• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.8 Analisis Instrumen Tes

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan uji coba terlebih dahulu terhadap perangkat soal yang akan digunakan dalam penelitian. Kemudian hasil dari uji coba perangkat soal tersebut dianalisis sebagai berikut:

3.8.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

√{ }{ (Arikunto, 2012: 87)

Keterangan :

: Koefisien korelasi skor butir soal dan skor total. : Banyaknya subjek/siswa

: Jumlah skor tiap butir soal. : Jumlah skor total.

: Jumlah perkalian skor butir dengan skor total. : Jumlah kuadrat skor butir soal.

Hasil perhitungan dikonsultasikan pada Tabel kritis r product moment dengan taraf signifikan Jika maka butir soal tersebut valid. Dalam penelitian ini, jika indikator belum terwakili dalam soal maka peneliti mengganti butir yang tidak valid dengan butir lainnya yang memiliki indikator yang sama. Sedangkan jika indikator sudah terwakili oleh butir lain yang telah valid dalam soal maka peneliti tidak menggunakan atau membuang butir yang tidak valid tersebut.

Nilai untuk N = 30 dan taraf nyata adalah 0.361. Pada analisis tes uji coba ketuntasan materi segiempat 10 butir soal uraian yang diujicobakan diperoleh butir soal nomor 5 tidak valid sedangkan untuk butir soal nomor yang lain valid. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Sedangkan pada analisis tes uji coba kemampuan berpikir kreatif, dari 8 butir soal uraian yang diujicobakan diperoleh semua butir soal valid. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21.

3.8.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen soal bentuk uraian yang skornya bukan hanya 0 atau 1, yaitu:

( ) ( ) dengan

43

Keterangan :

: Reliabilitas instrumen yang dicari : Banyaknya butir soal

: Jumlah peserta : Skor total

: Nomor butir soal

: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : Varians total

(Arikunto, 2012: 122)

Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga product moment. Jika maka butir soal yang diujicobakan reliabel.

Berdasarkan analisis tes uji coba ketuntasan materi segiempat dari 10 soal uraian diperoleh nilai sedangkan , sehingga soal tersebut reliable. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Sedangkan analisis tes uji coba kemampuan berpikir kreatif dari 8 soal uraian diperoleh nilai sedangkan , sehingga soal tersebut reliable. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

3.8.3 Daya Pembeda Item

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi atau kelompok atas (upper group) dengan siswa yang berkemampuan rendah atau kelompok bawah (lower group). Daya beda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Apabila terdapat tanda negatif pada daya beda soal, berarti soal tersebut tidak dapat membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai. Atau dengan kata lain, siswa yang kurang pandai bisa mengerjakan soal, tetapi siswa yang pandai justru tidak bisa mengerjakan soal. Dalam hal ini tidak ada siswa yang bodoh.

-1,00 0,00 1,00 Daya pembeda negatif Daya pembeda rendah Daya pembeda tinggi (positif) Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang pandai saja. Soal yang mempunyai daya pembeda paling besar yaitu 1,00 merupakan soal di mana seluruh keompok atas mampu menjawab soal tersebut dengan benar, dan seluruh kelompok bawah menjawab salah.

Berikut kriteria yang digunakan pada umumnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Kriteria patokan daya pembeda

Daya Pembeda ( D ) Kriteria 0,71 – 1,00

0,41 – 0,70 0,21 – 0,40

Sangat baik (excellent) Baik (good)

Cukup (satistifactory) 0,00 – 0,20 Jelek (poor)

Bertanda negative Jelek Sekali (Arikunto 2012: 226-232).

45

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung besar kecilnya angka indek diskriminasi soal uraian dapat dipergunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: daya pembeda

: rata-rata skor kelompok atas : rata-rata skor kelompok bawah maks : skor maksimal

Butir soal yang digolongkan sebagai soal yang baik dan ideal untuk siswa adalah butir soal yang mempunyai daya pembeda 0,40 sampai dengan 0,70 (Arikunto 2012: 232).

Berdasarkan analisis uji coba ketuntasan materi segiempat dari 10 soal uraian diperoleh butir soal nomor 1, 3, 5, dan 7 kriteria jelek, butir soal nomor 2, 4, 6, 8, dan 10 kriteria cukup, dan butir soal nomor 9 kriteria baik. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14. Sedangkan berdasarkan analisis uji coba kemampuan berpikir kreatif dari 8 soal uraian diperoleh butir soal nomor 6 dan 7 kriteria baik dan butir soal nomor 1,2,3,4,5, dan 8 kriteria cukup. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.

3.8.4 Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Soal yang berkualitas, selain memenuhi validitas dan

reliabilitas, tingkat kesulitan soal tersebut harus memiliki keseimbangan. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedan dan sukar secara proporsional (Sudjana 2005: 135).

Rumus yang digunakan untuk mencari taraf kesukaran soal bentuk uraian:

Cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran item, Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen mengungkapkan dalam Sudijono (2005: 372) sebagai berikut.

Tabel 3.4. Interpretasi terhadap angka indek kesukaran Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30 Terlalu Sukar 0,30 – 0,70 Cukup (Sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu Mudah

Berdasarkan analisis uji coba ketuntasan materi segiempat dari 10 soal uraian diperoleh butir soal nomor 7, 9, dan 10 tergolong soal sedang sedangkan butir soal nomor lainnya tergolong soal mudah. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. Sedangkan analisis uji coba kemampuan berpikir kreatif dari 8 soal uraian diperoleh butir soal nomor 1, 4, 5 tergolong soal mudah, dan butir soal nomor lainnya tergolong sedang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24.

47

Dokumen terkait