• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

8. Kategori Variabel Komitmen Organisasi

3.5.4 Analisis Inferensial

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SEM (structural equation model). SEM (structural equation model) adalah suatu teknik stastistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstrak laten dan indikatornya, konstrak laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM merupakan keluarga statistik multivariate dependent, SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung (Hair et al, 1995) dikutip dalam (Yamin dan Kurniawan, 2009:3).

SEM yang berbasis component atau variance merupakan alternatif covariance dengan pendekatan component based dengan PLS yang bertujuan sebagai prediksi. Variabel laten didefinisikan sebagai jumlah dari indikatornya. Dikemukakan oleh Wold (1985) dalam Ghozali (2008) PLS merupakan metode analisis yang powerfull, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Data juga tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama), sampel tidak harus besar. PLS selain dapat mengkonfirmasi teori, juga untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten sehingga dalam rangka penelitian berbasis prediksi PLS lebih cocok untuk menganalisis data.

PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan formatif. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh SEM yang berbasis kovarian karena akan menjadi unidentified model. Terdapat 2 model yang harus dianalisis dalam PLS, yaitu:

63

1. Menilai outer model atau measurement model

Tahap pertama dalam smartPLS adalah menilai outer model yaitu proses interaksi indikator dan variabel laten diperlakukan sebagai deviasi (penyimpangan) dari nilai mean (rata-rata) dengan tujuan melihat hubungan antara indikator dengan konstruknya.

Discriminant validity dan composite reliability. Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/componen score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70 dengan konstruk yang diukur. Penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0.50 dianggap cukup (Chin, 1998). Discriminant Validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan Cross Loading pengukuran dengan konstruk. Metode lain untuk menilai Discriminant Validity adalah membandingkan nilai Root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Nilai AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai Discriminant Validity yang baik (Fornell Larcker, 1981 dalam Ghozali 2008:25).

Apabila semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan average communalities dalam blok. Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency yang dikembangkan oleh Wert et al. (1979) dalam Ghozali (2008:25).

2. Menilai inner model atau struktural model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, stone-geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji-t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural (Ghozali, 2008:26). Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh substantif.

Model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square predictive relevance untuk model konstruk. Q-square predictive relevance mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square predictive relevance lebih besar dari 0 menunjukan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square predictive relevance kurang dari 0 menunjukan bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali, 2008 :26).

Pengujian hipotesis menggunakan analisis full model structural equation modeling (SEM) dengan smartPLS. Dalam full model struktural equatoin modeling selain mengkonfirmasi teori, juga menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten . Beberapa set hubungan dari analisis jalur semua variabel laten dalam PLS yaitu sebagai berikut:

65

1. Inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten.

2. Outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya.

3. Weight relation dimana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.

Pengambilan keputusan atas penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Melihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya. Nilai weight yang disarankan adalah diatas 0.50 (positif) dan T-stasistic diatas nilai T-tabel untuk p < 0.10; p < 0.50; dan p < 0.01. Indikator yang memiliki nilai dibawah ketentuan tersebut harus didrop dari model dan kemudian dilakukan pengujian ulang.

2. Melihat nilai inner weight dari hubungan antar variabel laten. Nilai weight dari hubungan tersebut harus menunjukan arah positif dengan nilai T-statistic diatas T-tabel untuk p < 0.10; p < 0.50; dan p < 0.01.

3. Hipotesis alternatif (Ha) diterima jika nilai weight dari hubungan antar variabel laten menunjukan arah positif dengn nilai T-stasistic di atas T-tabel untuk p < 0.10; p < 0.50; dan p < 0.01. Sebaliknya, Ha ditolak jika nilai weight dari hubungan antar variabel menunjukan arah negatif dan nilai T-stasistic dibawah nilai T-tabel untuk p < 0.10; p < 0.50; dan p < 0.01.

4. Nilai t-tabel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 1,645 untuk signifikansi p < 0.05. Selanjutnya nilai t-tabel tersebut dijadikan sebagai nilai cut off untuk penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan.

109

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan sebagaimana telah disajikan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penegakan hukum berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada pegawai tetap di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen. Hal tersebut disebabkan karena lemahnya pelaksanaan tugas sehingga tugas yang dikerjakan melebihi waktu yang telah ditentukan.

2. Keadilan organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada pegawai tetap di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen. Hal tersebut disebabkan karena pemberian kompensasi kurang sesuai dengan kriteria yang pegawai inginkan.

3. Kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada pegawai tetap di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kompensasi yang diberikan terhadap pegawai yang melaksanakan tugasnya dengan baik. 4. Keefektifan sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap

kecenderungan kecurangan (fraud) pada pegawai tetap di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen. Hal tersebut disebabkan karena kurang tanggap dalam penerapan wewenang dan tanggung jawab dalam manajemen.

110

5. Kepatuhan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada pegawai tetap di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen. Hal tersebut disebabkan karena kurang tanggap dalam penggunaan sistem akuntansi yang dapat mencatat seluruh informasi operasional instansi.

6. Perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada pegawai tetap di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen. Hal tersebut disebabkan karena adanya tindakan tidak etis bahwa wajar apabila terlambat masuk kantor (instansi) tanpa alasan yang jelas.

7. Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada pegawai tetap di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen. Hal tersebut disebabkan karena kurang pedulinya pegawai dengan nasib organisasi dan nilai-nilai organisasi tersebut.

5.2 Keterbatasan

Sebagaimana penelitian-penelitian yang ada, hasil penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Data yang digunakan dalam analisis berasal dari instrumen yang diisi berdasarkan persepsi responden. Hal tersebut akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Responden penelitian ini hanya terbatas pada sektor pemerintahan di Kabupaten Kebumen, sehingga penelitian lain mungkin akan menunjukkan hasil yang berbeda jika diterapkan pada objek yang lain.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah disebutkan diatas adalah:

1. Diharapkan bagi pegawai di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen untuk lebih meningkatkan pelaksanaan tugas sehingga yang dikerjakan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

2. Diharapkan bagi sektor pemerintahan di Kabupaten Kebumen untuk melakukan sosialisasi kepada pegawai dalam penyusunan pemberian kompensasi supaya sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

3. Diharapkan sektor pemerintahan di Kabupaten Kebumen untuk melakukan sosialisasi dalam mendistribusikan gaji dan kompensasi agar sesuai dengan harapan pegawai.

4. Diharapkan sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen untuk lebih tanggap dalam penerapan wewenang dan tanggung jawab, sehingga pegawai lebih bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas.

5. Diharapkan sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen untuk melakukan sosialisasi kepada pegawai supaya dapat menerapkan penggunaan sistem akuntansi agar dapat mencatat seluruh informasi operasional instansi.

6. Diharapkan kepada seluruh pimpinan instansi untuk lebih tanggap dalam penanganan pelanggaran tata tertib instansi.

112

7. Diharapkan kepada seluruh pegawai di sektor pemerintahan Kabupaten Kebumen untuk lebih peduli dengan nasib organisasi dan nilai-nilai organisasi.

113

Association of Certified Fraud Examiners. 2006. “Report to Nation on Occupational Fraud & Abuse”. The Association of Certified Fraud Examiners, Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2002. “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”. Edisi Keempat. Jakarta: Rineka Cipta.

Arens, J. Elder and Beasley. 2006. “Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. New Jersey”. By Pearson Education, Inc., Upper Saddle River.

Black’s Law Dictionary. 1990. 6th Edition. St. Paul, MN: West Publishing Co. Blogspot.com.Kompensasi.http://allabouttheory.blogspot.com/2010/03/kompensa

si.html. (Sabtu, 04 Agustus 2012 14:03)

Bologna, Jack.1993. “Handbook of Corporate Fraud”. Boston; Butterworth‐ Heinemann.

Chin, W.W, Macolin, B.L dan Newsted, P.R. 1996. “A Partial Least Squares Latent Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Efects: Resut from a Monte Carlo Simulation Study and voice Mail Emotion/Adoption Study”. Proceeding of the Seventeenh International Conference on Information System. 16-18 December. Cleveland. Ohio Colquitt, Jason A. 2001. “On the dimensionality of organizational justice:

aconstruct validation of measure”. Journal of Applied Psychology: 86(3): 386-400.

COSO. 2004. “Enterprise risk management–integrated framework”. Committee of Sponsoring Organizations.

Cressey Donald R.1953. “Others people money, a study in the social psychology of Embezzlement”. Montclair: Patterson Smith.

Christofel, Rendy. 2010. “Moderasi Pengendalian Internal pada Hubungan Pengaruh Keadilan Organisasional terhadap Tingkat Kecurangan (Fraud)”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNDIP

114

Daromes, Fransiskus Eduardus. 2006. “Keadilan Organisasi dan Intensitas Turnover Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia”. Jurnal MAKSI Vol. 6, Hal. 187-202.

Falah, Riski. 2010. “Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern dan Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecurangan Akuntansi Pada Perum Penggadaian Syariah Cabang Majapahit Semarang”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Fitriana, Annisa. 2010. “Pengaruh Pengendalian Internal dan Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Fraud) pada Pura Group Perseroan di Kabupaten Kudus”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Ghozali, Imam. 2001. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

---. 2011. “Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS)”. Edisi 3. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam dan Fuad. 2008. “Structural Equation Modelling Teori, Konsep,

dan Aplikasinya dengan program LISREL 8.80”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Greenberg, J. 1987. “A taxonomy of organizational justice theories”. Academy of Management Review, 1987, 9-22.

IAI. 2001. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta: Salemba Empat. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis”.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Lou, Yung-I dan Ming-Long Wang. 2009. “Fraud Risk Factor of the Fraud Triangle Assessing the Likelihood of Fraudulent Financial Reporting”. Journal of Business & Economics Research – February, 2009 Volume 7, Number 2.

Luthans, F. 2006. “Organizational Behavior”. Ninth Edition. McGraw-Hill Irwin. Boston.

Mangkunegara, Prabu Anwar. 2009. “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan”. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mustafa. 2004. “Pengendalian Intern Dan Pemberantasan Korupsi”. Artikel Warta Pengawasan Vol.XI/NO.1/Januari 2004.

Nurjanah. 2008. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Pada Biro Lingkup Departemen Pertanian)”. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Rae, Kirsty and Nava Subramaniam.2008. “Quality of Internal Control Procedures Antecedents and Moderating Effect on Organisational Justice and Employee Fraud”. Managerial Auditing Journal Vol. 23 No. 2, 2008 pp. 104-124.

Revida, Erika. 2003. “Korupsi di Indonesia: Masalah dan Solusinya”. Sumatera Utara: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Rivai, Veithzal. 2004. “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”. Jakarta: Edisi

Kedua PT Rajagrafindo Persada.

Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. 2008. “Perilaku Organisasi Organizational Behavior”. Jakarta: Salemba Empat.

Roger S. Debreceny, Glen L. Gray. 2009. “Data Mining Journal Entries for Fraud Detection: A Pilot Study”. Shidler College of Business at the University of Hawai.

Rustam. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi Piutang”. Sumatera Utara: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Steers, Richard M. 1985. “Efektifitas Organisasi (Alih bahasa M Yamin)”. Jakarta: Erlangga.

Soepardi. 2010. “Peran BPKP dalam Penanganan Kasus Berindikasi Korupsi Pengadaan Jasa Konsultansi Instansi Pemerintah”. Jakarta: BPKP.

Sulistiyowati, Firma.2007. “Pengaruh Kepuasan Gaji dan Kultur Organisasi Terhadap Persepsi Aparatur Pemerintah Daerah tentang Tindak Korupsi”.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Thoyibatun. 2009. “Analysing the Influence of Internal Control Compliance and Compensation System against Unethical Behavior and Accounting Fraud Tendency (Studies at State University in East Java”. Palembang: Simposium Nasional Akuntansi XII.

116

Trisnaningsih, Sri. 2007. “Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor”. Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X.

Tuanakotta. 2007. “Audit Forensik dan Audit Investigatif”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Valentine et al. 2002. “Ethical context, organizational commitment, and person-organization fit”. Journal of Business Ethics. Vol. 41 No. 4, pp. 349-61. Wexley dan Yuki. 2003. “Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia”.

Ed.Shobaruddin. Jakarta: PT Rineka Cipta

Wikipedia. Pengendalian Internal diunduh dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern. (Senin, 6 Agustus 2012 17:00)

Wilopo. 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi IX.

---. 2008. “Pengaruh Pengendalian Internal Birokrasi Pemerintah dan Pelaku Tidak Etis Birokrasi terhadap Kecurangan Akuntansi Di Pemerintah Persepsi Auditor Badan Pemeriksa Keuangan”. Jurnal Ventura Volume 11 no. 1 April 2008.

Yamin dan Kurniawan. 2009. “Structural Equation Modeling dengan Lisrel – PLS”. Jakarta. Penerbit: Salemba.

117

118 Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen No Variabel Indikator Pertanyaan Nomor

1 Penegakan Hukum (Soetikno 2003) 1. Peraturan organisasi 1

2. Disiplin kerja 2

3. Pelaksanaan tugas 3

4. Tanggung jawab 4

2 Keadilan Organisasional 1. Kompensasi sesuai dengan pekerjaan 5 (Collquit 2001) 2. Kompensasi sesuai dengan kinerja 6

3. Prosedur kompensasi mengekspresikan 7

pandangan dan perasaan

4. Penetapan prosedur kompensasi melibatkan 8

karyawan

5. Prosedur kompensasi diaplikasikan secara 9

konsisten

3 Kesesuaian Kompensasi 1. Kompensasi keuangan 10

(Gibson 1997 dalam 2. Pengakuan perusahaan perusahaan atas 11 Wilopo 2006) keberhasilan dalam melaksanakan

pekerjaan

3. Promosi 12

4. Penyelesaian tugas 13

5. Pencapaian sasaran 14

6. Pengembangan pribadi 15

4 Keefektifan Sistem 1. Lingkungan pengendalian 16

Pengendalian Internal 2. Penaksiran resiko 17

(Mulyadi 2002) 3. Aktivitas pengendalian 18

4. Informasi dan komunikasi 19

5. Pemantauan dan monitoring 20

5. Kepatuhan Pengendalian 1. Kepatuhan dalam lingkungan 21 Internal pengendalian internal

(COSO 2004) 2. Kepatuhan dalam manajemen resiko 22

3. Kepatuhan dalam aktivitas pengendalian 23

4. Kepatuhan dalam informasi dan 24

komunikasi

5. Kepatuhan dalam pemantauan dan 25

monitoring

6 Perilaku Tidak Etis 1. Perilaku manajemen yang 26 (Robinson 1995 dalam menyalahgunakan kedudukan

Wilopo 2006) (abuse position)

2. Perilaku manajemen yang 27

menyalahgunakan sumber daya organisasi

(abuse resource)

3. Perilaku manajemen yang 28

menyalahgunakan kekuasaan

(abuse power)

4. Perilaku manajemen yang tidak berbuat 29

apa-apa (abuse no action)

5. perilaku manajemen yang mengabaikan 30

peraturan (abuse rule)

7 Komitmen Organisasi 1. Bekerja melalui target 31

(Luthans 2006 dalam Nurjanah 2. Membanggakan organisasi kepada orang 32

2008) lain

3. Menerima semua tugas 33

4. Kesamaan nilai 34

5. Bangga menjadi bagian organisasi 35

6. Organisasi merupakan inspirasi 36

7. Gembira memilih bekerja pada organisasi 37

8. Peduli pada nasib perusahaan 38

8 Fraud di sektor Pemerintahan 1. Kecurangan laporan keuangan 39,40,41

(IAI 2001) 2. Penyalahgunaan aset 42,43,44

3. Korupsi 45,46,47

120

Lampiran 2

Dokumen terkait