BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Analisis Data
Data dalam penelitian ini kemudian diolah dengan teknik analisis statistik yaitu analisis Uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS. Didapatkan nilai
expected <5 sebanyak 66,7% oleh karena itu data ini tidak memenuhi syarat Uji
Chi-Square sehingga digunakan uji alternatifnya yaitu Uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil dari uji tersebut didapatkan nilai kemaknaan menunjukan angka 0,454. Oleh karena p>0,05 maka dapat disimpulkan H0 tidak dapat ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok sampel.
commit to user BAB V PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebersihan mulut antara siswa yang memakai alat ortodontik cekat dengan siswa yang tidak memakai alat ortodontik di SMP N 4 Surakarta. Jumlah sampel pada penelitian ini 34 orang. Terdiri dari 17 orang yang memakai alat ortodontik cekat dan 17 orang yang tidak memakai alat ortodontik.
Pada penelitian ini dari tabel 1 diperoleh data dari 17 orang yang memakai alat ortodontik cekat 4 orang laki-laki (23,53%) dan 13 orang perempuan (76,47%). Dari tabel 2 diperoleh data dari 17 orang yang tidak memakai alat ortodontik 8 orang laki-laki (47,06%) dan 9 orang perempuan (52,94%). Adanya perbedaan jumlah sampel laki-laki dan perempuan kemungkinan dikarenakan perempuan lebih tidak percaya diri ketika terdapat malposisi pada gigi yang mengurangi nilai estetika pada dirinya. Namun hal itu tidak terlalu menjadi perhatian bagi laki-laki. Sehingga kebanyakan jumlah pengguna alat ortodontik adalah perempuan.
Pada sampel yang memakai alat ortodontik cekat memiliki rata-rata nilai OHIS sebesar 4,47, sedangkan yang tidak memakai alat ortodontik sebesar 2,91. Meskipun kedua kelompok sampel ini memiliki perbedaan nilai OHIS yang cukup jauh namun setelah data mengenai nilai OHIS dimasukkan dalam ketiga kategori (baik, sedang, buruk) status kebersihan mulut kemudian dilakukan uji statistik
commit to user
dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan status kebersihan mulut kedua kelompok sampel ini.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan status kebersihan mulut antara orang yang memakai alat ortodontik cekat dengan orang yang tidak memakai alat ortodontik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal di antaranya:
1. Cara menyikat gigi
Kebersihan mulut jelas sangat dipengaruhi bagaimana seseorang menjaga kebersihannya. Salah satu cara seseorang menjaga kebersihan mulut yaitu dengan menyikat gigi. Frekuensi penyikatan gigi yang baik adalah dua kali sehari, dengan durasi minimal 2 menit setiap penyikatan gigi (Carranza, 2002). Status kebersihan mulut kedua kelompok sampel ini tidak menunjukan perbedaan kemungkinan dikarenakan cara menyikat gigi antara kedua kelompok sampel ini hampir sama. Ditinjau dari segi kualitas, kuantitas maupun frekuensi menyikat gigi kedua kelompok sampel hampir sama sehingga perbedaan kebersihan mulutnya tidak terlihat jelas.
2. Sikat Gigi
Dari anamnesa yang dilakukan oleh peneliti kepada kelompok sampel yang memakai alat ortodontik cekat didapatkan 100% sampel menggunakan sikat gigi yang didesain khusus untuk perawatan ortodontik. Sikat gigi ortodontik memiliki bulu sikat yang halus dan didesain khusus mampu membersihkan sisa makanan yang menempel pada gigi dan alat ortodontik tersebut, serta bertujuan mencegah lepasnya bracket (Wayan, 2009). Hal itu tidak dapat
commit to user
dilakukan oleh sikat gigi pada umumnya. Hal ini sangat memungkinkan kebersihan mulut orang yang memakai alat ortodontik tetap terjaga baik layaknya orang yang tidak memakai alat ortodontik.
3. Keadaan Gigi
Pada saat pemeriksaan status kebersihan mulut didapatkan kedua kelompok sampel memiliki keadaan gigi geligi yang rapi dan tidak didapatkan malposisi pada gigi. Hal ini membuat proses menyikat gigi menjadi mudah sebab semua bagian email gigi dapat terjangkau dengan baik oleh sikat gigi yang digunakan kedua kelompok sampel ini, sehingga memungkinkan status kebersihan mulut kedua kelompok sampel ini tidak berbeda jauh.
4. Lama Perawatan Ortodontik
Dari kelompok yang menggunakan alat ortodontik cekat didapatkan data mayoritas kelompok sampel menggunakan alat ortodontik <1 tahun. Oleh karena penggunaan yang belum lama ini menjadikan efek samping yang berpengaruh pada kebersihan mulut kelompok sampel yang menggunakan alat ortodontik ini belum terlihat jelas, sehingga memungkinkan status kebersihan mulut antara kelompok yang memakai alat ortodontik cekat tidak berbeda jauh dengan kelompok yang tidak memakai alat ortodontik.
5. pH Saliva
Pada penurunan pH demineralisasi elemen gigi-geligi akan cepat meningkat, sedangkan pada kenaikan pH dapat terbentuk kristal-kristal yang menyimpang, juga pembentukan karang gigi dapat naik (Van Nieuw, 1991). Perbedaan status kebersihan mulut yang kurang bermakna antara kedua
commit to user
kelompok sampel ini kemungkinan dikarenakan pH saliva yang hampir sama. Sebab dalam penelitian ini pH saliva merupakan variabel luar yang tidak dikendalikan sehingga tidak dilakukan pengukuran.
6. Kesalahan pada saat pengumpulan data
Karena pengambilan data indeks debris dan indeks kalkulus dilakukan secara manual sehingga hasil yang didapatkan sangat subyektif, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan.
Walaupun dalam penelitian ini sudah dimasukkan beberapa variabel lain yaitu kebiasaan merokok, penyakit yang diderita (Diabetes Melitus), frekuensi penyikatan gigi, dan pembersihan karang gigi bahkan sebelum pemeriksaan dilakukan penyikatan gigi terlebih dahulu namun upaya untuk mengendalikan semua faktor yang mempengaruhi kebersihan mulut masih sangat sulit untuk dilakukan.
Hal ini menjadikan kritik bagi penulis karena penulis hanya mempertimbangkan variabel merokok, diabetes mellitus, frekuensi menyikat gigi, dan pembersihan karang gigi sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya plak tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
commit to user BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Tidak ada perbedaan status kebersihan mulut antara sampel yang memakai alat ortodontik cekat dan yang tidak memakai alat ortodontik. 2. Sampel yang memakai alat ortodontik cekat dan yang tidak memakai alat ortodontik keduanya memiliki rata-rata status kebersihan mulut sedang.
B. Saran
1. Perlu diadakannya penelitian yang lebih lanjut dengan memperhatikan pengendalian faktor-faktor yang mempengaruhi status kebersihan mulut yang menyebabkan hasil yang kurang signifikan.
2. Diperlukan ketelitian dalam pengambilan sampel dan batasan kriteria inklusi yang jelas dalam penelitian yang meminimalkan terjadinya kesalahan.
3. Perlunya latihan yang cukup dalam menilai indeks kalkulus dan indeks debris sebagai persiapan pemeriksaan OHIS sehingga mengurangi kesalahan pengumpulan data status kebersihan mulut.