• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ANALISIS DATA

6.2 Analisis Hubungan Antara Semua Variabel dalam Implementasi

berjalan dengan sangat baik.

6.2Analisis Hubungan Antara Semua Variabel dalam Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen

Analisis dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah penulis paparkan

sebelumnya, selanjutnya dalam hal ini penulis akan menganalisis hubungan antar semua

variabel yang diteliti guna untuk mempermudah baik penulis maupun pembaca untuk

mendeskripsikan model implementasi yang digunakan yaitu model George Edwards III

seperti gambar dibawah ini :

Gambar 6.1 Hubungan variabel dalam implementasi Program Bantuan Operasional

Komunikasi Sumberdaya Implementasi Disposisi Struktur Birokrasi

Sumber Edwards III, 1980: 148

George Edwards III menjelaskan bahwa tidak ada variabel yang berdiri sendiri seperti

yang kita lihat pada gambar diatas. Tidak ada variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel

lainnya dalam pencapain tujuan sasaran suatu program atau kebijakan. Semua variabel saling

bersinerji dalam mencapai tujuan dan satu variabel akan sangat mempengaruhi variabel yang

lainnya dalam menentukan berhasil atau tidak berhasilnya proses implementasi. Misalnya

seperti, implemator yang tidak jujur akan mudah sekali melakukan mark up dan korupsi atas

dana suatu program/kebijakan dan program tidak dapat optimal dalam mencapai tujuannya.

Begitu pun ketika watak dari para implemator kurang demokrratis akan sangat

mempengaruhi proses komunikasi dengan kelompok sasaran.

Sumber daya menjadi hal yang paling penting dalam implementasi suatu kebijakan.

Terutama ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bermutu dan berkompeten dalam

maupun sumber daya lainnya sebagai alat penunjang berjalanya suatu kebijakan secara

efektif dan efesien seperti fasilitas atau sarana prasarana. Kemampuan menggunakan secara

maksimal sumber daya yang tersedia dengan mengarahkan komunikasi yang jelas dalam

koordinasi dengan tiap bagian akan menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan

maupun program. Dilihat dari komponen tim manajemen BOS pada Sekolah Dasar Negeri

Kebayakan Gunung Balohen yang lingkungan atau lokasi nya sangat strategis dan telah

sangat memenuhi kebutuhan berjalanya suatu program/kebijakan. Tenaga guru yang sudah

ada di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen juga telah dapat

memenuhi kebutuhan baik guru mata pelajaran maupun guru perjurusan yang ada disekolah

telah terpenuhi.

Petunjuk teknis yang digunakan sebagai SOP sudah cukup menjelaskan tahap-tahap

mekanisme pengelolaan dan implementasi program BOS. Sehingga dapat memudahkan pihak

sekolah dalam membuat laporan pertanggungjawaban tahunan dari triwulan satu sampai

triwulan empat atas realisasi dana yang digunakan.

Dari variabel disposisi atau karakter dan sikap para implemator pelaksana. Dari

analisis variable disposisi diatas dijelaskan bagaimana sikap para pelaksana menentukan

keberhasilan dari suatu kebijakan maupun program yang diimplementasikan. Program BOS

di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen yang dapat respon yang

baik dari para dewan guru sebagai pelaksana program bantuan operasional sekolah dan murid

sebagai kelompok sasaran. Tim manajemen BOS memberikan keterangan bahwa dengan

adanya dana BOS ini tingkat kesejahteraan para guru mengalami peningkatan walaupun tidak

begitu signifikan.

Dengan keempat faktor variable yang disebutkan George Edward III dalam

Gunung Balohen yang sudah saya paparkan sebelumnya diatas terkait satu variable yang

sangat mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam proses berhasil atau tidaknya suatu

implementasi atau program. Komunikasi yang terjalin baik antara implemator akan didukung

oleh SOP dan penyebaran tanggungjawab yag sudah jelas dan tegas batasanya dalam

petunjuk teknis. Kemudian kualitas dan kemampuan yang dimiliki Tim Manajemen Bantuan

Operasional Sekolah sudah sangat memadai dalam pengelolaan bantuan operasional sekolah

di sekolah dasar luar biasa negeri kebayakan gunung balohen. Sikap para Tim Manajemen

Bantuan Operasional Sekolah akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya

implementasi program yang ada dan saya juga sudah melihat peran guru untuk

bersunguh-sunguh menjalankan peranya dalam mencapai tujuan pelaksanaan program bantuan

operasional sekolah di sekolah dasar luar biasa negeri kebayakan gunung balohen sehingga

semuanya sesuai seperti yang diharapkan.

Secara keseluruhan dalam implementasi program bantuan operasional sekolah di

sekolah dasar luar biasa negeri kebayakan gunung balohen dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang yang saling berkaitan. Jika sekolah mempunyai kendala mereka selalu membuat-

perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik . jika adapun kendala itu tidak menjadi

penghalang dalam pelaksanaan program Bos.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui implementasi program bantuan

operasional sekolah disekolah dasar luar biasa negeri kebayakan gunung balohen tidak

disertai dengan upaya yang maksimal dalam perihal mengerjakannya, tidak maksimal

maksud saya disini yaitu dari pihak yang mengeluarkan program ini. Hal ini dapat dilihat

peneliti dari tidak adanya aturan atau sangsi yang menjelaskan jika ada sekolah yang

menyalahgunakan Dana ini dikenakan sangsi dan diberi hukuman apa. Seolah-olah program

yang dibuat oleh pemerintah dilaksanakan di indonesia semata hanya untuk menghabiskan

kualitas pengerjaan dari sekolah dasar luar biasa negeri sudah sangat maksimal dalam

mengelola dana bantuan opersional sekolah sehingga peneliti dapat menggatakan sekolah

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan dari peneliti tentang implementasi

program bantuan operasional sekolah di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan

Gunung Balohen dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah di Sekolah Dasar Luar Biasa

Negeri Kebayakan Gunung Balohen dalam menyelenggarakan BOS sudah berjalan

sesuai dengan Petunjuk Teknis Program BOS yaitu Peraturan Menteri Pendidikan

Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2013 tentang Petunjuk

Teknis Penggunaan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional

Sekolah Tahun 2014. Dana Bantuan Operasional Sekolah sudah dapat meningkatkan

kualitas pendidikan bagi siswa atau siswi yang tidak mampu sehingga siswa atau

siswi masih dapat menggemban pendidikan atau tidak putus sekolah.

2. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan dalam bab

sebelumnya dapat disimpulkan implementasi Bantuan Operasional Sekolah di

Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen telah berjalan sangat

baik sesuai dengan yang dengan tujuannya.

3. Kendala dalam pengimplementasian Dana Bantuan Operasional Sekolah yaitu

sedikitnya dana sehingga kepala sekolah harus betul-betul meminimalisir kepentingan

7.2 Saran

Secara umum Bantuan Operasional Sekolah bertujuan untuk meringankan beban

masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang

bermutu. Sedangkan secara khusus Program Bantuan Operasional Sekolah bertujuan untuk

membebaskan seluruh siswa miskin dari beban biaya operasional sekolah, baik di di sekolah

negeri maupun swasta. Dengan uraian tersebut dibutuhkan implemator yang menjalankanya

dengan tepat. Agar tidak ada penyalahgunaan dana dan weweanang yang sedang dimilikinya.

Perlunya perawatan atau pemeliharaan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi dari

segi sumber daya fasilitas agar barang atau benda yang berkondisi baik dengan dipelihara

dapat bertahan lebih lam lagi. Dan dapat terus mendukung dan menunjang proses belajar

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, H dan Soerjono. 1999. Metode Penelitian Deskriptif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aphroditta, H. 2012. Panduan Lengkap Orang Tua dan Guru utuk anak Dileksia (KesulitanBelajar). Jogjakarta: Javaliatera.

Effendi, Sofian. 1995.Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES

Idiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Moleong. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Nugroho, Riant Tilaar. 2008. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rahman, Bujang. 2009. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Subarsono,AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Tangklilisan, Hessel Nogi S.2003.implementasi Kebijakan Publik. yogyakarta: YPAPI.

Wahab, Solihin Abdul. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: UMM press.

Winarno Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

Sumber Perundang – Undangan

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) Tentang Pendidikan.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 101 Tahun 2013

Tentang Petunjuk Teknis Pengguppnaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan

Sumber Internet :

id.m.wikipedia.org/wiki/anak_berkebutuhan_khusus diakses pada tanggal 15 Desember 2014

Dokumen terkait