BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
2. Analisis Indeks Daya Beda Aitem Subtes AN
Daya beda aitem adalah kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek yang mempunyai kemampuan tinggi dengan subjek yang mempunyai kemampuan rendah (Azwar, 2005).
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan korelasi aitem total dengan formula point biserial untuk mengestimasi besarnya indeks daya beda aitem yang dimiliki subtes AN pada IST. Formula koefisien korelasi poin biserial digunakan untuk aitem-aitem berkategori dikotomi sebagaimana subtes AN pada IST, dimana jawaban benar diberi angka 1 dan jawaban salah diberi angka 0. Berikut adalah formula point biserial:
Keterangan:
rpb = Korelasi poin biserial
Mi = Mean skor X dari seluruh subjek yang mendapat angka 1 pada variabel dikotomi i
Mx = Mean skor dari seluruh subjek Sx = Standard deviasi skor X
p = Proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada variabel dikotomi
Indeks daya beda aitem yang ideal adalah yang sebesar mungkin mendekati 1. Semakin besar indeks daya beda aitem (semakin mendekati 1) berarti aitem tersebut semakin mampu membedakan antara mereka yang memiliki kemampuan dan yang tidak. Semakin kecil indeks daya beda aitem (semakin mendekati 0) berarti semakin tidak jelaslah fungsi aitem bersangkutan dalam membedakan mana subjek yang menguasai kemampuan tertentu dan mana subjek yang tidak tahu apa-apa (Azwar, 2005).
Evaluasi nilai indeks daya beda aitem subtes AN pada IST didasarkan pada panduan Ebel (dalam Crocker & Algina, 2005) sebagaimana yang dijelaskan pada Tabel 2. Setiap aitem yang memiliki indeks d lebih besar daripada 0,40 dapat langsung dianggap sebagai aitem yang berdaya beda baik, aitem yang memiliki indeks d kurang dari 0,20 dapat langsung dibuang, sedangkan aitem lainnya dapat ditelaah lebih lanjut untuk direvisi.
Proses analisis indeks daya beda aitem sama dengan yang dilakukan pada indeks kesukaran aitem. Estimasi indeks daya beda aitem subtes AN pada IST akan dibantu dengan program iteman versi 3.0.
3. Efektifitas Distraktor
Terdapat hanya satu jawaban benar untuk masing-masing aitem dalam suatu tes tipe objektif. Efektifitas distraktor dapat diketahui dengan menghitung frekuensi dari setiap pilihan jawaban yang dipilih oleh kelompok yang dikenai tes (Murphy & Davidshofer, 2003). Subtes AN merupakan tipe objektif, maka dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana efektifitas distraktor yang dimiliki setiap aitem subtes AN pada IST.
Efektifitas distraktor dilihat dari dua kriteria, yaitu 1) distraktor dipilih oleh subjek dari kelompok rendah, dan 2) permilih distraktor tersebar relatif proporsional pada masing-masing distraktor yang ada (Azwar, 2005).
Efektifitas distraktor-distraktor yang ada pada suatu aitem dianalisis dari distribusi jawaban terhadap aitem yang bersangkutan pada setiap pilihan yang disediakan. Efektifitas distraktor diperiksa untuk melihat apakah semua distraktor atau semua pilihan jawaban yang bukan kunci telah berfungsi sebagaimana mestinya. Apakah distraktor-distraktor tersebut telah dipilih oleh lebih banyak atau semua subjek kelompok rendah sedangkan subjek dari kelompok tinggi hanya sedikit atau tidak ada yang memilihnya (Azwar, 2005).
Efektifitas distraktor masing-masing aitem yang terdapat dalam subtes AN akan dianalisis dengan menggunakan bantuan program Iteman versi 3.0 dan untuk melihat sebaran jawabannya baik pada kelompok rendah maupun kelompok tinggi akan dilihat dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Pemisahan antara kelompok tinggi dan rendah dilakukan dengan mengambil sejumlah 27% dari seluruh jumlah kelompok tinggi dan 27% dari seluruh jumlah kelompok rendah
(Azwar, 2005). Proses pemisahan ini dilakukan dengan bantuan Microsof Excel. Setelah membagi kelompok tinggi dan rendah kemudian analisis efektifitas distraktor dianalisis melalui frekuensi sebaran jawaban yang diketahui dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
4. Analisis Reliabilitas IST subtes AN
Pengujian reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan alat ukur yang erat kaitannya dengan eror pengukuran (Azwar, 2005). Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal berdasarkan metode sekali penyajian dan diestimasi dengan formula Kuder-Richardson 20 (KR-20). KR-20 dapat dikenakan pada data skor dikotomi dari tes yang seolah-olah dibagi- bagi menjadi belahan sebanyak aitemnya. Formula ini dapat digunakan jika aitem dikotomi, jumlah aitem sedikit dan membelahan tes sebanyak jumlah aitem. Berikut formula KR-20:
KR-20
Keterangan:
= Banyaknya aitem dalam tes = Varians skor tes
p = Proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu aitem, yaitu banyaknya subjek yang mendapat angka 1 dibagi oleh banyaknya seluruh subjek yang menjawab aitem tersebut
Murphy dan Davidshofer (2003) menyatakan bahwa reliabilitas yang tinggi diperlukan untuk tes yang digunakan untuk membuat keputusan akhir untuk
menetapkan seseorang pada kategori tertentu, sehingga tes yang digunakan untuk seleksi masuk kerja termasuk IST harus memiliki reliabilitas yang tinggi.
Berdasarkan tingkat reliabilitas berdasarkan jenis tes Psikologi, IST merupakan salah satu jenis tes intelegensi dan nilai reliabilitas yang harus dimiliki oleh tes intelegensi adalah sebesar 0.9 (Murphy dan Davidshofer, 2003). Hal ini juga didukung oleh Azwar (2005) yang menyatakan bahwa koefisien reliabilitas haruslah setinggi mungkin, biasanya suatu koefisien reliabilitas di sekitar 0,900 dapat dianggap memuaskan. Estimasi reliabilitas subtes AN pada IST dibantu dengan program analisis program iteman versi 3.0.
5. Analisis Validitas Konstrak IST subtes AN
Validitas konstrak subtes AN dilihat dengan menggunakan matriks berdasarkan pendekatan multitrait-multimethode dimana skor subjek pada subtes AN dikorelasi dengan masing-masing skor subjek tersebut pada subtes IST lainnya, yaitu: Satzergaenzung (SE), Wortauswahl (WA), Gemeinsamkeiten (GE),
Rechenaufgaben (RA), Zahlenreinhen (ZR), Figurenauswahl (FA),
Wuerfelaufgaben (WU) dan Merkaufgaben (ME).
Sebelum mengkorelasikan subtes AN dengan 8 subtes IST lainnya, terlebih dahulu skor subjek untuk masing-masing subtes ditransformasikan kedalam bentuk Z-skor (bilangan baku). Hal ini dilakukan karena salah satu subtes IST yaitu GE memiliki cara penilaian berbeda dengan subtes lainnya. Dimana 8 subtes pada IST diskoring dengan nilai 0 dan 1, sementara GE diberi nilai mulai dari 0, 1 dan 2, sehingga terjadi perbedaan metrik antara skor GE dengan skor
subtes lainnya. Penyetaraan metrik dilakukan dengan mentransformasi skor subjek kedalam bentuk Z-skor karena bentuk ini tidak mengubah distribusi nilai pada data. Untuk nilai Z-skor masing-masing subtes dapat dilihat pada lampiran III.
Subtes AN akan diestimasi dengan pendekatan koefisien pearson product moment dengan bantuan SPSS for Windows versi 16.0, untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara variasi dua distribusi skor dalam hal ini antara distribusi skor subtes AN yang akan dikorelasikan dengan masing-masing distribusi skor subtes lain pada IST. Koefisien yang dihasilkan dari analisis ini merupakan koefisien validitas subtes AN, dan dari koefisien validitas antara subtes AN dengan 8 subtes IST lainnya akan terlihat bagaimana validitas konvergen dan diskriminannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis karakteristik Psikometri yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori tes klasik. Pada bab hasil dan pembahasan ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil analisis terhadap masing-masing karakteristik Psikometri subtes Analogien (AN) pada Intelligenz Struktur Test (IST) dimulai dari indeks kesukaran aitem, indeks daya beda aitem, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas tes. Proses analisis ini dilakukan dengan bantuan program
iteman versi 3.0 dan SPSS versi 16. Selanjutnya hasil penelitian yang didapat akan dibahas berdasarkan teori-teori yang ada pada tinjauan pustaka.
A. Hasil Analisis Aitem Subtes AN
Hasil estimasi terhadap karakteristik Psikometri aitem-aitem subtes AN pada IST akan dianalisis secara terpisah, yaitu indeks kesukaran aitem (p), indeks daya beda aitem (d) dan efektifitas distraktor yang diperoleh dengan menggunakan bantuan program iteman versi 3.0.
1. Analisis Indeks Kesukaran Aitem
Status kesesuaian nilai p serta hasil lengkap analisis kesukaran aitem berdasarkan hasil yang ditunjukkan proram iteman versi 3.0 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Analisis Indeks Kesukaran Aitem Subtes AN
Aitem p % Ket. Status Aitem p % Ket. Status
41 0.826 82.6 Mudah TS 51 0.379 37.9 Sedang TS 42 0.631 63.1 Sedang TS 52 0.135 13.5 Sulit S 43 0.738 73.8 Mudah TS 53 0.130 13 Sulit S 44 0.700 70 Sedang TS 54 0.333 33.3 Sedang TS 45 0.623 62.3 Sedang TS 55 0.169 16.9 Sulit S 46 0.601 60.1 Sedang TS 56 0.168 16.8 Sulit S 47 0.521 52.1 Sedang TS 57 0.157 15.7 Sulit S 48 0.407 40.7 Sedang TS 58 0.198 19.8 Sulit S 49 0.273 27.3 Sulit S 59 0.132 13.2 Sulit S 50 0.298 29.8 Sulit S 60 0.285 13.2 Sulit S Keterangan:
p = Indeks Kesukaran Aitem
% = Persentase jumlah subjek yang menjawab suatu aitem dengan benar TS = Tidak Sesuai
S = Sesuai
Hasil analisis indeks kesukaran aitem pada Tabel 5 didasarkan pada kategorisasi Allen & Yen (dalam Lababa, 2008) yang menunjukkan bahwa dari 20 aitem subtes AN, 10 aitem berkategori sulit dengan nilai p kecil dari 0,3. Terdapat 8 aitem berkategori sedang dengan nilai p berkisar dari 0,3 sampai 0,7 dan 2 aitem lainnya berkategori mudah dengan nilai p lebih besar dari 0,7.
Berdasarkan hasil tersebut hanya 10 aitem atau 50% saja yang sesuai dengan tujuan IST disusun yaitu untuk tujuan seleksi yang diharapkan aitem- aitem dalam subtes AN berkategori Sulit yaitu memiliki nilai p kecil dari 0,3.
2. Analisis Indeks Daya Beda Aitem
Proses analisis indeks daya beda aitem yang dilakukan terhadap subtes AN pada IST sama dengan proses analisis indeks kesukaran aitem subtes ini. Hasil lengkap analisis indeks daya beda aitem dengan menggunakan bantuan program
iteman versi 3.0dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Analisis Indeks Daya Beda Aitem Subtes AN
Aitem d Keterangan Aitem d Keterangan
41 0.541 Baik 51 0.481 Baik 42 0.372 Lumayan 52 0.406 Baik 43 0.513 Baik 53 0.234 Revisi 44 0.560 Baik 54 0.451 Baik 45 0.584 Baik 55 0.231 Revisi 46 0.529 Baik 56 0.269 Revisi 47 0.608 Baik 57 0.372 Lumayan 48 0.334 Lumayan 58 0.168 Buruk 49 0.247 Revisi 59 0.217 Revisi 50 0.440 Baik 60 0.366 Lumayan
Deskripsi hasil analisis 20 aitem subtes AN berdasarkan nilai indeks daya beda aitem dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Analisis Aitem Berdasarkan Nilai d
d Status Nomor Aitem Jumlah
d , Baik 41,43,44,45,47,50,51,52,54 10 (50%) 0,3 < d , Lumayan 42,48,57,60 4 (20%) , < d , Revisi 49,53,55,56,59 5 (25%) D < 0,2 Buruk 46,58 1 (5%) Jumlah 20 (100%)
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa dari total subtes AN yaitu sebanyak 20 aitem, hanya 10 aitem saja yang dinilai baik. Aitem-aitem tersebut memiliki indeks daya beda di atas 0,40. Selain itu ada 4 aitem yang dinilai lumayan baik dan tidak memerlukan revisi. Aitem-aitem tersebut memiliki nilai indeks daya beda aitem antara 0,3 sampai 0,4. Sebanyak 5 aitem dinilai belum memuaskan dan masih perlu direvisi. Aitem-aitem tersebut memiliki nilai indeks daya beda aitem antara 0,2 sampai 0,3. Sementara, 1 aitem lainnya dinilai buruk karena memiliki nilai indeks daya beda aitem di bawah 0,2.