan sehingga resiko cidera musculoskeletal menjadi lebih kecil. Terjadinya penurunan level resiko ini karena adanya perubahan postur kerja yang disebabkan troli alat bantu angkut gabah yang ergonomis sehingga memungkinkan pekerja untuk dapat bekerja dengan postur tubuh yang baik. Troli hasil rancangan dapat meningkatkan produktifitas karena troli dapat mengangkut 3 karung gabah sekaligus dengan jarak tempuh 16 meter sedang sebelum perancangan, operator memindahkan karung gabah satu persatu sehingga jarak tempuhnya 30 meter ketika membawa 3 karung gabah.

Dokumen terkait