• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.7 Analisis Instrumen

3.7.2 Analisis Instrumen Tes .1 Analisis Validitas Soal

Arikunto (2012), menjelaskan bahwa validitas butir soal adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi.

26

Rumus korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi biserial, yaitu:

q p S M M r t t p pbis   keterangan:

r = koefisien korelasi biserial

Mp = rata-rata skor siswa yang menjawab benar Mt = rata-rata skor seluruh siswa

St = standar deviasi total

p = proporsi siswa yang menjawab benar q = 1-p

Harga r yang diperoleh dibandingkan dengan r tabel hasil korelasi biserial dengan taraf signifikan 5%. Jika harga r hitung > r table, maka butir soal valid dan untuk hal lainnya maka item soal perlu direvisi (Arikunto, 2012). Berdasarkan hasil uji coba dan analisis yang telah dilakukan, maka validitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda

Indikator Valid Tidak Valid

1. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

1 2

2. Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.

3,4, 5, 6, 8 7

3. Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari.

10, 11, 13, 14, 15 9, 12

4. Merencanakan percobaan untuk mengukur laju bunyi.

16, 17 -

5. Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi.

19, 21 18, 20

6. Menunjukkan bagian-bagian alat indera dan fungsinya.

24, 25 22

7. Menjelaskan proses pendengaran pada manusia.

23 -

Jumlah 18 butir 7 butir

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa jumlah butir soal yang valid sebanyak 17 butir soal dan tidak valid sebanyak 8 butir soal. Persentase butir soal valid sebesar 68% dari 25 soal.

3.7.2.2Reliabilitas Soal secara Keseluruhan

Menurut Arikunto (2012), reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas soal secara keseluruhan menggunakan rumus K-R 20 adalah:

[ ]

keterangan :

r11 = reliabilitas soal secara keseluruhan. S2 = Standar deviasi dari tes

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab dengan salah n = jumlah butir soal.

Harga r11 yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga r tabel dengan =5%. Perhitungan yang menghasilkan rhitung > rtabel maka soal tersebut reliabel. Kriteria reliabel terbagi menjadi lima tingkat yang ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal Interval Koefesien Tingkat Reliabilitas

0,8 ≤ r ≤ 1,0 Sangat Tinggi

0,6 ≤ r < 0,8 Tinggi

0,4 ≤ r < 0,6 Sedang

0,2 ≤ r < 0,4 Rendah

r < 0,2 Sangat Rendah

Hasil analisis uji coba soal didapatkan nilai reliabilitas soal sebesar 0,80 terlampir pada lampiran 11, sehingga instrumen soal reliabel karena rhitung > rtabel

yaitu rtabel sebesar 0,329. Instrumen soal uji coba berdasarkan kriteria reliabilitas pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa soal uji coba mempunyai kriteria reliabilitas sangat tinggi.

28

3.7.2.3Tingkat Kesukaran

Arikunto (2012), menyatakan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Di dalam istilah evaluasi, tingkat kesukaran ini diberi symbol P, singkatan dari kata “Proporsi”.

Rumus yang digunakan untuk mencari P adalah:

JS B P

keterangan:

P = Tingkat kesukaran.

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul. JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes.

Menurut ketentuan yang sering diikuti, tingkat kesukaran sering diklasifikasikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Taraf Kesukaran

Indeks P Kriteria

0,00 - 0,30 Sukar

0,30 - 0,70 Sedang

0,70 - 1,00 Mudah

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran sedang (Arikunto, 2012).

Hasil perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Taraf Kesukaran Soal Uji Coba

Indikator Sukar Sedang Mudah

1. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

- - 1, 2

2. Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.

3, 5, 6, 7 4, 8 -

3. Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari.

- 9, 10, 11, 12, 13 14, 15

4. Merencanakan percobaan untuk mengukur laju bunyi.

- 16, 17 -

5. Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi.

- 18, 19, 20, 21 -

6. Menunjukkan bagian-bagian alat indera dan fungsinya.

25 22, 24 -

7. Menjelaskan proses pendengaran pada manusia.

- - 23

Jumlah 5 butir 15 butir 5 butir

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa dari 25 jumlah butir soal yang mudah sebanyak 5, sedang 15 dan sukar sebanyak 5 butir soal. Ketiga kriteria tersebut dapat digunakan untuk diuji cobakan, namun tidak semua butir soal yang digunakan bergantung hasil perhitungan validitas, reliabilitas, dan daya beda butir soal.

3.7.2.4Daya Beda Butir Soal

Menurut Arikunto (2012), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.

B A B A B A P P J J B B D      keterangan:

D = daya pembeda butir

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P adalah indeks kesukaran)

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Daya Pembeda Kriteria Penilaian

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat baik

Soal yang dapat digunakan yaitu memiliki kriteria cukup, baik, dan sangat saik. Soal yang baik merupakan soal yang mempunyai daya pembeda baik (Arikunto, 2012). Soal dengan kriteria jelek tidak dapat digunakan. Soal bisa direvisi ataupun diganti dengan soal yang lain.

Hasil analisis uji coba soal berdasarkan daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.7.

30

Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal

Indikator Jelek Cukup Baik Sangat Baik

1. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

- 1, 2 - -

2. Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.

6, 7 4 3, 5, 8 -

3. Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari. - 9, 12, 13, 15 10, 11, 14 - 4. Merencanakan percobaan untuk mengukur laju bunyi.

- 17 16 -

5. Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi.

18, 20 19 21 -

6. Menunjukkan bagian-bagian alat indera dan fungsinya.

22 24, 25 - -

7. Menjelaskan proses pendengaran pada manusia.

- 23 - -

Jumlah 5 12 8 0

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa dari 25 butir soal terdapat 5 butir soal yang memperoleh kriteria jelek sehingga dapat disimpulkan bahwa butir soal tersebut tidak dipakai. Kriteria yang lain dapat dipakai sesuai pemenuhan indikator pembelajaran yang dibutuhkan.

3.7.2.5Rekap Hasil Analisis Butir Soal

Setelah mendapatkan data validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda pada soal, didapatkan 17 butir soal yang dapat digunakan dengan kriteria valid serta memiliki daya pembeda lebih dari 0,2 dan sisanya tidak digunakan. Hasil analisis tersebut selanjutnya diambil 15 soal yang telah disesuaikan dengan indikator pembelajaran untuk digunakan sebagai alat evaluasi yang dapat mengukur secara menyeluruh pengetahuan siswa pada tema bunyi dan pendengaran selama proses pembelajaran. Hasil analisis butir soal disajikan pada Tabel 3.8 dengan reabilitas soal sebesar 0,80 dengan kriteria sangat tinggi.

Tabel 3.8 Hasil Analisis Butir Soal Nomor

Butir Soal Validitas

Taraf Kesukaran

Daya

Beda Keterangan

1 Valid Mudah Cukup Dipakai

2 Tidak Valid Mudah Cukup Tidak Dipakai

3 Valid Sukar Baik Dipakai

4 Valid Sedang Cukup Dipakai

5 Valid Sukar Baik Dipakai

6 Valid Sukar Jelek Tidak Dipakai

7 Tidak Valid Sukar Jelek Tidak Dipakai

8 Valid Sedang Baik Dipakai

9 Tidak Valid Sedang Cukup Dipakai

10 Valid Sedang Baik Dipakai

11 Valid Sedang Baik Dipakai

12 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Dipakai

13 Valid Sedang Cukup Tidak Dipakai

14 Valid Mudah Baik Dipakai

15 Valid Mudah Cukup Dipakai

16 Valid Sedang Baik Dipakai

17 Valid Sedang Cukup Dipakai

18 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak Dipakai

19 Valid Sedang Cukup Tidak Dipakai

20 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak Dipakai

21 Valid Sedang Baik Dipakai

22 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak Dipakai

23 Valid Mudah Cukup Dipakai

24 Valid Sedang Cukup Tidak Dipakai

25 Valid Sukar Cukup Dipakai

Dokumen terkait