• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Terhadap Struktur Organisasi PT. Federal International Finance Struktur organisasi yang baik mengharuskan adanya pemisahan tanggung jawab fungsional secara tegas dan besarnya perusahaan guna mempermudah melakukan pemeriksaan, pengawasan, meminta pertanggungjawaban dan melakukan penilaian terhadap prestasi yang dicapai oleh bawahan. Factor penting yang menjadi perhatian dalam menyusun suatu struktur organisasi adalah pembagian kerja yang diikuti garis-garis tanggung jawab dan wewenang yang jelas dan seimbang pada masing-masing pekerjaan, sehingga setiap pimpinan mengetahui bidang pekerjaan dan tanggung jawabnya dan dapat melaksanakannya dengan semaksimal mungkin dan adanya suatu kesatuan perintah pada bagiannya masing-masing, serta tidak terjadi tumpang tindih pada fungsinya masing-masing bagian.

Dilihat dari struktur organisasi PT. Federal International Finance Cabang Kisaran, untuk transaksi kredit penerimaan serta pengeluaran kas ditangani oleh kasir dan pencatatnnya oleh bagian accounting. Proses pemberian kredit ditangani oleh bagian credit support bersama dengan marketing executive. Dengan adanya pemisahan fungsi ini akan lebih mempermudah pelaksanaan pengawasan, meminta pertanggungjawaban dan penilaian terhadap bawahan pada bagian yang ada dalam perusahaan dan memperkecil peluang terjadinya kecurangan, kolusi pada masing-masing bagian.

Menurut pengamatan penulis sewaktu melakukan riset di PT. Federal International Finance bahwa tidak adanya pembatasan kekuasaan oleh branch manager sehingga bagian credit analist tidak memiliki kekuasaan penuh sebagai komite untuk mengotorisasi sepenuhnya persetujuan kredit. Persetujuan kredit dapat dilakukan oleh komite lain seperti kepala perwakilan dan branch manager. Sehingga hal ini dapat menimbulkan kolusi dari pihak komite atas. Seharusnya bagian kredit diberi kekuasaan untuk melakukan tanggung jawabnya tanpa harus mendapat tekanan dari atas. Bukan berarti seluruhnya merupakan hak kredit, branch manager tetap berperan penting dalam menentukan persetujuan kredit, tapi harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak melanggar syarat dan ketentuan dari perusahaan. Bahwa dalam pelaksanaan pemberian kredit ini maka departemen kredit dan kepala cabang bersama-sama mempertimbangkan keputusan pemberian kredit apakah calon debitur yang akan dibiayai layak atau tidaknya mendapatkan fasilitas kredit.

Disamping itu pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan dalam struktur organisasi dan job description, maka salah satu faktor yang mendukung adalah karyawan yang berkualitas yang seimbang dengan tugas atau tanggung jawabnya, bahwa kualitas pegawai dari PT. Federal International Finance telah cukup memadai dan masing-masing pegawai telah ditetapkan pada posisi yang sesuai dengan keterampilan atau dibidang keahliannya.

Sebaik apapun struktur organisasi yang dirancang dan didukung oleh karyawan yang terampil dan ahli dibidangnya, tetapi tidak ditempatkan pada

bidangnya dan tidak memiliki moral yang baik dan etos kerja yang tinggi, maka tujuan pengawasan intern dan tujuan perusahaan tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

2. Analisis Terhadap Prosedur dan Persetujuan Kredit pada PT. Federal International Finance

Setiap tahapan pemberian kredit, PT. Federal International Finance senantiasa dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, hal ini disebabkan karena perkreditan merupakan suatu kegiatan utama perusahaan yang mempunyai resiko yang sangat tinggi dan jika tidak dilaksanakan dengan baik akan dapat merugikan perusahaan. Prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit tercermin dalam perjanjian kontrak yang berisi peraturan tentang hak dan kewajiban konsumen, tindakan yang akan dilakukan perusahaan kepada konsumen jika sewaktu-waktu melakukan wanprestasi.

Prinsip kehati-hatian pemberian kredit juga tercermin dalam melakukan peninjauan langsung kelapangan atas kelayakan calon konsumen. Untuk mengukur kelayakan dalam proses pemberian kredit perlu dilakukan analisis 5C seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Pemberian kredit harus melalui prosedur yang telah ditetapkan untuk menghindari kredit bermasalah. Berdasarkan pengamatan penulis proses pemberian kredit sangat mudah dan cepat, prosedur persetujuan kredit yang dilaksanakan terdiri dari permohonan kredit, persetujuan kredit dan pengawasan kredit. Pejabat kredit yang terkait dengan proses pemberian kredit adalah

Marketing Executive yang bertindak sebagai pemasaran dan Credit Support sebagai penganalisa, pengevaluasi dan pihak yang memberi persetujuan keputusan kredit.

Dalam persetujuan kredit ada lima parameter kelayakan kredit sepeda motor HONDA yang terdiri dari :

a) Uang muka murni b) Angsuran vs pendapatan c) Tenor atau term of payment d) Status rumah

e) Usia pemohon

Kelima parameter ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a) Bagian X, dengan point maximum 750 point, yang tediri dari uang muka, angsuran vs pendapatan, dan tenor.

b) Bagian Y, dengan point maksimum 250, yang terdiri atas status rumah dan usia pemohon.

Tabel dibawah ini akan menggambarkan persentase point bagian X dan Y sebagai parameter kelayakan pemberian kredit :

Tabel 4.1.1

Uang muka murni (40% dari X)

Range Bobot Nilai 10% - 20% 30% 90 point 21% - 30% 50% 150 point 31% - 40% 60% 180 point 41% - 50% 80% 240 point diatas 50% 100% 300 point Tabel 4.1.2

Range Bobot Nilai ≤20% 100% 263 point 21% - 30% 90% 236 point 31% - 40% 80% 210 point 41% - 50% 50% 131 point diatas 50% 20% 53 point Tabel 4.1.3 Tenor (25% dari X) Tabel 4.1.4 Status rumah

Range Bobot Nilai milik sendiri 100% 163 point milik orang tua 85% 138 point masa kredit 75% 122 point masa kontrak 60% 98 point others 40% 49 point

Tabel 4.1.5 Usia Pemohon

Dan adapun batasan level scoring dalam parameter ini adalah : Score : >700 point = APPROVE

551 – 699 point = MARGINAL < 500 point = REJECT

Selanjutnya customer yang ingin mengajukan kredit harus mengisi aplikasi kredit yang telah disediakan berdasarkan persyaratan kredit yang telah

Range Bobot Nilai

≤12 bulan 100% 188 point 13-24 bulan 80% 150 point 25-36 bulan 60% 133 point

≥37 bulan 40% 75 point

Range Bobot Nilai < 21 tahun 20% 18 point 21-52 tahun 100% 88 point .53 tahun 20% 18 point

dibawa oleh calon konsumen, dan pengisiannya dilakukan dihadapan surveyor yang telah ditunjuk. Setelah itu hal yang paling perlu diperhatikan oleh surveyor disamping persyaratan adalah informasi atau data-data tentang calon konsumen yang di dapat dari :

(a) Interview langsung dengan calon konsumen

(b) Survey/ check langsung ke tempat tinggal dan pekerjaan/usaha calon konsumen dan prosedur ini adalah merupakan proses kunci dalam persetujuan kredit, yaitu awal proses transaksi FIF.

Selanjutnya, berdasarkan parameter yang telah ditetapkan, surveyor harus membuat credit scoring. Agar lebih jelas perhatikan beberapa contoh kasus dibawah ini :

Kasus 1

Konsumen A seorang pegawai negeri sipil yang telah bekerja selama 11 tahun, dengan pendapatan bersih Rp. 3.000.0000,- perbulannya. Ia membeli sepeda motor HONDA type Supra Cakram (Supra X) dengan harga On the road (OTR) Rp. 13.843.000,- dengan uang muka sebesar Rp.6.000.000,- dan angsuran perbulannya Rp. 504.000,- untuk waktu 24 bulan. Konsumen tersebut berusia 40 tahun, dan rumah yang ditempatinya sekarang adalah rumah sendiri. Maka simulasinya adalah :

Uang muka Rp.6.000.000,-

Uang muka murni adalah uang muka gross yang telah dikurangi asuransi dan biaya administrasi kredit.

Asuransi 4,8%x harga OTR : 665.900,- Administrasi kredit :

OTR

harga

murni

muka

uang

250.000,- Uang muka murni Rp. 5.084.100,- Persentasenya adalah : = − − , 000 . 843 . 13 . , 100 . 084 . 5 . Rp Rp = 36,72% Untuk nilai 36,72% maka pointnya adalah 180 point.

Angsuran vs Pendapatan Perhitungannya adalah : − − , 000 . 000 . 3 . , 000 . 504 . Rp Rp = 17% Untuk nilai 17% maka pointnya adalah 263 point.

Tenor

Lamanya waktu kredit adalah 24 bulan, maka mendapatkan nilai 150 point

Status rumah

Rumah yang ditempati konsumen adalah rumah sendiri, maka mendapatkan nilai 163 point.

Usia Pemohon

Usia konsumen ini adalah 40 tahun, maka mendapatkan nilai 88 point.

Maka dari kelima parameter diatas, jumlah total point yang diperoleh adalah 880 point. Maka hasilnya adalah APPROVE. Dari hasil ini sepeda motor dapat diantar kepada konsumen tanpa survey terlebih dahulu ke tempat tinggal konsumen.

Kasus 2

Konsumen B seorang pegawai negeri sipil yang telah bekerja selama 7 tahun, dengan pendapatan bersih Rp.2.500.000,- perbulan. Ia membeli sepeda motor HONDA type Supra X dengan harga OTR Rp.13.843.000untuk 36 bulan. Dengan uang muka Rp.3.500.000,- dan angsuran Rp.564.000,- perbulannya. Konsumen tersebut berusia 30 tahun. Rumah yang ditempati adalah rumah orang tua. Maka simulasinya adalah :

Uang muka Rp.3.500.000,-

Uang muka murni adalah uang muka gross yang telah dikurangi asuransi dan biaya administrasi kredit.

Uang muka : Rp. 3.500.000,- Asuransi 6,48%x harga OTR : 897.000,- Administrasi kredit : OTR harga murni muka uang 350.000,- Uang muka murni Rp2.253.000,- Persentasenya adalah : = − − , 000 . 843 . 13 . , 000 . 253 . 2 . Rp Rp = 17% Untuk nilai 17% maka pointnya adalah 90 point.

Angsuran vs Pendapatan Perhitungannya adalah : − − , 000 . 000 . 2 . , 000 . 564 . Rp Rp = 28% Untuk nilai 28% maka pointnya adalah 236 point.

Tenor

Status rumah

Rumah yang ditempati konsumen adalah rumah sendiri, maka mendapatkan nilai 138 point.

Usia Pemohon

Usia konsumen ini adalah 30 tahun, maka mendapatkan nilai 88 point.

Maka dari kelima parameter diatas, jumlah total point yang diperoleh adalah 577 point. Maka hasilnya adalah sepeda motor tidak dapat diantar langsung kepada konsumen, surveyor harus menyurvey terlebih dahulu ke tempat tinggal konsumen dan melihat kegiatan usaha konsumen, kemudian mengkonsultasikan kepada credit head akan persetujuan kredit dengan data dan informasi yang telah dikumpulkan. Apabila hasilnya APPROVE maka sepeda motor dapat diantar ke rumah konsumen.

Kasus 3

Konsumen C seorang pegawai swasta yang telah bekerja selama 10 tahun, dengan pendapatan bersih Rp.1.700.000,- perbulannya. Ia membeli sepeda motor HONDA type Supra Fit dengan harga OTR Rp.11.062.00,- dan dengan membayar uang muka sebesar Rp.2.500.000,-. Adapun angsuran perbulannya adalah Rp.456.000,- untuk masa 42 bulan. Konsumen tersebut berusia 42 tahun dan rumah yang ditempati sekarang adalah rumah kontrakan. Maka simulasinya :

Uang muka Rp.2.500.000,-

Uang muka murni adalah uang muka gross yang telah dikurangi asuransi dan biaya administrasi kredit.

Uang muka : Rp. 2.500.000,- Asuransi 6,48%x harga OTR : 717.000,- Administrasi kredit : OTR harga murni muka uang 350.000,- Uang muka murni ฀R p. 1.433.000,- Persentasenya adalah : = − − , 000 . 062 . 11 . , 000 . 433 . 1 . Rp Rp = 12,95% Untuk nilai 12.95% maka pointnya adalah 90 point.

Angsuran vs Pendapatan Perhitungannya adalah : − − , 000 . 700 . 1 . , 000 . 456 . Rp Rp = 26.8% Untuk nilai 26.8% maka pointnya adalah 236 point.

Tenor

Lamanya waktu kredit adalah 42 bulan, maka mendapatkan nilai 75 point

Status rumah

Rumah yang ditempati konsumen adalah rumah kontrakan maka bernilai 98 point.

Usia Pemohon

Usia konsumen ini adalah 42 tahun, maka mendapatkan nilai 88 point.

Maka dari kelima parameter diatas, jumlah total point yang diperoleh adalah 499 point. Maka hasilnya adalah REJECT, dengan kata lain perusahaan menolak untuk pembiayaan sepeda motor konsumen tersebut.

Dari analisa kelayakan pembiayaan sepeda motor HONDA yang dilakukan oleh PT. Federal International Finance muncul kendala-kendala di

lapangan yang dialami oleh surveyor yang juga merupakan kendala pemberian persetujuan kredit, yaitu :

a) Data konsumen yang tidak lengkap, sehingga sepeda motor belum bias dikeluarkan oleh pihak dealer walaupun sebenarnya calon konsumen tersebut sudah layak untuk dibiayai.

b) Surveyor tidak melakukan survey sebelumnya terhadap konsumen yang approve berdasarklan credit scoring, sehingga kebenaran tentang informasi yang ada belumlah jelas dan beresiko tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

c) Dealer bekerja sama dengan konsumen dalam memalsukan identitas dan keberadaan konsumen, sehingga data-data konsumen tidak sesuai dengan kebenaran yang ada.

d) Kadangkala konsumen yang melakukan permohonan kredit hanyalah atas nama saja, sedangkan yang memakai sepeda motor tersebut berada diluar kota yang jauh dari tempat pemohon kredit.

e) Adanya arogansi dari pihak dealer yang menginginkan agar unit sepeda motor dapat segera dikeluarkan untuk mendongkrak penjualan mereka.

Dari keadaan diatas dapat dikatakan bahwa analisa kelayakan persetujuan kredit harus benar-benar dilakukan, sebab memilki resiko yang amat tinggi apabila surveyor maupun kredit support salah menganalisa. Hal ini yang kelak akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena kesalahan menganalisa paling utama akan menyebabkan adanya kredit macet dalam pembayaran angsuran konsumen.

Pada gambar dibawah ini dapat dilihat gambaran transaksi dasar persetujuan kredit pada PT. Federal International Finance :

Gambar 4.9

TRANSAKSI DASAR PERSETUJUAN KREDIT PADA PT. FIF

Sumber : PT. Federal International Finance

3. Analisis Terhadap Pembiayaan yang diberikan PT. Federal International Finance DEALER REKANAN PELANGGAN FIF STATUS “PEMILIK” STATUS “PEMINJAM” PEMBAYARAN ANGSURAN KONTRAK PELANGGAN FIF PENYERAHAN HAK SECARA FIDUSIA Beli motor Deliver motor OK Transfer dana Aplikasi kredit

Pembiayaan yang dilakukan PT. FIF terhadap konsumennya tiap tahunnya makin meningkat. Peningkatan ini berhubungan langsung dengan adanya kenaikan penjualan sepeda motor HONDA itu sendiri baik secara kredit maupun tunai. Table berikut ini menunjukkan realisasi kredit yang diberikan oleh PT. FIF mulai Januari – Juni 2007 pada cabang Kisaran.

Tabel 4.2.1

Market Share Pembiayaan Sepeda Motor Honda Bulan Januari – Juni 2007

BULAN TOTAL PENJUALAN (unit) PENJUALAN SECARA KREDIT PELIMPAHAN KE FIF MARKET SHARE KREDIT JANUARI 3.809 1.840 577 31% FEBRUARI 4.059 2.208 560 25% MARET 5.384 3.035 655 22% APRIL 6.574 3.792 1.074 28% MEI 7.235 4.090 1.227 30% JUNI 8.048 6.380 2.552 40% TOTAL 35.109 21.345 6.645

Sumber : PT. Federal International Finance

Dari tabel diatas dapat dilakukan analisis-analisis sebagai berikut :

a) Pembiayaan sepeda motor HONDA kepada PT. FIF dari bulan Januari – Juni 2007 mengalami kenaikan. Ini dilihat dari jumlah pembiayaan yang semakin bertambah banyak, khususnya untuk bulan April sampai Juni mengalami kenaikan hampir 100%.

b) Data pelimpahan ke FIF ini merupakan hasil proses analisis kelayakan kredit yang dilakukan oleh perusahaan terhadap calon konsumen yang mengajukan kredit. Hal ini terjadi diasumsikan karena :

1) Dealer membiayai kreditnya sendiri yaitu untuk konsumen tertentu 2) Dilimpahkan kepada finance lain yang merupakan pesaing perusahaan. c) Berdasarkan market share, dapat dilihat bahwa masih kecilnya pelimpahan

yang diberikan dealer kepada PT. FIF . Adapun untuk menghitung persentase market share tersebut adalah sebagai berikut :

4. Evaluasi Terhadap Resiko Kerugian Tak Tertagih pada PT. Federal International Finance

Untuk memulai evaluasi terhadap Piutang Tak tertagih, maka penulis mencoba menampilkan gambaran Account Receivable yang mengalir pada PT. Federal International Finance Cabang Kisaran dari bulan Januari – Juni 2007

Tabel 4.2.2

Account Receivable (A/R) Report Per Januari – Juni 2007 (dalam unit)

Sumber : PT. Federal International Finance.

Adapun keterangan yang didapat dari table di atas adalah :

a. Beban merupakan jumlah pelimpahan kredit yang telah dilimpahkan kepada PT. FIF. Karena itu beban tersebut haruslah benar-benar diperhatikan kelancarannya, karena ini merupakan asset perusahaan.

BULAN BEBAN KREDIT LANCAR KREDIT MACET UNIT PERSEN Januari 577 568 9 1,56% Februari 560 545 15 2,68% Maret 655 638 17 2,6% April 1074 1059 15 1,4% Mei 1227 1207 20 1,63% Juni 2552 2524 28 1,09%

%

100

Kredit

Penjualan

FIF

ke

pelimpahan

Share

Market = x

b. Account Lancar adalah jumlah konsumen yang sudah membayar setiap bulannya. Dalam account lancar ini konsumen yang menunggak pembayaran kurang dari 60 hari masih dapat dikatakan lancar. Karena pada saat over due mulai berjalan dari 1-60 hari, maka nantinya pihak A/R administrasi akan memberikan surat somasi melalui collector yang diberikan langsung kepada konsumen.

c. Kredit Macet adalah jumlah account konsumen yang tidak membayar angsuran lebih dari 60 hari, maka secara langsung akan masuk ke bagian remedial atau ditangani secara lebih spesifik lagi. Adapun tugas utama dari bagian remedial ini adalah menyelamatkan semaksimal mungkin asset perusahaan dari konsumen yang tidak memenuhi kewajibannya membayar angsuran dengan melakukan penarikan sepeda motor bermasalah tersebut.

Dengan adanya keterangan atas penjelasan table diatas maka kita dapat melakukan analisis dan evaluasi sebagai berikut :

a) Pelimpahan dealer kepada PT. FIF pada setiap bulannya mengalami kenaikan. Tetapi pada bulan Februari mengalami penurunan yaitu dari 577 unit di bulan Januari menjadi 500 unit pada bulan berikutnya. Penurunan ini masih dalam jumlah yang sedikit, yang mana kemungkinan penyebabnya disebabkan karena ada dealer yang membiayai kredit sendiri untuk konsumen tertentu dari pada melimpahkannya pada PT. FIF. Jika dilihat dari jumlah pelimpahan yang semakin banyak, dapat disimpulkan kepercayaan dealer pada PT. FIF semakin baik pula. Hal ini terbina dari kerja sama yang baik antara dealer dengan PT. FIF sendiri.

b) Dapat dilihat dari table bahwa penanganan account receivable yang mengalir sudah dapat ditangani dengan baik, tetapi jumlah kredit yang tak tertagih semakin tinggi pula setiap bulannya. Agar dapat memotivasi dan merangsang konsumen membayar angsurannya tepat waktu maka PT. FIF memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mendapat kupon undian setiap kali melakukan pembayaran tepat waktu. Selain itu perusahaan memberikan surat somasi atau surat peringatan kepada konsumen jika telah melewati batas waktu pembayaran. Sehingga diharapkan agar konsumen tahu akan kewajibannya dalam membayar angsuran, sehingga piutang usaha yang mengalir dapat dikontrol dengan lebih baik.

c) Jumlah kredit yang membutuhkan penanganan khusus oleh perusahaan setiap bulannya juga mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena piutang yang dibiayai terus bertambah tiap bulannya. Jika hal ini terus berlanjut akan dapat memberikan kerugian besar bagi perusahaan, karena kredit macet tersebut memiliki pengaruh negative bagi piutang usaha. Dilihat dari table jumlah kredit macet bulan Februari dan Maret mengalami kenaikan yang paling signifikan yaitu lebih dari 2%. Kredit macet ini harus dapat diselesaikan dengan baik dan dengan waktu seminim mungkin, karena jika tidak akan menimbulkan piutang yang tak tertagih, dan kemungkinan penambahan kredit macet untuk bulan yang akan datang dapat meningkat lagi. Jika jumlah krdit macet semakin lama semakin besar dan tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka hal ini menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan dengan pihak bank selaku pemberi dana, yang mana perusahaan akan dikenakan denda jika

perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan modal kreditnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Jika dilihat dari analisis-analisis yang telah diuraikan diatas, dapatlah disimpulkan bahwa system kebijakan kelayakan kredit yang dipakai oleh perusahaan dapatlah dikatakan belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah piutang usaha yang mengalir dan jumlah kredit macet yang telah disebutkan diatas. Dengan kata lain proses analisis kelayakan kredit yang dilakukan pertama sekali kepada calon konsumen tidak dilakukan secara efektif atau salah dalam memberikan penilaian kepada calon konsumen.

Di dalam lima parameter menentukan kelayakan pemberian pembiayaan sepeda motor yang digunakan PT. FIF, yang paling banyak terdapat kesalahan penilaian adalah dalam menentukan parameter kelayakan angsuran vs pendapatan. Pada umumnya surveyor akan merasa yakin memberikan persetujuan kredit jika calon konsumen tersebut mempunyai bisnis ataupun pendapatan yang besar. Tapi kesalahan yang dilakukan adalah ternyata sepeda motor tersebut digunakan atas nama orang lain, yang pada akhirnya konsumen tidak dapat membayar angsuran tepat waktu. Oleh karena itu perlu ditambahkan siapa pemakai sepeda motor tersebut dalam menentukan parameter kelayakan kredit.

Parameter kelayakan ini sangat membantu dalam menentukan kelayakan konsumen untuk dibiayai, tapi kelak juga berguna dalam mengatasi timbulnya kredit macet akibat adanya keterlambatan pembayaran angsuran oleh konsumen hanya karena salah menentukan layak atau tidaknya konsumen tersebut. Dalam hal ini peran surveyor sangat diandalkan untuk mengumpulkan informasi dan data

yang sesungguhnya guna menghindari kesalahan dalam menganalisis kelayakan, sebab jika dari awal analisis sudah salah, maka nantinya akan beresiko dalam hal pembayaran angsuran di waktu yang akan datang. Jika hal ini terjadi maka hal tersebutlah yang kelak menimbulkan kerugian bagi perusahaan dalam hal terciptanya piutang tak tertagih.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Di dalam menganalisis kelayakan pemberian kredit kepada konsumen, selain menggunakan analisis 5C perusahaan juga menggunakan lima parameter kelayakan utama dalam menganalisis layak atau tidaknya konsumen dibiayai kreditnya, hal ini membuktikan bahwa perusahaan telah melakukan persetujuan kredit sesuai dengan prosedur.

2. Pembagian tugas dan pemisahan fungsi yang tepat merupakan pengendalian internal perusahaan yang merupakan salah satu kunci dalam meminimalkan saldo piutang tak tertagih yang merupakan sasaran utama perusahaan. Pada PT. FIF ini, masih terdapat sistem pembagian tugas di beberapa daerah operasional yang kurang seimbang.

3. Prosedur persetujuan kredit harus benar-benar dilakukan karena mempengaruhi resiko kerugian piutang tak tertagih. Apabila prosedur tidak dilakukan secara efektif maka dapat dipastikan akan terjadinya peningkatan jumlah kredit macet dalam perusahaan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan :

1. PT. Federal International Finance yang khusus bergerak dalam bidang pembiayaan harus benar-benar memperhatikan pengelolaan kredit yang

diberikan. Hal ini disebabkan karena berpotensi memberikan kontribusi dan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh.

2. Menekankan prinsip kehati-hatian dalam memberikan fasilitas pemberian kredit. Karena kredit macet membutuhkan penanganan yang lama dan biaya yang besar.

3. Hakekat dari pengamanan kredit adalah memperkecil resiko kerugian berupa biaya kredit tak tertagih. Setiap kredit pasti mengandung resiko, maka hal yang perlu dilakukan perusahaan adalah :

a. Penanganan preventif adalah pencegahan kemacetan kredit.

Caranya dengan benar-benar menerapkan prosedur persetujuan kredit secara efektif.

b. Penanganan represif adalah langkah-langkah pengamanan untuk menyelesaikan kredit yang tidak lancar atau macet.

Caranya dengan melakukan prosedur penagihan piutang yang telah ditetapkan perusahaan dan juga memanfaatkan prosedur remedial perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Cetakan Kelima, Universitas Muhammadiyah, Malang

Budisantoso, A.Totok, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Gito Sudarmo, Indryio, 1995. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Irmayanto, Juli, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan , Edisi Revisi, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta

Jusuf, Jopie, 2005. Analisa Kredit Untuk Account Officer, Cetakan Keenam, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kasmir, 2000. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit

Dokumen terkait