• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pengajuan Validitas

Pengajuan validitas setiap butir atau item instrumen dimaksudkan untuk menguji kesejajaran atau korelasi skor instrumen dan skor total instrumen yang diperoleh, yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor total individu. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi biserial, hal ini dikarenakan data dalam penelitian ini bersifat dikotomi (bersifat benar atau salah). Instrumen dalam hal ini item soal dikatakan valid apabila mempunyai nilai rhitung > rtabel. Dari hasil validitas didapat 30 nomor soal yang valid dan 20 nomor soal yang drop.

38

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Reabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik, dengan konsep sejauh mana hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran.

Pengujian reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20). Pengujian ini dilakukan dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007, hasil dari perhitungan menunjukkan nilai rhitung adalah 0,909. Nilai tersebut berada pada rentang 0,800–1,000 yang masuk dalam kategori reliabilitas yang sangat tinggi. Sehingga intrumen yang akan digunakan sebagai posttest pada kelas eksperimen memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi.

3. Analisis Deskriptif

Penelitian yang diperoleh melalui posttest dilaksanakan dengan menggunakan perangkat tes berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 50 soal yang valid 30 yang diperoleh melalui uji coba pada kelas non sampel.

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penelitian pada kelas kontrol, maka diperoleh gambaran pencapaian hasil belajar fisika peserta didik pada kelas kontrol sebelum diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terhadap materi gerak lurus, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1: Statistik Skor Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil Belajar Fisika Peserta Didik SMA Negeri 6 Luwu Timur

Statistik Skor Statistik

Kontrol Eksperimen

39

Skor Ideal 30 30

Skor Tertinggi 26 28

Skor Terendah 9 12

Rentang Skor 17 16

Banyak kelas interval 6 6

Panjang kelas interval 3 3 Skor rata-rata 18,29 20,24 Standar Deviasi 4,78 4,25

Dari Tabel 4.1 peserta didik yang berada pada kelas kontrol sebanyak 34 peserta didik dan pada kelas eksperimen juga sebanyak 34 peserta didik . Dilihat dari skor tertinggi dari hasil belajar fisika peserta didik pada kelas kontrol dicapai sebesar 26 dan skor terendah yang dicapai peserta didik sebesar 9 dari skor ideal 30. Adapun skor rata-rata peserta didik sebesar 18,29 dengan standar deviasi 4,78. Sedangkan hasil belajar fisika peserta didik pada eksperimen dicapai sebesar 28 dan skor terendah 12, skor ideal 30, skor rata-rata peserta didik sebesar 20,24 dengan standar deviasi 4,25.

Jika skor hasil belajar peserta didik pada kelas kontrol dianalisis menggunakan persentase pada distribusi frekuensi kumulatif, maka dapat dilihat pada Tabel berikut:.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Kontrol

Interval Skor Frekuensi

Kumulatif dari bawah Kumulatif dari atas Fk K% Fk K% 9 - 11 3 3 9 34 100 12 - 14 3 6 18 31 91 15 - 17 12 18 53 28 82

40 18 - 20 5 23 68 16 47 21 24 - - 23 26 3 26 76 11 32 8 34 100 8 24

Dilihat dari Tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa 23 orang peserta didik yang memperoleh skor ≤ 20 dengan persentase kumulatif 68% yang berarti presentasi kumulatif peserta didik tersebut diatas 50% serta termasuk dalam kategori rendah dan 11 orang peserta didik yang memperoleh skor ≥ 21 dengan persentase kumulatif 32% yang berarti presentasi kumulatif peserta didik tersebut dibawah 50% serta termasuk dalam kategori Tinggi.

Data distribusi Frekuensi kelas Kontrol pada Tabel 4.2 dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram distribusi frekuensi kumulatif dan presentasi skor hasil belajar fisika peserta didik kelas Kontrol SMA Negeri 6 Luwu Timur

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik setelah diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan analisis distribusi Frekuensi dan persentase skor hasil belajar Fisika, maka dapat dilihat dari Tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen

0 2 4 6 8 10 12 14 9'-11 12'-14 15-17 18-20 21-23 24-26 frekuensi

41 Skor Ferkuensi Kumulatif Dari Bawah Kumulatif Dari Atas Fk K% Fk K% 12 – 14 2 2 6 34 100 15 – 17 9 11 32 32 94 18 – 20 7 18 53 23 68 21 – 23 8 26 76 16 47 24 – 26 5 31 91 8 24 27 – 29 3 34 100 3 9

Dilihat dari Tabel 4.3 dapat digambarkan bahwa 18 orang peserta didik yang memperoleh skor ≤ 20 dengan persentase kumulatif 53% dan 16 orang peserta didik yang memperoleh skor ≥ 21 dengan persentase kumulatif 47% yang berarti presentasi kumulatif peserta didik tersebut termasuk dalam kategori Tinggi.

Data distribusi Frekuensi kelas Eksperimen pada Tabel 4.3 dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram kategorisasi dan frekuensi skor hasil belajar fisika peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen SMA Negeri 6 Luwu Timur

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 – 14 15 – 17 18 – 20 21 – 23 24 – 26 27 – 29 frekuensi

42

Jika skor hasil belajar fisika peserta didik kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 6 Luwu Timur dianalisis dengan menggunakan persentase distribusi frekuensi, maka dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi posttest Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen SMA Negeri 6 Luwu Timur

No Interval Skor (fi)

Kontrol Eksperimen 1 30 - 25 5 4 2 24 - 19 7 12 3 18 - 13 19 17 4 12 - 7 3 1 5 6 - 0 0 0 Jumlah 34 34

Adapun diagram kategorisasi skor dan frekuensi hasil belajar fisika peserta didik pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Diagram kategorisasi dan frekuensi skor hasil belajar fisika peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen SMA Negeri 6 Luwu Timur

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 dapat dikemukakan bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 6 Luwu Timur berada pada

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 1 2 3 4 5 Kontrol Eksperimen sangat tinggi

tinggi sedang rendah sangat rendah

43

kategori sedang untuk Kelas Kontrol dan berada pada kategori tinggi untuk Kelas Eksperimen setelah dilakukan posttest.

4. Analisis Inferensial

Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 6 Luwu Timur setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah terdistribusi normal.

Kaidah keputusan pengujian normalitas adalah “Jika ≥ , maka distribusi data tidak normal, dan jika < , maka distribusi data normal”.

Dari hasil perhitungan maka diperoleh χ2 hitung= 3,383 untuk α = 0,05, maka diperoleh χ2

tabel = 7,815. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa χ2hitung = 3,383 < χ2

tabel = 7,815 yang berarti hasil belajar fisika peserta didik SMA Negeri 6 LUWU TIMUR kelas X IPA 3 berdistribusi normal. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C halaman 191 - 194.

b. Pengujian Hipotesis

Karena data terdistribusi normal maka memenuhi kriteria untuk menguji hipotesis penelitian. Dengan kriteria pengujiannya adalah hipotesis nol (H0) diterima bila = ( )dimana ( ) diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 – 2 dengan taraf signifikan α = 0,05 dan selain dari hasil tersebut H0 ditolak dan H1 diterima.

44 c. Uji perbedaan dua rata-rata

Untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata ini menggunakan uji dua pihak (uji t) dimana uji perbedaan dua rata-rata ini adalah uji hipotesis komparatif (dua sampel).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: :

1

2

:

1

2

dengan:

= Rata-rata nilai KE = Rata-rata nilai KK

Hipotesis Nol (H0) diterima bilamana = ( ), dimana ( )

diperoleh dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan dk(n1 +n2 −2) .

Untuk diterima bilamana  ( ). Jadi dari hasil analisis thitung = 1,788 sedangkan ttabel = 1,668 artinya Ho ditolak dan diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika peserta didik antara kelas yang diajar model pembelajaran berbasis masalah dengan kelas yang tidak diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah (model pembelajaran konvensional).

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian true experimental dengan desain yang digunakan intact group comparison yang dilaksanakan di SMA Negeri 6 Luwu Timur dimana yang menjadi sampel adalah peserta didik kelas X IPA 2

45

dengan jumlah 34 peserta didik sebagai kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelas X IPA 3 dengan jumlah 34 peserta didik sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan smenggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan instrumen penelitian tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal.

Dalam proses pembelajaran setiap pertemuan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam prosedur penelitian dan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial, maka hasil yang diperoleh pada analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik pada SMA Negeri 6 Luwu Timur pada kelas kontrol yaitu rata-rata skor peserta didik adalah 18,29 dan standar deviasi yaitu 4.78, sedangkan hasil yang diperoleh pada analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik SMA Negeri 6 Luwu Timur pada kelas eksperimen yaitu rata-rata skor peserta didik adalah 20,24 dan standar deviasi yaitu 4,25.

Hasil analisis skor yang diperoleh peserta didik dapat dilakukan pengkategorisasian skor ideal menggunakan skala lima yang diperoleh bahwa kategorisasi skor posttest hasil belajar fisika peserta didik kelas kontrol berada pada kategori sedang, sedangkan kategorisasi skor posttest hasil belajar fisika peserta didik kelas eksperimen berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan lebih tinggi dibanding hasil belajar fisika peserta didik yang tidak diberikan perlakuan (konvensional). Dengan demikian dapat dikemukakan

46

bahwa ada kecenderungan memperoleh skor dengan kategorisasi tinggi dikarenakan model pembelajaran Berbasis Masalah yang digunakan pada kelas Eksperimen.

Hasil analisis selanjutnya adalah analisis inferensial yang pertama untuk uji normalitas yang menunjukkan bahwa hasil posttest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Analisis kedua yaitu uji Hipotesis dimana Ho ditolak dan diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika peserta didik antara kelas yang diajar model pembelajaran berbasis masalah dengan kelas yang tidak diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah (model pembelajaran konvensional).

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas X IPA 2 SMA Negeri 6 Luwu Timur yang diajar dengan Model Pembelajaran Konvensional (kelas kontrol) berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 18,29.

2. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas X IPA 3 SMA Negeri 6 Luwu Timur yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (kelas eksperimen) berada pada kategori tinggi dengan rata-rata 20,24.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Fisika peserta didik pada kelas X IPA 3 SMA Negeri 6 Luwu Timur yang diajar dengan

47

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional.

B. Saran

1. Adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan maka disarankan kepada guru fisika hendaknya dapat menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

2. Diharapkan kepada para peneliti selanjutnya dibidang pendidikan khususnya pada pembelajaran Fisika apabila ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama agar penelitian lebih disempurnakan lagi dengan sampel yang berbeda.

48