• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Analisis Inferensial

a. Hubungan Pendekatan Saintifik dan Motivasi Belajar Secara Bersama-Sama dengan Hasil Belajar

Langkah yang ditempuh untuk mengetahui seberapa besar hubungan pendekatan saintifik (X1) dan motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar (Y) adalah dengan melakukan uji regresi ganda, hasil analisis dengan bantuan program SPSS untuk regresi ganda dari variabel-variabel tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Ganda Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y Nilai Koefisien Regresi Ganda (R) Nilai Koefisien Determinasi (R2) Nilai Konstanta a b1 b2 0,766 0,587 19,997 0,351 0,262

Sumber data: Hasil analisis program SPSS versi 20.0 for windows

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan bantuan program SPSS pada Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel X1(pendekatan saintifik) dan X2(motivasi belajar) terhadap variabel Y (hasil belajar) adalah sebesar

0,766, tingkat pengaruhnya termasuk kedalam kategori kuat. Selanjutnya, untuk melihat besar kecilnya sumbangan variabel X1 terhadap Y dapat ditentukan dengan melihat nilai Koefisien Determinan (R2), melalui rumus koefisien determinan: Koefisien Penentu (KP) = r2x 100 % = 0,587 x 100 % = 58,7%. Artinya, pendekatan saintifik dan motivasi belajar memberikan konstribusi terhadap hasil belajar sebesar 58,7 %

Berdasarkan data hasil analisis SPSS pada Tabel 4.9, diperoleh persamaan perhitungan regresinya yaitu:

Ŷ = 19,997 + 0,351X1+ 0,262X2

Konstanta sebesar 19,997 menyatakan bahwa jika tidak ada pendekatan saintifik dan motivasi belajar maka nilai hasil belajar adalah sebesar 19,997. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa, apabila motivasi belajar bernilai konstan dan variabel pendekatan saintifik meningkat 1 poin maka variabel hasil belajar akan meningkat sebesar 0,351. Demikian pula apabila variabel pendekatan saintifik bernilai konstan dan variabel motivasi belajar meningkat 1 poin maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,262. Berdasarkan persamaan di atas, dapat diketahui bahwa pendekatan saintik dan motivasi belajar memiliki hubungan yang positif dengan hasil belajar.

Langkah selanjutnya, untuk membuktikan hipotesis “ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama pendekatan saintifik dan motivasi belajar dengan hasil belajar” dapat di lakukan dengan membandingkan nilai probabilitas Sig. FChange yang diperoleh dari hasil analisis SPSS dengan nilai probabilitas α = 0,05. Kaidah keputusannya yaitu, jika nilai probabilitas α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig. F Change atau (0,05 ≤ Sig. FChange) maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Begitu pula sebaliknya, jika nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig. F Change atau (0,05 ≥ Sig. F Change) maka H0ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Selain melalui cara membandingkan nilai probabilitas Sig. F Change dengan probabilitas α, uji signifikansi regresi ganda juga dapat ditempuh melalui cara membandingkan nilai Fhitungdengan Ftabel. Kaidah keputusannya yakni, jika Fhitung > F tabel maka signifikan, begitu pula sebaliknya, jika F hitung < F tabel maka tidak signifikan. Hasil analisis regresi ganda untuk uji signifikansi (Uji F) dapat di lihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil analisis Uji Signifikansi Regresi Ganda

Fhitung Ftabel Sig. FChange Sig. α Kesimpulan

96,065 3,06 0,000 0,05 Pengaruh signifikan

Sumber data: Hasil analisis program SPSS versi 20.0 for windows

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS pada Tabel 4.8, diperoleh nilai Sig. F Change sebesar 0,000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas α = 0,05, ternyata nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig. FChange atau (0,05 > 0,000) maka H0ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Selain itu, dari nilai Fhitung yang diperoleh, dapat diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (96,065 > 3,06), hal ini pun membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Jadi, terbukti bahwa pendekatan saintifik

dan motivasi belajar secara bersama-sama memiliki hubungan signifikan dengan hasil belajar. Hasil output uji regresi dan uji signifikansi regresi ganda dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for windows dapat di lihat pada Lampiran 14, halaman 120.

b. Hubungan Pendekatan Saintifik dengan Hasil Belajar

Langkah yang ditempuh untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari pendekatan saintifik (X1) dengan hasil belajar (Y) adalah dengan melakukan uji regresi linier sederhana, hasil analisis melalui bantuan program SPSS untuk regresi kedua variabel tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil analisis Regresi Variabel X1terhadap Y

Nilai Koefisien Regresi (r) Nilai Koefisien Determinasi (R2) Nilai Konstanta Nilai α Sig. a b 0,646 0,418 29,889 0,582 0,05 0,000

Sumber data: Hasil analisis program SPSS versi 20.0 for windows

Berdasarkan data hasil analisis SPSS pada Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel X1 (pendekatan saintifik) terhadap variabel Y (hasil belajar) adalah sebesar 0,646, tingkat pengaruhnya termasuk kategori kuat. Selanjutnya, untuk melihat besar kecilnya sumbangan variabel X1 terhadap Y dapat ditentukan dengan melihat nilai Koefisien Determinan (R2), melalui rumus koefisien determinan: Koefisien Penentu (KP) = r2x 100 % = 0,418 x 100 % = 41,8%. Artinya, pendekatan saintifik memberikan konstribusi terhadap hasil belajar sebesar 41,8 %.

Berdasarkan data hasil analisis SPSS pada Tabel 4.7, diperoleh persamaan perhitungan regresinya yaitu:

Ŷ = 29,889 + 0,582X1

Konstanta sebesar 29,889 menyatakan bahwa jika tidak ada pendekatan saintifik maka nilai hasil belajar adalah sebesar 29,889. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 poin nilai pendekatan saintifik (X1) maka nilai hasil belajar (Y) akan meningkat sebesar 0,582. Selain itu, berdasarkan persamaan di atas, dapat diketahui bahwa pendekatan saintifik memiliki hubungan yang positif terhadap hasil belajar siswa.

Langkah untuk membuktikan hipotesis “terdapat hubungan yang signifikan pendekatan saintifik dengan hasil belajar siswa” dapat di lakukan dengan membandingkan nilai probabilitas Sig. yang diperoleh dari hasil analisis SPSS dengan nilai probabilitas α = 0,05. Kaidah keputusannya yaitu, jika nilai probabilitas α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig. atau (0,05 ≤ Sig.) maka H0diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Begitu pula sebaliknya, jika nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig. atau (0,05 ≥ Sig.) maka H0ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS pada Tabel 4.7, diperoleh nilai probabilitas Sig. sebesar 0,000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas α = 0,05, ternyata nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig. atau (0,05 > 0,000) maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Jadi, terbukti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendekatan

saintifik dengan hasil belajar siswa. Hasil output regresi X1 terhadap Y melalui bantuan program SPSS dapat di lihat pada Lampiran 12, halaman 115.

c. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

Langkah yang ditempuh untuk mengetahui seberapa besar hubungan motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar (Y) adalah dengan melakukan uji regresi linier sederhana, hasil analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS untuk regresi kedua variabel tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil analisis Regresi Variabel X2terhadap Y Nilai Koefisien Regresi (r) Nilai Koefisien Determinasi (R2) Nilai Konstanta Nilai α Sig. a b 0,691 0,478 35,260 0,373 0,05 0,000

Sumber data: Hasil analisis program SPSS versi 20.0 for windows

Berdasarkan data hasil analisis SPSS pada Tabel 4.10, dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel X2 (motivasi belajar) terhadap variabel Y (hasil belajar) adalah sebesar 0.691, tingkat pengaruhnya termasuk dalam kategori kuat. Selanjutnya, untuk melihat besar kecilnya sumbangan variabel X1 terhadap Y dapat ditentukan dengan melihat nilai Koefisien Determinan (R2), melalui rumus koefisien determinan: Koefisien Penentu (KP) = r2x 100 % = 0,478 x 100 % = 47,8%. Artinya, motivasi belajar memberikan konstribusi terhadap hasil belajar sebesar 47,8 %.

Berdasarkan data hasil analisis SPSS pada Tabel 4.10, diperoleh persamaan perhitungan regresinya yaitu:

Ŷ = 35,260 + 0,373X2

Konstanta sebesar 35,260 menyatakan bahwa jika tidak ada motivasi belajar maka nilai hasil belajar adalah sebesar 35,260. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 poin nilai motivasi belajar (X2) maka nilai hasil belajar (Y) akan meningkat sebesar 0,373. Selain itu, berdasarkan persamaan di atas, dapat diketahui bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar.

Langkah selanjutnya, untuk membuktikan hipotesis “terdapat hubungan yang signifikan motivasi belajar dengan hasil belajar” dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas Sig. yang diperoleh dari hasil analisis SPSS dengan nilai probabilitas α = 0,05. Kaidah keputusannya yaitu, jika nilai probabilitas α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig. atau (0,05 ≤ Sig.) maka H0diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Begitu pula sebaliknya, jika nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig. atau (0,05 ≥ Sig.) maka H0ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS pada Tabel 4.8, diperoleh nilai probabilitas Sig. sebesar 0,000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas α = 0,05, ternyata nilai probabilitas α = 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig. (0,05 > 0,000) maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Jadi, terbukti bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Hasil output regresi X2 terhadap Y melalui bantuan program SPSS dapat di lihat pada Lampiran 14, halaman 118.

B. Pembahasan

Dokumen terkait